Saat We Yan kembali, dia melihat kalau keduanya tampak sudah saling dekat meski tampak masih agak canggung. Sehingga melihat hal itu We Yan merasa lega apalagi melihat anaknya juga bersama sehingga meyakinkan We Yan kalau hubungan mereka sudah membaik. Saat mereka sedang makan, We Yan menceritakan masalah pangeran kedua yang akan di eksekusi besok. Tian Sen yang mendengar hal itu sedikit mengerutkan keningnya seolah ada yang salah. Dari cerita We Yan, jelas kalau pangeran kedua seolah sadar tapi dia tetap bersikeras tidak mau untuk mengakui perbuatannya. Dari itu saja cukup menunjukan kalau pangeran kedua memang sangat membenci keluarga kerajaan tapi untuk alasan apa dia membencinya? We Yan menjelaskan lagi kalau sebenarnya pangeran kedua itu sangat ingin menjadi raja tapi baik kakak ataupun adiknya jauh lebih baik dari dia. Sehingga perhatian sang raja fokus kepada pangeran pertama meski tidak terlalu jelas tapi sebagai teman dan saudara sesumpah, We Yan yakin kalau pangeran kedua ak
Yah.. kamu berpikir kalau keluarga Xu kita tidak sebanding dengan empat sekte bukan? Sebenarnya bukan begitu selama ini, yah.. begini!” Ayah Xu Lia menjelaskan kalau sebenarnya keluarga Xu dan empat sekte itu sebanding tapi keluarga mereka lebih sering merendah serta jarang menerima orang luar sebagai murid atau anak adopsi. Karena itulah banyak yang bilang kalau mereka takut dengan empat sekte super untuk bergerak, tapi hanya ke empat sekte yang sadar kalau keluarga kuno seperti keluarga Xu jauh lebih dalam dibandingkan mereka. Beberapa kali mereka pernah berusaha untuk memasukan keluarga ke dalam wilayah mereka tentu saja keluarga melawan yang berakhir sekte-sekte itu tidak berani lagi setelah melihat sedikit dari kekuatan kita. Tapi, perang seratus kerajaan sebenarnya juga sudah lama terjadi alasannya terjadi karena semua kekuatan di pulau utama ingin mencari jenius untuk kekuatan mereka. Tentu sebenarnya dulu alasan ini tidak di pakai, tempat terjadinya perang seratus kerajaan a
Pada besoknya tepat pagi menjelang siang, pangeran kedua dan para pengkhianat yang masih hidup di bawah ke atas tempat hukuman akan berlangsung. Di atas lagi sang raja menatap semua penghianat dengan dingin, beberapa di antara mereka tampak ketakutan saat melihat sang raja. Bahkan ada yang ingin meminta ampun untuk hidup mereka, hanya saja semua rakyat tidak peduli dan melempar mereka dengan hinaan serta cacian kebencian. Tentu saja sang raja juga tidak memiliki kepedulian dengan mereka yang berani mengkhianatinya, setelah semua yang dia lakukan kepada bangsawan ini tapi malah pengkhianatan yang dia dapat. Matanya tertuju pada pangeran kedua yang entah kenapa kali ini dia merasa anaknya terlihat sangat aneh. Matanya tidak lagi seperti dulu, itu berwarna merah dan lagi ada kegelisahan yang tidak dapat dia sembunyikan dalam hatinya saat melihat pangeran kedua tersebut. “Raja, apa kamu merasakannya juga?” Tanya We Yan yang sudah hadir di samping sang raja, saat sebelum pangeran di bawa
“Kau, benar-benar tahu bagaimana menghentikan ku? Hahaha, ternyata begitu aku benar-benar telah salah menilai mu Tian Sen! Tapi pada akhirnya dunia ini sangat kejam, apa menurutmu jika kamu tidak mati di tanganku kamu bisa selamat di tangan orang lain?” Pangeran kedua sekarang benar-benar tidak punya kekuatan untuk melawan tapi bukan berarti dia merasa kalah. Di matanya dunia ini hanyalah kepalsuan yang akan berakhir bagi manusia, semua yang ada di dunia bagaikan selembar kertas kosong bahkan jika kertas itu tidak di tulis sekalipun akan tetap akan hancur. Dan di balik cahaya akan selalu ada kegelapan di dalam hati manusia, kenapa Tian Sen begitu munafik dengan keinginannya? Terlalu percaya diri dengan dirinya? Pada akhirnya akan mati mengikutinya juga.“Kamu benar, masih banyak orang yang jauh lebih baik daripada aku di dunia ini. Bukankah menjadi yang terbaik dan memiliki impian adalah hal wajar dari manusia? Aku akan berjalan di jalanku sendiri, tanpa harus mengikuti jalan sepertim
Raja Chu sangat kaget melihat kalau ternyata pangeran kedua bukan anak kandungnya, hal ini benar-benar sangat aneh padahal dia sendiri melihat istrinya melahirkan pangeran kedua dulu. Tapi sekarang di depan matanya bukti nyata sudah ada membuatnya tidak dapat menyangkalnya, We Yan menghela nafas saat melihat raja Chu terlihat bingung entah raja merasa istrinya telah berbohong entah dirinya yang ditipu oleh seseorang disini. Jadi setelah semua selesai raja Chu memutuskan untuk menyelidiki masalah pangeran kedua yang ternyata bukan anak dari raja Chu. Tentu saja itu bukan urusan Tian Sen tapi raja Chu menariknya ke dalam masalah tersebut yang membuat Tian Sen dipaksa bekerja di hari berikutnya.“Haaa, jadi kenapa aku di bawa juga ayah?” Tanya TIan Sen pada sang ayah yang tampak sibuk memilah semua informasi dari orang-orangnya. Ayahnya tidak mengatakan apapun dan hanya tersenyum tidak berdaya kepada anaknya, raja ingin Tian Sen ikut tentu karena berharap pemuda ini dapat belajar dari We
BOOOOOMMM…“Gerakan kakimu terlalu lambat! Jangan terlalu fokus dengan kekuatan serangan pada ujung tombakmu,” teriak Ayah Xu Lia dengan keras melatih Tian Sen di dalam hutan monster. Kali ini sudah beberapa hari berlalu dan dia sengaja membawa Tian Sen masuk ke dalam hutan untuk bertarung mengajari langsung bagaimana cara memakai tombak. Tentu saja meski ekspresinya sangat keras dan tidak bersahabat tapi di dalam hatinya dia sudah sangat puas dengan murid seperti Tian Sen. Dengan Tian Sen yang berfokus pada tombak, dia sangat yakin masa depan cucu angkatnya akan jauh lebih tinggi daripada dirinya dalam hal tombak.Tian Sen yang mendengar setiap ucapan Ayah Xu Lia dengan serius mengubah setiap gaya yang salah tersebut. Sambil merasakan niat tombak seperti yang dikatakan oleh Ayah Xu Lia padanya, jelas kalau Tian Sen merasa puas dengan kekuatan yang saat ini ia dapatkan. Apalagi Tian Sen merasakan kalau setiap harinya berlatih tombak, membuatnya paham esensi dari setiap gerakan yang di
“Hm? Itu mudah selama kamu mengikuti kata kakek, sekarang duduklah kakek akan melihat dulu pondasimu!” Jawab kakek itu membiarkan Tian Sen duduk agar dia bisa memeriksa tubuh Tian Sen. Dengan posisi Tian Sen duduk, kakek tersebut mulai memeriksa setiap tubuh Tian Sen dengan hati-hati serta pelan-pelan agar tidak ada yang ketinggalan. Karena jika sampai dia hanya asal menebak saja akan berbahaya nanti saat memberikan saran pada Tian Sen. Hanya setelah satu jam baru dia selesai memeriksa tubuh Tian Sen yang juga ekspresinya benar-benar terkejut bukan main saat melihat sendiri kalau pondasi Tian Sen benar-benar sangat kokoh. Tampaknya cucu ini tidak sadar kalau sudah memperkuat pondasinya sendiri selama ini, tapi ada sesuatu hal lain yang membuatnya lebih kaget itu adalah sesuatu yang sedikit mirip dengan cucu perempuannya. Sesuatu yang jarang dimiliki atau bahkan langka di dunia ini, Bahkan jika ada orang-orang itu harus memilih salah satu di antaranya agar dapat fokus jika mereka memi
Di hari-hari biasa, Tian Sen dan kakeknya berlatih di dalam hutan seperti biasanya tentu meski Xu Lia tidak senang dia tetap membiarkan mereka keluar. Bahkan kali ini keduanya kembali setelah dua bulan berakhir yang membuat Xu Lia cemberut bahkan setelah dibujuk oleh We Yan untuk memaafkan. Sebaliknya We Biyao tampak terus berlatih, meski sebanding dengan ranah tempered body tapi kekuatan master tingkat rendah miliknya masih belum matang. Karena itulah dia masih terus mencoba melakukan sesuai buku yang diberikan oleh kakeknya, serta sesekali akan meminta pada Xu Lia untuk dibimbing langsung. Xu Lia sendiri meski disebut jenius muda, tapi dia tidak terlalu mengerti dengan mental energi yang digunakan oleh anaknya. Bahkan dulu saat dia masih muda, orang-orang yang menggunakan kekuatan mental terlalu mudah dikalahkan olehnya. “Jadi ibumu bilang kalau itu lebih rendah daripada mempelajari kultivasi?” Tanya sang kakek yang curiga kalau anaknya mungkin ada kesalahan. Selama ini ahli mental
“Salam paman Zao, salam paman Tu, maaf murid terlambat!” Ucap Tian Sen meminta maaf karena keterlambatan dirinya. Saat melihat Tian Sen meminta maaf, Tu Si dan Zao We tersenyum sambil mengangguk.“Tidak masalah, karena kamu sudah datang mari kita mulai saja acaranya!” Zao We berdiri lalu melambaikan tangannya. Dan arena yang tadi tidak tertutupi tiba-tiba tertutupi oleh formasi besar yang sangat kuat, Tian Sen juga langsung turun dari langit ke arena.BOOOOOMMM…“Saudara Tian, akhirnya kamu datang. Aku pikir kamu tadi tidak akan datang karena latihanmu!” Ucap Wu Yan yang langsung turun saat melihat Tian Sen di arena. “Maaf saudara Wu, aku benar-benar tidak bermaksud terlambat!” Sahut Tian Sen dengan ekspresi tulus meminta maaf. Jelas ekspresi ini benar-benar sangat jarang bahkan sulit terlihat pada Tian Sen selama ini, rasa penghormatan Tian Sen pada Wu Yan benar-benar luar biasa. Tentu hal ini karena apa yang ia rasakan pada penatua sekte, bahkan di saat penatua itu tidak tahu siapa
Tian Sen mendengar ucapan penatua hanya tersenyum, di saat Tian Sen merasa dirinya sudah lama bermeditasi dan tubuhnya agak kaku. Penatua tiba-tiba mengatakan hal penting yang Tian Sen langsung sadar hari apa hari ini. Ekspresi Tian Sen juga berubah, karena memang hari ini adalah hari pertandingan antar murid puncak Devouring. Seharusnya ia tidak terlambat bukan? Tian Sen menghela nafas tanpa daya memikirkan kalau ternyata sudah sepuluh hari berlalu semenjak ia mengasingkan diri. Penatua yang melihat Tian Sen sedikit bermasalah karena mungkin akan terlambat tersenyum lalu menepuk pundaknya.“Jika kamu tidak siap, aku bisa mengundang untukmu selama beberapa hari. Bagaimana?” Tanya penatua menawarkan saran yang bagus tapi juga Tian Sen rasa akan buruk untuk dirinya jika ingin tinggal lama di dalam sekte.“Tidak, aku harus datang. Jika terlambat iya bagaimana lagi? Tidak menerima tantangan orang lain karena alasan benar-benar bukan gayaku penatua.” Melihat Tian Sen yang bersikeras untuk
Ju Jingyi Tiba-tiba terkejut mendengar pertanyaan sang guru, dia mengerti kalau orang yang ditanya oleh gurunya adalah Tian Sen. Pemuda yang menyelamatkannya serta murid sekte super saat benua barat menyerang, pemuda itu benar-benar sangat berbakat. Jika pemuda itu masuk ke dalam sekte mereka, dia yakin dalam beberapa tahun lagi, dia sendiri tidak yakin apakah dapat bersaing dengan pemuda itu. Bakat energi mental serta kultivasinya bukanlah candaan, jika ada orang yang bilang kalau keduanya akan membuat orang bermasalah tapi pada pemuda itu tidak ada masalah yang terjadi. Malah Tian Sen terlihat sangat unggul dibandingkan perwakilan sekte abadi, hanya dengan tahap tengah golden core tingkat rendah, dia dapat bersaing dengan mereka di atasnya. “Penilaian mu benar-benar tinggi yah? Apa kamu jatuh hati padanya karena telah menyelamatkan kamu?” Tanya sang guru dengan suara yang sedikit berbeda daripada sebelumnya. Ju Jingyi menggelengkan kepalanya, dia memang sedikit tertarik tapi tidak
BOOOOOMMM…“Bagus! Adik junior bagus,” Di sekte istana suci, terlihat seorang gadis muda tengah bertarung dengan seorang pria muda. Gadis itu berhasil memberikan pukulan yang cukup melukai pemuda tersebut, sampai pemuda itu langsung terpukul mundur karena pukulannya. Dari luar arena, para penggemar si gadis merasa senang dan Mulai berteriak akan kemenangan dari gadis tersebut. Tetua sekte yang melihat bakat gadis muda, mengangguk puas karena merasa kalau satu lagi murid yang baik telah masuk ke sekte mereka. Gadis itu adalah Ju Ling'er yang berhasil menjadi murid baru terbaik di sekte dan dia juga di angkat langsung oleh master sekte istana suci sebagai murid kedua. Sehingga statusnya sama dengan sang kakak, meskipun berada jauh dari sang kakak yang termasuk murid elit dari sekte. “Saudari junior, aku kalah!” Ucap pemuda itu membungkuk setengah badan dan mengakui kekalahannya. Saat itu, Ju Ling'er juga dengan senyum manisnya memberi hormat sebagai sesama murid yang saling menghormat
“HM? Paling kuat kah?” Mata penatua itu melihat-lihat ke arah empat patung batu itu, tapi dia tidak mengatakan mana yang lebih kuat. Malah dia membiarkan Tian Sen melihat dan menilai sendiri dengan mata serta hatinya, teknik misterius hanya dapat dipelajari dengan mencocokan diri sendiri bersama teknik itu. Selama seseorang merasa itu mampu dia lakukan tanpa memaksakan dirinya, teknik misterius akan perlahan cocok dengan diri si pemilik. Saat Tian Sen mendengar kalau penatua itu memintanya untuk memilih sendiri, Tian Sen sontak langsung bergerak ke patung batu dengan tangan hitam. Meski auranya mendominasi, tapi itu tidak jauh lebih kuat dari teknik tangan dewa petirnya bahkan tangan dewa petirnya jauh lebih kuat. Hanya saja, ia tidak bisa menggunakan teknik itu sekarang karena untuk menggunakannya, Tian Sen harus berada di atas ranah Nascent soul. Jadi ia melupakan ‘tangan dewa kehancuran’ lalu beranjak ke batu yang dimana ada bintang dengan pedang di tengah-tengah. Teknik ‘pedang b
Pria tua dengan tongkat itu penuh senyuman melihat Tian Sen masuk lebih jauh, dia juga mulai melangkah masuk mengikuti langkah Tian Sen. Para murid yang melihat penatua tersebut, ekspresi mereka menjadi sangat hormat, itu karena dia adalah penjaga Paviliun bintang dan statusnya lebih tinggi daripada Zao We maupun Tu Si di sekte Shenlin ini. Beberapa murid yang akan keluar bahkan memberi salam padanya sebagai bentuk rasa hormat, tapi pria tua itu tetap melangkah dengan sangati sambil menunjukan senyumannya kepada para murid. “Huf.. tetua Qin tampaknya tertarik dengan saudara Tian bukan?” Beberapa murid bisa melihat kalau penatua itu tertarik dengan Tian Sen dan mereka bisa memperhatikan ekspresi senang dari penatua itu saat melihat Tian Sen.“Iya, mungkin saja saudara Tian bisa memilih salah satu teknik terbaik itu. Tapi… ini juga pandanganku, tampaknya saudara Tian mungkin bisa menang melawan saudara senior kita!” Yang lain memiliki pikiran mengenai duel antara Tian Sen dengan murid
Tian Sen menatap tajam ke arah Tu Si, jelas kalau paman Tu tidak akang menghalanginya tapi sudah dapat dipastikan kalau ia akan jatuh dalam perang besar hanya untuk memperebutkan seorang wanita. Jika dipikirkan lagi, lebih baik tidak terlibat dengan masalah seperti wanita karena itu tidak akan ada akhirnya, malah hidup akan jadi lebih sulit jika sampai terjerumus ke dalamnya. Apalagi dari kata-kata Tu Si, Ju Jingyi jelas sangat dilindungi oleh istana suci jadi tidak mungkin sembarangan orang dapat mendekatinya. Tentu, Tian Sen tidak perlu ikut campur mengenai hal tersebut, jadi ia ingin melupakannya hanya saja Tu Si langsung membuat Tian Sen merasakan dingin yang mengerikan dari belakangnya. “Nak, meski kamu tidak ingin campur tangan. Tapi saat kamu menolongnya susah tersebar ke semua generasi muda, bahkan mereka sudah menetapkan kamu sebagai musuh abadi mereka!” Ucapan Tu Si membuat Tian Sen benar-benar terdiam tapi ia tidak percaya dengan ucapan paman Tu tersebut. Jadi ia dengan te
“Baiklah, kalau begitu aku juga setuju. Mohon bimbingannya saudara Wu!” Jawab Tian Sen dengan kedua tangan saling memeluk sambil diangkat di depan badan. Melihat Tian Sen setuju, kedua orang tua tersebut tersenyum puas dan mereka sangat senang dengan pilihan Tian Sen tersebut.“Bagus, aku suka dengan keberanian saudara Tian!” Begitu juga Wu Yan yang dengan perasaan puas saat mendengar Tian Sen mau menerima tantangannya. Situ We dan juga dua murid senior lain hanya menggelengkan kepala mereka tidak berdaya, Wu Yan memang murid senior yang paling keras di puncak. Baik dalam peraturan maupun dengan sesuatu yang dia tidak senangi, seperti sekarang, dia tidak ragu menantang orang yang dia tidak senangi jika itu perlu dilakukan. Karena menurutnya, sesuatu yang didapatkan dengan cara cepat termasuk tindakan yang buruk serta tidak punya keadilan bagi yang lain. Zao We tersenyum mendengarnya, lalu dengan tenang mengumumkan semuanya di depan semua murid puncak, “Baiklah, kalian berdua bisa ber
“Kamu tampaknya sangat yakin dengan anak ini bukan? Darimana keyakinan kamu itu?” Tanya pemimpin puncak dengan ekspresi penasaran melihat ke arah Tu Si yang tampak sangat percaya diri dengan bakat Tian Sen. Jelas kalau dia pikir tian Sen sebenarnya tidak mungkin dapat bertarung dengan murid senior yang ada di posisi tiga besar, terlebih ketiga murid itu sudah mempelajari salah satu teknik misterius puncak mereka. Dan mereka sudah mempunyai energi bintang yang jauh lebih kuat daripada TIan Sen yang belum mempelajarinya karena baru saja masuk, tapi Tu Si meyakinkan kalau Tian Sen bisa menang dalam melawan salah satu dari tiga murid senior itu. Karena dia sendiri yang melihat Tian Sen dapat menghadapi anggota benua barat dengan kekuatannya sendiri, meski itu karena bantuan dari Wind Lightning sekalipun tetap saja Tian Sen pasti punya caranya sendiri.“Kalau begitu mari bertaruh dengan pilihanmU!” Pada akhirnya pemimpin puncak setuju dan mulai turun sesaat setelah Tian Sen selesai menjala