Home / Fiksi Remaja / Sleep With My Enemy / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Sleep With My Enemy: Chapter 21 - Chapter 30

99 Chapters

Surat Cinta Untuk Igo

"Guys, yuk kita samperin si Stevan di deket kolam renang!" ajak Alex setelah dering bel istirahat pertama terdengar. "Siaap, kemonlah!" sahut Jacky penuh semangat. Sekalipun dia ketua OSIS, tetapi acara PORDA ini sudah memiliki panitia resmi dari pemda. Sebelumnya dia hanya membantu menyiapkan fasilitas sesuai yang ditugaskan oleh pihak sekolah. Alex bersama genk-nya yang terdiri dari Igo, Kevin, Jacky, dan Mike pun bergegas turun dengan lift lalu langsung menuju ke area kolam renang sekolah. Pertandingan renang antar atlet sekolah di Kota Bandung Barat pun sudah mencapai babak perdelapan final. Nama-nama atlet renang yang lolos verifikasi melaju ke babak semi final pun diumumkan. "Keren juga si Stevan, Cuy. Doi lolos ke semifinal tuh!" komentar Kevin saat mendengarkan pengumuman panitia PORDA. "Hmm ... kita tungguin dia sendirian deh baru seret ke tempat sepi!" ujar Igo yang sebenarnya punya masalah
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Rencana Honeymoon Bersama Cindy

"Ma, sini bentar!" panggil Pak Hartono sore itu di kamar tidur. Nyonya Wina yang baru saja mandi pun segera mengenakan pakaian rumahan yang sopan dan nampak elegan sesuai usianya. Dia tak pernah memakai daster usang yang akan membuat suaminya malas melihatnya di rumah.  Setelah Nyonya Wina duduk di tepi ranjang, Pak Hartono pun tersenyum memandangi istrinya lalu berkata, "Mama tambah cantik deh. Aku punya kado spesial buat kamu, Sayang." Pria matang itu membuka laci nakas lalu mengambil sebuah kotak perhiasan berlapis kain beludru warna merah, "coba buka ini, Ma. Kamu suka nggak?" Mama Ciara pun membuka kotak perhiasan persegi itu dan terperangah takjub. Sebentuk kalung emas bertabur berlian berkilau di situ, liontinnya berbentuk bunga Peony yang cantik terbuat dari permata batu mirah delima asli. "Wah, Pa ... indah banget kalungnya. Ehh ... tapi untuk apa hadiah semahal ini buat Mama?" tanya Nyonya Wina tak nyaman
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Cemburu Tanda Cinta

"Bilang aja, lo mau ngomong apa? Gue dengerin!" Ciara bersedekap membalas tatapan Igo dengan dagu runcingnya yang dinaikkan. Namun, Igo malah tertawa pelan melihat istrinya nampak ingin mengamuk menantang dirinya. "Okay. Jadi lo cemburu nih gara-gara gue dapet surat cinta dari salah satu cewek di kelas?" balasnya ringan. "Menurut lo?!" tukas Ciara kesal. Igo pun segera meraih lengan Ciara hingga gadis itu tak siap dan terjatuh ke pelukannya. "Menurut gue, cemburu tuh tanda cinta. Boleh-boleh aja kalo mau cemburu, tapi suami lo jangan diamukin dan dijutekin melulu dong. Gue demennya cuma sama bini gue yang satu ini kok, bukan cewek lain!" jawab pemuda itu sabar. Mendengar penjelasan Igo, hati Ciara pun luluh seperti es batu dingin terkena hawa hangat yang membuatnya meleleh. "Sori ya, Go. Tadi gue emosi, habisnya gue capek tanding basket seharian, lo malah asik ditembak cewek lain!" balas Ciara yang r
last updateLast Updated : 2024-11-26
Read more

Kolab Masak Bareng Besan

"Oke, Ma. Papa berangkat dulu ya ke bandara. Nitip Alex sama Cia di Bandung. Sesekali mampirlah ke rumah besan kita dari pada bengong sendiri di rumah!" pamit Pak Hartono yang berdiri di teras depan rumah sementara sopir pribadinya memasukkan koper ke bagasi belakang mobil. Nyonya Wina tak mencemaskan dirinya maupun anak-anak mereka, dia justru kuatir suaminya tergoda oleh sekretaris kantor yang masih muda. Cindy Alana itu penampilannya seksi dan bodinya proporsional bak model majalah dewasa. Wajahnya juga tidak seperti wanita alim. "Pa, jangan berduaan sama Cindy ya kalau sudah sampai di Guangzhou. Mama tolong ditelepon sering-sering kalau ada waktu senggang di sana. Biasalah kaum ibu kalau suami pergi dengan lawan jenis bawaannya ketar-ketir gitu!" pesan Nyonya Wina.  Dalam hatinya Pak Hartono tertawa, istrinya tak tahu kalau Cindy sudah menikah siri dua bulan lalu bersamanya di luar kota. Wali nikah Cindy hanya p
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Gara-gara Ciuman Brutal

"Igo Cayank, gue bukan cuma kesambet kunti, tapi kalo lo kagak jawab jujur pertanyaan gue. Lo bakal liat gue jadi jelmaan Mak Lampir!" ancam Ciara seraya mendorong tubuh suaminya hingga jatuh terlentang di atas kasur.  Tentu saja pemuda itu bengong. Dia tak paham ada angin apa sehingga istrinya yang biasa pemalu malahan jadi agresif. "L—lo jangan bikin gue serem dong, Cia!" omelnya terbata-bata. Namun, Ciara malah menindih Igo masih dengan seragam lengkap. "Jawab yang jujur! Maksud pikiran lo tadi di dapur apaan? Di TPU Pandu, papa gue bareng sama wanita yang mana selain mama gue?!" desak Ciara dengan tatapan keras kepala. Igo menghembuskan napas lelah. Ternyata pikirannya tak sengaja terbaca oleh Ciara tadi di dapur. "Lo nggak usah berprasangka buruk dulu deh ke papa lo. Kali aja itu hanya pelayat pemakaman Kakek Gito!" kelit pemuda itu tak ingin memperkeruh suasana. "Bohong. Ada bagusnya
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Mereguk Kenikmatan Sesaat

"Wah, kota Guangzhou indah banget ya, Mas!" Cindy yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota terpadat ketiga di Tiongkok itu terkagum-kagum melihat bangunan-bangunan megah yang mereka lewati dari balik kaca jendela taksi. "Iya, Cintaku. Itu namanya Menara Kanton yang tinggi menjulang dengan lampu warna-warni. Sebentar lagi kita akan menaiki jembatan Haizhu. Jalan-jalannya mulai besok pagi aja ya? Mas pengin langsung ke hotel dulu buat istirahat!" ujar Pak Hartono yang usianya sudah tak muda lagi. Sayang, napsunya masih terlalu bergelora dengan daun muda. Cindy yang memang sudah paham apa yang diinginkan oleh suami sirinya itu tersenyum semanis madu lalu berbisik, "Nanti di kamar hotel biar aku yang layani Mas sampai puas ya!" "Kamu memang istri idaman, Cin!" puji Pak Hartono disertai kekehan mesum. Taksi bercat kuning itu pun berhenti di depan pintu lobi sebuah hotel berbintang lima yang berlok
last updateLast Updated : 2024-11-27
Read more

Kabur-kaburan Dikejar Bini

"Lho, Bang Alex ngapain ikut maksi di mari?" tanya Ciara sambil menempatkan bokongnya di kursi makan yang ditarik oleh Igo.  "Suka-suka gue dunk! Kok elo yang repot sih, Mak!" sahut Alex cuek melanjutkan makan siangnya dengan menggunakan tangan langsung. Memang Nasi Padang merupakan menu yang lebih nikmat dimakan tanpa menggunakan sendok dan garpu. "Habitat Bang Alex masalahnya bukan di sini!" timpal Ciara mencebik kesal. Nyonya Chintami pun melerai kakak beradik yang sedang adu gladiator tersebut, "Mama Wina dan Alex khusus hari ini memang menginap di sini atas request Mama kok, Cia. Dari pada mama kamu kesepian di rumah sendiri 'kan mendingan di sini ada teman ngobrolnya!" "Ohh gitu, Ma. Oke deh!" tukas Ciara sembari mengambilkan lauk pauk yang diinginkan Igo. Ternyata mereka berdua kompak pecinta rendang daging sapi dan perkedel kentang, lengkap bersama sayur nangka dan daun singkong plus sam
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Kedatangan Murid Pindahan Baru

"Maaf lho, Pak Sujatmiko, kalau Jasmine masuk di waktu yang kurang tepat. Kebetulan hanya sekolah Bapak yang bersedia menerima murid di tengah semester seperti saat ini!" ujar Nyonya Brenda Budiman di ruang kepala sekolah SMA Teruna Negeri. Pria berkaca mata kotak bening dengan model rambut disisir rapi ke belakang dengan pomade itu tersenyum tipis lalu menjawab, "Tidak masalah. Jasmine Leova Budiman ya, nama lengkap putri Anda, Bu Brenda?"  "Benar, Pak. Mohon bimbingannya!" sahut Nyonya Brenda simpatik. Sementara gadis cantik berambut sebahu lurus hitam legam itu terdiam tanpa berbicara sepatah kata pun dengan sikap duduk yang sopan sekalipun nampak tegang. "Baiklah, sekarang Jasmine ikut Bapak ke ruang kelas baru kamu ya. Permisi, Bu Brenda!" pamit Pak Sujatmiko sembari bangkit dari kursi kerjanya. Dia melangkah keluar meninggalkan kantor kepala sekolah menuju lift untuk turun ke lantai satu. 
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Terbawa Emosi

"Lagu ini gue persembahkan buat seorang gadis istimewa yang baru-baru ini hadir dalam hidup gue tanpa terduga. Selamat menikmati penampilan dari gue, Rodrigo Gunadharma Sutedja, IPA-12-A. Three ... two ... one!" ujar Igo yang duduk di tengah panggung setinggi dua meter dengan stand by mic dan gitar listrik model akustik. Suara petikan merdu gitar seakan-akan membius para penonton di depan panggung. Cuaca kota Bandung Barat yang sedikit mendung menambah syahdu suasana.  "Waktu pertama kali kulihat dirimu hadir, rasa hati ini inginkan dirimu. Hati tenang mendengar suara indah menyapa geloranya hati ini tak ku sangka. Rasa ini tak tertahan, hati ini selalu untukmu. Terimalah lagu ini dari orang biasa. Tapi cintaku padamu luar biasa. Aku tak punya bunga, aku tak punya harta. Yang kupunya hanyalah hati yang setia tulus padamu!" Diam-diam Igo sengaja menatap wajah Ciara sambil menyanyikan lagu 'Cinta Luar Biasa' dari Andmesh Kamaleng yang beg
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bisik-bisik Tetangga

"Pa, besok acara tujuh hari selamatan meninggalnya mendiang ayah kamu lho. Pulang dari RRC kapan?" tanya Nyonya Wina di telepon internasional. Memang tarifnya mahal jadi mereka tak bisa berlama-lama, mama Ciara dan Alex pun berbicara seperlunya.  Pak Hartono yang sedang menemani Cindy berjalan-jalan di Shanghai menikmati keindahan kota metropolitan sambil berbelanja ria merasa terlalu cepat jika harus pulang malam ini juga dengan pesawat. "Ma, maaf ya. Acara kirim doa buat mendiang papa di-handle kamu aja dulu ya. Nanti yang 40 hari baru deh Papa bantu. Urusan di sini masih belum kelar, mohon pengertian Mama!" kilah suaminya itu. "Ckk ... sebenarnya Mama mulai curiga kalau Papa ada main serong sama si Cindy, sekretaris kamu itu! Apa suaminya kagak nyariin kalau pergi ke luar negeri sama pria lain berhari-hari, hmm?" ujar Nyonya Wina dengan nada keras. "Ya ampun, Mama ... jangan nuduh yang nggak-nggak dong. Ini semua
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status