Home / Fiksi Remaja / Sleep With My Enemy / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Sleep With My Enemy: Chapter 11 - Chapter 20

99 Chapters

Kompak

"Aduuh! Pelan dikit dong!" teriak Igo saat wajahnya yang babak belur karena berkelahi dengan Billy tadi diobati Ciara."Tskk ... gue udah pelan, cuma emang ini luka panteslah sakit. Lagian badan lo gede, masa kena alkohol dikit udah merengek!" ejek Ciara dengan puas. 'Hmm ... siapa suruh lo gontok-gontokan di toilet tadi, Igo!' batinnya.Wajah tampan pemuda itu mencebik kesal. Ada lebam dan luka robek kecil di tepi bibir kirinya. "Pokoknya lo jangan sengaja keganjenan sama cowok lain biar gue kagak perlu babak belur begini lagi!" ujar Igo mewanti-wanti."Kayaknya lo salah paham deh, gue kagak ada yang namanya keganjenan. Apa lo tahu kalo tadi gue nolak Billy pas dia nembak gue di lapangan basket istirahat pertama?" balas Ciara. Dia kesal karena dituduh sesuatu yang tidak benar."Bodo amat, gue pengin lo memahami dan menanamkan dalam-dalam ke pikiran lo kalo kita tuh udah merid. Yang berhak atas tubuh lo ... ya gue! Cinta itu kalau sudah disemai, dipupuk, dirawat ... ujung-ujungnya kay
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

Situasi Tak Terduga

"Den Igo, ini seragam sekolah Neng Ciara dan punya Aden. Sudah ya, Mamang pulang dulu!" ujar pelayan di rumah keluarga Sutedja yang khusus mengantarkan baju seragam sekolah untuk dipakai besok pagi. "Makasih ya, Mang Toyib. Maaf bikin Mamang hujan-hujanan. Pulangnya hati-hati ya!" balas Igo sembari menyelipkan lembaran uang kertas biru ke tangan pria berusia tiga puluh lima tahun tersebut, "buat beli rokok sama kopi, Mang!" Dengan wajah berseri-seri, Mang Toyib pun berpamitan kepada tuan mudanya dan mama Ciara. Hujan masih turun begitu deras sehingga mau tak mau, Mang Toyib harus mengenakan kembali mantel plastik agar tak kebasahan pulang ke kediaman keluarga Sutedja. "Ya sudah, kamu kalau mau belajar untuk sekolah besok atau istirahat boleh, Igo. Naik aja bareng Cia ke kamar, jangan sungkan!" ujar Nyonya Wina kepada menantunya lalu melangkah kembali menuju meja makan. Igo pun mengiyakan perkataan ma
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Pesan Terakhir Kakek Gito

"Ayo cepat, Dokter Fandi bilang kondisi Kakek Gito sudah terlalu sulit untuk disembuhkan. Bisa jadi ... malam ini saat terakhir beliau!" ucap Pak Hartono sembari mengayunkan langkah dengan tergesa-gesa menuju ruang perawatan VVIP. Pria tua pendiri perusahaan perabotan rumah tangga bermerek Kartika Buana itu terbaring di ranjang pasien dengan berbagai macam kabel alat medis terhubung ke tubuhnya.  Dokter Fandi yang telah menetapkan kondisi pasien infausta (tak dapat disembuhkan) mengizinkan anggota keluarga untuk berpamitan terakhir kalinya di dalam ruangan tersebut. Beliau mendampingi keluarga Sasmita bersama satu perawat serta seorang paramedis. "Ton, ke marilah. Aku ingin berpesan sesuatu yang penting!" ucap Kakek Gito dengan suara renta bergetarnya. Pak Hartono segera mendekat ke tepi ranjang lalu menggenggam telapak tangan kanan ayahnya yang sedingin es. "Iya, Pa. Aku di sini!" jawabnya deng
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Sarapan Bibir Seksi Tuh Enak Banget!

"Sampai ketemu besok pagi, Igo. Lo berangkat sendiri apa sama Cia?" ujar Alex setelah sobatnya sekaligus adik iparnya membaringkan Ciara di tempat tidur dan akan menutup pintu kamar.Igo melirik ke dalam kamar tempat Ciara terlelap, dia menjawab, "Gue nitip Cia ke lo deh besok buat berangkat ke sekolah. Pasang alarm, jangan sampe telat bangun. Jangan lo bawa bini gue ngebut naik motor, Lex!" "Okay, beres. Gue pasang alarm dobel buat bangun pagi. Night, Bro!" sahut Alex mengetuk ujung alisnya dengan dua jari seperti gestur hormat."Yoii, langsung tidur lo. Jangan maen hape!" tukas Igo sebelum mengunci pintu kamar Ciara dari dalam. Igo berganti kaos karena gerah. Dia meminjam kaos Ciara yang bergambar karakter One Piece. Pemuda itu hanya mengenakan celana boxer untuk tidur seperti biasa di rumahnya sendiri. Kemudian naik ke ranjang bersebelahan dengan Ciara. Wajah gadis yang telah dinikahinya itu terlihat teduh, Igo membelai garis rahang lembut Ciara yang meruncing di dagu lalu memej
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Terpergok Mesra Bersama Igo

"Ma, Pa, kami berangkat dulu ke sekolah ya. Nanti pemakaman Kakek Gito jam berapa dan di mana?" tanya Igo sambil berpamitan kepada mertuanya di meja makan seusai sarapan bersama. "Nanti siang jelang sore jam tiga diberangkatkan dari rumah duka menuju ke TPU Pandu yang di Pamoyanan, Cicendo. Apa kalian sudah pulang sekolah?" balas Pak Hartono dengan raut wajah yang menyiratkan kedukaan. Igo pun mengangguk dan menjawab, "Pelajaran sudah selesai pukul 13.30 kok, Pa. Nanti bisa izin bolos ekskul nggak masalah karena ada acara keluarga yang lebih penting!" "Oke, nanti kabar-kabari saja jelang acara pelepasan jenasah ke TPU. Sekarang kalian bertiga sekolah dulu, jangan banyak pikiran ya. Terutama Cia, jangan sedih terus, Sayang. Kakek Gito sudah tenang di alam baka!" pesan Pak Hartono lalu menerima salam dari tiga muda-mudi itu satu per satu. Di teras depan rumah keluarga Sasmita, Igo berpisah dengan Ciara
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Ditaksir Atlet Renang

"Kak Stevan! S—sejak kapan ada di sini?" Ciara mendadak panik dan salah tingkah di hadapan kakak senior yang hanya mengenakan kostum renang pria. 'Aduh gawat deh kalau sampai dia lihat Igo cium-cium aku!' cicit gadis itu dalam hatinya. Atlet renang andalan SMA Teruna Negeri itu pun bersedekap memandangi adik kelasnya yang berbakat di bidang olah raga basket. "Sejak lo sama Igo cipok-cipokan sih, gue nggak sengaja mau lewat habis latihan renang. Cuma masa sih gue permisi pas kalian adegan ehemm!" balas Stevan dengan senyum jahil. "Kagak begitu kok, Kak. Pasti kamu salah paham. Please ... jangan cerita ke siapa pun ya, nanti jadi gosip satu sekolah!" Ciara meraih tangan Stevan dengan raut wajah memelas. Stevan pun tertawa renyah dan menjawab, "Kalau gue kagak cerita-cerita, imbalannya apa? Lo beneran pacaran sama Igo kagak sih? Kalo jomblo yuk udah deh, sama gue aja, mau 'kan?"  "Yaa nggak b
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Perselingkuhan Papa Ciara

"Sepertinya acara pemakaman sudah dimulai, Cia!" ujar Igo sembari memarkir sepeda motornya di area parkiran pengunjung TPU Pandu.  Ciara segera melompat turun dari boncengan Igo. Dia menunggu hingga pemuda itu berdiri di sampingnya dan merangkul bahunya. "Sepi ya di sini!" tukas Ciara sembari melangkah hati-hati di antara deretan nisan yang ditata dengan rapi. "Kalo rame bukan kuburan namanya, Neng, tapi pasar kaget!" Igo lalu menyuruh Ciara untuk tenang. Mereka sudah mendekati kerumunan peziarah dan keluarga yang berduka. Mama Ciara yang melihat kedatangan muda-mudi itu memberi isyarat agar mereka mendekat ke kerumunan keluarga Sasmita.  Peti Kakek Gito sedang dimasukkan ke liang lahat oleh para petugas makam. Doa-doa dipanjatkan hingga lubang menganga di tanah merah itu tertutup seluruhnya lalu prosesi tabur bunga di atas pusara.  Air mata Ciara luruh bak air huj
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Cintaku Cenat Cenut

Suara dengungan hair dryer terdengar di dalam kamar Ciara. Sementara gadis berambut panjang hitam kecoklatan itu duduk manis di seberang cermin rias miliknya. Sang suami yang ganteng sedang sibuk mengeringkan rambut setengah basah itu. "Ehm ... gue mau ngomong penting sama lo!" ujar Igo sembari melirik ke cermin. "Ngomong aja, kenapa sih? Kayak serius gitu!" tukas Ciara. Dia membalas tatapan Igo yang menurutnya berbeda, lebih lembut ketika bersama dengannya. Igo menyelesaikan kegiatannya terlebih dahulu karena dia tak ingin berteriak-teriak mengalahkan bunyi dengungan alat pengering rambut itu. Setelah rambut Ciara kering dan terlihat mengembang cantik, Igo pun mematikan hair dryer dan menyimpannya kembali ke tempat semula. Kemudian Igo berlutut di hadapan Ciara, dia berkata, "Lo jangan mau nurutin keinginan si Stevan. Biar gue yang nemuin dia besok sendirian!" "Ckk ... lo buka-b
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Baby, I Love You!

Dinginnya AC kamar membuat Ciara bergidik, tubuhnya sudah polos di atas ranjang. Ternyata Igo selain jago mengutak-atik mesin kendaraan juga begitu ahli melucuti pakaian istrinya. Isapan di pucuk merah kecoklatan milik Ciara membuat napas gadis itu terengah-engah. Jemarinya terbenam di antara lebatnya rambut di kepala Igo. "Uungg ... aakh, Igoo!" desah Ciara dengan mata berkabut hasrat. Dia sudah tak malu lagi berpenampilan apa adanya tanpa balutan sehelai kain pun di hadapan suaminya. Justru Igo yang masih full berpakaian, dia sengaja membuat benteng pertahanan sementara menikmati kemolekan raga Ciara tanpa penghalang apa pun. Bercak-bercak merah, tanda kepemilikan mutlak atas diri Ciara terpampang jelas di kulit sekujur tubuh gadis itu. "Cia, lo manis dan memabukkan kayak red wine," puji Igo seraya memagut bibir bengkak istrinya. Tatapan berkabut hasrat dari Ciara membuatnya tersenyum puas. "Biniku paling cakep, nggak
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Pertikaian Di Balik Pertandingan PORDA

"Lex, gue mau ngomong bentar!" panggil Igo sebelum mereka memasuki ruangan kelas IPA 12-A. Dengan kening terkerut Alex mengikuti sobatnya menuju ke sudut lorong lantai empat. Mereka pun berbicara pelan-pelan agar tidak terdengar murid lain.  "Gini, gue ada bad news tentang adek lo!" buka Igo serius. "Apaan tuh? Buruan bilang ke gue, Go. Ngapain lo pake spoiler beginian!" sahut Alex tak sabar. Sekalipun dia dan Ciara sering saling bully, tetapi mereka menyayangi satu sama lain sebagai saudara kandung. Igo pun meneruskan, "Lo kenal Stevan, atlet renang IPS 12-B 'kan?"  "Yoii, anak blasteran Thai itu tho?" Alex makin tak sabar. "Bener, dia. Jadi kemarin gue sama Cia kepergok kissing di area sekolah. Si Stevan maksa Cia buat jadi pacarnya atau ... mau dicipok sama dia. Dasar setan!" Igo meluapkan kekesalannya. "Mampos lo! Lagian apa
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status