Home / Young Adult / Sleep With My Enemy / Pertikaian Di Balik Pertandingan PORDA

Share

Pertikaian Di Balik Pertandingan PORDA

last update Last Updated: 2024-11-25 20:00:00

"Lex, gue mau ngomong bentar!" panggil Igo sebelum mereka memasuki ruangan kelas IPA 12-A.

Dengan kening terkerut Alex mengikuti sobatnya menuju ke sudut lorong lantai empat. Mereka pun berbicara pelan-pelan agar tidak terdengar murid lain. 

"Gini, gue ada bad news tentang adek lo!" buka Igo serius.

"Apaan tuh? Buruan bilang ke gue, Go. Ngapain lo pake spoiler beginian!" sahut Alex tak sabar. Sekalipun dia dan Ciara sering saling bully, tetapi mereka menyayangi satu sama lain sebagai saudara kandung.

Igo pun meneruskan, "Lo kenal Stevan, atlet renang IPS 12-B 'kan?" 

"Yoii, anak blasteran Thai itu tho?" Alex makin tak sabar.

"Bener, dia. Jadi kemarin gue sama Cia kepergok kissing di area sekolah. Si Stevan maksa Cia buat jadi pacarnya atau ... mau dicipok sama dia. Dasar setan!" Igo meluapkan kekesalannya.

"Mampos lo! Lagian apa

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (50)
goodnovel comment avatar
Izbell Tok
Billy jga minta di timpuk ini
goodnovel comment avatar
Muktie Prilly
elahh Billy" udh d tolak pake ngaku" pacarnya cia sadar diri Wehh... lagian tuh cia nga bakal mau Nerima kalian kalian deh soalnya kan cia udh jadi milik aa igo cayangku...
goodnovel comment avatar
Abrina Aghnia
keren sih team cia yang menang, selamat cia, billy gk ada jeranya main ngaku cia pacarnya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sleep With My Enemy   Surat Cinta Untuk Igo

    "Guys, yuk kita samperin si Stevan di deket kolam renang!" ajak Alex setelah dering bel istirahat pertama terdengar."Siaap, kemonlah!" sahut Jacky penuh semangat. Sekalipun dia ketua OSIS, tetapi acara PORDA ini sudah memiliki panitia resmi dari pemda. Sebelumnya dia hanya membantu menyiapkan fasilitas sesuai yang ditugaskan oleh pihak sekolah.Alex bersama genk-nya yang terdiri dari Igo, Kevin, Jacky, dan Mike pun bergegas turun dengan lift lalu langsung menuju ke area kolam renang sekolah. Pertandingan renang antar atlet sekolah di Kota Bandung Barat pun sudah mencapai babak perdelapan final. Nama-nama atlet renang yang lolos verifikasi melaju ke babak semi final pun diumumkan."Keren juga si Stevan, Cuy. Doi lolos ke semifinal tuh!" komentar Kevin saat mendengarkan pengumuman panitia PORDA."Hmm ... kita tungguin dia sendirian deh baru seret ke tempat sepi!" ujar Igo yang sebenarnya punya masalah

    Last Updated : 2024-11-26
  • Sleep With My Enemy   Rencana Honeymoon Bersama Cindy

    "Ma, sini bentar!" panggil Pak Hartono sore itu di kamar tidur.Nyonya Wina yang baru saja mandi pun segera mengenakan pakaian rumahan yang sopan dan nampak elegan sesuai usianya. Dia tak pernah memakai daster usang yang akan membuat suaminya malas melihatnya di rumah.Setelah Nyonya Wina duduk di tepi ranjang, Pak Hartono pun tersenyum memandangi istrinya lalu berkata, "Mama tambah cantik deh. Aku punya kado spesial buat kamu, Sayang." Pria matang itu membuka laci nakas lalu mengambil sebuah kotak perhiasan berlapis kain beludru warna merah, "coba buka ini, Ma. Kamu suka nggak?"Mama Ciara pun membuka kotak perhiasan persegi itu dan terperangah takjub. Sebentuk kalung emas bertabur berlian berkilau di situ, liontinnya berbentuk bunga Peony yang cantik terbuat dari permata batu mirah delima asli. "Wah, Pa ... indah banget kalungnya. Ehh ... tapi untuk apa hadiah semahal ini buat Mama?" tanya Nyonya Wina tak nyaman

    Last Updated : 2024-11-26
  • Sleep With My Enemy   Cemburu Tanda Cinta

    "Bilang aja, lo mau ngomong apa? Gue dengerin!" Ciara bersedekap membalas tatapan Igo dengan dagu runcingnya yang dinaikkan.Namun, Igo malah tertawa pelan melihat istrinya nampak ingin mengamuk menantang dirinya. "Okay. Jadi lo cemburu nih gara-gara gue dapet surat cinta dari salah satu cewek di kelas?" balasnya ringan."Menurut lo?!" tukas Ciara kesal.Igo pun segera meraih lengan Ciara hingga gadis itu tak siap dan terjatuh ke pelukannya. "Menurut gue, cemburu tuh tanda cinta. Boleh-boleh aja kalo mau cemburu, tapi suami lo jangan diamukin dan dijutekin melulu dong. Gue demennya cuma sama bini gue yang satu ini kok, bukan cewek lain!" jawab pemuda itu sabar.Mendengar penjelasan Igo, hati Ciara pun luluh seperti es batu dingin terkena hawa hangat yang membuatnya meleleh. "Sori ya, Go. Tadi gue emosi, habisnya gue capek tanding basket seharian, lo malah asik ditembak cewek lain!" balas Ciara yang r

    Last Updated : 2024-11-26
  • Sleep With My Enemy   Kolab Masak Bareng Besan

    "Oke, Ma. Papa berangkat dulu ya ke bandara. Nitip Alex sama Cia di Bandung. Sesekali mampirlah ke rumah besan kita dari pada bengong sendiri di rumah!" pamit Pak Hartono yang berdiri di teras depan rumah sementara sopir pribadinya memasukkan koper ke bagasi belakang mobil.Nyonya Wina tak mencemaskan dirinya maupun anak-anak mereka, dia justru kuatir suaminya tergoda oleh sekretaris kantor yang masih muda. Cindy Alana itu penampilannya seksi dan bodinya proporsional bak model majalah dewasa. Wajahnya juga tidak seperti wanita alim."Pa, jangan berduaan sama Cindy ya kalau sudah sampai di Guangzhou. Mama tolong ditelepon sering-sering kalau ada waktu senggang di sana. Biasalah kaum ibu kalau suami pergi dengan lawan jenis bawaannya ketar-ketir gitu!" pesan Nyonya Wina.Dalam hatinya Pak Hartono tertawa, istrinya tak tahu kalau Cindy sudah menikah siri dua bulan lalu bersamanya di luar kota. Wali nikah Cindy hanya p

    Last Updated : 2024-11-27
  • Sleep With My Enemy   Gara-gara Ciuman Brutal

    "Igo Cayank, gue bukan cuma kesambet kunti, tapi kalo lo kagak jawab jujur pertanyaan gue. Lo bakal liat gue jadi jelmaan Mak Lampir!" ancam Ciara seraya mendorong tubuh suaminya hingga jatuh terlentang di atas kasur.Tentu saja pemuda itu bengong. Dia tak paham ada angin apa sehingga istrinya yang biasa pemalu malahan jadi agresif. "L—lo jangan bikin gue serem dong, Cia!" omelnya terbata-bata.Namun, Ciara malah menindih Igo masih dengan seragam lengkap. "Jawab yang jujur! Maksud pikiran lo tadi di dapur apaan? Di TPU Pandu, papa gue bareng sama wanita yang mana selain mama gue?!" desak Ciara dengan tatapan keras kepala.Igo menghembuskan napas lelah. Ternyata pikirannya tak sengaja terbaca oleh Ciara tadi di dapur. "Lo nggak usah berprasangka buruk dulu deh ke papa lo. Kali aja itu hanya pelayat pemakaman Kakek Gito!" kelit pemuda itu tak ingin memperkeruh suasana."Bohong. Ada bagusnya

    Last Updated : 2024-11-27
  • Sleep With My Enemy   Mereguk Kenikmatan Sesaat

    "Wah, kota Guangzhou indah banget ya, Mas!" Cindy yang baru pertama kali menginjakkan kaki di kota terpadat ketiga di Tiongkok itu terkagum-kagum melihat bangunan-bangunan megah yang mereka lewati dari balik kaca jendela taksi."Iya, Cintaku. Itu namanya Menara Kanton yang tinggi menjulang dengan lampu warna-warni. Sebentar lagi kita akan menaiki jembatan Haizhu. Jalan-jalannya mulai besok pagi aja ya? Mas pengin langsung ke hotel dulu buat istirahat!" ujar Pak Hartono yang usianya sudah tak muda lagi. Sayang, napsunya masih terlalu bergelora dengan daun muda.Cindy yang memang sudah paham apa yang diinginkan oleh suami sirinya itu tersenyum semanis madu lalu berbisik, "Nanti di kamar hotel biar aku yang layani Mas sampai puas ya!""Kamu memang istri idaman, Cin!" puji Pak Hartono disertai kekehan mesum.Taksi bercat kuning itu pun berhenti di depan pintu lobi sebuah hotel berbintang lima yang berlok

    Last Updated : 2024-11-27
  • Sleep With My Enemy   Kabur-kaburan Dikejar Bini

    "Lho, Bang Alex ngapain ikut maksi di mari?" tanya Ciara sambil menempatkan bokongnya di kursi makan yang ditarik oleh Igo."Suka-suka gue dunk! Kok elo yang repot sih, Mak!" sahut Alex cuek melanjutkan makan siangnya dengan menggunakan tangan langsung. Memang Nasi Padang merupakan menu yang lebih nikmat dimakan tanpa menggunakan sendok dan garpu."Habitat Bang Alex masalahnya bukan di sini!" timpal Ciara mencebik kesal.Nyonya Chintami pun melerai kakak beradik yang sedang adu gladiator tersebut, "Mama Wina dan Alex khusus hari ini memang menginap di sini atas request Mama kok, Cia. Dari pada mama kamu kesepian di rumah sendiri 'kan mendingan di sini ada teman ngobrolnya!""Ohh gitu, Ma. Oke deh!" tukas Ciara sembari mengambilkan lauk pauk yang diinginkan Igo. Ternyata mereka berdua kompak pecinta rendang daging sapi dan perkedel kentang, lengkap bersama sayur nangka dan daun singkong plus sam

    Last Updated : 2024-11-28
  • Sleep With My Enemy   Kedatangan Murid Pindahan Baru

    "Maaf lho, Pak Sujatmiko, kalau Jasmine masuk di waktu yang kurang tepat. Kebetulan hanya sekolah Bapak yang bersedia menerima murid di tengah semester seperti saat ini!" ujar Nyonya Brenda Budiman di ruang kepala sekolah SMA Teruna Negeri.Pria berkaca mata kotak bening dengan model rambut disisir rapi ke belakang dengan pomade itu tersenyum tipis lalu menjawab, "Tidak masalah. Jasmine Leova Budiman ya, nama lengkap putri Anda, Bu Brenda?""Benar, Pak. Mohon bimbingannya!" sahut Nyonya Brenda simpatik. Sementara gadis cantik berambut sebahu lurus hitam legam itu terdiam tanpa berbicara sepatah kata pun dengan sikap duduk yang sopan sekalipun nampak tegang."Baiklah, sekarang Jasmine ikut Bapak ke ruang kelas baru kamu ya. Permisi, Bu Brenda!" pamit Pak Sujatmiko sembari bangkit dari kursi kerjanya. Dia melangkah keluar meninggalkan kantor kepala sekolah menuju lift untuk turun ke lantai satu.

    Last Updated : 2024-11-28

Latest chapter

  • Sleep With My Enemy   Dari Benci Menjadi Bucin (THE END)

    "Raymond, kamu di mana, Nak?!" seru Nyonya Wina memanggil putra bungsunya yang berusia tujuh tahun itu karena mereka sekeluarga akan berangkat bersama-sama ke New York pagi ini.Suara derap kaki yang berat dibalut sepatu boots menuruni tangga kayu dari lantai dua kediaman Subrata. "I'm coming, Mom!" jawab Raymond dengan napas terengah-engah.Pak Reynold yang sedang membaca pesan di ponselnya dari Vincent segera bangkit dari sofa ruang tengah. "Yuk kita berangkat sekarang biar nggak ketinggalan pesawat!" ajak pria berusia lebih dari setengah abad tersebut.Cleopatra yang telah beranjak remaja berjalan merangkul bahu adik kandung seayahnya menuju ke mobil. "Wow, aku tak sabar untuk bertemu Cedric dan Beryl!" ujar gadis itu seraya naik ke bangku belakang mobil Alphard putih bersama Raymond.Sementara itu di Amerika, Ciara dan Igo sekeluarga yang kini beranggotakan ayah ibu dengan sepasang putra putri tersebut sudah tiba di Bandara John F. Kennedy. Mereka memenuhi ajakan Vincent untuk men

  • Sleep With My Enemy   Pernikahan Alex dan Lindsey

    "Congrats ya, Lindsey. Gue kagak nyangka lo bakal jadi kakak ipar gue lho. Sabar-sabar sama abang gue yang super rese dan kadang kurang sensitif sama cewek!" ujar Ciara heboh di telepon saluran internasional.Lindsey tertawa cekikikan menanggapi perkataan sobat kentalnya itu. "Udah kena wamil gue tiga tahun pacaran sama abang lo tuh. Mami papi minta nunggu gue wisuda S1 baru kami dibolehin nikah. Penginnya pas merid tuh di undangan sama-sama ada tittle sarjananya di belakang nama kami masing-masing. Bang Alex keren bisa lulus kuliah daring di luar negeri. Gue bangga punya calon suami yang berpendidikan tinggi dan mapan secara finansial di usianya yang masih muda!" puji gadis manis berlesung pipit itu."Kalian serasi dan saling dukung. Salut gue sama lo, Lind! Oya, gue hampir lupa mau say thank you ... gue denger dari Bang Alex, lo yang selama ini nemenin Papa Tono berobat rutin ke rumah sakit sampai sembuh. Asli, gue utang budi banyak sama elo. Malahan gue yang anaknya kagak bisa nger

  • Sleep With My Enemy   Kejutan Tamu Dari Jauh

    Sekitar pukul 06.00 waktu Boston, Ciara mengerang sekuat tenaga dipandu oleh dokter Obsgyn yang bertugas membantu proses persalinannya. "Oeeekk!" Suara nyaring bayi berjenis kelamin laki-laki itu membuat Mama Wina dan Papa Reynold bersama Cleo di lorong depan ruang persalinan terkejut bercampur senang. "Udah lahiran kayaknya si Cia, Mas! Syukur kalau lancar prosesnya," ujar Mama Wina dengan binar bahagia di wajahnya. Cucu pertamanya yang made in Boston itu begitu berkesan karena dia jaga kehamilannya selama sembilan bulan.Dari arah lift nampak Vincent yang berjalan dalam langkah cepat menghampiri orang tuanya. "Gimana Ciara, Ma, Dad?" tanyanya cemas."Baru saja melahirkan tuh. Nah, susternya mau bersihin Baby Cedric sebelum disusui sama Cia!" jawab Mama Wina penuh senyuman. Anak sambungnya itu memang sangat perhatian kepada Ciara seperti adik kandung sendiri.Vincent menunggu semua proses pasca persalinan selesai sampai diizinkan masuk menengok Ciara ke dalam kamar. Dia melihat Igo

  • Sleep With My Enemy   Pecah Ketuban Tengah Malam

    Dari bulan ke bulan kehamilan Ciara semakin menampakkan bentukan perut buncitnya. Dia masih rajin kuliah karena memang pendidikannya dibiayai beasiswa dari kampus. Presensi dalam setiap mata kuliah sangatlah penting untuk penilaian tanggung jawab mahasiswa. Sementara itu Igo sudah memasuki semester akhir di kuliahnya, sibuk menyusun skripsi. Jadwal sidang skripsinya ditentukan minggu ini. Dia tetap menjaga dan mengurusi istrinya yang sedang hamil besar. Seperti sore ini pasangan muda tersebut berjalan-jalan di taman kota yang nampak indah karena sedang musim semi. Tangan Igo menggenggam telapak tangan mungil berjemari lentik itu sembari berjalan menyusuri jalan setapak di antara tanaman bunga serta pepohonan yang daunnya menghijau."Sudah empat musim lengkap gue berada di Boston, Cayank. Rasanya kangen juga sama Bandung. Kenangan kita di hutan anggrek Cikole, perkebunan teh, pemandian air panas, dan juga glamping yang terakhir tuh berkesan banget!" ujar Ciara seraya menoleh menatap

  • Sleep With My Enemy   Bukan Anak Durhaka

    Selama kuliah di kampusnya, Ciara tidak begitu berkonsentrasi dengan pemaparan dosennya. Hasil USG kehamilannya positif. Dia akan menjadi mama di usia 20 tahun. Muda sekali!Ciara takut dia akan mengalami baby blues syndrome dan menjadi tantrum. Kecemasannya yaitu kehamilan serta hadirnya bayi akan mengganggu kuliahnya dan juga kuliah Igo.Sebuah pesan masuk ke HP Ciara. Ternyata Igo sudah memberi kabar bahagia itu ke Mama Wina. "Cia, kamu jaga kehamilan pertama ini dengan hati-hati. Mama dan Papa Rey akan terbang ke Boston besok pagi waktu Indonesia. Sepertinya kami akan menetap di Amerika sampai kamu melahirkan dan bayi kalian bisa makan bubur selain ASI.""Sepertinya Cia memang butuh bantuan Mama. Cia kuatir kehamilan ini akan ngeganggu kuliahku dan Igo juga. Lalu Papa Rey apa bisa meninggalkan pekerjaannya di Indonesia, Ma? Cia nggak pengin ngerepotin semua orang!" ketik Ciara membalas pesan mamanya."Nanti Papa Rey yang bakalan bolak-balik US-Indonesia. Kasihan Bang Alex juga kal

  • Sleep With My Enemy   Morning Sick Pertama Ciara

    Seperti yang dikatakan Igo, barang-barangnya di asrama mahasiswa hanya dua koper besar saja. Tak butuh waktu lama untuk memindahkan itu semua ke apartemen yang akan dihuni oleh mereka berdua.Siang harinya Ciara memasak bahan yang ada di kulkas dapur. Vincent menyediakan beras juga di tempat penyimpanan bahan memasak di sana. Adiknya tak perlu kebingungan membeli bahan memasak untuk sementara.Ciara memang dibawakan bumbu-bumbu rempah instan oleh Mama Wina yang pastinya praktis. Dia memasak rendang daging sapi dan perkedel kentang dengan nasi putih sebagai menu makan siang.Igo yang sudah selesai membongkar koper menemani Ciara memasak di meja dapur sambil mengobrol. Dia penasaran juga seperti apa hasil masakan istri kecilnya yang nampak percaya diri. "Jadwal kuliah kita mungkin sama saat memulai tahun ajaran baru perkuliahan, Cia. Ada baiknya besok kalo lo ke kampus nanya ke senior yang baik butuh apa aja untuk mahasiswa tingkat pertama. Arsitektur pastinya butuh alat menggambar 'ka

  • Sleep With My Enemy   Berganti Suasana Baru Di Boston

    "Cleo, Kakak Cia mau pergi sekolah jauh. Jangan lupain Kakak ya!" Ciara menggendong adik bungsunya yang baru berusia satu tahunan. Matanya berkaca-kaca karena harus meninggalkan bayi lucu yang selama ini menemaninya menjalani LDR dengan Igo.Seolah dia tahu ada sesuatu yang menyedihkan yang membuat mata Ciara berkaca-kaca, Baby Cleo menangis kencang di gendongan kakaknya."Yaelah, Cia. Kok adek lo malah dibikin nangis sih!" omel Igo yang segera mengambil alih adik ipar kecilnya itu. Dia mengajak Baby Cleo berjalan-jalan di taman belakang rumah kediaman Subrata. "Tungguin gue dong, Cayank. Bukan maksud gue mau bikin Cleo nangis. Kali dia tahu gue lagi sedih aja!" kelit Ciara. Aroma tanaman bunga melati yang menenangkan menguar di udara. Sedikit membuat hati Ciara lebih tenang.Igo pun mengerti dengan apa yang dirasakan oleh istrinya. Meninggalkan keluarga untuk menuntut ilmu di luar negeri memang tak mudah. Dia sudah mengalami itu sebelumnya. Hari-hari kangen masakan Indonesia terutam

  • Sleep With My Enemy   Hari-hari Terakhir Penuh Kenangan Di Kota Bandung

    Kenaikan kelas ke tingkat terakhir jenjang SMA telah berhasil dilalui Ciara. Dia membuktikan kepada Igo bahwa dirinya pun cerdas dan bisa berprestasi. Memang pada akhirnya keaktifannya di tim basket sekolah harus dilepas. Ciara lebih memilih main basket biasa bersama teman-temannya saja dibanding menjadi kapten tim basket yang dituntut fokus berlatih di lapangan setiap hari.Igo pun mendukung pilihan Ciara, dia yang menyarankan agar istri kecilnya memilih prioritas untuk mengejar cita-citanya menjadi arsitek. Beberapa brosur elektronik dari perguruan tinggi di kota Cambridge, Massacussets yang mempunyai fakultas arsitektur dikirimkan Igo melalui email.Beberapa kampus yang memberikan beasiswa program sarjana dikirimi lamaran oleh Ciara. Hari-harinya sibuk dengan persiapan ujian kelulusan dan memantau aplikasi lamaran beasiswanya ke beberapa kampus yang sekota dengan Igo.Pak Reynold pun mendukung usaha Ciara. Bahkan, dia mengatakan akan membiayai kuliah putri sambungnya ke Amerika sea

  • Sleep With My Enemy   Suka Duka Kehidupan, Kelahiran Baby Cleo

    "Permisi, Pak Satpam. Saya mau ketemu Mas Hartono!" ujar Cindy yang membawa bungkusan plastik berisi buah segar di depan pintu gerbang."Ohh ... kamu lagi rupanya. Maaf, pesan dari Bapak langsung. Kata beliau kalo lihat Cindy langsung usir, jangan kasih masuk dengan alasan apa pun!" jawab satpam kediaman Sasmita tanpa berkompromi.Wajah Cindy nampak kecewa berat. Pasalnya, dia ingin mencari simpati dari Pak Hartono lagi setelah sempat berselingkuh dengan Devan dan diusir dari rumah megah itu tempo hari. Namun, tanpa barang-barang mewah yang mendukung penampilannya, jelas saja Devan curiga. Zaman sekarang mencari pria yang tulus sulit sekali, kebanyakan hanya modus dan sebagian lainnya melihat apa yang dimiliki sehingga membuat tertarik."Nitip buah apel dan jeruk ini saja deh buat Mas Hartono, Pak. Bilang kalau Cindy yang kirim sendiri!" pesan perempuan itu pada akhirnya sebelum berjalan kaki meninggalkan depan pintu gerbang yang tertutup rapat.Penyesalan mulai muncul di belakang set

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status