Setiap hari, Nara selalu berusaha menjadi istri yang baik untuk Marvin. Mulai dari bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan, hingga mengantar makan siang ke kantor. Namun, meski begitu banyak usaha yang dilakukan, suaminya tetap saja bersikap dingin. Pria itu selalu menghindar, seolah keberadaan Nara tidak ada artinya.Hari ini pun, Nara kembali ke kantor Marvin dengan kotak makan siang di tangan. Dalam hatinya, ia berharap bisa bertemu langsung dengan suaminya, mungkin sekadar mendengar terima kasih dari bibir Marvin. Namun setibanya di resepsionis, ia mendapati kabar yang sama seperti sebelumnya."Mbak, apa tuan Marvin ada? Saya membawakan makan siang untuknya," ucap Nara dengan ramah.Resepsionis tersenyum kaku, sudah terbiasa melihat Nara datang setiap hari. "Maaf, Nona. Tuan Marvin sedang sibuk dan tidak ingin diganggu. Mungkin lain kali."Nara tersenyum tipis, menutupi kekecewaannya. "Tidak apa-apa. Kalau begitu, saya titipkan saja, ya."Saat hendak berbalik, tiba-tiba seorang
Read more