Home / Romansa / Pasangan Gelap Tuan Javier / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Pasangan Gelap Tuan Javier : Chapter 31 - Chapter 40

192 Chapters

Bab 31. Harus bertahan

“Kondisi pasien akan segera membaik. Tekanan darahnya sangat rendah, jadi yang ia butuhkan sekarang adalah istirahat yang cukup,” kata dokter, sebelum meninggalkan ruang perawatan Freya.Viona duduk di tepi tempat tidur, tangannya yang lembut menyentuh kening Freya yang dingin. Dia menoleh pada Javier yang berdiri di sebelahnya, ekspresi cemas tergurat di wajahnya."Apa kita keterlaluan membiarkannya bekerja saat liburan?" tanyanya dengan suara pelan, khawatir rasa bersalah mulai mengusiknya.Javier mengalihkan pandangan sejenak, menahan napas sebelum menjawab. "Ayo keluar, biarkan dia istirahat." Suaranya terdengar datar, tapi di dalam hatinya, dia tahu kalau ini salahnya yang berlebihan sampai Freya jatuh sakit.Sebelum menutup pintu dengan rapat, Javier sempat melirik sekali lagi ke dalam kamar. Freya tampak tenang di atas tempat tidur, namun begitu pintu tertutup rapat, kelopak matanya perlahan terbuka, saat itu juga kepalanya berdenyut merasakan tubuhnya sangat lemas.Tulangnya
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 32. Terasa nyata

Kalimat David menembus keheningan, menciptakan ketegangan di udara antara mereka. Namun, sebelum Javier sempat merespons, Viona muncul dengan langkah cepat, memecah ketidaknyamanan yang menggantung di antara kedua pria itu."Apa Freya sudah sadar?" tanyanya.David menoleh, sedikit mengendurkan ketegangan yang sempat terbangun. "Dia sempat sadar sebentar, tapi kondisinya masih butuh banyak istirahat. Sekarang dia kembali tidur," jawabnya."Sykurlah," gumam Viona lega."Kalau begitu, aku permisi." pamit David, pria itu sempat melirik tajam ke arah Javier sebelum benar-benar berbalik dan pergi.Malam itu, Freya menghabiskan waktunya sendirian di kamar rumah sakit yang sunyi. Setelah berjam-jam perawatan, tubuhnya mulai terasa lebih baik. Kepalanya juga tidak pusing, tapi tubuhnya masih lemas.Perlahan Freya mengangkat tangannya, menyentuh keningnya. Keheningan mendalam melingkupinya, sampai dering ponsel yang tiba-tiba memecah keheningan. Nama Pamela muncul di layar, memaksa Freya menjaw
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 33. Menjadi agresif

Keesokan paginya, tepat pukul sebelas, Freya meninggalkan rumah sakit dengan David di sisinya. Tubuhnya masih terasa lemah, tapi ia lebih memilih menanggung rasa sakit itu ketimbang bermalam lagi di tempat yang terasa begitu dingin.Freya takut mimpi semalam datang lagi."Kondisimu belum sepenuhnya pulih. Kenapa tidak menunggu sampai kau benar-benar sembuh?" tanya David, khawatir.Freya menoleh padanya dan menggeleng pelan. "Aku tidak suka suasana rumah sakit," jawabnya dengan nada datar, berusaha menyembunyikan keresahan dalam hatinya.David mengantarnya hingga ke depan pintu kamar penginapan. "Aku hanya bisa mengantarmu sampai sini. Kalau kau butuh sesuatu, jangan ragu untuk menghubungiku," katanya."Terima kasih, David. Maaf sudah merepotkanmu," ucap Freya sambil tersenyum tipis.Setelah David pergi, Freya menutup pintu dan melemparkan pandangan ke sekeliling kamar. Barang-barang yang sempat ia jatuhkan sebelum pingsan masih tergeletak di sana.Ia membuka kantong plastik yang beris
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 34. Gairah berbahaya

Setiap kali Javier selesai, dia selalu pergi begitu saja, meninggalkan Freya dengan perasaan hampa. Tubuhnya, yang kini hanya menjadi tempat pelampiasan hasrat liar Javier, terasa semakin dingin setelah kepergian pria itu.Freya sadar, sepenuhnya sadar, bahwa dirinya kini hanyalah alat untuk Javier. Meski begitu, ia tahu, jika bukan karena dirinya yang pertama kali memancing perhatian Javier, pria itu mungkin tak akan pernah mendatanginya.Namun, mengapa meskipun ia berhasil membuat Javier datang padanya, rasa sakit yang ia rasakan justru semakin dalam? Setiap sentuhan, setiap ciuman, bukannya mengisi kekosongan dalam hatinya, malah semakin memperparah luka yang tak terlihat.Di sisi lain, setelah selesai bersama Freya, Javier kembali menyusul Viona yang sedang menunggunya dengan wajah sedikit kesal."Javier, kau dari mana? Aku mencarimu sejak tadi," gerutu Viona.Javier tersenyum, berusaha meredakan amarah istrinya. Ia merangkul Viona mesra, seperti seorang suami sempurna."Aku ke ka
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 35. Tekanan batin

Selama sisa waktu liburan yang masih ada, semua berlangsung seperti biasanya. Freya akan pergi dengan David, menikmati kebersamaan mereka yang singkat. Sementara Javier, tentu saja pria itu bersama istrinya.Tertawa bahagia seolah tidak terjadi apapun, sampai akhirnya mereka selesai menikmati waktu dua minggu liburan dengan menyenangkan.Besok, mau tidak mau mereka harus kembali ke Manhattan. "Kau masih tinggal berapa lama lagi di sini?" tanya Freya.David menoleh sekilas, sambil memilih souvenir yang tergantung di depannya. “Aku punya satu bulan liburan selama musim panas. Sebelum kamu datang, aku sudah di sini selama seminggu. Jadi, aku akan pulang seminggu lagi.”Setelah membayar souvenir yang dipilih, David menyerahkannya pada Freya. “Ini hadiah dariku,” katanya ringan.Freya tersenyum tipis saat menerima hadiah itu, sebuah bingkai foto yang dihias cangkang kerang kecil-kecil. "Apa yang akan kamu isi di bingkai ini nanti?" tanya David penasaran."Aku akan mengisinya dengan fotoku,
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 36. Dipaksa keadaan

Liburan telah berakhir, dan kehidupan kembali kerutinitas di kediaman pribadi keluarga Javier. Freya, seperti biasa, melanjutkan tugasnya sebagai pelayan, mengurus segala kebutuhan majikan yang mewah namun selalu sibuk.Saat mereka tiba di rumah, Viona merenggangkan tubuhnya dengan lelah. “Liburan menyenangkan, tapi entah kenapa tubuhku butuh pijatan,” keluhnya. Dia kemudian melirik Javier yang tampak sibuk dengan ponselnya. “Ayo pergi ke spa,” ajaknya ringan.Javier menoleh, lalu kembali melihat layar ponsel. Tampak sibuk berkirim pesan dengan seseorang. “Sebentar, asistenku baru saja mengirimkan pekerjaan yang harus aku selesaikan,” lalu tanpa menoleh, Javier pun menuju ruang kerjanya.Viona mendesah panjang, ia melihat ke arah Freya yang sedang berkemas merapikan barang bawaan mereka. "Padahal libur musim panas masih belum berakhir dan kita baru saja sampai rumah, tapi lihatlah dia, masih saja sibuk dengan pekerjaannya," ucapnya menggerutu.Freya menoleh dengan tenang. “Nyonya, b
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 37. Penghinaan 

Hari masih sangat pagi, bahkan langit pun masih belum terang. Suara lantang Viona langsung menghantam keheningan, membangunkan Freya yang terlelap."Freya!" serunya, nada penuh otoritas.Freya tersentak, langsung bangun dari tempat tidur. "Nyonya," jawabnya terbata, kaget dan cemas.Viona berdiri dengan tangan terlipat, alisnya berkerut tajam. "Kau bekerja di rumah ini sebagai pelayan, tapi lihat dirimu, masih tertidur seperti ini di jam segini. Kamu pikir ini rumahmu?"Dengan kepala tertunduk, Freya hanya bisa meminta maaf, "Maaf, Nyonya."“Jam dua nanti teman-temanku akan datang. Kau harus siapkan makanan untuk mereka di halaman belakang. Pergi ke supermarket sekarang dan beli bahan-bahan yang berkualitas. Jangan sampai pukul dua semuanya belum siap!" perintahnya dengan tajam.Freya mengangguk patuh, lalu Viona pergi meninggalkan ruangan dengan langkah cepat. Freya hanya bisa menarik napas panjang, matanya menatap jam dinding yang menunjukkan pukul enam pagi. Jarang sekali Viona ban
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 38. Harus bertahan

Pukul sembilan malam, Freya akhirnya menyelesaikan pekerjaannya. Tubuhnya terasa begitu lelah, seolah akan roboh kapan saja. Tapi keadaan memaksanya terus bertahan. Rumah besar itu hanya diurus olehnya, setiap sudut dan setiap perintah harus dijalankan dengan sempurna, tanpa istirahat.Pukul sepuluh, Freya merebahkan tubuhnya yang lelah di atas kasur. Sekujur tubuhnya seperti akan hancur, tapi begitu kepalanya menyentuh bantal, ia langsung terlelap dalam hitungan detik.Namun, bahkan dalam mimpi Freya tak bisa menemukan kedamaian. Sesuatu yang asing menyentuh tubuhnya, membuatnya gelisah. Sepasang kelopak matanya terbuka, dan betapa kagetnya ia melihat Javier berdiri sangat dekat di sampingnya."Jav—" Freya mencoba bersuara, tapi bibirnya langsung dibungkam oleh tangan besar Javier. Pria itu menggeleng, memberi isyarat agar Freya diam. Setelah itu, dia melepaskan tangan dari mulutnya."Apa yang kau lakukan di kamarku tengah malam seperti ini?" Freya berbisik, cemas.Javier menyeringa
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 39. Terjebak

Hari demi hari pun berlalu sampai Freya mulai muak dengan pekerjaan yang membuatnya seolah menjadi budak. Kalau bukan karena beban tanggung jawab terhadap kesehatan adiknya, mungkin Freya sudah meninggalkan rumah itu sejak lama.Setelah beberapa bulan tinggal di rumah itu, untuk pertama kalinya Freya memberanikan diri untuk mencoba alat tes kehamilan. Detak jantungnya berdegup kencang, berharap dengan cemas menunggu hasil yang akan terlihat.Namun, setelah beberapa menit berlalu, ia hanya bisa menelan kekecewaan karena alat tersebut masih menunjukkan garis satu."Apa mungkin yang tidak bisa memberikan keturunan adalah Javier?" gumamnya, karena Freya yakin kalau periode bulanan yang ia alami selalu lancar setiap bulan.Pasti ada yang tidak beres, dan Freya curiga kalau Javier lah yang bermasalah. Alat tes tadi Freya buang ke tempat sampah begitu saja, kemudian pergi. Tapi ia kaget karena Viona berdiri di depan pintu kamarnya seperti seseorang yang sedang mengawasinya."Ada yang bisa sa
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

Bab 40. Tekanan dari Pamela

Terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan, detak jantung Freya bergemuruh saat menjadi saksi kegiatan Javier dan istrinya. Tapi setelah itu, mereka akhirnya pergi dan mungkin melanjutkannya ke kamar pribadi.Setelah merasa cukup aman, Freya akhirnya keluar dari persembunyiannya. Ia bergegas menuju halaman belakang, berharap menemukan udara segar untuk mengisi paru-parunya yang terasa kosong setelah terlalu lama menahan napas.Malam itu terasa hangat, dan tanpa berpikir panjang, Freya merebahkan diri di atas rumput. Tangannya terangkat, seolah berusaha meraih salah satu bintang di langit malam yang terlihat tenang, berbeda jauh dengan kekacauan dalam hatinya."Beritahu aku, sampai kapan pekerjaan ini harus aku lakukan?" bisik Freya pada udara kosong di sekitarnya.Matanya sempat terpejam, tapi beberapa detik selanjutnya Freya beranjak duduk. Sekarang sekitar jam sembilan malam, tanpa pikir panjang ia pun masuk ke dalam rumah dan pergi dari rumah itu untuk menenangkan diri sejenak.
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status