Beranda / Romansa / Pasangan Gelap Tuan Javier / Bab 40. Tekanan dari Pamela

Share

Bab 40. Tekanan dari Pamela

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-05 12:17:59

Terjebak dalam situasi yang tidak menyenangkan, detak jantung Freya bergemuruh saat menjadi saksi kegiatan Javier dan istrinya. Tapi setelah itu, mereka akhirnya pergi dan mungkin melanjutkannya ke kamar pribadi.

Setelah merasa cukup aman, Freya akhirnya keluar dari persembunyiannya. Ia bergegas menuju halaman belakang, berharap menemukan udara segar untuk mengisi paru-parunya yang terasa kosong setelah terlalu lama menahan napas.

Malam itu terasa hangat, dan tanpa berpikir panjang, Freya merebahkan diri di atas rumput. Tangannya terangkat, seolah berusaha meraih salah satu bintang di langit malam yang terlihat tenang, berbeda jauh dengan kekacauan dalam hatinya.

"Beritahu aku, sampai kapan pekerjaan ini harus aku lakukan?" bisik Freya pada udara kosong di sekitarnya.

Matanya sempat terpejam, tapi beberapa detik selanjutnya Freya beranjak duduk. Sekarang sekitar jam sembilan malam, tanpa pikir panjang ia pun masuk ke dalam rumah dan pergi dari rumah itu untuk menenangkan diri sejenak.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 41. Penyiksaan batin

    Freya bekerja keras sejak langit belum menunjukkan sinarnya, ia memastikan setiap sudut rumah bersih dan teratur, tak membiarkan celah sedikit pun bagi Viona untuk mengkritiknya seperti sebelumnya. Saat matahari belum sepenuhnya naik, dan Javier serta Viona masih terlelap, Freya sudah menyelesaikan pekerjaannya dan bergegas menyiapkan sarapan.Pukul delapan tepat, Javier turun lebih dulu, menatap Freya sekilas dengan tatapan dingin sebelum menyantap makanannya tanpa sepatah kata pun. Setelah itu, dia menghilang ke ruang gym untuk berolahraga, meninggalkan Freya dalam keheningan.Tidak berselang lama Viona datang, wanita itu kali ini tidak menyapa Freya dengan senyum yang biasanya terpajang di wajahnya. Aura dingin yang memancar dari Viona begitu terasa, dan Freya dapat merasakannya bahkan sebelum kata-kata pertama terucap."Aku ingin belanja hari ini, kau harus menemaniku," ucap Viona, suaranya tegas dan tanpa ruang untuk penolakan."Baik, Nyonya," jawab Freya sambil menundukkan kepal

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-05
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 42. Bencana

    Tidak terasa dua hari berlalu begitu saja, Freya selalu pergi menjenguk David lalu kembali lagi ke rumah Javier melaksanakan tugasnya yang seperti siksaan tanpa henti. Dalam hitungan hari saja, wajah Freya yang awalnya tampak segar dan sehat, kini mulai tampak tirus akibat pekerjaan berat yang ia lakukan nyaris tanpa henti.“Kau sakit?” tanya Pamela dengan suara yang tajam, tatapannya menusuk dari ujung rambut hingga kaki Freya. Sorot matanya penuh penilaian dan tak ada simpati di sana.“Saya hanya kurang istirahat, Nyonya,” jawab Freya lirih, dengan kepala menunduk dalam-dalam. Bagaimana mungkin ia menjelaskan beban yang ia tanggung? Siang dan malam seolah bersatu dalam satu lingkaran tanpa ujung.Pamela melipat tangan di depan perut, wajahnya penuh kekesalan yang terpendam. "Kalau kau terus seperti ini, bagaimana mungkin bisa melakukan tugasmu dengan benar? Aku yakin rumah putraku tidak kekurangan makanan. Kenapa kau tidak makan dengan benar?"Freya cuman bisa diam, perasaannya suda

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 43. Duka

    Ketika kesadarannya sudah mulai pulih, Freya mengerjap beberapa kali. Tapi ketika ia ingat alasannya bisa pingsan, saat itu juga Freya turun dari tempat tidur sampai ia nyaris terjatuh."Freya! Hati-hati," tegur David yang menahan tubuhnya.Freya mendorong David, ia dengan cepat kembali menuju ruangan David dirawat. Tapi adiknya sudah tidak ada, Freya panik dengan wajah ketakutan, tapi saat melihat David masuk ke ruangan itu juga, tanpa aba-aba Freya menarik baju pria itu."Dimana adikku? Dia baik-baik saja, kan?!"David bingung harus mengatakan apa melihat kondisi Freya yang tampak sangat kacau, "Freya, tenangkan dirimu.""DIMANA ADIKKU!" Freya menjerit, nadanya memohon, hampir tak lagi terdengar sebagai suara manusia yang penuh harap."Di ruang jenazah," jawab David pada akhirnya.Dunia Freya runtuh seketika. Tubuhnya lemas, namun entah dari mana, kekuatan emosional memaksanya berlari lagi. Kakinya hampir tergelincir beberapa kali, tapi ia tidak peduli. Matanya berair, nafasnya pende

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-06
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 44. Perpisahan terakhir

    Seperti yang David janjikan, pagi itu mereka berangkat sebelum matahari menyapa cakrawala. Mereka sudah menuju ke sebuah pantai yang jaraknya tidak sebentar dari kota Manhattan, mobil David melaju dari pukul enam pagi hingga pukul sembilan baru mereka tiba di tempat tujuan.Saat David keluar dari kendaraan, Freya juga turun dan berjalan lebih dulu ke arah pantai. Pagi ini tempat tersebut sangat sepi, angin juga terasa lebih tenang ketimbang saat siang hari."Kau akan melepaskannya di sini?" tanya David pelan.Freya yang sempat memejamkan mata, kini menatap lautan luas di hadapannya. Hembusan nafas dalam keluar dari bibirnya lalu ia mengangguk."Sebelum kematiannya, David ingin pergi ke pantai. Semenjak dia sakit, aku memang belum pernah mengajaknya liburan." Kata-kata itu terasa seperti duri yang menghujam dadanya.Air mata mulai berkumpul lagi di pelupuk matanya hingga akhirnya kembali menetes. "Aku pikir masih ada kesempatan, tidak aku sangka kalau kesempatan itu adalah dengan cara

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 45. Rahasia

    Freya tak bisa tinggal lama di kediaman David, dia hanya punya waktu dua hari yang harusnya menjadi waktu istirahat, tapi malah menjadi hari perpisahannya dengan seseorang yang sangat Freya sayangi.Pagi itu, Freya sudah tampak rapi dan segar, namun wajahnya masih menyimpan luka. Meski berusaha tersenyum di depan David, kesedihan dalam dirinya terlalu dalam untuk benar-benar disembunyikan."Terima kasih sudah memberiku tumpangan, sekarang aku harus pergi," ucap Freya.David menoleh, pria itu terlihat sibuk menggunakan dasinya. "Kenapa? Kau bisa tinggal di sini lebih lama."Freya menggeleng, "Aku masih harus bekerja.""Di rumah Javier Bennett?" tebak David yang diangguki oleh Freya."Oh ya, David. Aku titip barang yang semalam kamu berikan padaku, nanti aku akan mengambilnya jika ada waktu," kata Freya."Bukan masalah," jawab David, pria itu sudah selesai memasang dasi lalu segera meraih ponselnya di meja. "Kebetulan aku juga akan berangkat ke kantor, bagaimana kalau aku mengantarmu?"

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 46. Viona yang memulai

    Hari-hari berlalu tanpa ada semangat kehidupan yang Freya rasakan, ia hanya bekerja dan bekerja, kemudian istirahat lalu lanjut bekerja. Tapi lima hari terakhir, baik itu Viona maupun Javier tak ada yang mengganggunya, mereka berdua tampak sibuk dengan urusan masing-masing.Saat sedang sibuk memotong daging di dapur, kehadiran Viona yang tiba-tiba membuat suasana berubah tegang."Bagaimana rasanya tinggal di rumah ini?" tanya Viona sembari mengambil segelas air, menatap Freya dengan sorot mata yang tak bersahabat."Cukup baik," jawab Freya singkat, tak ingin memperpanjang percakapan.Viona bersandar di tepi meja dapur, menatap Freya dari ujung kepala hingga kaki dengan tatapan penuh penilaian. Sorot matanya tajam, seperti sedang menguliti setiap inci tubuh Freya.Perasaan tak nyaman merayap ke dalam diri Freya, namun ia berusaha menahan diri. Tangan kanannya yang memegang pisau bergerak perlahan, mengontrol kekuatannya dengan seksama. Pisau itu berkilat tajam di bawah sinar lampu dapur

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-07
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 47. Secarik kertas

    "Kau sibuk?" tanya Javier.Freya yang sedang menyetrika pakaian menoleh, tatapannya dingin saat Javier menghampiri. Dengan tegas Freya berdiri tegak menatap pria bertubuh besar di depannya, rasa takut Freya hilang begitu saja, ia sudah tidak peduli apa yang terjadi pada dirinya sendiri."Saya rasa Anda tidak buta, Tuan. Bukankah Anda bisa melihat tumpukan pakaian yang baru saja saya rapikan?" jawabnya tajam.Javier menaikkan alisnya, sedikit terkejut karena Freya lebih berani dari biasanya. Dimana tatapan kucing ketakutan dari mata perempuan ini? Tapi baguslah, itu artinya ia tak perlu segan lagi.Mendadak ia melemparkan blazer ke arah Freya. Dengan enggan, Freya menangkapnya. "Ada sobekan di saku. Aku ingin kau memperbaikinya. Aku akan memakainya nanti malam."Freya mengerutkan kening. "Anda punya banyak blazer. Kenapa harus menggunakan yang ini?""Kau tidak berhak membantah," Javier bergerak maju, Freya bahkan tidak terpengaruh oleh suasana mendominasi yang Javier ciptakan. "Cukup

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Bab 48. Pasrah

    Keesokan paginya, suasana rumah Javier seolah sedang diserang karena banyak barang berantakan. Sementara Javier tak kunjung berangkat ke kantor, melainkan sibuk mengobrak-abrik ruang baca. Tumpukan buku dan kertas berserakan di lantai, pikirannya terlalu banyak belakangan ini sampai ia lupa, berapa kode brankas perusahaan.Freya yang tengah membawa keranjang berisi baju kotor, berhenti di depan pintu. Ia memandangi Javier yang tampak gelisah dan sibuk mencari di antara buku-buku yang telah ia bongkar."Apa yang Anda cari, Tuan? Mungkin saya bisa membantu," kata Freya, berusaha menawarkan bantuan agar Javier tak membuat kekacauan lebih besar.Javier menoleh, tatapan frustrasinya berubah sejenak. "Kau melihat kertas berisi angka-angka? Aku yakin menyimpannya di sini, tapi aku lupa di mana."Freya mengerutkan kening, lalu meletakkan keranjang pakaian di dekat pintu. Tanpa berkata-kata, ia menuju kamarnya dan mengambil kertas yang ia temukan kemarin dari saku blazer Javier. Ketika ia kemb

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08

Bab terbaru

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    TAMAT

    Suasana makan malam itu dipenuhi kehangatan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata. Lilin di atas meja makan memancarkan cahaya temaram, memantulkan kilau lembut di permukaan piring dan gelas kristal. Aroma masakan rumahan yang menggugah selera menyatu dengan tawa dan percakapan ringan yang mengalir begitu alami, menciptakan momen yang terasa seperti potongan kecil kebahagiaan.Freya duduk di bersebelahan dengan Javier, matanya menelusuri wajah-wajah yang dicintainya. Sesekali, pandangannya tertuju pada pasangan anak-anaknya yang duduk berdampingan, menikmati hidangan yang ia siapkan dengan sepenuh hati. Ada senyum kecil di sudut bibir Freya, senyum penuh kebanggaan dan rasa syukur yang sulit disembunyikan.Mereka berbicara dalam nada lembut, berbagi cerita tentang hari mereka, sementara suara denting garpu dan sendok sesekali terdengar, menambah harmoni pada suasana. Freya memperhatikan cara anak-anaknya saling bertukar pandang, tertawa pada lelucon sederhana, dan berbagi piring kecil

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra chapter 46

    Kediaman rumah Javier hari ini seperti panggung pertunjukan yang dipenuhi dengan aktivitas yang tak pernah berhenti. Para pelayan berlarian ke sana kemari, menyiapkan meja, kursi, dan dekorasi untuk makan malam keluarga yang spesial malam ini. Suasana riuh rendah terdengar dari halaman belakang, di mana meja panjang sudah mulai diatur dengan taplakan putih bersih dan peralatan makan yang berkilauan. Bunga-bunga segar yang dipesan Freya tiba tepat waktu, menambah sentuhan keanggunan di tengah keramaian.Freya sendiri tampak bersemangat, tangannya tak pernah berhenti bergerak. Dari memeriksa bahan masakan hingga memastikan setiap detail dekorasi sempurna, ia ingin semuanya berjalan lancar untuk menyambut Eloise, anggota baru keluarga mereka."Jangan lupa hiasan bunga di tengah meja," pesannya pada salah satu pelayan sambil tersenyum. "Aku ingin semuanya terlihat istimewa."Rumah yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan energi yang menggebu-gebu. Meski anak-anaknya belum datang, Freya s

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 45 

    Hari itu cerah, dan sinar matahari menembus jendela apartemen Felix, memantulkan kilau halus di dasi sutra yang baru saja ia kenakan. Dengan gerakan cekatan, ia meraih kunci mobil dari meja, lalu melangkah keluar, meninggalkan aroma kopi pagi yang masih hangat di udara.Pukul sembilan tepat, mobil sport hitamnya meluncur mulus ke arah gedung agensi. Dunia kerja menyambutnya dengan hiruk-pikuk yang biasa, tapi hari ini terasa berbeda. Waktunya di agensi hanya sebentar karena jadwalnya padat, penuh dengan pertemuan penting bersama mitra-mitra bisnis.Namun, satu hal yang terus mengganggu pikirannya adalah ponsel di saku jasnya. Setiap getaran kecil membuat jantungnya berdetak lebih cepat, ia menunggu telepon dari Katie. Jawaban atas tawaran yang ia berikan semalam menjadi satu-satunya hal yang benar-benar ingin ia dengar hari ini."Ada kemajuan pesat sejak kau mengambil alih hotel. Aku senang melihat bagaimana kau mengelolanya dengan baik," ucap Javier, dengan suara yang penuh kebanggaa

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 44

    Pintu tertutup rapat dengan dentuman keras setelah Felix mendorongnya dengan kasar. Ia berbalik, nafasnya memburu, dan langsung bertemu dengan tatapan Katie.Namun berbeda dari yang ia bayangkan, perempuan itu tampak santai, terlalu santai, seolah situasi ini bukanlah sesuatu yang patut dikhawatirkan. Tak ada jejak ketakutan atau khawatir di wajahnya, hanya ekspresi datar yang sulit diterjemahkan."Aku sudah memberitahumu kalau aku hamil," kata Katie, suaranya ringan namun menusuk. "Dan kau juga pasti sudah tahu siapa ayah dari bayi ini."Felix mengepalkan tangannya."Aku hanya berpikir," lanjut Katie sambil memainkan melipat tangan di depan dada. "Janin ini masih sangat kecil. Jika aku mengeluarkannya sekarang, resikonya tidak terlalu besar."Felix merasa dadanya menghantam batu."Kau gila?!" serunya, langkahnya maju mendekat.Dengan frustasi, ia menyisir rambutnya ke belakang, mencoba mengendalikan emosinya. "Aku tidak akan mengizinkanmu menggugurkan bayi itu!"Katie mendesah pelan,

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 43

    Pesta masih berlangsung meriah, meski tak diadakan di gedung mewah dengan lampu kristal berkilauan. Sebaliknya, halaman belakang kediaman baru Dylan dan Eloise yang luas menjadi saksi kebahagiaan malam itu. Suara tawa, denting gelas sampanye yang saling beradu, serta alunan musik yang mengiringi tarian para tamu menciptakan suasana hangat dan intim.Namun, seiring waktu berlalu dan malam semakin larut, satu per satu tamu mulai berpamitan. Udara yang tadinya penuh dengan euforia perlahan berubah menjadi kehangatan yang lebih tenang."Selamat sekali lagi untuk pernikahan kalian," ujar Freya, merangkul Eloise dengan penuh kasih sayang. "Selamat bergabung di keluarga kami, Eoise." tambahnya dengan senyum tulus.Eloise membalas senyum itu dengan mata berbinar. Kebahagiaan yang ia rasakan malam ini begitu sempurna. Tak lama kemudian, Javier mendekat, menyampaikan ucapan serupa dengan sedikit canggung, namun tetap tulus.Di tengah percakapan, Daniel dan Avery ikut bergabung. Daniel menatap Ja

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 42

    Hari yang dinanti akhirnya tiba. Pesta pernikahan Dylan dan Eloise diselenggarakan dengan megah di halaman luas sebuah rumah di New Jersey, rumah yang akan mereka tempati setelah resmi menjadi suami istri.Para tamu mulai berdatangan, memenuhi tempat pernikahan dengan senyum bahagia. Di tengah hiruk-pikuk itu, Dylan berdiri dengan perasaan campur aduk antara gugup dan bahagia. Dylan sudah merasa berdebar debar karena hari ini ia akan memiliki Eloise sepenuhnya. Wanita itu akan menjadi istrinya, ini adalah pilihan yang tepat setelah tiga tahun menjalin hubungan dengan Eloise."Ini cukup mendebarkan," gumam Dylan.Felix yang mendengar itu menoleh, kemudian menepuk pundak saudara kembarnya dengan santai. "Kau bahkan setiap hari bertemu dengan Eloise." katanya.Dylan berdecak, "Kau ini, saat dirimu menikah nanti, aku yakin kau pasti akan merasakan hal yang sama seperti yang aku rasakan sekarang." Felix terkekeh, namun tatapan Dylan tiba-tiba beralih ke seorang perempuan berbaju cokelat y

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 41

    Hari pernikahan Dylan dan Eloise hanya tinggal menghitung waktu. Keluarga Javier begitu menantikan hari bahagia ini, merayakan kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka.Semua persiapan telah rampung. Gaun pengantin sudah siap, dekorasi telah disempurnakan, dan undangan telah tersebar. Dalam dua hari, Dylan dan Eloise akan mengucapkan janji suci mereka.Di sisi lain kota, Avery tengah sibuk di dalam butik milik Daniel. Pria itu dengan ketelitian seorang seniman, membantu Avery memilih dan menyesuaikan gaun terbaik untuk dikenakannya di hari pernikahan Dylan nanti.Avery menatap bayangannya di cermin besar yang memantulkan dirinya dalam gaun elegan yang memeluk tubuhnya dengan sempurna. Senyum puas terukir di bibirnya."Kau sangat berbakat," ujarnya, mengagumi hasil karya Daniel. "Gaunku jadi terlihat luar biasa."Daniel tersenyum tipis. "Aku hanya memastikan kau akan terlihat paling memukau setelah pengantin perempuan nanti."Avery tertawa kecil, kemudian menoleh pada Daniel denga

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 40

    Pesta masih berlangsung meriah, lantunan musik memenuhi ruangan, dan para tamu menikmati malam dengan penuh semangat. Avery dan Daniel turut larut dalam suasana, melangkah mengikuti irama dalam tarian perdana mereka. Mata mereka saling bertaut, seakan dunia hanya milik mereka berdua.Namun, kehangatan itu perlahan bergeser saat acara utama tiba, yaitu pengumuman King dan Queen malam ini.Seorang pembawa acara naik ke panggung, memegang mikrofon dengan percaya diri. "Hadirin sekalian, saat yang kita tunggu-tunggu akhirnya tiba!" suaranya menggema, membuat semua mata tertuju padanya.Ruangan itu dipenuhi dengan ketegangan yang hampir terasa di udara, sebelum akhirnya satu nama disebut dengan lantang."Dan pemenang King tahun ini adalah… Gabriel!"Sorak-sorai memenuhi ruangan. Beberapa orang bertepuk tangan, sementara yang lain bersiul riang. Gabriel melangkah ke panggung dengan senyum percaya diri, menerima mahkota yang diberikan kepadanya.Tak lama, nama sang Queen pun diumumkan."Dan

  • Pasangan Gelap Tuan Javier    Ekstra Chapter 39

    Beberapa waktu telah berlalu, dan pagi ini Avery tampak lebih sibuk dari biasanya. Ia berjalan cepat menuju pintu, memeriksa kembali tasnya, memastikan semua peralatan ujian sudah lengkap. Hari ini adalah hari yang menentukan, ujian masuk Universitas New York. Semua persiapan telah ia lakukan jauh-jauh hari, namun tetap saja, perasaan gugup tak bisa ia hindari.Saat membuka pintu, ia mendapati Daniel sudah menunggu di dalam mobilnya, bersandar santai dengan satu tangan di kemudi. Begitu melihat Avery, pria itu langsung tersenyum tipis."Kau sudah siap?" tanyanya begitu Avery masuk ke dalam mobil.Avery mengangguk, meskipun kedua tangannya mencengkeram erat tali tasnya. "Sedikit gugup," jawabnya.Daniel tertawa kecil, lalu mulai menjalankan mobilnya. "Itu hal yang wajar. Tapi aku yakin kau akan melakukannya dengan baik."Selama perjalanan, Avery mencoba mengatur nafasnya, sementara Daniel terus berusaha membuatnya rileks dengan beberapa obrolan ringan. Namun, saat mereka tiba di depan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status