Semua Bab Karma 2: Bab 21 - Bab 25

25 Bab

extra 151

Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya bahwa hari ini aku akan kedatangan seorang tamu yang cukup membuatku berpikir berkali-kali.Pagi tadi ketika aku telah selesai dengan tugas rumah dan baru saja mandi, tiba tiba pintu diketuk, kubuka dengan oenadaran karena pemua yang datang amat tampan, perawakannya seperti pangeran Brunai dan tubuhnya sangat atletis layaknya pemain polo."Selamat pagi, Nyonya?""Selamat pagi," jawabku."Kenalkan saya Roni," ujarnya tersenyum."Oh, saya sakinah, ada apa ya?""Boleh saya masuk, Nyonya?"Senyum dan bahasa tubuhnya mengisyaratkan bahwa pemuda itu adalah pemuda yang dididik dari keluarga baik-baik."Ya, silakan."Pemuda itu kupersilahkan duduk sementara kuambilkan segelas teh untuknya. Aku kembali dari dapur ketika pemuda itu sedang berdiri dan menatap foto keluarga kami dia tersenyum kepadaku dan kembali ke tempat duduknya."Kira-kira, ada apa ya?" tanyaku memulai percakapan."Saya adalah cucu Kolonel William, Ibu saya adalah anak dari istri pert
Baca selengkapnya

152

Mengetahui anakku dan segala sepak terjangnya yang memusingkan, aku sungguh tak tahu harus berkata apa lagi untuk mencegahnya.**Hari itu ...Setelah tak terhitung berapa kali aku harus bertengkar dengan Nyonya Erika, membahas dan mendebat keputusan kejamnya yang ingin memaksa Bendi untuk mempoligami anakku,Akhirnya ini puncak dari semua itu.Erika datang melempar surat cerai ke atas meja, dan pergi dengan senyum jahatnya meninggalkan segala kemarahan dan sumpah serapah putriku yang tak terima dengan perlakuannya. Sesungguhnya saat itulah hati seorang ibu yang berharap putrinya akan bahagia dengan pernikahan, menjadi hancur. Aku marah, ingin sekali menangis saat membaca lembaran putih bertuliskan nama Imelda dengan pengesahan cerai, namun aku menahannya agar putriku tidak semakin rapuh.Aku dan Mas Yadi berusaha untuk membuatnya tetap tegar dengan segala saran dan ucapan tulus kami untuk menghiburnya. Meski dalam dada, jiwaku tergerus oleh rasa kecewa dan ingin sekali diriku--and
Baca selengkapnya

153

Aku tidak mengerti apa saja yang dilakukan Imelda, selama tinggal denganku, anak itu sering keluar masuk dan pergi dari rumah tapi tidak pernah mengungkapkan ke mana tujuannya. Aku yang sibuk dengan kebun dan bisnis jarang bertanya, tidak tahu apa yang dia rencanakan dan apa yang ingin dilakukan, tapi aku berharap bahwa dia menjadi wanita yang bijak dan mengerti keinginan sendiri."Belakangan kamu sering keluar, kemana saja kamu?" tanyaku suatu malam ketika dia kembali dengan mantel panjang dan rambut tergerai. Wajahnya nampak pucat dan matanya sembab."Aku dari rumah Bendi," jawabnya."Ngapain? Bukankah kalian udah pisah?""Aku hanya ...." Anak Perempuanku itu menggeleng sedih."Kau merindukan dia?" Aku menghampiri dan menyentuh bahunya. Anakku yang tak menjawab hanya meneteskan air mata dengan bahu terguncang."Imel ... kenapa kamu terlihat rapuh sekali?""Karena tadi, aku sudah mencium Roni do hadapan Bendi, Ma.""Hah, masak?""Entah terbawa suasana atau apa, tapi Bendi menyaksik
Baca selengkapnya

154

Selama kuserahkan Imelda ke tangan Bendi tak pernah lagi hatiku menghangat oleh rasa bahagia selain di hari pernikahannya yang terkesan buru-buru dan tertutup. Rupanya firasat Mas Yadi benar, anakku telah menumbalkan dirinya pada kecelakaan besar. Dia sudah masuk dalam keluarga jahat yang mengerikan.Dan ...Dari sekian mimpi buruk yang kuhindari dalam hidup ini, hanya satu yang paling menyakitkan tapi sialnya itu menjadi nyata. Imelda anakku, akhirnya terjebak di antara klan wlilliam dan dia tidak punya pilihan lain selain bertahan dengan berpura-pura demi melindungi nyawa dan keselamatannya dari ancaman nyonya Erika.**Malam itu, setelah Roni dan suamiku di bawah ke UGD. Rombongan keluarga Roni datang, mereka sangat ramai dan gaduh, penuh kepanikan dan rasa sedih, juga pertanyaan yang terus terlontar mengapa peristiwa itu bisa terjadi.Aku tak melihat kedatangan musuh yang lebih menggelisahkan selain kedatangan mereka. Aku sampai berdebar tegang dan berkeringat dingin. Buk
Baca selengkapnya

155

Entah sudah berapa kali anakku memberiku kejutan yang tidak terduga, dia menyimpan begitu banyak misteri dalam hidupnya dan sekali lagi membuat kami semua terperanjat. Dia mengatakan hamil syaraf-syaraf kepalaku langsung menegang, adrenalinku naik, pun perasaan kaget yang bergejolak.Aku tidak percaya dia hamil, lebih tidak percaya pada apa yang sudah dia lakukan, dia berusaha melenyapkan nyawa seseorang. Sungguh, sakit hatinya Imelda membuat ia kehilangan akal sehat, rela mengambil resiko terburuk yang ancamannya bisa 20 tahun penjara atau bahkan mati di tiang gantungan."Ya Allah, Imelda." Aku hanya bisa terbelalak ketika ia meyakinkan semua orang bahwa dia sedang hamil, pun Kolonel William, Pria yang terkenal angker dan kejam itu tatapan matanya langsung meredup ketika mengetahui cucunya menghamili putriku."Sekarang, apa rencanamu?!" bisikku pada Imelda, di sela-sela keributan keluarga itu, mereka gaduh menimbang apakah anakku harus dilepas atau dibawa pulang oleh mereka."Entahl
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status