Share

152

Mengetahui anakku dan segala sepak terjangnya yang memusingkan, aku sungguh tak tahu harus berkata apa lagi untuk mencegahnya.

**

Hari itu ...

Setelah tak terhitung berapa kali aku harus bertengkar dengan Nyonya Erika, membahas dan mendebat keputusan kejamnya yang ingin memaksa Bendi untuk mempoligami anakku,

Akhirnya ini puncak dari semua itu.

Erika datang melempar surat cerai ke atas meja, dan pergi dengan senyum jahatnya meninggalkan segala kemarahan dan sumpah serapah putriku yang tak terima dengan perlakuannya. Sesungguhnya saat itulah hati seorang ibu yang berharap putrinya akan bahagia dengan pernikahan, menjadi hancur. Aku marah, ingin sekali menangis saat membaca lembaran putih bertuliskan nama Imelda dengan pengesahan cerai, namun aku menahannya agar putriku tidak semakin rapuh.

Aku dan Mas Yadi berusaha untuk membuatnya tetap tegar dengan segala saran dan ucapan tulus kami untuk menghiburnya. Meski dalam dada, jiwaku tergerus oleh rasa kecewa dan ingin sekali diriku--and
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status