Share

153

Aku tidak mengerti apa saja yang dilakukan Imelda, selama tinggal denganku, anak itu sering keluar masuk dan pergi dari rumah tapi tidak pernah mengungkapkan ke mana tujuannya.

Aku yang sibuk dengan kebun dan bisnis jarang bertanya, tidak tahu apa yang dia rencanakan dan apa yang ingin dilakukan, tapi aku berharap bahwa dia menjadi wanita yang bijak dan mengerti keinginan sendiri.

"Belakangan kamu sering keluar, kemana saja kamu?" tanyaku suatu malam ketika dia kembali dengan mantel panjang dan rambut tergerai. Wajahnya nampak pucat dan matanya sembab.

"Aku dari rumah Bendi," jawabnya.

"Ngapain? Bukankah kalian udah pisah?"

"Aku hanya ...." Anak Perempuanku itu menggeleng sedih.

"Kau merindukan dia?" Aku menghampiri dan menyentuh bahunya. Anakku yang tak menjawab hanya meneteskan air mata dengan bahu terguncang.

"Imel ... kenapa kamu terlihat rapuh sekali?"

"Karena tadi, aku sudah mencium Roni do hadapan Bendi, Ma."

"Hah, masak?"

"Entah terbawa suasana atau apa, tapi Bendi menyaksik
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status