Entah sudah berapa kali anakku memberiku kejutan yang tidak terduga, dia menyimpan begitu banyak misteri dalam hidupnya dan sekali lagi membuat kami semua terperanjat. Dia mengatakan hamil syaraf-syaraf kepalaku langsung menegang, adrenalinku naik, pun perasaan kaget yang bergejolak. Aku tidak percaya dia hamil, lebih tidak percaya pada apa yang sudah dia lakukan, dia berusaha melenyapkan nyawa seseorang. Sungguh, sakit hatinya Imelda membuat ia kehilangan akal sehat, rela mengambil resiko terburuk yang ancamannya bisa 20 tahun penjara atau bahkan mati di tiang gantungan. "Ya Allah, Imelda." Aku hanya bisa terbelalak ketika ia meyakinkan semua orang bahwa dia sedang hamil, pun Kolonel William, Pria yang terkenal angker dan kejam itu tatapan matanya langsung meredup ketika mengetahui cucunya menghamili putriku. "Sekarang, apa rencanamu?!" bisikku pada Imelda, di sela-sela keributan keluarga itu, mereka gaduh menimbang apakah anakku harus dilepas atau dibawa pulang oleh mereka. "
"tunggu Ma, Aku ingin membahas sesuatu dengan Mama." Imelda meletakkan ponselnya dan menyelinap turun untuk menemui Sakinah yang masih menunggu di gerbang. Imelda yang membahas membahas masalah surat yang dibawakan oleh Sakinah serta memintanya agar menyembunyikan rahasia itu rapat-rapat.. perlahan Imelda menyelinap dari pintu belakang dan menemui Sakinah. Hati Sakinah berdebar kencang. Tangannya gemetar setelah memegang surat laporan kehamilan palsu yang dibuatnya untuk Imelda. "mama!" Imelda menghambur memeluk mamanya. "makasih ya Ma." "Ini benar-benar jalan yang berbahaya, Mel," gumamnya, matanya berkaca-kaca. Imelda, putrinya yang keras kepala, telah membawanya ke dalam pusaran masalah yang rumit."Ma ini demi aku , tolong aku," mohon Imelda, suaranya bergetar. "Aku tidak ingin hidup dengan Bendy lagi. Dia tidak mencintaiku, dia hanya menginginkanku karena aku adalah anak dari Sakinah."Sakinah menghela napas panjang. Ia tahu Imelda benar. Bendy, anak buah mafia yang telah
"Aku tidak ingin kembali ke rumah, Ibu," ujar Imelda, suaranya bergetar menahan tangis. "Aku ingin menikah dengan Roni, menjauh sejauh mungkin dari Bendy dan ibunya." Imelda berkata dengan jujur tapi tangannya masih gemetar menggenggam tangan mamanya.Sakinah terdiam, hatinya berdesir mendengar keinginan putrinya. Ia tahu Imelda menyukai Roni, meski sebagiannya hanya modus untuk mendapatkan keuntungan dan melindungi diri. namun ia juga tahu bahwa pernikahan mereka akan penuh dengan bahaya. Bendy, yang masih menjadi suami Imelda, pasti akan marah besar, dia tak akan memberikan kesempatan bagi roni dan eimelda untuk bertahan hidup. lalu Ny. Erika, dengan ambisinya yang tak terbendung, akan melakukan apa saja untuk menghentikan pernikahan itu."mel, kau tahu ini sangat berbahaya," kata Sakinah, suaranya berat. "Bendy tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Ibunya juga akan melakukan apa saja untuk menghentikanmu.""Aku tahu, ma," jawab Imelda, matanya berkaca-kaca. "Tapi aku ti
Tuan William, lelaki tua berwajah tegas dengan sorot mata tajam, menatap Sakinah dengan pandangan yang sulit diartikan. "Saya tidak suka anakmu itu, Nyonya," katanya, suaranya berat dan penuh otoritas. "Dia lari dari suaminya, menjerat Roni dalam cinta, dan sekarang dia hamil anak cucu saya. Ini semua adalah masalah besar."Sakinah terdiam, hatinya berdesir mendengar kata-kata Tuan William. Ia tahu lelaki tua itu tidak menyukai Imelda, namun ia tidak menyangka Tuan William akan seblak-blakan seperti ini."Tuan, Imelda tidak lari dari suaminya," jawab Sakinah "Dia terjebak dalam pernikahan yang tidak bahagia. Dia menikahi Bendy karena pengaruh ibunya, Ny. Erika, yang sangat ambisius dan kejam. hubungan antara Roni dan imel adalah hubungan tulus"Saya tahu semua itu," potong Tuan William. "Saya tahu semua tentang Bendy dan ibunya. Saya tahu mereka adalah orang-orang berbahaya. Tapi saya tidak mengerti, kenapa Imelda harus menjerat Roni dalam masalah ini? Kenapa dia tidak bisa
"Imelda masih istri Bendy, Bendi tidak akan terima semua ini. kau pikir Nyonya Erika kan diam saja? mereka adalah ketua organisasi kriminal yang terkenal di sini, apa kau pikir mereka akan melepaskan kita." kata Tuan William, suaranya berat, penuh dengan kekecewaan. "Dia berbohong kepada kita, kepadamu juga, Ini semua adalah masalah besar."Roni terdiam, Ia sedih dengan apa yang baru saja didengarnya. Ia tahu Ia mencintai Imelda, tetapi sekarang ia merasa terjebak dalam sebuah masalah besar."Kakek, aku tidak tahu apa yang harus kukatakan," kata Roni, suaranya bergetar. "Aku mencintai Imelda, tapi aku juga merasa bingung."Tuan William menghela napas panjang. Ia mengerti perasaan cucunya. Ia pun merasa marah dan kecewa. Ia tidak menyangka Imelda akan berbohong kepada mereka."Kita harus berhati-hati, Roni," kata Tuan William. "Keluarga Erika dan organisasi kriminalnya sedang mengincar kita. Mereka tidak akan segan-segan untuk menyakiti kita, bahkan membunuh kita, jika m
Roni terbaring lemah di ranjang rumah sakit, matanya menatap kosong ke langit-langit. Luka di tubuhnya belum kunjung sembuh m malah semakin menyakitkan saja, bekas jahitan luka tembak itu terasa menarik seluruh kulitnya, dan perihnya tak terhingga namun lukanya yang paling dalam, luka batin akibat bendi sahabatnya. iya tahu persis bahwa kejahatan bendi adalah reaksi dari perbuatannya yang telah membawa imeil dan pergi sejauh Mungkin dari sisi suaminya. dia ingin menipis perasaannya kepada wanita muda itu tapi email udah terlalu berkarisma dan penuh pesona. wanita muda itu telah mencuri hatinya wanita yang, wanita yang usianya baru 20 tahun itu telah membuatnya menggadaikan nyawa dan statusnya sebagai jaksa muda yang berprestasi. Ia merasa terjebak dalam pusaran masalah yang rumit, di antara cinta yang terlarang dan bahaya yang mengintai."Tuhan apakah ini pilihan yang tepat... Aku mencintai Imelda dan dia sedang mengandung anakku tapi bagaimana akan kuhadapi mantan suaminya. i
Imelda merasakan jantungnya berdebar kencang saat melihat pesan dari peter di ponselnya. "Bersiaplah untuk menghadapi konsekuensi," bunyi pesan itu. Imelda tahu, Peter adalah tangan kanan Bendy, dan pesan itu adalah ancaman nyata yang membuatnya merasa ketakutan juga merasa marah. Bendy berani mengancamnya, berani mengancam orang-orang yang ia cintai."Aku tidak akan membiarkannya," gumam Imelda, mata coklatnya menyala dengan tekad. "Aku tidak akan membiarkan Bendy menghancurkan hidupku lagi dan hidup orang-orang yang ia cintai dia sudah terlalu banyak mengancamku dan keluargaku, kurasa aku tidak bisa tulis hidup dalam pelarian kecuali aku harus bangkit dan menghadapinya."Imelda bertekad untuk melawan. Ia akan mencari cara untuk melepaskan diri dari jeratan Bendy. "ron, kurasa aku nggak bisa diem aja.""apa maksud kamu?" tanya Roni yang saat itu masih di rumah sakit. "aku harus melawan bendi.""jangan buru-buru, tunggu aku sampai aku sehat
"tapi, om, saya dan Roni kamu benar-benar saling menyukai." lelaki itu tergelak mendengar ucapan Imelda, tatapannya yang tajam Saya akan siap menelan Gadis itu hidup-hidup membuat Imelda sedikit bersurut. "beraninya seorang yang punya status menikah bicara dengan gampang kalau tengah mencintai pria lain, dasar tidak tahu malu!" "ini memang aib yang tidak pantas diucapkan tapi perasaan yang kami miliki tulis adanya Om, Roni adalah pria baik yang rela melindungiku dan kehilangan segalanya demi aku. di hampir kehilangan nyawa demi melindungiku, jadi, apa yang bisa kuberikan sebagai balasan selain dedikasi dan cinta?" "kau tahu akan kuberikan saran terbaik jika kau benar-benar mencintai Roni dan peduli pada keselamatannya. enyah saja dari hidup kami, ambil kopermu dan kembali ke rumah ibumu!" Jawab lelaki itu dengan kasar. "Saya tidak akan membantah perintah kakek!" "wahahah, kakek yang mana? apa sekarang kau akan menyebut Kolonel William sebagai kakekmu. sepertinya kau terbang