Semua Bab Pesona Istri yang Dikhianati: Bab 11 - Bab 20

48 Bab

Ibu Mertua yang menyebalkan

Setelah menyelesaikan pijatan dengan tangan yang hampir mati rasa, Aluna berdiri. Ia mengira tugasnya selesai."Eh mau ke mana?" tanya Veronica. "Mau ke kamar, mau istirahat," jawab Aluna malas. “Enak saja mau istirahat. Eh Aluna, aku lapar. Buatkan aku nasi goreng ala Jepang. Jangan yang biasa-biasa saja. Aku ingin yang mirip seperti di restoran.” Veronica berkata dengan ketus.Aluna menoleh dengan alis terangkat. "Nasi goreng ala Jepang?" tanyanya memastikan, meskipun ia tahu itu hanya alasan Veronica untuk menyulitkannya. Veronica menatapnya dengan sinis. “Iya, pakai bahan-bahan yang segar dan pastikan rasanya enak. Jangan sampai aku kecewa.” Aluna ingin sekali menolak. Tubuhnya sudah terasa lelah, dan sekarang dia harus memasak makanan yang bahkan belum pernah dia buat sebelumnya. Namun, ia tahu, jika ia menolak, Veronica dan Kania pasti akan memperlakukannya dengan lebih buruk. “Baiklah, aku akan buatk
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-22
Baca selengkapnya

Pelan namun pasti

Pukul lima sore, pintu utama rumah terbuka. Betran masuk dengan jas yang masih rapi, membawa tas kerjanya. Langkahnya disambut Veronica yang sudah menunggunya dengan senyuman lebar. “Sayang, kamu pulang cepat hari ini!” seru Veronica dengan nada manja, langsung melingkarkan tangannya ke leher Betran. “Iya, aku ingin menghabiskan waktu lebih banyak dengan kamu, Sayang,” jawab Betran sambil tersenyum lebar. Sejenak ia melupakan masalahnya di perusahaan. Tanpa basa-basi, Veronica mendekatkan wajahnya ke Betran dan mencium bibirnya dengan penuh gairah. Ciuman itu berlangsung lama, disengaja agar terlihat oleh Aluna yang sedang membersihkan meja. Aluna hanya melirik sekilas. Dalam hati, ia bergidik ngeri. “Astaga, tidak bisakah mereka menjaga kemesraan itu di tempat lain? Jijik sekali," gumamnya sambil terus menyibukkan diri. Setelah puas memamerkan kemesraan, Betran melepaskan ciuman dan menoleh ke arah Aluna. “Aluna!” panggilnya dengan nada tegas. Aluna menahan napas se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Pamer saja terus

Aluna duduk di tepi ranjang, memeluk lututnya. Rasa pusing yang mendera tadi masih terasa, membuat pikirannya berputar-putar. Ia mencoba mengatur napas, tetapi bayangan yang melintas di benaknya semakin jelas dan sulit diabaikan. Ia melihat seorang lelaki tua dengan wajah ramah, menggenggam tangannya erat. Suara lembutnya memanggil nama yang asing di telinga Aluna tetapi terasa akrab di hati. "Aurelie, jangan sampai tersesat di belakang, ya." "Aurelie?" Aluna bergumam pelan, mengulang nama itu. Matanya berkaca-kaca saat memori itu terus mengalir. Dia berlari kecil di antara pepohonan, mengikuti lelaki tua itu. Mereka sedang berburu, mengumpulkan kayu bakar dan menjerat hewan kecil di hutan. Kakek Chandra, itulah nama lelaki tua itu—dia bisa mengingatnya sekarang. Kakek Chandra adalah sosok yang selalu menjaganya saat kecil, pria dengan tawa renyah dan tangan kokoh yang selalu membantunya mendirikan tenda di hutan. “Kakek...” bisi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Aku bukan robot

Pukul empat pagi, suasana rumah masih sunyi, hanya suara detak jam di dinding yang terdengar. Aluna membuka matanya perlahan, menyadari dirinya sudah terbangun lebih awal dari biasanya. Ia duduk di tepi ranjang sambil mengelus perutnya. “Sayang, Mommy janji tidak akan membiarkan kamu terpengaruh oleh semua ini. Mommy akan melakukan apa pun supaya kamu lahir sehat,” gumamnya lembut. Setelah mandi singkat, Aluna mengenakan pakaian santai dan melangkah keluar kamar. Dia mengambil ponselnya dan segera menghubungi seorang pembantu bayaran yang biasanya bekerja di sekitar kompleks. "Bu Ratna? Bisa datang ke rumah pagi ini? Saya butuh bantuan untuk menyiapkan sarapan dan beres-beres. Bayarannya nanti saya transfer langsung," kata Aluna dengan nada tegas. Di ujung telepon, Bu Ratna menjawab cepat. "Tentu, Nona Aluna. Saya bisa sampai dalam 20 menit." "Baik. Saya tunggu," balas Aluna sebelum menutup tel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-23
Baca selengkapnya

Nikmati dulu prosesnya

Kaisar melirik laporan lain di meja kerjanya. Semua informasi tentang perusahaan Betran, hingga rincian kondisi finansialnya, ada di sana. Tentu saja, ia tidak berniat menghancurkan Betran dalam sekejap. Itu terlalu mudah. Ia ingin Betran merasa perlahan kehilangan segalanya—karier, kekuasaan, dan akhirnya, Aluna.“Semuanya harus berjalan sesuai rencana,” gumamnya lagi sambil menutup laptopnya. “Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat.”Tak lama, asisten pribadinya mengetuk pintu dan masuk. “Tuan Kaisar, ini adalah laporan tambahan tentang hubungan antara Tuan Louis dan perusahaan Martin. Sepertinya mereka memiliki beberapa proyek lain yang juga terancam.”Kaisar membaca laporan itu dengan seksama. “Hancurkan kepercayaan itu secara bertahap. Pastikan Tuan Louis merasa Betran tidak layak menjadi mitra jangka panjang.”“Baik, Tuan Kaisar. Saya akan mengaturnya.”“Bagus.” Kaisar mengembalikan dokumen itu dan kembali menyandarkan tubuhnya d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Kalau Janda, sudah aku ....

Aluna mengangguk perlahan. “Iya, aku ingat. Kamu teman masa kecilku, dan aku ingat Kakek Chandra.” Kaisar menatapnya dengan mata yang berkilauan penuh harapan. “Jadi... kamu juga ingat janji kita?” Aluna terdiam sejenak. Matanya menerawang, kembali mengingat hari itu saat Kaisar kecil menggenggam tangannya dengan polos. Janji yang ia buat bersama Kaisar waktu itu memang terekam jelas di pikirannya. Janji untuk menikah kelak dewasa nanti. “Tentu aku ingat,” jawab Aluna akhirnya. “Tapi, Kaisar, itu janji masa kecil. Janji konyol yang dibuat oleh dua anak kecil. Kamu tidak perlu terlalu serius memikirkannya.” Aluna berkata sambil geleng-geleng kepala, ia tersenyum tipis. Kaisar terdiam sejenak, menyembunyikan rasa kecewanya di balik senyuman kecil. “Oh, begitu,” katanya singkat. “Jadi, menurutmu itu hanya janji konyol?” Aluna menatapnya dengan ekspresi bersalah, senyumannya memudar. “Kaisar, maaf jika ucapanku menyinggung perasaan k
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Menahan

Aluna baru saja sampai di rumah ketika suara langkah Kania terdengar mendekat dengan cepat. Tanpa basa-basi, sebuah tamparan keras mendarat di pipinya. PLAK! “Kenapa kamu lama sekali, Aluna?!” bentak Kania dengan wajah penuh amarah. Aluna terpaku, tangannya secara refleks memegang pipi yang mulai memerah. Hatinya mendidih, tapi ia menahan diri. Rasanya ingin sekali membalas tamparan itu, namun ia tahu ini bukan waktu yang tepat. “Aku baru saja dari rumah sakit, Mom. Aku juga butuh waktu untuk mengurus kehamilanku,” jawab Aluna dengan nada datar, mencoba menjaga emosinya. “Alasan! Kalau kamu tahu Veronica sedang mual-mual, kenapa kamu malah santai-santai di luar?!” Kania menunjuk ke arah pintu masuk dengan kasar. “Sekarang, pergi cari rujak! Siapa tahu itu bisa mengurangi rasa mual menantu kesayanganku.” Aluna menghela napas panjang. Ia ingin sekali membantah, tapi percuma saja. Perlawanan hanya akan membuat situasi mak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-24
Baca selengkapnya

Jadikan aku selingkuhanmu

Aluna berdiri di sudut ruang makan, memperhatikan tiga orang yang sedang asyik menikmati makan malam. Betran terlihat sibuk dengan piringnya, sementara Veronica, seperti biasa, hanya memakan sedikit makanan di hadapannya. Kania duduk di ujung meja, memandangi menantu kesayangannya itu. “Aluna, ini sausnya terlalu asin. Bisa ambilkan yang baru?” ujar Veronica tiba-tiba dengan nada malas. Aluna menahan napas sejenak, tapi ia tetap berjalan ke dapur tanpa protes. Di dalam hati, ia sudah berkali-kali mengumpat. Ia kembali membawa saus baru dan menaruhnya di samping piring Veronica. “Lain kali jangan asal masak, ya. Kandungan aku butuh perhatian khusus,” Veronica menambahkan dengan nada meremehkan. Aluna hanya diam, tapi dalam hatinya ia bergumam, "Dasar drama queen. Saus saja sampai jadi masalah besar." Veronica melanjutkan makan dengan gerakan lambat, tapi tak lama ia meletakkan sendoknya. “Aku nggak bisa m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Tidak, tidak bisa

Aluna berbaring di atas kasur dengan lelah. Hatinya masih berkecamuk memikirkan apa yang baru saja terjadi. Pelukan Kaisar, kata-kata penuh cinta, bahkan usulannya yang menggoda untuk menjadi selingkuhannya. Semua itu membuat dadanya terasa sesak, antara marah, bingung, dan entah kenapa, sedikit lega.Ia mengulurkan tangan ke meja di samping tempat tidur, meraih ponselnya. Jemarinya gemetar saat ia membuka kontak dan melihat nama Kaisar di layar. Jantungnya berdetak kencang. "Apa yang sedang aku lakukan?" pikirnya, namun entah kenapa ia tak bisa menghentikan dirinya.Ia mengetik pesan singkat, [Baiklah, Kaisar, aku mau jadi selingkuhan kamu]Namun, ia ragu-ragu. Pesan itu belum terkirim. Ia menatap layar ponsel cukup lama, lalu menghapusnya sebelum akhirnya membanting ponselnya kembali ke meja. “Gila. Aku nggak boleh melakukan ini. Aku nggak boleh tergoda ajakan Kaisar,” gumamnya, berusaha mengembalikan kesadarannya.Namun, pikirannya terus melayang pada Kaisar. Kenapa lelaki itu teta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya

Aku akan sabar, Aluna.

Di tempat lain, Kaisar duduk di sofa di sudut kamarnya. Lampu redup menerangi ruangan. Matanya memandang keluar jendela, tapi pikirannya tidak benar-benar di sana. Wajah Aluna terus menghantui benaknya. Senyumnya, matanya dan bibirnya—bibir yang begitu ranum hingga ia hampir tidak bisa menahan diri tadi.Kaisar mengepalkan tangan. "Astaga, Aluna," gumamnya, nadanya frustrasi. "Kamu itu kayak racun. Makin aku coba tahan, makin aku nggak bisa lepas."Ia berdiri, mulai berjalan mondar-mandir di kamarnya. Dadanya bergemuruh dengan berbagai emosi. Ia ingin memiliki Aluna, sepenuhnya. Rasanya seperti kebutuhan yang mendesak, seperti ia akan kehilangan kendali jika tidak segera bertindak. Tapi, ia tahu ia harus sabar. Ia tidak ingin merusak semuanya hanya karena terburu-buru. Tiba-tiba, ponselnya bergetar di atas meja. Kaisar berhenti melangkah, menatap layar ponsel yang menyala. Nama pria yang ia kenal sebagai salah satu informannya tertera di sana. Kaisar mengangkat panggilan itu tanpa ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-25
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status