‘Kenapa kau tidak mengerti juga, Arya? Bukan hutan itu yang membuatku takut, tapi yang lebih aku takutkan adalah kehilanganmu. Aku tidak ingin kau kenapa-kenapa, Arya.’Melihat gadis di depannya hanya diam saja tak merespon dan hanya melirik ke arah lain, Arya Wisesa kembali berbicara pada Dewi Raraswati.“Dewi? Kau tidak apa-apa? Apakah ada yang salah dengan ucapanku?” tanya Arya Wisesa menyadarkan lamunannya.Gadis itu hanya menggelengkan kepala, lalu menunduk. Wajahnya masih terlihat cemberut.‘Aku tak menyangka ucapanku bisa membuatmu menangis, Dewi. Ingin sekali rasanya aku memelukmu, tapi aku tak bisa, aku tak kuasa melakukannya.’Diusaplah air mata yang tersisa di pelupuk matanya. Arya Wisesa tampak menyesal sudah membuat gadis itu menangis. Ia pikir, Dewi Raraswati tak akan merespon sampai sebegitunya. Rupanya, di balik sikapnya yang ketus, cuek, dan sedikit menyebalkan, ia juga memiliki hati yang lembut dan sangat perasa sekali.“Baiklah, kita istirahat terlebih dulu. Tak per
Terakhir Diperbarui : 2024-10-09 Baca selengkapnya