All Chapters of Pendekar Penguasa Dua Pedang Sakti: Chapter 11 - Chapter 20

75 Chapters

Bab 011 - Berubah Wujud

Keringat deras tampak bercucuran dari wajah Saka Dirga. Itu menjadi bukti bahwa perlu tenaga dalam yang sangat besar untuk mengeluarkan jurus Pedang Angin Bola Salju miliknya itu. Alhasil sepertiga tenaga dalamnya harus terkuras habis akibat menahan serangan dari jurus Pedang Lidah Api Menyambar Bumi.Dari jarak beberapa ratus tombak dari atas pohon itu Arya Wisesa masih menyaksikan langsung betapa sengit dan mengerikannya pertarungan antara Bara Jagal dan Saka Dirga. Tak henti-hentinya ia memanjatkan doa pada sang Dewa pemilik alam semesta.“Jagat Dewa Bhatara…. Tolonglah Guruku, selamatkanlah dia dari kematian,” jerit Arya Wisesa dalam hati.Bagaimanapun serangan yang dilancarkan oleh Bara Jagal itu baru sebatas permulaan. Ia tak akan berhenti sebelum Saka Dirga benar-benar mati.Maka untuk yang kedua kalinya ia mengayunkan pedangnya itu. Bola api panas yang besar itu berkobar melesat kembali dari pedangnya hendak menghantam Saka Dirg
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

Bab 012 - Manusia Srigala

Ketika ia membuka mata, warna matanya berubah menjadi merah terang menyala. Ia tidak lagi terlihat sebagai sosok manusia. Melainkan wujud lain, yakni wujud Srigala!Wajahnya yang sebelumnya memancarkan aura tenang dan berwibawa, kini berubah memancarkan aura kebuasan yang mencekam.Itulah ilmu pamungkas yang dikeluarkan oleh Saka Dirga. Sebuah ilmu tingkat tinggi dan hanya boleh dikeluarkan dalam keadaan genting dan sudah sedemikan terdesak.Belum ada satu pun pendekar sakti di seantero Nusantara yang bisa merubah dirinya sendiri menjadi wujud lain. Baru kali inilah, ada sosok pendekar yang mampu mengeluarkan ilmu tingkat tingginya untuk bisa mengakses kekuatan supranatural melebihi kemampuan manusia normal. Pastilah pendekar itu merupakan sosok manusia luar biasa yang kesaktiannya bukan olah-olah.“Dia berubah jadi manusia srigala!” kata Ronggowelang tampak terkejut.“Kita harus segera satukan kekuatan! Ayo, gunakan senjata kita masing-masing untuk menyerang!” sahut Bara Jagal memberi
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 013 - Tewasnya Tokoh Pendekar Besar

Sampai sepuluh kali serangan berturut-turut dan kini tanah lapang yang berada di lembah itu menjadi gundul karena rumput-rumputnya yang tercerabut, Saka Dirga masih mampu bertahan dengan sisa-sisa tenaga dalamnya yang kian melemah.Sekarang ia jadi lebih sering menggeru-geru dan sesekali melolong panjang dengan bahasa srigalanya. Matanya begitu merah menyala, mengindikasikan ada kemarahan yang kian memuncak di dadanya. Ia sangat murka dengan ketiga pendekar yang mengeroyoknya secara membabi buta itu. Ini pertarungan yang tidak adil, yang hanya akan membawanya pada kehancuran.Maka dengan sisa-sisa tenaganya itu, ia mengamuk sejadi-jadinya! Melampiaskan seluruh amarah dalam dirinya yang sudah tak bisa dibendung lagi. Memukul-mukulkan tangannya ke dada, mencakar-cakar tanah hingga terkeruk habis membentuk kubangan hingga berpuluh-puluh senti ke bawah. Melolong panjang sambil melompat-lompat gesit ke segala arah.Lalu ia mencabut pohon-pohon besar yang ada di sekeliling lembah dan sekony
last updateLast Updated : 2024-09-22
Read more

Bab 014 - Menyusun Rencana Jahat

Lama kelamaan, penampakan cahaya putih yang melayang ringan itu lenyap, seolah ditelan oleh langit. Lalu terdengarlah lolongan ratusan srigala dari arah balik bukit. Lolongan panjang sahut menyahut yang menjadi sebuah pertanda bahwa telah terjadi sebuah pristiwa besar.Sekaligus menjadi pertanda bahwa kematian tokoh besar pendekar sakti itu mulai memasuki era baru, dan akan segera muncul tokoh pendekar baru yang kelak akan menuntut balas dan menghentikan segala angkara murka yang kerap dilakukan oleh pendekar-pendekar dari golongan hitam. Mereka selalu menghalalkan segala cara demi memenuhi nafsu kekuasaan dan ambisi pribadi untuk menjadi yang terkuat dan menguasai dunia persilatan.“Gu– guruuuu….” Arya Wisesa langsung berteriak setinggi langit.Namun jeritan suaranya hanya tertahan pedih dalam hati. Ia begitu terpukul dengan kematian gurunya.Kedua matanya langsung berkaca-kaca. Dadanya terasa penuh sesak. Kemarahan dan kesedihan mendalam bercampur aduk menjadi satu. Badannya bergeta
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

Bab 015 - Apa Isi Kitab Itu?

Apa yang sebenarnya membuat para pendekar dari golongan hitam begitu berambisi merebut kitab ilmu silat itu? Ada apa di dalamnya? Sehingga mereka dengan tega menumpahkan darah dan merampas nyawa orang lain demi tujuannya itu?Konon di dalam kitab itu tersimpan berbagai ajian dan teknik rahasia ilmu silat tingkat tinggi yang ditulis oleh para pendekar hebat zaman dulu.Kitab itu sudah berpindah-pindah dari satu generasi ke generasi yang lainnya selama lebih dari seratus tahun dan diwariskan secara turun-temurun.Dan dalam kurun waktu tersebut para pendekar golongan hitam tidak pernah berhenti berusaha merebut kitab itu dengan menghalalkan segala cara untuk kepentingan pribadi dan perguruan mereka.Bara Jagal yang merupakan keturunan dari pendekar golongan hitam dari masa lalu yang leluhurnya tewas terbunuh dalam sebuah pertempuran memperebutkan kitab itu merasa punya dendam kesumat yang harus ia bayar pada pendekar golongan putih. Dan ia sangat berambisi merebut kitab ilmu silat itu de
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

Bab 016 - Berpetualang di Rimba Raya

Arya Wisesa disambut oleh cahaya matahari pagi yang cerah, udara sejuk, dan kicau burung yang saling bersahutan ketika ia sudah menginjakkan kakinya di lereng bukit. Ia sudah berjalan cukup jauh, melewati pepohonan yang lebat dan rapat serta semak belukar yang ada di kanan kirinya selama perjalanan. Maka kini posisinya sudah sangat aman dari kejaran musuh.Dilihatnya sebuah pohon besar yang menghadap ke bawah bukit, sejenak ia duduk di bawah pohon besar yang rindang itu untuk mengistirahatkan tubuhnya sebelum kembali melanjutkan perjalanan.Ia bahkan masih belum punya rencana, kemanakah setelah ini? Ia belum tahu, tempat mana yang mesti dituju. Yang menjadi tujuannya hanyalah ingin membalaskan dendam atas kematian guru dan kehancuran perguruannya.Alhasil, ia jadi terlihat melamun sendirian, sambil memandangi luas bentang alam yang indah di depannya.“Andai manusia tak punya sifat keserakahan dan bisa mengendalikan nafsunya, mungkin tak akan ada pertumpahan darah dan kekacauan di duni
last updateLast Updated : 2024-09-26
Read more

Bab 017 - Membaca Isi Kitab

Matahari mulai redup, pertanda sore akan segera datang. Lekas-lekas ia mencari tempat yang lebih datar di lereng itu. Lantas ia kumpulkan kayu-kayu dan ranting kering. Setelah dirasa cukup, diarahkanlah telapak tangannya ke tumpukan kayu itu. Maka tak berapa lama api pun menyala dan berkobar dengan cepat, siap digunakan untuk memanggang ayam buruannya.Dengan menggunakan tenaga dalamnya pula ia merontokkan bulu lebat yang menempel pada tubuh ayam itu, lalu mengambil kayu kecil yang ujungnya rucing dan ia tusukan kayu itu ke tubuh si ayam untuk dibuatnya menjadi bekakak.Ia taruh ayam yang ditusuk itu di atas bara api sambil terus membolak-balikkan badannya. Hingga beberapa puluh menit kemudian, ayam yang dipanggang itu pun matang dan siap disantap. Aroma lezat yang menguar dari ayam panggang itu sungguh menggoda seleranya. Ia pun memakan ayam itu dengan lahapnya.“Ah, nikmat sekali,” ujarnya sambil bersendawa beberapa kali.Perutnya kini sudah kenyang dan dahaganya sudah terobati, seh
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 018 - Siapa Gadis Itu?

Sejak hari masih gelap Arya Wisesa sudah mulai mendaki. Dan ketika waktu pagi datang bersama matahari yang sangat cerah dari arah timur, ia telah sampai di puncak bukit.Dari kejauhan terlihat sebuah pedesaan di arah utara dari tempatnya berdiri. Ia akan pergi ke desa itu untuk mencari siapa pun yang bisa mengajarinya bahasa kuno. Ia tak akan berlama-lama di puncak itu dan akan kembali menempuh perjalanan puluhan kilo meter untuk bisa sampai ke desa yang ada di seberang bukit itu.Meski masih sangat jauh, namun perjalanannya kini tak akan terasa melelahkan dan menguras tenaganya dibanding pada saat ia terus menanjak hingga sampai ke puncak bukit.Dalam perjalanannya kali ini ia akan terus menurun dan melewati jalan datar menerobos hutan yang ditumbuhi pepohonan dan semak belukar yang sangat lebat. Persediaan air pun masih cukup aman untuknya dan tidak akan lagi kehausan di perjalanan.Sejauh ini belum ada satu pun manusia yang ia temui di hutan itu. Ia hanya perlu waspada pada babi hu
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Bab 019 - Tuduhan Gadis Ketus

Terpaksa ia mengeluarkan ilmu Lompatan Raja Srigala. Kini gerakannya lebih gesit daripada sebelumnya. Membuat serangan-serangan si gadis menjadi tampak mudah terbaca. Dan ketika gadis itu hendak menendang sekuat-kuatnya ke arah perut Arya Wisesa, cepat-cepat ia merendahkan tubuhnya ke bawah menghindari serangan.Lantas ia hantam balik kaki si gadis dengan sebuah tendangan sapuan yang memutar, sebuah serangan tak terduga yang membuat gadis itu sedikit terkejut dan gagal segera meloncat. Alhasil, tendangan dari Arya Wisesa berhasil mendarat di betis kirinya. Membuat ia hilang keseimbangan dan akhirnya jatuh terduduk ke tanah.“Ahhhh….!” Si gadis langsung mendesah kesakitan sambil memegangi betisnya.Arya Wisesa yang tak tega cepat-cepat langsung mendekat menghampirinya, menyentuh betisnya dan memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.Karena sebelum melancarkan serangan balik itu, ia sudah memperkirakan bahwa tendangannya tak akan menimbulkan efek yang sangat parah. Ia sudah mengukurnya
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 020 - Rumah di Tepi Hutan

“Aduhhh…, kakiku.” Si gadis mendesah lagi, tampak kesakitan.“Saudari, tak perlu memaksakan. Kumohon, jangan menolak bantuanku. Sudah seharusnya aku menolongmu,” kata Arya Wisesa sangat peduli pada si gadis.Lantas ia pun mengambil posisi membelakangi si gadis dan merendahkan tubuhnya, namun si gadis tak kunjung paham apa yang menjadi maksud Arya Wisesa.“Apa yang mau kamu lakukan?” tanya si gadis.“Menggendongmu Saudari,” jawab Arya Wisesa. “Cepatlah, hari sudah semakin sore sebelum kita kemalaman di sini. Tolong tunjukkan saja jalannya, ke mana arah rumahmu.”“Tapi bagaimana dengan kayu bakar yang kau bawa?” Si gadis bertanya.“Ah, aku hampir lupa. Tolong kau bantu ikat kayu ini di depan badanku, dan kau akan kugendong di belakang,” kata Arya Wisesa.Maka diikatkanlah kayu bakar itu di depan badannya. Sementara si gadis ikut di belakang gendongannya, dan mereka pun melanjutkan perjalanan.Dalam gendongan pemuda itu, berbinarlah kedua mata si gadis. Diam-diam ia memancarkan senyum le
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more
PREV
123456
...
8
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status