“Aduhhh…, kakiku.” Si gadis mendesah lagi, tampak kesakitan.“Saudari, tak perlu memaksakan. Kumohon, jangan menolak bantuanku. Sudah seharusnya aku menolongmu,” kata Arya Wisesa sangat peduli pada si gadis.Lantas ia pun mengambil posisi membelakangi si gadis dan merendahkan tubuhnya, namun si gadis tak kunjung paham apa yang menjadi maksud Arya Wisesa.“Apa yang mau kamu lakukan?” tanya si gadis.“Menggendongmu Saudari,” jawab Arya Wisesa. “Cepatlah, hari sudah semakin sore sebelum kita kemalaman di sini. Tolong tunjukkan saja jalannya, ke mana arah rumahmu.”“Tapi bagaimana dengan kayu bakar yang kau bawa?” Si gadis bertanya.“Ah, aku hampir lupa. Tolong kau bantu ikat kayu ini di depan badanku, dan kau akan kugendong di belakang,” kata Arya Wisesa.Maka diikatkanlah kayu bakar itu di depan badannya. Sementara si gadis ikut di belakang gendongannya, dan mereka pun melanjutkan perjalanan.Dalam gendongan pemuda itu, berbinarlah kedua mata si gadis. Diam-diam ia memancarkan senyum le
Last Updated : 2024-10-01 Read more