Pagi itu mereka berdua ditugaskan oleh Wisangpati untuk berbelanja ke pasar, dengan berjalan kaki menyusuri jalan desa. Cuaca cukup cerah dan keduanya tampak semangat setelah sekian lama bisa berjalan berdua kembali.“Dengan keadaanmu sekarang, seandainya ayahku memerintahkan kita kembali ke Hutan Balungan untuk meringkus rampok-rampok jahat itu, apakah kau siap, Arya?” tanya Dewi Raraswati sambil tersenyum.“Aha-ha, tentu saja aku siap, Dewi. Paman Wisangpati telah mengajariku jurus untuk menghadapi keroyokan lawan, aku pasti tidak akan gagal lagi dalam meringkus mereka semua,” sahut Arya Wisesa.“Oh, rupanya kau tidak kapok juga ya?” ledek gadis itu.Arya Wisesa tersenyum, lalu menyahut, “Sudah berulang kali kukatakan, Dewi. Akan kupertaruhkan seluruh jiwa dan ragaku untuk membela kebenaran, dan tentu saja untuk menjagamu.”“Duh, kenapa perutku tiba-tiba mual ya, setelah mendengar gombalanmu itu?” respon gadis itu agak menyebalkan, sambil berpura-pura memegangi perutnya.Membuat Ary
Last Updated : 2024-11-13 Read more