All Chapters of Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan : Chapter 181 - Chapter 190

275 Chapters

181. Gafi Si Pappochelys

Amaya yang mendengar celotehan Arsen yang tengah berjalan di belakang punggungnya tak bisa menahan tawa. Entah kenapa mulut julid Arsen selalu menghibur. Kali ini ... si bapaknya yang tak lolos darinya. Carl Fredricksen ia bilang? Si kakek-kakek tua berambut putih yang ada di film UP. Arsen mengatakan begitu mungkin karena jalan Gafi yang terbungkuk dengan bantuan tongkat. Dan jika Amaya perhatikan lebih jauh, tongkatnya itu sebenarnya adalah gagang sapu yang entah ia dapatkan dari mana. Ditambah dengan dirinya yang bau minyak tawon, maka sempurnalah mulut julid Arsen saat me-roasting bapaknya. "Ada apa?" tanya Serena yang berpapasan jalan dengan Amaya. Kakak iparnya itu terlihat baru saja datang karena masih membawa tas di tangannya. "Itu, Kak Rena—" Amaya sekilas menoleh ke belakang, pada Gafi yang dibantu berjalan oleh Kelvin sementara di depannya Arsen menjadi pemandu sorak. "AYO, PAPA! MAJU-MAJU!" "Arsen bilang kalau Kak Gafi udah kayak kakek tua ubanan di film UP," la
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

182. Tertangkap Basah

Niat hati ingin mengelabui, ternyata malah tertangkap basah! “Siang bolong begini, Vin?” goda Riana setelah Rajendra lebih dulu berdeham dan meninggalkan mereka berdua. “Apa sih?” tanya Kelvin, ia menyapukan rambut hitamnya ke belakang saat Amaya menyenggol lengannya, isyarat agar Kelvin menjawab ibunya dengan sedikit lebih masuk akal. “Nggak ngapa-ngapain juga. Benerin ikat pinggang emangnya salah? Habis dari kamar mandi tadi.” “Oh—“ “Lagian kalau ngapa-ngapain tuh juga kenapa, Mam? Sama istri sendiri juga. Kayak nggak pernah muda aja,” imbuhnya. “Mama sama Papa dulu pasti juga sering—aaak!” Kelvin berteriak saat Riana mencubit dadanya, ia tarik dan ia puntir. “Mam—sakit, Mam—“ “Berani kamu godain Mama hah?” “Godain gimana sih?” tanya Kelvin balik seraya mengusap dadanya. Ia terdorong menyingkir dari hadapan Riana setelah ibunya itu membuatnya hampir terjengkang. “Maaf ya, Sayang ....” kata Riana pada Amaya. Mendekat dan memeluknya. “Maklum di usianya yang udah kepala tiga s
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

183. Pria Misterius

“Maaf, Mir,” ucap Rama sekali lagi. “Buat semua kesalahan yang aku lakukan, buat aku yang udah menghancurkan hidupmu dan bahkan berniat membuatmu menghilang.” Miranda tertunduk di tempat ia duduk. Ia meremas jari-jarinya yang ada di atas paha. Hening kembali menghampiri, senja di luar yang menggelap menuntun mereka untuk mengingat, menapaki kembali jalan suram yang pernah mereka ambil. “Waktu itu ...” Miranda akhirnya membuka suaranya. “Waktu kamu dorong aku dari lantai dua Amore, apa itu betulan karena kamu rencanakan?” tanyanya. “Apa ... nggak seberharga itu aku buat kamu sekalipun hubungan yang sebelumnya kita lakukan itu salah?” Rama tampak menggertakkan rahangnya, ia menggeleng sebelum menjawab Miranda. “Nggak,” jawabnya. “Aku nggak pernah rencanain itu, Mir. Nggak pernah ada niat sejak awal buat dorong kamu. Aku cuma ... tertekan waktu itu. Aku takut kalau Papaku bakal buang aku ke tempat yang jauh dari sini. Maaf ....” Miranda tersenyum tipis, ia lalu menggigit bibirny
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

184. Cowok Ganteng Itu Suamiku

'D-dia ngapain sih?' batin Amaya penuh dengan tanya. 'Dia beneran kesel sama aku yang ngomong kalau motornya Ziel keren kemarin? Astaga ... padahal yang aku puji tuh motor barunya, bukan orangnya. Ini model cemburu apa lagi, Kelvin?' Mata Amaya terpejam sesaat. Tak ada kata damai dalam hidupnya jika sikap agresif Kelvin sering kali tak tertebak. Hari ini dengan naik motor, lalu berhenti di hadapannya seolah ia sedang menunjukkan bahwa dirinya adalah suaminya Amaya. 'Tadi bukannya dia ngantar kak Gafi ke chiropractor ya?' batinnya lagi. 'Jadi dia pulang dulu buat ngambil motornya terus ke kampus gitu?' Lagi pula kenapa Amaya tak sadar bahwa itu adalah motornya Kelvin? Ia hampir melihatnya setiap hari di garasi. Semua pikiran berkecamuk tanpa henti. Amaya sedikit tersentak saat mendengar Kelvin yang mengatakan, "Ayo." Kepala pria itu sekilas miring ke kiri, meminta Amaya untuk segera naik. Salah satu tangannya mengarah ke depan, menyerahkan helm pada Amaya yang bingung haru
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

185. Larangan Adalah Perintah

Amaya mendorong Kelvin dengan menggunakan kedua tangannya. Sepasang matanya membola menatap prianya itu yang malah tersenyum dengan tanpa dosanya padahal Amaya dilanda kepanikan. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, memastikan tak ada orang yang melihat apa yang mereka lakukan karena memang saat ini mereka ada di tempat umum. "Mas Vin apaan sih ah!" tegur Amaya. "Kita di tempat umum loh, jangan main cium-cium begitu dong! Gimana kalau ada yang lihat coba?" Yang mendapat protes justru menoleh ke kiri dan ke kanan, menirukan saat Amaya melakukannya dengan sedikit panik tadi. "Oh ya? Siapa?" tanyanya, persis seperti nada bicara Amaya barusan. Amaya yang kesal memukul dadanya, tangan kecilnya itu diraih oleh Kelvin yang menariknya agar mendekat sebelum ia menjawab dengan "Aku nggak menemukan siapapun di sekitar sini yang lihat aku cium kamu, Amaya," katanya. "Penjual lagi sibuk ngejualin orang, pohon sama tanaman sibuk menikmati hidup mereka yang tenang dan dibelai-belai angin, cuma
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

186. ‘I Love You, May ....’

Nasib dua ratus tusuk telur gulung itu berakhir dengan dibagikan kepada orang-orang yang siang itu ada di Ruang Terbuka Hijau tempat di mana Amaya dan Kelvin berhenti. Tapi tentu saja tidak habis semuanya, orang-orang hanya mengambil seperlunya—tiga hingga lima tusuk saja. Sehingga makanan itu mereka putuskan agar berpindah tangan dan berhenti di rumah orang tua Kelvin serta di rumah Gafi. Arsen yang paling senang saat mendapatkan jajan itu dari keduanya. Amaya juga masih memakannya setelah mereka sampai di rumah. Bersama dengan Kelvin, mereka duduk di ruang makan, mendesis pedas oleh sambal buatan Bi Mara—yang juga diminta Amaya untuk membantu menghabiskan telur gulungnya. 'Kapok deh, nggak bakal jajan tanpa tanya harga dulu,' batin Amaya seraya keluar dari kamarnya. Ia mengusap perutnya yang rasanya terlalu kenyang, terisi telur gulung. Ia merapikan rambutnya dan mencangklong tas miliknya. Ada agenda yang harus ia lakukan di luar. Ia bersama dengan Alin dan Naira a
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

187. Spek Suami Fiksi

Ini bukan karena Kelvin ingin menunjukkan pada semua rekan dosennya semanis apa hubungan mereka jika di rumah—hal yang jelas tidak bisa dijumpai oleh mereka selama di kampus karena mereka lebih sering menjaga jarak sekali pun semua orang tahu hubungan seperti apa yang mereka miliki. Memang seperti inilah sikap Kelvin pada Amaya. Ia selalu mengatakan ‘I love you’ setiap Amaya pergi atau berpamitan ke rumah teman-temannya. Kelvin selalu mengatakan ‘Hati-hati di jalan’ yang disertai dengan kecupan di keningnya. Sebenarnya di bibir juga, tapi sepertinya ia lebih memilih untuk mengurungkan itu hari ini. Semua yang ia lakukan itu adalah hal yang terbiasa diterima oleh Amaya. Namun, siang menuju sore ini rasanya lain, lebih mendebarkan dan membuat Amaya kikuk. Alasannya jelas, karena ada yang melihat. “I-I love you more, and more, and more,” jawab Amaya akhirnya. Ia melambaikan tangannya pada Kelvin sebelum berlari pergi dari hadapannya. Kelvin nyaris merengkuh pinggangnya sekali lag
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

188. Dua Miliar Tunai!

Amaya tak bisa bergerak, tangannya dikekang. Dua pria mencengkeram pergelangan tangannya di kiri dan kanannya. Erat, seolah memastikan agar ia tak kabur. Ia dipaksa duduk di dekat pos security yang ada di gerbang komplek, di mana di sana tak ada penjaganya. Alin pernah mengatakan padanya bahwa si Bapak yang bertugas menjaga komplek itu sedang sakit dan belum ada yang menggantikannya. Kebetulan yang sangat tidak mengenakkan. "Lihat kamu yang baru aja niat kabur, harusnya kamu udah ingat siapa Hakim Rasyid, 'kan?" tanya si botak—yang Amaya yakini adalah ketua persekutuan preman yang mengelilinginya ini. Amaya tak menjawab, ia mendengus saat si pria bertato naga di lehernya itu menyambung kalimat si botak dengan mengatakan, "Hubungi Abangmu yang kaya raya itu!" titahnya. "Minta ke dua uang dua miliar kalau mau kamu selamat!" ancamnya penuh penekanan. "Jadi kalian disuruh sama Hakim Rasyid?" tanya Amaya memastikan. Menjaga nada bicaranya agar tak terdengar gemetar meski sebenarnya ia
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

189. Kelvin Indra Melawan Delapan Preman

“HAJAR DIA!” seru si pria bertato naga. Kalimat itu timbul sebagai sebuah provokasi. Mereka secara bersamaan pergi dari sekitar Amaya duduk untuk menyerang Kelvin yang akhirnya begitu saja menjatuhkan helm yang tadi ditentengnya. Amaya melihat Kelvin yang dengan sigap melepas jaket kulit yang ia kenakan, seolah abai pada Helm mahal miliknya itu menggelinding entah ke mana. Dengan kedua matanya, Amaya melihat Kelvin menumbangkan dua orang sekaligus dengan hanya mengunakan jaket kulit yang ia gunakan sebagai senjata itu. Pisau lipat yang dibawa oleh si pria bertato naga tak berfungsi. Alih-alih berhasil melukai, pisau itu terlempar meninggalkan si pemiliknya akibat pukulan cerdik Kelvin. Dua pria bertato naga jatuh setelah Kelvin menendang perutnya, ia terhuyung keras hingga jatuh ke dalam got. Kelvin memutar tubuhnya saat melihat dua orang yang mendekat kepadanya. Mereka maju dengan mengepalkan kedua tangan mereka, bersiap dalam posisi kuda-kuda, menghalau seandainya Kelvi
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more

190. Di Bawah Kendali Kelvin Indra

"Kok celananya basah?" tanya Amaya yang seketika menghancurkan ketegangan yang semula terbangun di antara mereka. "O-Om itu pipis di celana, Mas Vin," lanjutnya. Jari telunjuknya mengarah pada si botak ketua geng preman yang terkapar di jalan saat Kelvin baru saja bangun dari sana dan berdiri di samping Amaya. "Takut dia," kata Kelvin. "Dia takut mati dan namanya disiarkan besok pagi. Innalilahi wa innailaihi rojiun, telah meninggal dunia—" "Jangan!" pinta si botak memohon. "Aku masih mau hidup." Si botak perlahan bangun, menutupi bagian depan pangkal pahanya yang secara tak terduga basah. Situasi yang pasti sangat memalukan baginya padahal sebelumnya ia bersikap sok jagoan. Kelvin satu langkah mendekat, hal yang ia lakukan itu membuat si botak malah mundur ke belakang apalagi saat Kelvin membuka suaranya dengan mengatakan, "Sampaikan ini pada Hakim Rasyid," ucapnya. "Suruh dia sembunyi yang benar karena setelah ini aku akan membuatnya dikepung banyak orang. Kalau dia sampai terta
last updateLast Updated : 2024-12-24
Read more
PREV
1
...
1718192021
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status