All Chapters of Pernikahan Rahasia dengan Dosen Tampan : Chapter 141 - Chapter 150

275 Chapters

141. Floricide

⚠️⚠️ TRIGGER WARNING ⚠️⚠️ Bab memuat konten yang mengandung kekerasan dan dapat memicu rasa tidak nyaman. Harap bijak dalam membaca! ———— Amaya mencoba untuk memuntahkannya, ia merogoh mulutnya sehingga minuman beralkohol itu keluar menodai lantai. Ia meremas dadanya, merapatkan blouse yang ia kenakan sebisanya, menengadah memandang Caecil dan teman-temannya yang berdiri dengan penuh kemenangan di hadapannya. Kamera ponsel salah seorang dari mereka mengarah pada Amaya, seolah tidak boleh ada yang terlewatkan. Semua harus diabadikan. Mereka tertawa saat Amaya seperti tak bisa menopang berat kepalanya sendiri. Sekalipun ia bisa memuntahkan cairan itu dari mulutnya, tapi yang tadi dipaksa masuk oleh Caecil jelas sebagian besar masuk ke dalam perut. Dan itu perlahan memberi efek sekarang. "Lihat ini siapa nona manis yang siang bolong mabuk di toilet kampus?" tanya Caecil mengejek. Ia mendorong kepala Amaya ke belakang. "Kamu jangan ngerasa hebat setelah ini, Amaya!" kata Caecil p
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

142. Bunga Yang Layu

Di dalam ruangan tempat berlangsungnya pertemuan antara Rajendra bersama dengan beberapa partner bisnisnya, Kelvin memandang ke arah jendela besar yang membentang di hadapannya. Saat semua orang mengambil waktu break dengan berbincang, Kelvin dibuat tidak tenang. Ia berdiri seraya menunduk, memeriksa ponselnya yang tidak mendapat balasan dari Amaya. [Sayangku, kamu udah sampai rumah belum?] Kelvin khawatir. Sepasang matanya terangkat, menjumpai gugusan mendung yang semakin kelam. Ia menghela dalam napasnya dan menoleh ke sisi kanan saat ayahnya memangil. "Vin?" "Iya, Pa?" tanggap Kelvin dengan alisnya yang berkerut. "Kenapa?" tanya Rajendra, menepuk sekilas punggungnya. "Khawatir sama Amaya, Pa," jawabnya. "Nggak bales pesanku dari tadi. Bi Mara bilang dia belum sampai rumah." Alis Rajendra ikut bertautan mendengar itu. "Udah kamu telepon belum?' "Udah, tapi nggak dijawab." Kelvin memandang sekitar sebelum kembali menatap Rajendra. "Aku nemenin Papa sampai sini ya
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

143. Di Dalam Bilik Kamar Mandi Itu ....

Ia tak bisa menahan air mata saat melihat ponsel milik Amaya ada di bawah tangannya, sebuah benda yang menjadi penghubung pertemuan mereka. Kelvin berlutut seraya melepas jas yang ia kenakan. Hatinya tak karuan saat ia menggunakan jas itu untuk menyelimuti bagian bawah tubuh Amaya dimulai dari pinggul sebab jeans yang membalut kakinya itu telah basah. Ia juga melepas kemeja putih yang ia kenakan setelah lebih dulu melepas jasnya. Ia pakaikan untuk menutupi tubuh Amaya, memastikan tidak ada yang terlihat saat Kelvin membawanya keluar nanti. Ia kembali ke dekat pintu, memasukkan semua barang milik Amaya ke dalam tas sebelum mencangklongnya. Kelvin mengangkat Amaya yang terkulai tak berdaya dengan beberapa bagian tubuhnya yang terluka. Melihat dirinya yang keluar dengan atasan yang hanya mengenakan singlet saja, semua mahasiswa yang tadi sempat mengikutinya jelas terkejut. "Itu Amaya," seru salah seorang dari mereka. "Kenapa dia begitu?" "Kenapa atasannya Pak Kelvin cuma pakai si
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

144. Setelah Badai Semalam

"Jangan takut, Sayang," bisik Kelvin di telinga Amaya, ia mengusap air mata yang mengalir di pipinya. "Maaf aku terlambat jawab panggilan kamu kemarin," lanjutnya. "Tapi sekarang semuanya akan baik-baik aja."Kelvin menunduk, mengecup bibir Amaya setelah berpindah dari keningnya."Maaf," kata Amaya seraya menengadahkan wajah pada Kelvin yang menggeleng untuk tidak menerima maaf itu."Kamu nggak perlu minta maaf," kata Kelvin. "Karena kamu nggak salah.""Aku cuma ... ngerasa kalau aku jadi beban, dulu hidupnya Mas Vin 'kan nggak pernah begini. Tapi gara-gara ada aku ... kayaknya aku ini cuma jadi beban.""Aku nggak pernah berpikir begitu, Sayang," tanggap Kelvin, ia sekali lagi mengusap pipi Amaya, memastikan tidak ada air matanya yang jatuh.Sebab setiap kali itu terjadi, hati Kelvin akan sangat sakit dibuatnya."Aku nggak pernah merasa kamu jadi beban. Sebagai dua orang yang sudah menikah, kalimat itu kurang tepat bagiku. Kamu adalah tanggung jawabku, apapun yang terjadi, aku yang ha
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

145. Katakan Saja Pada Semua Orang Hubungan Saya Dan Amaya

Di kampus ... semua orang telah membicarakan bagaimana kemarin Kelvin membawa keluar Amaya dari kamar mandi yang ada di dekat lapangan futsal dengan keadaan yang cukup ‘menyedihkan.’ Kelvin hanya mengenakan singlet, sedang kemeja dan jas miliknya digunakan untuk menutupi tubuh Amaya. Beberapa mahasiswa—dengan permintaan Ziel—menjaga lokasi yang mereka sebut sebagai ‘tempat kejadian perkara’ yang akan ditinjau oleh pihak kampus. Benar, ruangan yang penuh dengan bau alkohol itu. Di kantin kampus siang hari ini, kabar itu semakin liar, beredar dari mulut ke mulut. Kabarnya simpang siur, ada yang menyebut Amaya terluka di bagian kepala, ada yang menyebut Amaya mabuk di toilet kampus dan tidak sadar. “Gimana kalau kampus tahu kalau kita yang lakuin itu semua, Cil?” tanya salah seorang teman Caecil yang bernama Sarah, ia terlihat tak tenang saat mengaduk minuman yang ada di atas meja. “Apalagi anak-anak bilang kalau Pak Kelvin kemarin bawa Amaya keluar dia lagi pingsan,” sambu
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

146. Saat Kita Menjadi Tujuannya

Di dalam rumahnya yang terasa hening, di dalam kamarnya Amaya tengah mengurung diri. Ingatannya terus mengulangi mencekamnya hari kemarin yang seolah tidak mau berhenti. Tawa caecil dan teman-temannya, botol minuman keras yang diarahkan ke bibirnya agar ia menelannya secara paksa, semua itu masih tercetak dengan sangat jelas. Bahkan bau minuman laknat itu seolah terus menempel di tubuhnya dan membuatnya jijik. ‘Mahasiswa yang merelakan dirinya ditunggangi oleh dosennya sendiri.’ Kalimat Caecil berulang kali terngiang di telinganya sehingga ia harus mengatur napasnya saat hal itu terjadi. Hatinya menjadi goyah, ‘Apakah tidak boleh menikah dengan dosen?’ “Aku juga bukan simpanan, aku istri sahnya, aku nggak ngambil suami orang juga, ‘kan?” tanya Amaya pada dirinya sendiri. Ia memandang pantulan wajahnya yang ada di cermin, terlihat cukup menyedihkan dengan tempelan kapas yang ada di keningnya yang beberapa saat lalu dibantu oleh Bi Mara untuk diganti. “Aku tahu Caecil
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

147. Pindahlah Ke Mars!

Pohon tabebuya itu, mulai hari ini akan menjadi pemandangan favorit Amaya. Ia bisa melihatnya dari ruang makan saat duduk di sana, merah muda memenuhi setiap tangkainya ketika mekar. Malam ini pun demikian, Amaya bisa melihatnya yang sangat cantik sewaktu ia duduk menghabiskan makan malamnya saat Gafi dan keluarga kecilnya datang. "Iya tahu Kelvin kasih kamu hadiah pohon tabebuya di sana, udah nggak usah dilihatin terus ...." celetuk Serena dari seberang Amaya duduk, penuh dengan nada godaan karena Amaya berkali-kali mencuri pandang untuk melihat ke luar. Amaya tak ingin melihat sebenarnya. Hanya saja ... godaan untuk terus berpaling ke sana sangat besar. "Maaf," kata Amaya, membawa kembali pandangannya ke makanan yang ada di atas meja. "Soalnya itu bikin terkejut karena hadiahnya nggak biasa." "Ya nggak salah sih, May," tanggap Serena. "Aku kalau suamiku kasih hadiah bunga sebesar itu, apalagi sepohonnya sekalian kayaknya aku juga bakalan lihatin terus." "Tapi 'kan Papa nggak
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

148. Bunga Tai Ayam Tak Mau Mengaku Diri Mereka Bau

Gafi tampak tak membahas apapun soal kondisi Amaya yang ditemukan oleh Kelvin di kamar mandi kemarin. Tapi bukan berarti ia diam saja. Setelah makan malam itu usai, Amaya melihat kakak lelakinya itu bicara empat mata dengan Kelvin di luar rumah. Tentu saja Amaya tak bisa mendengar. Selain ekspresi wajah mereka yang sama-sama menegang. Entah apa yang telah dilakukan oleh dua pria yang bekerja menggunakan otak mereka itu. Amaya juga memilih untuk tidak menanyakannya lebih lanjut. Karena jika ia bertanya ... artinya ia juga harus bersiap untuk menjelaskan soal apa yang terjadi padanya. Dan ia tak mau. Sementara ini, biar ia simpan sendiri apa yang dilakukan oleh Caecil kepadanya. Kedatangan Gafi yang membawa Arsen cukup menghibur. Sesekali celetukan polos bocah kecil itu membuat Amaya tertawa, begitu juga dengan Serena. Saat keluarga kecil Gafi pergi dari rumah, Amaya mengantar mereka hingga ke teras dan melambaikan tangan sampai mereka menghilang di luar gerbang. "Mau makan yang
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

149. Ada Yang Hijau Di Gigimu

Caecil seketika menutup mulutnya. Tak akan ia buka untuk bicara. Sedangkan Kelvin hanya menunjukkan salah satu bibirnya yang terangkat, menyeringai. Suara tawa dari berbagai meja yang terisi oleh mahasiswa menggema memenuhi perpustakaan. Kelvin mengambil notebook miliknya yang ada di tangan Caecil tanpa membuat kulit mereka bersentuhan, kemudian memasukkannya ke dalam ransel. Begitu juga dengan barang-barangnya yang lain sebelum bangun dari duduknya, meninggalkan meja sekaligus meninggalkan Caecil. “Dia baru makan apa kok di giginya ada hijau-hijaunya?” celetuk salah seorang mahasiswa yang sudah tidak bisa lagi menahan tawa—merujuk pada kalimat Kelvin yang dialamatkan pada Caecil sebelumnya. “Nggak tahu, daun talas kalik.” “Eh tapi kalian denger nggak tadi? Pak Kelvin bilang bunga tai ayam.” Gemuruh tawa terdengar dari meja yang ada di sebelah kanan Caecil duduk. “Ya baguslah kalau Caecil si tukang bully kena mental sama Pak Kelvin.” Petugas yang ada di perpustakaan mengingatk
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more

150. Fantasy Land Date

Jika sebelumnya Amaya datang ke sini bersama dengan Arsen, malam hari ini ia hanya berdua bersama dengan Kelvin. Fantasy Land, sebuah taman hiburan yang masih cukup ramai di datangi oleh pengunjung yang ingin menghabiskan malam mereka setelah lelah bekerja seharian. Kelvin yang mengajak Amaya ke tempat ini karena sepulangnya dari kampus tadi, Kelvin melihat Amaya yang hanya terbengong di sebelah timur rumah, memandangi pohon tabebuya yang tengah mekar. “Mau pergi ke yang mana dulu?” tanya Kelvin saat mereka masuk dan bergandengan tangan. “Apa Mas Vin nggak keberatan kita keluar begini?” tanya Amaya balik alih-alih menjawab Kelvin. “Keberatan kenapa?” “Karena kita bisa dilihat sama orang lain.” “Nggak,” jawab Kelvin. “Kalau misalkan ada ketemu mahasiswa, rasanya ... semua orang juga kayaknya udah tahu kita ada hubungan. Biarkan saja ....” Amaya tersenyum mendengar Kelvin yang tanpa beban saat mengatakan demikian. “Nggak ada Arsen sekarang, kamu bisa pilih yang mana saj
last updateLast Updated : 2024-12-04
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
28
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status