Semua Bab Ketika Bertemu Denganmu : Bab 41 - Bab 50

81 Bab

Bab 41. Sikap Menyebalkan Ares

Tiba-tiba saja, situasi tegang menyelimuti mereka bertiga yang saat ini sedang berdiri di pinggir lorong menuju kantin. Tom yang tidak ada sangkut pautnya dalam masalah ini, sekarang seakan menjadi terdakwa dari tatapan tajam Patricia yang sedang mencari sebuah jawaban.Sementara saat Tom melirik ke arah Ares, pria itu jelas sedang tidak berada pada situasi yang akan menjawab pertanyaan Patricia. Tom mengumpat dalam hati untuk Ares, dan juga membodohkan dirinya sendiri karena membahas ini di tempat yang tidak aman.“Kita sedang membicarakan masalah temanku,” ucap Tom pada akhirnya, karena sejak tadi Ares hanya diam. Tak mungkin dia hanya diam saja di kala kondisi menegang seperti sekarang ini. “Dia menceritakan masalahnya padaku, something problem with his girlfriend, dan dia ingin mendengar saran dari sesama teman pria, jadi aku menceritakannya juga pada Ares untuk menambah opsi sudut pandang. Benar begitu kan, Ares?” lanjutnya sambil melirik Ares. Ares hanya mengangkat kedua alisn
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 42. Panik yang Membawa Liburan Bersama

Sepertinya wafel panas dan lelehan es krim di atasnya dengan potongan buah akan menjadi sarapan yang lezat. Belva sudah memikirkan hal itu dari sejak dia membuka mata. Entah sudah berapa banyak berat badannya bertambah, kali ini dia tidak memikirkannya lagi.Menurut Elea, tubuh Belva tetap seperti dulu, kecuali di bagian perut. Mungkin hal itu yang membuat Belva saat ini menjadi tidak merasa bersalah ketika saat ini dia makan banyak. Well, bukankah bertambah gemuk memang wajar pada ibu hamil?Setelah mandi dan berganti pakaian, Belva segera menuju ke dapur untuk membuat menu impiannya pagi ini. Tepung, telur, dan susu telah dikeluarkan, dia juga telah menimbang takarannya, saat ponselnya mengeluarkan notifikasi pesan masuk.Melihat pesan yang masuk, sekejap kedua mata Belva membelalak lebar. Ibunya mengatakan akan berkunjung ke apartemen lamanya. Oh, tidak boleh! Apartemen itu pasti sudah dihuni oleh orang lain. Bagaimana ini? Lagi pula dia juga tidak mungkin untuk menemui ibunya dala
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 43. Ciuman Penuh Rasa Cinta  

Menjelang sore mereka telah sampai di Philadelphia. Belva dan Ares melangkahkan kaki ke sebuah hotel di sana, dan Ares segera menuju ke meja respsionis untuk melakukan check-in. Belva tidak menangkap ada hal yang aneh, sampai akhirnya dia menyadari satu hal.Ares hanya memesan satu kamar!Hatinya bergemuruh saat menyadari hal itu. Mereka tidak mungkin tinggal di satu kamar, kan? Pasti Ares salah. Saat pria itu menoleh dan menangkap gurat protes yang akan dilayangkan oleh Belva, pria itu segera merundukkan kepalanya dan berbisik pelan.“Jangan protes, nikmati saja yang ada.”Belva langsung mengurungkan keinginannya untuk protes. Berkali-kali dia mengumpat dalam hati, sepertinya dirinya telah masuk ke dalam perangkap Ares. Namun, Belva segera sadar bahwa Presiden Suite Room pasti memiliki tempat yang luas. Jika mereka tinggal sekamar, so what? Malamnya dia bisa tidur di sofa.Sampai di dalam kamar, Belva lagsung mendekat ke sisi jendela lebar yang memperlihatkan semua sisi kota Philadel
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 44. Aku Adalah Suaminya!

“Kau sudah siap?” tanya Ares, sambil berjalan ke belakang Belva yang sedang berdiri di depan cermin, mengenakan dress terusan hitam yang membalut cantik tubuhnya.“Bisa minta tolong kau naikkan ke atas resleting dress-ku? Aku tidak bisa menjangkaunya.” Belva menyibak rambutnya yang terurai ke belakang. Perempuan itu tanpa ragu meminta pertolongan dari Ares di kala mengalami kesulitan ini.Kulit punggung mulus Belva terlihat kontras dengan dress hitam berpendar yang dia kenakan. Ares meneguk ludahnya, berusaha untuk menahan rasa yang tiba-tiba bergejolak dalam dirinya. Bayangan ciuman mereka tadi kembali terngiang.Tangan Ares meraih resleting itu, lalu menariknya ke atas secara perlahan. Ujung jari Ares menyentuh kulit punggung Belva, membuat Belva tak kuasa menahan desahan pelannya.Jantung perempuan itu berdebar kencang. Tak hanya Ares, Belva juga mengingat setiap sesapan yang tadi dia rasakan bersama dengan Ares. Bagaimana napas mereka saling memburu, dan keduanya yang tersengal sa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 45. Momen yang Terulang

Meskipun telah berciuman dengan mesra, nyatanya tak membuat Belva menjadi bersikap biasa saat malam tiba. Kebingungan melanda hatinya. Dia tidak mungkin begitu saja tidur di sebelah Ares yang sudah berbaring di ranjang. Belva kembali keluar kamar. Dia melangkahkan kakinya menuju ke sofa besar yang tadi siang telah menjadi incarannya. Not bad, cukup luas dan sangat empuk. Dia akan dengan mudah terlelap di sana sambil melihat pemandangan kota.Baiklah, keputusan telah diambil. Malam dia akan tidur sofa. Anggukkan puas menyertai langkah Belva saat kembali ke kamar. Dia bermaksud untuk mengambil bantal dan selimut.Namun rupanya gerak-gerik Belva dari tadi telah diperhatikan oleh Ares. Pria itu hanya mengulum senyum setiap kali Belva mondar-mandir mencari tempat. Dirinya bahkan berpura-pura memejamkan matanya saat Belva mendekat.Gerakan kecil dari Belva yang sedang mengangkat bantal berhasil menarik tipis sudut bibir Ares. Saat Belva mulai menarik selimut, saat itulah Ares membuka matan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

Bab 46. Momen yang Tak Terlupakan

Belva membuka matanya dengan tergesa-gesa. Otaknya sedang memproses setiap hal yang telah terjadi sebelumnya. Benarkah kejadian semalam itu nyata? Rasanya Belva merasa bahwa sentuhan Ares sangat nyata, tapi dia takut bahwa semua hanya mimpi. Sebab, terkadang mimpi indah begitu menghanyutkannya. Mimpi indah bisa membuat semua orang tenggelam dalam harapan.Namun, Belva menyadari bahwa ada tangan kokoh yang membekap tubuhnya. Dia mulai menoleh—mendapati Ares yang masih tertidur. Tampak jelas tatapan Belva menatap Ares dengan tatapan penuh pujaan.Hal tersebut menandakan bahwa permainan panasnya dengan Ares tadi malam sangat nyata. Terbangun dalam keadaan tubuh polos menandakan bahwa memang pergulatan panas kedua kali dengan Ares telah terjadi. Hanya berbeda kali ini Belva melakukannya dengan keadaan sadar, bukan mabuk.Belva hanyut akan pandangannya menatap Ares yang terlelap. Rahang tegas. Hidung mancung menjulang melebihi bibir. Paras tampan. Kulit bersih. Ya, semua yang ada pada Ares
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 47. Tamparan Menyakitkan dari Tunangan Ares

Beberapa hari setelah pernyataan Ares pada Belva di Philadelphia, kedua insan itu telah kembali menjalani aktivitas mereka di Manhattan. Belva tetap fokus dengan kehamilannya dan baru-baru ini menjadi rutin melakukan yoga yang dia lakukan setiap hari di penthouse, sementara Ares selalu enggan untuk meninggalkan Belva setiap pagi. Seperti saat ini, pria tampan itu terus mengulur waktu untuk selalu berada di sisi Belva.“Kurasa kau memerlukan mantras yoga yang baru.” Ares memperhatikan Belva yang sedang menggelar matras di depan tv.Belva menoleh, mengerutkan keningnya dengan mengarahkan tatapan protes pada Ares. “Bukankah seharusnya kau sudah berangkat lima menit yang lalu, Dokter Ares Ducan? Kenapa masih di sini?”Ares terkekeh rendah. Alih-alih menuju ke pintu keluar untuk segera berangkat ke rumah sakit, pria tampan itu justru mendekat dan duduk di sofa yang paling dekat dengan posisi Belva sambil terus memperhatikan istrinya tersebut. “Masih ada sedikit waktu untuk terus bersamamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 48. Keberanian Ares

Tom berlari cepat menuju ke ruangan Ares. Dia bahkan tidak memedulikan tatapan beberapa perawat dan dokter lain yang melihatnya berlarian di koridor klinik bedah. Kabar berita yang baru saja dia dapatkan baru saja lebih penting dari rasa heran mereka melihat seorang Dokter Obgyn berlarian di sana.Hal yang sedang dibawa oleh Tom tampaknya sangat penting sampai dia tidak sempat mengetuk pintu ruangan Ares. Dia masuk begitu saja dan membuat Ares langsung mendongak cepat dengan wajah heran.“Di mana tata kramamu, Dokter Tom? Ketuklah pintu dulu sebelum masuk ke ruangan,” sindir Ares sebelum kembali menunduk untuk memeriksa daftar pengajuan obat dari sales farmasi yang dia dapat tadi pagi.“Ini bukan waktunya untuk bertata krama, Ares!” seru Tom dengan wajah panik. “Ada hal yang lebih penting yang harus kau ketahui.”Melihat sahabatnya itu bertingkah aneh, Ares segera menutup dokumennya dan menatap heran pada Tom. “Ada apa? Apa yang terjadi?”“Patricia membuat masalah!” jawab Tom dengan n
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 49. Perjuangan yang Tak Mudah

Ares berlari setelah pintu lift terbuka. Dia bergegas memasuki penthouse dengan rasa cemas yang menjadi topik utama pada malam ini. Puluhan panggilan yang dia coba sambungkan pada Belva, tapi sayangnya tidak ada yang dijawab. Sebab, dia yakin sepenuhnya jika pertemuan Belva dengan Patricia tadi pagi pasti memiliki cerita yang sangat buruk.Ares membuka cepat pintu penthouse. Suara gebrakan dari pintu yang membentur dinding tak dihiraukan oleh pria itu. Di pikirannya saat ini hanyalah Belva.“Belva?!” teriaknya.Hening. Tidak ada jawaban sama sekali.Ares berlari cepat ke kamar mereka. Namun, sayangnya kosong, dia tidak menemukan Belva di sana. Di dalam kamar mandi pun tidak terlihat sosok Belva. Tampak jelas raut wajah Ares menunjukkan kepanikannya.“Belva!” seru Ares lagi.Seluruh ruangan telah bergantian dibuka, tapi dia belum menemukan Belva di mana pun. Pikirannya semakin buntu. Mungkinkah istrinya itu tidak pulang ke rumah? Mungkinkah dia berada di tempat Elea?Dalam satu gerakan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

Bab 50. Bercerita Pada Neil Nelson

Keesokan harinya Ares kembali berangkat ke rumah sakit seperti hari biasanya. Beberapa bisikan dari perawat mengenai rumornya yang berselingkuh langsung berhenti saat pria itu melintas. Tentu saja Ares mendengarnya. Mereka tak hanya berbisik, tapi beberapa juga mengatakannya dengan lantang. Namun itu semua tidak penting bagi Ares. Semua orang bebas berpendapat, dan dirinya akan tetap pada jalurnya untuk mempertahankan Belva di sisinya.Secara kebetulan, hari ini jadwal operasi yang seharusnya menjadi miliknya telah diambil semua oleh Zeus, ayahnya. Meskipun Ares sedikit heran, tapi dia tidak ingin mempertanyakannya. Dia menganggap ayahnya itu sedang berusaha untuk memberikan waktu berpikir padanya mengenai masalah ini, dan tentu saja hasilnya tetap untuk menyudahi pertunangannya dengan Patricia.Anggap saja itu adalah upaya bagi dirinya untuk mengakhiri tradisi konyol yang terus dipertahankan oleh keluarga Ducan. Tidak semua orang cocok dengan perjodohan, dan orang itu adalah dirinya.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
9
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status