Home / Rumah Tangga / Ketika Bertemu Denganmu / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Ketika Bertemu Denganmu : Chapter 51 - Chapter 60

81 Chapters

Bab 51. Memilih Cinta Daripada Harta

Jadwal operasi tiba-tiba dialihkan, membuat Ares sedikit bingung. Namun, pria tampan itu memilih untuk tenang. Otaknya mencerna pasti ada sesuatu yang disengaja, tapi dia memilih untuk diam dan tak bertanya apa pun. Dia menerima di kala jadwalnya dialihkan secara mendadak.Sampai suatu ketika, di kala Ares hendak bangun dari kursi kerjanya, tatapannya teralih pada pintu kerjanya yang terbuka secara perlahan. Dalam hitungan detik, tatapannya menatap lekat dan dingin sang ayah yang sudah berdiri di ambang pintu.“Jadi kau dalang di balik dialihkannya jadwal operasiku?” tanya Ares to the point. Seribu persen, dia sangat yakin bahwa ayahnya yang mengatur ini. Sebab, tidak ada yang nemiliki kekuasaan tertinggi di Alpha Hospital, selain ayahnya.“Aku tidak suka basa-basi. Aku yakin kau tahu tujuanku ke sini untuk apa,” ucap Zeus dingin, dan tegas.Ares mengembuskan napas kasar. “Dad, jika kau hanya ingin memintaku berpisah dari Belva, maka jawabannya akan tetap sama. Aku harap kau mengharga
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 52. Tinggalkan aku, Ares!  

Sebuah kafe yang terletak cukup jauh dari pusat kota, menjadi tempat di mana Belva bertemu dengan Zeus Ducan—ayah Ares. Perempuan itu sama sekali tidak bercerita pada Ares tentang dirinya akan bertemu dengan ayah Ares. Menurutnya, jika dia bercerita, maka pasti Ares akan memaksa ikut. Sementara perintah sangat jelas bahwa Zeus Ducan ingin bicara empat mata dengannya. Hal tersebut yang membuat Belva, mau tak mau harus menutupi semua ini.Belva memasuki sebuah kafe, lalu di sana tatapannya tertuju pada Zeus yang duduk di ujung dekat jendela. Tampak kegugupan dan rasa takut melanda dalam diri Belva. Tak menampik bahwa dia selalu takut bertemu dengan ayah Ares. Namun, tidak ada pilihan lain, dia tak mungkin melangkah pergi. Dia sudah berani datang, maka dia pun harus berani bertemu dengan Zeus.“Selamat pagi, Tuan Ducan,” sapa Belva di kala tiba di depan Zeus.Zeus meletakan cangkir kopi yang ada di tangannya ke atas meja. “Duduk. Kau tidak mungkin terus berdiri seperti itu, kan?”Belva m
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 53. Belva Lebih Dari Apa Pun  

Tom memeriksa kondisi Belva yang pingsan. Sebelumnya Ares sudah memeriksa Belva, tapi karena Tom adalah dokter specialis kandungan, maka tentu Ares lebih memercayai Tom—dokter sekaligus teman baik Ares. Selama Belva hamil, memang Ares memercayakan Belva pada Tom. “Kondisi Belva cukup buruk. Kandungannya lemah, Ares. Apa yang sudah kau lakukan padanya?” tanya Tom serius seraya menatap Ares.Kening Ares mengerut dalam. “Aku tidak melakukan apa pun, Tom. Belva tadi pagi izin padaku ingin ke supermarket. Sepulang dari supermarket, dia langsung menangis dan memintaku meninggalkannya. Tentu aku menolak permintaan konyolnya. Setelah sedikit perdebatan, dia pingsan.”Tom mengembuskan napas berat. “Pasti ada hal yang dia tutupi darimu, Ares.”Ares terdiam sejenak, berusaha berpikir. Detik itu juga dia mencari ponsel Belva, beruntung dia tahu password ponsel Belva. Hal yang dilakukan Ares memeriksa pesan, tapi tidak ada yang mencurigakan. Sampai akhrinya dia tertuju pada panggilan masuk—yang n
last updateLast Updated : 2024-10-06
Read more

Bab 54. Teruslah Ada Di Sisiku, Belva!

“Ares, tunggu!” Patricia berlari keluar dari ruang kerja Zeus, menyusul Ares dengan susah payah. Dia sedikit kesulitan karena heels di kakinya cukup tinggi. Namun, dia tak menyerah. Patricia terus berlari mengejar Ares, sampai ketika dia dapat—langsung menahan kuat lengan pria itu.Langkah kaki Ares terpaksa terhenti di kala Patricia menahannya. Aura wajah Ares begitu dingin, dengan sorot mata tajam. “Jika kau tidak ingin aku bertindak kasar, lepaskan aku!” ancamnya tak main-main.Patricia berusaha mengatur napasnya. Lari cukup kencang mengejar Ares, membuat napasnya tak beraturan. “Ares, aku mohon jangan melawan ayahmu. Apa kau tidak sayang kehilangan hartamu? Lagi pula, apa untungnya kau membela mati-matian perempuan rendah itu? Dia hanya seorang pelacur rendahan, Ares!”Seketika sorot mata Ares menajam, penuh amarah dan dendam mendengar ucapan Patricia. Pria tampan itu mencengkeram kuat rahang Patricia. Sontak, wanita itu merintih kesakitan di kala Ares mencengkeram kuat rahangnya.
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 55. Dendam yang Membara

“Sayang, ada apa? Apa ada masalah di rumah sakit?” tanya Vintari lembut pada Zeus yang baru saja pulang. Dia menyambut sang suami dengan senyuman, tapi sayangnya suaminya itu menunjukkan amarah.Zeus membanting jasnya di sofa. “Anakmu itu benar-benar kurang ajar! Setelah ini aku akan mengurus ke pengacara, menyoret Ares dari daftar warisan Ducan!”Vintari tersentak mendengar ucapan Zeus. “Sayang, kenapa kau mengambil keputusan seperti itu? Ya Tuhan, Sayang, aku tahu Ares salah, tapi jangan seperti itu. Aku mohon, Sayang. Pikirkan semua masalah dengan kepala dingin.”Zeus menatap dingin Vintari. “Kau bilang memikirkan masalah dengan kepala dingin? Apa kau sudah tidak waras? Anakmu bahkan membela pelacur itu!”Vintari menghela napas dalam. “Zeus, kau jangan menyebutnya dengan sebutan pelacur. Kau bahkan belum menyelidiki dengan baik siapa perempuan itu. Aku tahu kau marah dan kecewa. Aku juga merasakan demikian, tapi tetap aku mohon jangan langsung menghakimi seseorang dengan buruk, seb
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

Bab 56. Perasaan yang Dihancurkan

{Jika kau tidak mau mendengar apa yang aku katakan, maka aku akan pastikan kau tidak lagi bisa bertemu dengan ibu dan adikmu!} Pesan singkat dari Zeus membuat Ares terdiam sebentar, dan memejamkan mata singkat. Ini sudah kesekian kali dirinya mendapatkan ancaman dari ayahnya. Ya, Ares sangat mengenal bagaimana sifat keras ayahnya dengan baik.“Ares, ada apa?” Belva melangkah menghampiri Ares.Ares menatap Belva, dan menyimpan ponselnya ke kantong celananya. “Aku baik-baik saja. Aku ingin keluar sebentar, menghirup udara segar.”Ancaman dicoret dari daftar warisan adalah hal biasa bagi Ares. Namun, ancaman tak lagi bisa bertemu ibu dan adiknya, adalah sesuatu hal yang menyakitkan. Pria tampan itu tak peduli jika harus kehilangan harta. Dia hanya memikirkan bagaimana jika dirinya tak lagi bisa melihat ibu dan adik perempuannya.“Apa ada masalah?” tanya Belva khawatir.Ares menggelengkan kepalanya, seraya membelai pipi perempuan itu lembut. Tidak mungkin dia menceritakan pada Belva tent
last updateLast Updated : 2024-10-21
Read more

Bab 57. Memilih Pergi

Pikiran Belva sontak menjadi gelap. Dia bahkan tak sadar jika kakinya telah mundur beberapa langkah setelah melihat hal yang tidak pernah dia inginkan untuk dilihat dengan kedua matanya sendiri. Bagaimana bisa itu terjadi? Bagaimana Ares tega melakukan itu semua padanya?Belva meyakinkan bahwa apa yang dia lihat adalah sekadar mimpi belaka, tapi tidak mungkin. Dia melihat dengan jelas Ares dan Patricia bercinta. Sekarang dia merasakan jantungnya seakan tertikam kuat oleh benda tajam.Matanya memerah, menahan air mata tak tumpah. Tumitnya berputar, membawa tubuhnya pergi dari penthouse milik Patricia. Belva hanya berjalan pelan, dengan air mata yang mulai berlinang jatuh membasahi pipinya.Belva kembali ke penthouse yang dia tempati dengan Ares untuk mengemas semua barang yang dia miliki. Keyakinannya mantap untuk meninggalkan tempat ini dan semua hal yang berhubungan dengan Ares. Sebab pada dasarnya, dia hanyalah sebuah titik yang tak sengaja ikut melebur pada kehidupan Ares dan Patri
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 58. Penyesalan yang Mendalam

Aroma masakan yang menggelitik hidung membuat Belva terbangun dari tidurnya. Harum, membuatnya lapar dan beranjak turun dari ranjang. Tak langsung keluar dari kamar, dia terlebih dulu masuk ke kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya dengan air hangat.Ah, rasanya nyaman sekali. Namun tetap saja rasanya tidak bisa menghilangkan rasa sesak yang masih mengganjal di hatinya. Setelah menyelesaikan ritual paginya, Belva memperlihatkan wajahnya di depan cermin wastafel setelah sikat gigi.Ada sedikit lingkaran hitam yang menggantung di bawah mata Belva. Dua hari terakhir ini dia tidak bisa tidur. Terlebih lagi semalam. Setiap terpejam, wajah Ares membayang di matanya. Hal itu membuatnya menjadi semakin tersiksa.Belva menghela napasnya dalam-dalam. Dia harus bisa melewati masalah ini dengan tenang. Percuma dia merasa terus bersedih dan terpuruk. Semuanya itu akan berpengaruh pada perkembangan bayi di dalam perutnya, dan Belva tidak menginginkannya.Belva membuka pintunya perlahan dengan perasaa
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 59. Hadiah Terakhir dari Patricia

Neil memilih untuk bekerja di mansion hari ini. Dia merasa tidak tega untuk meninggalkan Belva sendirian di tengah-tengah situasi seperti ini. Dia khawatir akan ada hal buruk menimpa Belva, apalagi perempuan itu mengatakan ingin mengakhiri hubungan dengan Ares. Sedikit perdebatan kecil tentang keputusannya untuk bekerja di mansion, tapi pada akhirnya Belva tidak protes lagi setelah Neil menggelar lembar biru desainnya di ruang kerja yang menyatu dengan ruang santai. Hari ini Neil hanya perlu untuk memeriksa ulang sebelum memindah desain yang berada di lembar birunya pada bentuk 3D.“Aku lebih suka bekerja di ruang terbuka seperti ini,” ucap Neil memberikan informasi.Belva memandang satu meja lebar yang cukup untuk menggelar lembar biru yang kerap digunakan para arsitek dan design interior untuk merancang gambar. Terlihat bebas dan lepas. Dia jadi bepikir untuk membuat satu ruang kerja yang nyaman untuk dirinya setelah melahirkan nanti.“Baiklah, aku akan memberikanmu ruang untuk be
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more

Bab 60. Semua Telah Berakhir

Tak ada jawaban dari Ares. Jelas dia tahu siapa pria yang sedang bersama dengan Belva di dalam foto itu. Neil Nelson, pria yang berhasil membuatnya cemburu. Namun, dia memilih untuk diam, tanpa mengatakan apa pun pada Patricia. Tatapan tajamnya telah mewakilkan semuanya, mengenai perasaan dan semua hal yang sedang dia pikirkan saat ini.Patricia masih menikmati kemenangannya. Seakan tak peduli lagi dengan apa pun lagi. Dendamnya telah terlaksana. Saat ini dia lebih memilih untuk membakar semuanya. Jika dirinya tak bisa memiliki Ares, begitu juga dengan Belva.Ares berdiri setelah meremas foto itu dengan sekuat tenaga dan melemparnya ke hadapan Patricia. Detik ini juga, tak hanya hubungannya dengan Patricia saja yang berakhir, tetapi juga pernikahannya dengan Belva yang rasanya sangat sulit untuk diperjuangkan kembali.Pikiran Ares mulai bercabang. Dia memikirkan dua hal yang saling berlawanan. Dia merasa marah, karena Belva justru lebih memilih untuk pergi bersama dengan Neil. Sementa
last updateLast Updated : 2024-10-22
Read more
PREV
1
...
456789
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status