Di ruang kerja yang sunyi dan dipenuhi oleh ketegangan, Dalvin duduk di belakang mejanya dengan tangan yang terlipat di depan dada, matanya tertuju tajam pada pria di hadapannya—ayahanda Irene, seorang tokoh berpengaruh yang disegani di kalangan politisi dan pejabat. Kehadirannya menimbulkan aura tak menyenangkan, namun Dalvin tahu, pembicaraan ini tak bisa ia hindari.Dalvin tahu, pria itu akan jadi puncak kelemahan yang harus ia hadapi.“Kau mengecewakan kami, Dalvin,” kata pria itu dengan nada dingin. “Menikah lagi? Menunjukkan istrimu yang kedua ke hadapan publik seolah-olah Irene tak pernah ada dalam hidupmu?” Suaranya rendah namun penuh ancaman, jelas tak menyembunyikan ketidaksukaannya.Dalvin menegakkan punggungnya, mencoba mengendalikan diri. “Dengan segala hormat, Pak, pernikahan saya dengan Kiara adalah keputusan pribadi. Saya berhak menjalani kehidupan yang saya pilih, sama seperti Irene yang juga memiliki kehidupan dan pilihan sendiri.” ujar Dalvin, membela diri.Pria it
Last Updated : 2025-01-02 Read more