Semua Bab Menantu Bungsu Keluarga Ramanda: Bab 1 - Bab 10

21 Bab

Saling Membutuhkan

“Cuih!” Ludah Jonathan mendarat tepat di hidung Aksara Hakam. Refleks Hakam mengusap air liur itu dengan lengannya. "Ada apa, Jonathan?" tanyanya tak mengerti. “Bedebah kamu memang!" tangan Jonathan mencekik leher Hakam dengan erat. “Lepaskan aku!” Hakam berusaha melepaskan diri. “Jangan harap, karena aku ingin nyawamu melayang saat ini juga!" katanya semakin mempererat cekikannya di leher Hakam. "Enak saja kamu menikmati bibir Sarah saat di pantry tadi. Aku tidak terima. Dia adalah wanitaku, Hakam!" Wajah Hakam mulai membiru. Dia tidak bisa berkutik. Melawan Jonathan sama saja dengan membawa petaka baginya. Dia memilih untuk diam dan berdoa dalam hati, semoga ada seseorang yang menyelamatkan hidupnya sekarang. "Matilah, matilah, hahaha!” Jonathan tertawa. Kedua mata membola lebar. "Meskipun kamu adalah suami Sarah, aku tidak peduli. Aku yang lebih dulu mengenal Sarah dan aku yang lebih pantas bersanding dengannya daripada OB miskin seperti kamu!" “Jonathan hentikan!”
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-24
Baca selengkapnya

Bangkitt!

Semua tertawa senang saat Sarah memutuskan mengusir Hakam dari keluarga Ramanda. Kata mereka keputusan Sarah sudah sangat tepat. Mengusir benalu untuk mendapatkan masa depan lebih baik dan tenang. Hinaan, cercaan terdengar mengiringi langkah Hakam keluar dari rumah. Hakam hanya bisa menghela napasnya menerima semua keputusan Sarah saat ini. Bug Sebuah tas ransel terlempar ke arahnya. “Tasmu tertinggal. Bawa gih, jangan sampai semua barangmu ada yang tersisa di sini. Menjijikkan!" cibir Sintya lalu tertawa. Mata Hakam terarah pada Sari, Surya, Sintya dan Sella yang terus mengejeknya. Mereka, empat orang yang akan selalu ia ingat bagaimana mereka memperlakukan dirinya selama tiga tahun ini. Suara deru mobil dari arah belakang. Hakam menoleh mendapati Randu dan Septian keluar dari mobil yang sama. “Kenapa dia bawa tas?" tanya Randu mengarahkan telunjuknya tepat di depan wajah Hakam. "Diusir Sarah." Jawab Sintya selaku istrinya. “Baguslah. Itu lebih baik. Gelandan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Makanan Mahal Gratis

Sarah sudah berdiri di depan gedung perusahaan Hendra sejak 10 menit lalu, namun taksi pesanannya tak kunjung datang juga. Ia tertegun saat tiba-tiba ada sebuah mobil sport merah datang menghampiri. Mata Sarah sampai menyipit untuk tahu siapakah gerangan pengemudi mobil yang sudah tak sopan berhenti tepat di depannya. “Tolong minggirlah, nanti taksi pesananku tak melihat aku di sini!” Kata Sarah mencoba berkomunikasi dengan si pengemudi mobil sport merah yang tak terlihat wajahnya. Jonathan diikuti Adam dan Rudi mendatangi Sarah. “Apa ada masalah, Sarah?” “Mobil ini menghalangi. Aku sedang menunggu taksi online.” Jawab Sarah. “Astaga, kamu pesan taksi online? Jika mau pulang, katakan padaku, aku siap mengantarmu pulang. Untuk apa menunggu taksi yang ber pengemudi asing. Bukankah lebih baik pulang bersamaku yang sudah kamu kenal sejak 5 tahunan.” Sarah membuang napas kesal. “Lebih baik aku naik taksi daripada pulang denganmu!” Ketus Sarah. “Kau ini. Sudah diting
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Mengesahkan Pernikahan

Di dalam mobil Hakam tak kuasa lagi menahan tawanya. Sampai matanya basah karena sudah berhasil mengerjai Jonathan tanpa direncana sebelumnya. Ia tidak tahu jika Jonathan mengikuti dirinya dan Sarah ke restoran. Dia datang, Hakam sempat terkejut. Namun dengan ketenangannya, ia berhasil mendapatkan celah luar biasa hingga Jonathan berhasil mengeluarkan ratusan juta untuknya. Bukan salah Hakam, bukan? “Sesekali dia harus mendapatkan pelajaran. Mulutnya yang sombong itu harus dibungkam dengan erat.” Ucap Hakam setelah ia berhasil meredakan tawanya. "Tapi, Jonathan pasti akan membalas perbuatanmu, Hakam." “Sebelum itu terjadi, aku akan menghadangnya." Hakam memegang tangan Sarah. "Percayalah." Sarah menghela napasnya. “Darimana kamu mendapatkan semua fasilitas ini, Hakam? Uang, Kartu hitam, mobil mewah. Aku khawatir kamu melakukan hutang." “Ini semua punyaku.” Sarah kesal, lalu memutar bola matanya. Bagaimana bisa dia percaya. Mereka sudah hidup bersama selama 3 tahun. Haka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Semua Iri

“Tanyakan pada Sarah dimana mereka bulan madu?” Sari mendekati Sintya yang sedang duduk bersama Randu di dekat kolam renang. “Tidak mau, untuk apa aku tanya begitu. Kurang kerjaan!” “Apa kamu tidak melihat mobil Hakam? Dia juga memiliki pengawal dan penampilan Hakam beda sejak dia meninggalkan rumah ini." Ucap Sari. Sintya menghentikan aktifitas mengemilnya. “Sadar tidak?” bentak Sari. Baru tadi pagi keluarga Ramanda melihat mobil sport merah nan mewah terparkir di halaman rumah mereka. Tepatnya sebelum mereka berangkat ke KUA. Sempat bertanya-tanya siapa gerangan pemilik mobil mewah tersebut. Rupanya Hakam dan Sarah memasuki mobil itu membuat semua terkejut. Karena itulah mereka diam saat Hakam melakukan ijab qabul di KUA. Banyak ide yang menari di kepala masing-masing. Termasuk Sari yang sejak dulu menyukai uang. “Pasti mereka juga bulan madu di tempat yang mewah!” ucap Sari lagi semakin membuat Sintya kelabakan karena iri. Dulu saja saat baru menikah dengan Randu 6 tah
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-09-27
Baca selengkapnya

Hadiah Yang Sesuai Dengan Perbuatan

Hakam dan Sarah pulang dari Bali. Mereka bergandeng tangan dengan senyum yang tak surut sejak tadi. Hal itu membuat Sintya kesal melihatnya. Matanya melirik pada dua koper besar yang mereka tarik. “Kita sudah sampai, Sayang. Kamu lelah?” tanya Hakam pada istri tercintanya. Satu minggu berada di Bali untuk berbulan madu, memadu kasih dan senang-senang bersama, membuat mereka tampak bahagia. “Iya. Aku sangat lelah!” jawab Sarah memegang tengkuknya. Hakam memeluk, bahkan mencium Sarah tanpa peduli pasang mata yang melihatnya dengan memicing. Ia pamerkan kemesraannya dengan begitu totalitas. “Pergilah lebih dulu ke kamar. Istirahat yang nyenyak, ya. Aku akan mengeluarkan oleh-oleh kita di sini!” Sarah mengangguk lalu berlalu menuju ke kamarnya. Hakam yang saat ini duduk di ruang tengah, membuka kopernya dan mengeluarkan isi di dalamnya satu persatu. Ada jam tangan bermerk, ada sepatu, ada tas branded, ada pernak-pernik khas Bali. “Waah, gaun itu bagus sekali!” Sintya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Perombakan Posisi

Saat memasuki gedung perusahaan Hendra, Hakam dan Sarah mendengar bisik-bisik para karyawan terkait pimpinan baru mereka yang akan hadir hari ini. Bagi mereka semua, pergantian pimpinan terkesan mendadak. Karena sebelumnya tidak ada selentingan sama sekali terkait hal tersebut. Sejak dulu Hendra sudah memimpin setelah ayahnya turun dan memutuskan pensiun. Hendra tak memiliki kakak ataupun adik. Tak mungkin dia tiba-tiba menjual perusahaannya ke orang lain tanpa alasan. Jika dilihat dari sisi keuangan dan kredibilitas perusahaan, di mata para pegawai semua baik-baik saja. Apa yang terjadi, dan dimana Hendra sekarang ini? “Sar, pimpinan kita baru. Pak Hendra sudah memutuskan tidak memimpin lagi disini!” Riska memberitahu Sarah yang baru saja sampai di kubikelnya. “Lalu pak Hendra kemana?” Riska menggeleng. Tepat pukul 9, pimpinan baru itu hadir, menyita perhatian semua yang ada di dalam gedung. Bisik-bisik mulai terdengar, terutama dari kalangan pegawai wanita.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Salah Paham

“Hakam menjadi asisten pimpinan baru perusahaan Hendra. Ada tidak salah?” Sintya tak berhenti mondar-mandir sejak ia mendapatkan kabar adik iparnya itu mendapat posisi baru di perusahaan Hendra, meninggalkan posisi sebelumnya sebagai OB. “Memikirkan Hakam terus lama-lama kepalamu botak nanti. Berhentilah berjalan terus, kemarilah!” Bentak Randu yang kesal melihat istrinya mengomel, menggerutu kebingungan seperti itu. “Ran, kenapa Hakam tiba-tiba berubah seperti orang kaya. Caritahu apa yang sebenarnya terjadi, aku ingin segera tahu jawabannya!” Sintya tak menghiraukan bentakan suaminya, justru melemparkan titah. Dia sangat penasaran dengan perubahan Hakam yang sangat mencolok sejak dia menghilang beberapa hari kemarin. “Aku tidak peduli sama Hakam. Jangan urus dia terus. Lebih baik layani aku!” Randu mendekati Sintya hendak menciumnya, tapi Sintya menolak dan bahkan menunjukkan ekspresi bingung dan sedang sibuk berpikir. “Tunda itu dulu. Aku ingin caritahu siapa Hakam se
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Jangan Lupa Hadiah Untukku!

‘Sepertinya tidak baik jika Sarah tahu siapa aku untuk saat ini. Sintya sedang mencaritahu latar belakangku.’ “Iya, kan? Kau mau menjualku?!” cecar Sarah yang tak terima. “Tidak. Ibu dan ayahnya Arya tidak tahu saja kalau kau adalah istriku!” “Kalau begitu katakan ke mereka kalau aku adalah istrimu. Jangan sampai ada kesalahpahaman.” “Iya iya, nanti aku akan cerita!” Kemudian Sonya datang dan mengajak Sarah untuk membuat kue di dapur. Keduanya terlihat sangat akrab. Bahkan Sonya terus bercerita soal dirinya saat muda dulu. Hakam hanya melihat, ditemani Arya di sebelahnya. “Sebenarnya diceritakan saja tidak masalah. Toh kau bisa melindungi Sarah kapanpun. Pengawalmu tersebar. Ada juga pengawal bayangan yang selalu mengikuti Sarah kemanapun dia pergi.” Ujar Arya. “Biarlah begini dulu. Sarah akan lebih aman.” Putus Hakam. Sementara itu di luar gerbang, terdapat mobil Sintya yang terus mengawasi. “Sepertinya ini rumah pimpinan baru perusahaan Hendra. Aku lihat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Ulah Randu

Di kantor polisi, Sintya sudah bisa bernapas lega saat Jonathan sudah menyelesaikan semua masalahnya. Mereka keluar bersama menuju mobil pribadi milik Sintya. “Maaf, jadi merepotkanmu!” kata Sintya sembari memasang senyum terindahnya pada Jonathan. “Aku senang bisa membantumu, Kak Sintya. Asal-” Jonathan memainkan kedua alisnya, membuat Sintya tersipu malu. “Dimana kira-kira?” tanya Sintya sembari menggigit bibir bawahnya. “Sekitar sini saja bagaimana?” Sintya mengangguk. Tadi Jonathan datang ke kota M menggunakan taksi. Sekarang dia satu mobil dengan Sintya untuk kembali ke kota mereka. Sebelum itu mereka mampir lebih dulu ke sebuah hotel dekat kantor polisi tempat Sintya di tahan sementara tadi. “Aku gugup!” Sintya tertawa. Jonathan memegang tangan Sintya dengan erat. “Santai saja. Lakukan seperti biasanya.” ** Menunggu istrinya yang tak kunjung datang membuat Randu menahan amarah. Beberapa kali ia melihat jam tangannya yang sekarang menunjuk angka 8 mal
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status