Home / Lainnya / SEPIRING SINGKONG REBUS / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of SEPIRING SINGKONG REBUS : Chapter 11 - Chapter 20

121 Chapters

11. Alergi

Satu minggu berlalu kebahagiaan Arumi bersama kedua orang tuanya dan Salwa begitu terasa, bagaimana tidak. Kedua orang tua Arumi memanjakan anak dan cucunya. Bahkan mereka berjalan-jalan tiap hari."Ibu, bapak, terima kasih. Seharusnya aku yang sebagai anak membahagiakan orang tua, tapi nyatanya justru aku yang di perlakukan sebaliknya," ucap Arumi, merasa bersalah atas apa yang terjadi saat ini. Sungguh hatinya terharu orang tuanya justru memikirkan kebahagiaan dirinya dan cucu semata wayangnya."Kamu bicara apa, nak? Sudah jadi kewajiban orang tua membahagiakan anaknya. Kami jauh lebih bahagia melihat kalian tertawa lepas, tetaplah tersenyum itu keinginan kami, Arumi. Nak, boleh Ibu bertanya?" Bu Saraswati menoleh ke arah Salwa yang berbaring di depan televisi."Ada apa, buk? Tanyakan aja," sahut Arumi, ragu."Apa kamu bahagia bersama dengan Bayu? Maksud Ibu, apa keluarga Bayu memperlakukan kamu dan Salwa baik?" tanya Bu Saraswati, hati-hati.Terdengar helaan napas panjang Arumi. P
last updateLast Updated : 2024-09-19
Read more

12. Hinaan Berbalik

"Dek, kita bagi kemana lagi, ya? Masih banyak ini," ujar Bayu, membungkus buah dan berapa sayuran dalam plastik."Gimana kalau kita bawa ke masjid mas? Kebetulan hari ini hari Jum'at, gimana menurut kamu, mas?" tanya Arumi."Kamu benar, dek. Mas inget di masjid ada kerja bakti, mas pergi sekarang ya," Bayu, membawa bungkusan yang berisi sayuran dan buah segar. Ada lebih dari dua puluh bungkus yang Bayu bawa dari rumah."Mas Bayu, mbak Arumi, apa yang kalian bawa itu?" tanya Pak RT lebih dulu menghampiri, dan membantu mengangkat keranjang besar yang di angkat mereka berdua "Ini pak RT, ada sedikit oleh-oleh dari kampung," ujar Bayu menjelaskan."Oh, pasti dari kampung Mbak Arumi ya, wah ini pasti enak terima —" ucapan pak RT, terhenti suara seseorang yang berhasil menghentikan ucapannya."Bapak-bapak, ibu-ibu, jangan ada yang menerima oleh-oleh dari Arumi. Apa kalian nggak takut kalau buah dan sayuran itu pake sianida, kalian semua tahu kan kalau Arumi itu dari kampung pasti makanan n
last updateLast Updated : 2024-09-20
Read more

13. Perebutan Tanah Bayu

Bayu menyembunyikan sesak dalam hatinya Arumi menyentuh tangannya lembut. Memberikan kekuatan untuk pria yang amat ia cintai. "Semua akan baik-baik, saja mas. Percayalah Allah tidak tidur," ucap Arumi, membuat hati Bayu tenang dan nyaman."Terima kasih, dek, mas percaya suatu saat nanti —" Bayu menghentikan ucapannya, tangannya terkepal kuat melihat pemandangan di depannya."Apa yang kalian lakukan, hah?" tanya Bayu, mendekati keluarganya yang berkacak pinggang di depan rumahnya."Astaghfirullahaladzim, mas rumah kita," lirih Arumi."Sudah pulang kalian. Sudah jadi orang kaya? Hidup aja miskin, gaya bagi oleh-oleh, dasar durhaka kalian!" Yoga menghadang langkah Bayu dan Arumi. Namun, Bayu pantang menyerah ia menerjang tubuh atletis Yoga."Apa yang kalian lakukan dengan, rumahku? Kalian merusaknya? Apa lagi yang kalian inginkan, hah?" geram Bayu. Sudah cukup ia bersabar dan mengalah pada keluarganya. Tapi, mereka tidak ada satu pun yang berhenti mengganggunya."Kami mau kalian keluar
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

14. Perebutan Tanah Milik Bayu

Mereka saling pandang, menyadari jika diantara mereka masih ada ibu yang duduk di sofa sendiri. Bayu menyembunyikan sesak dalam hatinya Arumi menyentuh tangannya lembut. Memberikan kekuatan untuk pria yang amat ia cintai. "Semua akan baik-baik, saja mas. Percayalah Allah tidak tidur," ucap Arumi, membuat hati Bayu tenang dan nyaman."Terima kasih, dek, mas percaya suatu saat nanti —" Bayu menghentikan ucapannya, tangannya terkepal kuat melihat pemandangan di depannya."Apa yang kalian lakukan, hah?" tanya Bayu, mendekati keluarganya yang berkacak pinggang di depan rumahnya."Astaghfirullahaladzim, mas rumah kita," lirih Arumi."Sudah pulang kalian. Sudah jadi orang kaya? Hidup aja miskin, gaya bagi oleh-oleh, dasar durhaka kalian!" Yoga menghadang langkah Bayu dan Arumi. Namun, Bayu pantang menyerah ia menerjang tubuh atletis Yoga."Apa yang kalian lakukan dengan, rumahku? Kalian merusaknya? Apa lagi yang kalian inginkan, hah?" geram Bayu. Sudah cukup ia bersabar dan mengalah pada k
last updateLast Updated : 2024-09-23
Read more

15. Amplop Si Miskin

"Kamu benar, aku lupa. Tugas ibu sekarang mengambil surat itu. Besok aku cari orang kebetulan kemarin ada yang mau beli," ujar Yoga, Bu Laras mengangguk patuh. "Sebentar lagi kita punya mobil baru mas. Aku mau pamer sama temen-temen,kantor. Mereka pasti terkejut!" "Bukan cuma kamu, mbak. Aku juga beli mobil baru, kalau ibu mau beli apa?" ucap Entik, beralih menatap wanita paruh baya yang terlihat jelas memaksakan senyumnya."Ibu pasti beli mas lagi, dong! Kamu tahu kan kalau ibu juga banyak teman arisan yang pasti mereka akan melongo lihat ibu pake mas banyak, baju baru, tas branded baru!" "Sudah kalian bicara apa sih. Yang penting kita cepet-cepet jual itu rumah, pokoknya habis itu kita jalan-jalan, gimana?""Setuju!!" seru mereka."Buk, aku lapar. Ada makanan apa?" "Ibu, nggak masak. Di kulkas ada telor pagi tadi ibu beli, kalian mau makan masak aja ya, ibu capek ngurus anak-anak kalian,""Hah, ibu nyuruh aku masak? Aku capek juga buk di kantor banyak kerjaan," tolak Andara."A
last updateLast Updated : 2024-09-24
Read more

16. Tanpa Jejak

Seminggu setelah acara syukuran Nila tidak menyangka jika isi amplop yang di berikan Bayu cukup banyak. Jika di bandingkan dengan saudara yang lain, tentu saja berbeda jauh. Penasaran yang semakin menggebu Nila bergegas pergi dengan mengendarai mobilnya."Mama, mau ke mana? Kenapa nggak ajak aku?" Sely yang mendengar suara mobil berlari ke luar. "Ck, anak ini kebiasaan. Cepetan kalau mau ikut." Sentak Nila."Ya, iya," "Lama banget, sih?" tanya Nila, kesal putrinya terlalu lama di dalam rumah."Aku kan harus dandan mah. Aku nggak mau keliatan jelek, apa mama mau kalau kebetulan aku ketemu calon suamiku muka aku jelek?" sungut Sely."Ya, nggak lah." Ujarnya, kembali fokus ke depan."Nah, itu mama tau. Oh, ya, mah, sebenarnya kita mau kemana sih?" Sely kesal, ibunya tak juga menjawab pertanyaannya."Aduh! Mama, bisa nggak sih bawa mobilnya? Gimana kalau wajah aku yang mulus ini kena —""Diam. Lihat siapa yang kita lihat itu," tunjuk Nila. Sely mengikuti arah pandang Ibunya, tidak kalah
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

17. Kerja Sama

Kehidupan Arumi dan Bayu, kini semakin sibuk. Bukan hanya Bayu yang kini memilih membantu usaha Arumi. Tapi juga wanita berparas cantik itu kini mengembangkan kemampuan yang sejak lama terpendam.Bersama dengan Bu Eti, Arumi memulai semua dari nol. Bukan hanya sekarang namun sejak lama Arumi bekerja sama, hanya saja semua butuh proses dan kini mulai terlihat hasilnya."Mas, gimana kalau kita nyari karyawan? Setidaknya bisa bantu mas di sini. Aku pasti jarang di rumah, Bu Eti mau aku terjun langsung mas," tutur Arumi, lembut."Boleh, dek. Tapi, laki-laki, ya, biar tidak ada salah paham di antara kita. Kamu fokus saja duniamu itu dek," "Kalau kita sewa ruko, kayaknya lebih enak mas. Kita cari tempat yang strategis," usul Arumi."Mas, juga mikir gitu dek. Tapi, kan kamu sekarang lagi sibuk, mas juga nggak mungkin ninggalin Salwa. Kalau diajak kasihan apa lagi sekarang cuaca panas, mas nggak tega dek Salwa diajak ke mana-mana. Kita lihat nanti aja ya, weekend kalau kamu ada di rumah ki
last updateLast Updated : 2024-09-25
Read more

18. Tangisan Vani

"Tolong ada anak kecil pingsan!" seru berapa warga di pasar. Arumi dan Bayu berlari melihat siapa gerangan yang pingsan."Astaghfirullahaladzim, Vani!" "Bapak kenal anak, ini?""Ya, pak. Dia keponakan saya. Tolong angkat ke taksi yang saya pesan ya, pak," ujar Bayu, meminta tolong untuk mengangkat tubuh Vani. Sampai di rumah sakit Vani langsung di tangani oleh dokter. Namun, sampai dua jam Vani tak kunjung sadarkan diri."Mas, sebaiknya kamu hubungi mas Yoga atau mbak Entik. Mereka pasti bingung nyari Vani, mas.""Ya, dek, mas hubungi mas Yoga dulu,"Bayu sedikit menjauh dari Salwa dan Arumi beberapa kali sambungan terhubung namun, tidak satupun dari mereka yang menjawabnya."Gimana, mas?" tanya Arumi, cemas. Gelengan kepala Bayu, menjawab kekhawatiran dirinya."Coba hubungi ibu, mas, kalau nggak bisa hubungi mas duta. Barang kali mereka sedang kumpul," "Ya, dek.""Ada apa Bayu?!" sentak suara dari seberang sana."Assalamualaikum, mas. Cepatlah ke rumah sakit Vani di IGD." Ucap Ba
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

19. Kebohongan Entik

Yoga mendesak Bu Rahayu untuk berterus terang kenapa putrinya, berada di pasar seorang diri."Berapa kali Ibu jelaskan sama kamu, kalau Ibu tidak tahu. Seharusnya kamu tanyakan langsung pada istrimu, kamu tahu kan yang setiap hari jemput putrimu itu ya, istrimu bukan ibu!" sahut Bu Rahayu kesal. "Kamu ke mana saja sampai Vani ada di pasar. Atau jangan-jangan Kamu sengaja meninggalkan nya di sana?" "Ih, kamu ngomong apaan sih mas! Mana mungkin aku meninggalkan anakku sendiri di pasar," elak Entik."Kalau kamu tidak meninggalkannya di pasar, bagaimana mungkin anakku bisa sampai ke sana. Kamu kalau cari alasan itu yang tepat!" bentak Yoga, tidak begitu saja percaya jawaban istrinya."Terserah kamu, kalau kamu tidak percaya ya, sudah!" Entik, mendudukkan dirinya di samping Andara."Jawab, Entik! Jangan sampai aku minta CCTV di pasar," desak Yoga. "Iya, ya, tadi habis jemput aku pergi ke pasar mau beli makanan untuk ibu tapi, sampai di pasar perutku sakit, aku cuma ke toilet. Nggak tau
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

20. Biang Gosip

"Maaf Bu, tidak ada gunanya juga nunggu di sini. Toko kami sudah tutup, besok bisa kembali lagi ke sini. Tapi, jika ingin mencoba getuk kami silahkan ambil ini," ucap Ani, pada wanita di depannya yang tidak lain adalah Andara."Heh! Kamu kan tetangganya si Arumi? Ih, minggir!' Andara mengambil berapa makanan yang di gunakan untuk sekedar mencoba."Dari tadi, kek!" sambungnya angkuh. Andara mengambil semua dan berlalu tanpa mengatakan apapun."Huf, dasar tak punya akhlak! Katanya kerja kantoran liat makanan kayak nggak pernah makan!!" sungut Ani."Sudah An, abaikan saja. Makasih ya, kamu bisa mengatasi sendiri. Mbak belum siap ketemu sama mereka, kamu tahu kan mereka pasti bikin masalah baru sama aku,""Sama-sama, mbak. Kalau mereka datang aku yang lebih dulu menghadapi mereka mbak!" "Sudah yuk, pulang!"Setelah menutup rapat toko, mereka pulang ke rumah. Arumi dan Bayu menyiapkan semua kebutuhan untuk besok. Penjualan hari pertama sesuai harapan semua ludes dalam waktu sekejap."Dek,
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status