Home / Lainnya / SEPIRING SINGKONG REBUS / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of SEPIRING SINGKONG REBUS : Chapter 31 - Chapter 40

121 Chapters

31. Mana Mungkin

"Hahaha! Bayu, kamu pikir Ibu percaya kalau wanita kampung itu adalah pemilik butik ini mimpi apa kamu?!" tawa Bu Laras dan dua menantunya."Terserah Ibu mau percaya atau tidak. Tapi yang pasti ibu mertuaku adalah pemilik butik ini dan aku sama Arumi adalah pegawainya. Jika Ibu masih terus mengganggu ketentraman butik ini dengan terpaksa aku meminta dengan sedikit kasar pada ibu dan juga dua menantu kesayangan ibu untuk pergi dari sini. Jika dengan cara baik-baik tidak bisa, maka dengan terpaksa aku memanggil security untuk membawa kalian bertiga pergi." Tegas Bayu."Kamu tega ngisor ibu dari sini? Bayu, kamu tidak bohong kan? Mana mungkin wanita kampung itu bisa punya uang banyak?" tanya Bu Laras, tidak percaya."Apa Ibu lihat kalau aku sedang berbohong? Apa Ibu lihat mobil yang terparkir di depan itu, itu milik ibu mertuaku saat kita makan di restoran apa ibu melihat menu yang kami pesan? Itu semua ibu mertuaku yang pesan sekarang aku minta sama ibu dengan sangat untuk meningkatkan
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

32. Waspada

Sejenak Arumi diam jika sudah begitu apa lagi yang bisa di lakukan selain menyetujui keinginan orang tuanya. Seperti yang di katakan semalam pagi ini Bu Wati dan Pak Budi bersiap untuk pulang. Meski berat Arumi dan Salwa melepaskan kepergian mereka."Kalian jangan lupa ajak cucu ibu pulang kampung ya!" "Pasti ibu, kami akan pulang nanti. Kalau nggak ibu aja yang tinggal di sini biar kita bisa kumpul lagi!" rayu Arumi, berharap sang Ibu berubah pikiran."Kamu sudah punya anak masih aja manja. Kalau ibu sama bapak di sini gimana sawah bapak? Empang siapa yang jaga?" timpal Pak Budi."Ya dah iya, daaaa ibu, bapak, jangan lupa kabarin Rumi, buk!!" seru Arum.Bertiga melepas kepergian Bu Wati dan Pak Budi. Namun belum lagi kakinya menginjak rumah tiba-tiba mereka di kejutkan dengan kehadiran mobil yang tiba-tiba berhenti di depan rumah mereka."Arumi, kamu kemana kan mobil itu? Suruh ibu kamu balik lagi ke sini dan serahkan mobil itu. Ibu berhak atas mobil dan semua barang yang kalian m
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

33. Pencuri

Hidup tenang setelah seminggu lebih tidak ada yang mengusik mereka. Namun kesibukan terjadi di toko orderan benar-benar membuat semua karyawan sibuk tanpa terkecuali, Arumi yang kini tenang menyiapkan pesanan milik Bu Emi. Satu bulan waktu yang di berikan dan hari ini hari di mana mereka akan mengambilnya. Kesibukan bukan hanya di toko pusat oleh-oleh milik Arumi bahkan di toko cabang pun demikian. Sehingga Bayu meminta bantuan berapa tetangga lamanya untuk membantunya. Semua Bayu lakukan agar mereka memenuhi semua orderan. Berbeda dengan Bayu yang tengah di landa kesibukan orderan, Bu Laras tak kalah sibuk menyiapkan makanan untuk anak dan menantunya mereka akan datang di jam istirahat."Sayur!!" seruan dari Abang sayur keliling. Bu Laras gegas menghampiri, berapa Ibu-ibu sudah disana."Wah, buk Laras mau beli daging nggak?" tawar Abang sayur."Ya jelas dong bang! Anak saya kan manajer belum lagi menantu saya itu kerja kantoran juga. Masa harus makan tahu tempe, daging dong!!" angku
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

34. Jual Mobil

Bu Laras mendengus melihat dua menantunya yang terkadang membuatnya geram. Entahlah tapi keduanya memang kesayangannya sehingga mata dan hatinya tertutup akan kebenaran mengenai dua menantunya."Apa sebaiknya kita hubungi Mas Yoga dan Duta, buk? Kalau ada mereka setidaknya kita bisa melawan Wahyu dan Arumi." "Nggak usah. Kita bertiga aja, apa kalian mau ke kantor lagi? Ibu bisa pergi sendiri, jangan sampai kalian bermasalah di kantor hanya karena ikut sama ibu.""Aku ada meeting sih buk jam dua nanti. Aku cuma bisa antar ibu aja nggak pa-pa?" Entik menoleh kearah Bu Laras, berapa kali wanita paruh baya itu menghela napasnya."Kamu juga mau bareng sama Entik, Andara?" kali ini Bu Laras beralih ke mantunya yang lain. "Ya, buk. Kan mobil aku di kantor ke sini juga kan bareng sama mbak Entik. Gimana ini buk?""Kalian bisa balik ke kantor setelah menurunkan ibu di butik Arumi." Benar saja mereka menurunkan Bu Laras di depan butik tanpa menanyakan kapan ibu mertua mereka pulang dan naik
last updateLast Updated : 2024-10-14
Read more

35. Chat Mesra

"Jual mobil? Untuk apa?" Duta mengangkat wajahnya kali ini bertatapan dengan ibunya. "Itu —" Duta mendengus kesal, ucapannya terhenti karena ulah istrinya. "Jadi gini buk, kami itu punya hutang di bank dan rumah kami sebagai jaminan. Selain itu mobil yang aku pakai masih cicilan, itulah kenapa kami bingung." Ucap Andara tanpa peduli tatapan tidak suka dari Entik. "Bagian yang kemarin kalian kemanakan? Andara, bukankah kamu juga kerja kenapa bisa sampai terlilit hutang?" Andara menoleh dari sudut matanya, berharap Duta bisa melihat dan menolongnya. "Buk, itu masalah Duta. Aku yakin mereka bisa menyelesaikannya, sekarang kita mau makan atau enggak? Aku lapar nih!" Andara tersenyum kali ini Yoga menolongnya. "Duta, kita makan dulu masalah kamu kita selesaikan nanti. Ibu barusan sudah memberikan jatah masing-masing. Kamu gunakan uang itu untuk membayar cicilan jika perlu berantas semua hutang kamu." Sejenak Duta bisa melupakan masalah yang kini di hadapinya, mereka menikmati makan m
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

36. Perjanjian

Tidak larut dalam kesedihan atas kejadian kemarin, hari ini Arumi dan Bayu di sibukkan lagi dengan kegiatan rutin mereka. Arumi yang langsung ke butik begitu pulang dengan Bayu yang langsung ke toko berdua berbagi tugas setelah mengantar Salwa sekolah."Assalamualaikum nak, apa kabar?" Arumi menghambur dalam pelukan Bu Eti sejak sebulan yang lalu pergi ke luar negeri dalam acara peragaan busana dan hari ini tiba-tiba sudah ada di hadapannya."Wa'alaikumsalam, Alhamdulillah kabarku baik, bagaimana kabar ibu?" Arumi mengurai pelukannya mempersilahkan Bu Eti duduk di ruang pribadinya."Alhamdulillah seperti yang kamu lihat ini. Ibu baik dan sehat, oh, ya, Arumi ini oleh-oleh untuk cucu ibu. Dan ini untuk kamu dan Bayu, kalau untuk karyawan sudah ibu bagi sebelumnya.""Alhamdulillah makasih buk, kenapa ibu harus repot bawa oleh-oleh untuk kami." Arumi membuka paper bag ukuran besar itu wajahnya berbinar melihat isinya."Ini kan yang aku pengen buk, aku nggak nyangka bakalan dapetin!" sora
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

37. Rekan Kerja

"Perjanjian seperti apa yang ibu inginkan? Agar ibu bisa bebas keluar masuk ke toko kami dan mengambil uang yang bukan hak ibu?" tanya Bayu.Rasa tidak tega memperlakukan itu pada wanita yang sudah melahirkannya, akan tetapi sebagai seorang suami yang melindungi istri sekaligus anak yang ingin melihat Ibunya berubah lebih baik maka ia pun harus bersikap tegas hanya demi kebaikan tidak ada maksud lain. "Anu, itu, Bayu, kamu anak kesayangan ibu tolong bersikaplah lembut pada ibu ya. Memang yang ibu lakukan itu salah sudah mengambil uang di toko tapi, itu kan ibu cuma minta karena kalian nggak ada jadi ibu ambil aja. Kamu sayang sama ibu kan nak, kamu tarik lagi laporannya ya, ibu janji kok akan berubah sayang sama cucu dan menantu ibu kalau ibu berbohong kamu bisa marah sama ibu," lirih Bu Laras, sorot matanya begitu mengiba. Bu Laras tahu benar sifat putra bungsunya yang akan memaafkan kesalahannya meskipun perbuatannya sudah melampaui batas. Namum sifat putranya yang mudah iba mem
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

38. Arumi Penyebabnya

"Dek, Salwa. Ada apa ini? Loh, mbak Andara?" Bayu yang menyusul Arumi yang tak kunjung kembali namun yang terjadi Arumi bersama dengan Andara. "Bayu, kami tidak sengaja ketemu di sini benarkan Arumi, Salwa?" kata Andara menoleh dengan ekor matanya."Ayok mas, kita balik ke meja lagi." Arumi mengabaikan Andara yang mengepalkan tangannya."Dek kenapa?" tanya Bayu, setelah mereka duduk."Ayah di sana bude sama orang, lagi makan," tunjuk Salwa. Bayu menoleh sesaat pada Arumi yang mengangkat bahunya acuh."Nggak kaget," lirih Bayu. Alis Arumi bertaut mendengar gumaman suaminya."Mas," "Sudahlah bukan urusan kita. Biarkan mas Duta yang lihat sendiri kelakuannya." Ujarnya tak kalah acuh.Bertiga melanjutkan makan malam yang tertunda sesaat. "Mau kemana lagi sayang? Mau lanjut jalan-jalan apa pulang?" "Ketaman aja dulu mas. Berapa kali kita janji ajak Salwa jalan-jalan tapi gagal terus, malam ini kita habiskan waktu di taman," ujar Arumi yang di angguki Salwa. Mobil yang di kendarai Bay
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

39. Fitnah

Semalaman Andara mengurung diri di kamar bahkan hari ini memutuskan untuk tidak masuk kerja, kebenciannya terhadap Arumi memuncak kejadian semalam adalah perbuatan Arumi."Aku tahu bagaiman cara membalaskan sakit hati ini padamu Arumi. Dan aku tahu siapa yang bisa melakukan ini, terima akibatnya Arumi siap-siap kamu akan mendapatkan pembalasan." Gumam Andara. Andara beranjak pergi meski tanpa mobil kesayangannya. Tujuan utamanya saat ini adalah Ibu mertua karena dia yang bisa membalaskan sakit hati pada Arumi. "Ibu, aku datang!" "Sepagi ini kamu sudah datang ke sini?" tanya Bu Laras."Aku ada perlu sama ibu. Duduklah buk, Aku tidak tahu harus ngadu sama siapa lagi kalau bukan sama ibu. Ibu yang bisa mengerti perasaan aku dan Ibu yang memahami bagaimana kondisi saat ini." Lirih Andara berakting."Ada apa ini? Kenapa kamu menangis kamu ada masalah, bertengkar lagi sama Duta?" Alis Andara menyatu, Ibu mertuanya tidak tahu kejadian yang semalam itu artinya Duta belum menceritakan apap
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

40. Maaf

Semalaman Andara mengurung diri di kamar bahkan hari ini memutuskan untuk tidak masuk kerja, kebenciannya terhadap Arumi memuncak kejadian semalam adalah perbuatan Arumi."Aku tahu bagaiman cara membalaskan sakit hati ini padamu Arumi. Dan aku tahu siapa yang bisa melakukan ini, terima akibatnya Arumi siap-siap kamu akan mendapatkan pembalasan." Gumam Andara. Andara beranjak pergi meski tanpa mobil kesayangannya. Tujuan utamanya saat ini adalah Ibu mertua karena dia yang bisa membalaskan sakit hati pada Arumi. "Ibu, aku datang!" "Sepagi ini kamu sudah datang ke sini?" tanya Bu Laras."Aku ada perlu sama ibu. Duduklah buk, Aku tidak tahu harus ngadu sama siapa lagi kalau bukan sama ibu. Ibu yang bisa mengerti perasaan aku dan Ibu yang memahami bagaimana kondisi saat ini." Lirih Andara berakting."Ada apa ini? Kenapa kamu menangis kamu ada masalah, bertengkar lagi sama Duta?" Alis Andara menyatu, Ibu mertuanya tidak tahu kejadian yang semalam itu artinya Duta belum menceritakan apap
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more
PREV
123456
...
13
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status