Home / Rumah Tangga / Tuan CEO, Mari Bercerai! / Kabanata 31 - Kabanata 40

Lahat ng Kabanata ng Tuan CEO, Mari Bercerai!: Kabanata 31 - Kabanata 40

98 Kabanata

31. Kebenaran Yang Menyakitkan

“Kau, bukanlah kakekku.”Mendengar hal itu, Kakek Felix meresponnya dengan senyuman kecil. "Kau masih belum memahami apa yang kau katakan barusan, Krisna," jawab Kakek Felix dengan suara yang rendah. "Jika aku bukan kakekmu, siapa lagi yang akan menjaga keluarga ini tetap berdiri kokoh? Aku melakukan semua ini untuk melindungi kita semua."Krisna merasa ada sesuatu yang retak dalam dirinya usai mendengar kata-kata Kakek Felix. Kakeknya, yang selalu ia anggap sebagai sosok yang bijaksana dan penuh perhitungan, kini berbicara seolah segala tindakannya—termasuk yang paling kejam sekalipun—adalah demi kebaikan keluarga."Melindungi?" Krisna mengulang kata itu dengan nada sarkastis, "Apa yang kau lindungi, Kek? Nama baik keluarga? Atau justru kekuasaan yang kau genggam erat-erat?"Kakek Felix menatapnya tajam. Matanya menyipit, namun ekspresinya tetap tenang. "Aku melindungi apa yang paling penting. Stabilitas, kekuasaan, dan yang terpenting, masa depan keluarga Harlingga.” Tandasnya. “Dan
last updateHuling Na-update : 2024-11-22
Magbasa pa

32. Surat Dari Radha

Usai bersiteru dengan Kakek Felix dan mendapatkan kenyataan yang tak mengenakkan, Krisna memutuskan untuk mengendarai mobilnya sendiri, sementara pengawalnya mengikuti dari belakang.Krisna melajukan mobilnya cukup pelan di bawah kelamnya langit malam, seolah setiap kilometer yang dilalui menambah berat beban yang menggantung di pundaknya. Kata-kata Kakek Felix terus terngiang di telinganya yang terasa begitu tajam dan dingin, hingga mampu menghancurkan apa pun yang tersisa dari keyakinannya sendiri.Ketika akhirnya mobil itu berhenti di halaman rumahnya, Krisna hanya duduk diam di balik kemudi untuk beberapa saat. Tangan-tangannya yang kokoh terasa lemah, ketika menggenggam setir tanpa tujuan. Ia pun menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan kekuatan untuk melangkah keluar. Dan seperti biasa, rumah megah yang berdiri kokoh itu, mencerminkan kesempurnaan palsu—yang tak lebih dari sebuah cangkang kosong akan kebahagiaan yang telah lama hilang.Dengan langkah gontai, Krisna membuka
last updateHuling Na-update : 2024-11-23
Magbasa pa

33. Kepanikan Saga dan Nakula

Langit pagi mulai bersinar terang ketika Saga kembali ke vila. Tubuhnya terasa lelah setelah menyelesaikan beberapa urusannya, termasuk pertemuannya dengan Krisna yang penuh emosi. Namun sejak semalam, entah kenapa pikirannya terus memikirkan Radha. Seolah ada perasaan mendesak untuk memastikan keadaannya. Setibanya di halaman vila, ia disambut oleh suasana yang terasa tidak biasa. Beberapa pelayan berkumpul di dekat pintu masuk dengan wajah cemas."Tuan Saga, syukurlah Anda kembali." Salah satu pelayan tergesa-gesa menghampiri. "Nyonya Radha ... beliau—"Saga segera menghentikan langkahnya, alisnya berkerut dalam. "Ada apa dengan Radha?" tanyanya tegas. “Nyonya Radha … mengurung dirinya di kamar mandi dan tidak mau keluar. Kami sudah mencoba membujuknya, tapi beliau sama sekali tidak menanggapinya,” salah seorang pelayan melaporkan dengan nada penuh kekhawatiran.Saga langsung tertegun, tubuhnya menegang. "Sejak kapan ini terjadi?" Tanyanya cepat."Sejak tadi malam, Tuan. Tapi sepe
last updateHuling Na-update : 2024-11-23
Magbasa pa

34. Ketakutan Radha

Cahaya senja yang lembut menembus tirai jendela kamar, mengisi ruang dengan kehangatan samar. Radha mengerjap perlahan, matanya membuka dengan berat. Kepalanya terasa ringan, namun tubuhnya masih lemah. Sekitaran kamar tampak asing dalam pandangannya yang kabur sesaat, sebelum akhirnya ia mengenali di mana dirinya berada. Radha mencoba menggerakkan kepalanya ke samping, dan melihat sosok yang tertidur di kursi tak jauh dari tempat tidurnya. Dia adalah Saga. Pria itu tertidur dengan posisi yang jelas tidak nyaman. Kepalanya tertunduk, lengan terlipat di dada, dan tubuhnya sedikit membungkuk. Bahkan dalam keadaan tidur, wajahnya terlihat cemas, seperti beban berat yang tak kunjung meninggalkannya. Radha menarik napas pelan, mencoba bangkit dari tempat tidur. Namun, gerakan kecilnya membuat suara gemerisik pada selimut, cukup untuk membuat Saga tersentak dan langsung terbangun. "Radha," ucapnya. Suara seraknya menunjukkan bahwa ia baru saja terjaga, dan segera bangkit dari kursinya,
last updateHuling Na-update : 2024-11-23
Magbasa pa

35. Opposite

“Di mana Radha?” Tanya Baskara tiba-tiba. Saga terkejut sejenak, namun ia segera menyembunyikan keterkejutannya. Ia tidak menyangka bahwa pertanyaan itu akan keluar dari mulut Baskara. “Apa maksud Ayah? Tentu saja di rumahnya. Kenapa malah bertanya padaku?” balas Saga tanpa langsung menjawab pertanyaan yang diajukan oleh ayahnya. Baskara menyipitkan matanya, memperhatikan putranya dengan seksama. “Aku tahu kau menyembunyikannya, Saga. Jangan mencoba mengelak. Selama ini, jika Radha dalam masalah, kau selalu membantunya. Jadi katakan, di mana dia? Tidak mungkin Radha tiba-tiba menghilang begitu saja, tanpa ada orang lain yang membantunya.” Saga tersenyum tipis. Senyuman yang lebih menyerupai ejekan. “Apa? Radha menghilang?" Seru Saga, segera mengambil posisi duduk tepat di depan Baskara. "Astaga, Ayah. Kalaupun aku tahu di mana dia, kenapa juga aku harus memberitahumu? Bukankah lebih baik jika kita membiarkan Radha menjauh dari semua kekacauan yang dibuat oleh putra keduamu itu?” “
last updateHuling Na-update : 2024-11-24
Magbasa pa

36. Trio Rese'

Saga membuka pintu kamar Radha dengan pelan. Langkahnya nyaris tanpa suara. Ia masuk dan berhenti beberapa langkah dari tempat tidur, seolah menimbang-nimbang sesuatu sebelum akhirnya mendekat. Radha yang sedang duduk di tepi tempat tidur menoleh, keningnya berkerut saat melihat guratan kelelahan di wajah pria itu.“Kak Saga? Kau sudah selesai berbicara dengan ayahmu?” tanya Radha pelan, suaranya mengandung rasa ingin tahu yang hati-hati.Saga mengangguk, berjalan mendekati meja kecil di kamar itu, lalu merapikan sesuatu di atasnya. “Ya, kami hanya membahas masalah pekerjaan,” jawabnya, suaranya tenang, tetapi tidak cukup untuk menutupi kegelisahan yang terpancar dari matanya. “Kau tidak istirahat?”Radha tidak langsung menjawab. Ia menatap Saga lebih dalam dari sebelumnya. “Aku rasa, aku sudah cukup banyak istirahat hari ini,” sahut Radha, dibalas dengan anggukan pelan oleh Saga.Ada jeda hening beberapa saat di antara mereka berdua. Radha yang masih penasaran atas apa yang sebenarn
last updateHuling Na-update : 2024-11-25
Magbasa pa

37. Usaha Nindy Yang Sia-Sia

Di sebuah lounge eksklusif yang hanya diterangi lampu-lampu temaram, Nindy duduk dengan ekspresi penuh kemenangan. Jemarinya dengan lincah mengetikkan pesan terakhir kepada Radha, disertai dengan beberapa foto dirinya bersama Krisna dengan berbagai pose—sebuah momen yang diambil secara diam-diam beberapa menit lalu. Senyumnya mengembang ketika notifikasi di layar ponselnya mengonfirmasi bahwa pesan itu telah dibaca. “Radha pasti terbakar cemburu sekarang,” gumamnya pelan. Tatapan puas terpatri di wajahnya. “Dia harus tahu bahwa aku sudah menang. Krisna adalah milikku—seutuhnya.” Nindy menyesap minuman di depannya dengan anggun, sambil membayangkan ekspresi Radha saat membaca pesan tersebut. Pikirannya dipenuhi dengan rasa puas dan bahagia. Akhirnya, ia telah berhasil mengalahkan Radha dalam permainan yang selama ini ia jalani. Di sisi lain meja, Krisna duduk dengan tubuh yang sedikit terhuyung. Wajahnya memerah karena alkohol yang telah ia minum sejak tadi. Matanya memandang kosong
last updateHuling Na-update : 2024-11-25
Magbasa pa

38. Ketenangan Sebelum Badai

“Wanita genit itu memang benar-benar tidak tahu kapan harus berhenti, ya?” gumamnya pelan. “Menyebalkan sekali.” Tak ingin semakin stress karena perbuatan konyol Nindy, Radha berniat keluar dari kamar dengan meletakkan ponselnya secara asal di atas tempat tidur dan bangkit dari duduknya. Kepalanya terasa nyaris meledak, dan ia juga cukup penat berada di dalam kamar sepanjang hari. Saat keluar dari kamar, Radha berniat menuju dapur untuk mengambil segelas air, tetapi langkahnya terhenti begitu melewati ruang kerja Saga. Pintu ruangan itu sedikit terbuka, dan suara Saga yang seperti sedang berbicara dengan seseorang terdengar samar di telinga Radha. Melalui celah pintu, Radha bisa melihat Saga berdiri di dekat mejanya. Raut wajahnya terlihat sangat serius. Dan suaranya yang biasanya lembut, kini terdengar agak keras, bahkan seperti membentak. “Sudah kubilang, aku tidak ingin mendengar alasan apapun lagi! Aku tidak mau tahu, lakukan apa yang sudah menjadi tanggung jawabmu,” suara Sag
last updateHuling Na-update : 2024-11-26
Magbasa pa

39. Deja Vu?

Radha memasuki lobi rumah sakit dengan hati yang berdebar. Meski telah berusaha menenangkan dirinya semalaman, rasa cemas tetap menyelimutinya. Ia melirik arlojinya. Masih ada beberapa menit sebelum janji temunya. Radha memutuskan untuk duduk sebentar di ruang tunggu sembari menarik napas panjang, mencoba mengumpulkan keberaniannya. Tak lama setelah Radha duduk di kursi tunggu, seorang pria paruh baya dengan jas putih mendekatinya. Wajahnya penuh senyum ramah, dan matanya memancarkan ketenangan. “Nyonya Radha?” panggilnya. Radha segera berdiri dan mengangguk. “Ya. Anda Dokter James, benar?” “Benar sekali,” jawab Dokter James, menjabat tangan Radha. “Saga sudah memberi tahu saya tentang kunjungan Anda. Mari, saya akan mengantar Anda ke ruangan teman saya. Dokter Sasmitha adalah salah satu dokter spesialis terbaik yang saya kenal. Anda akan berada di tangan yang tepat.” Radha tersenyum tipis. “Terima kasih banyak, Dokter. Saya benar-benar menghargai bantuan Anda dan juga Saga.” “T
last updateHuling Na-update : 2024-11-26
Magbasa pa

40. Tidak Ada Yang Mau Mengalah

Lobi rumah sakit yang biasanya tenang entah kenapa tiba-tiba berubah menjadi medan perdebatan yang sengit antara Saga dan Krisna. Saga berdiri tegap dengan tangan terlipat di dada, sementara Krisna menatapnya dengan tajam, tangan terkepal di sisi tubuhnya. Di antara mereka, Radha berdiri dengan wajah lelah, matanya bergantian menatap dua pria yang bersikeras memenangkan argumen. “Aku bilang, aku hanya ingin bicara dengan Radha,” ujar Krisna dengan nada dingin namun penuh tekanan. “Jadi, minggirlah. Ini bukan urusanmu.” Saga mendengus sinis. “Segala sesuatu yang melibatkan Radha adalah urusanku. Terutama kalau itu menyangkut orang yang terus-menerus menyakitinya. Dan kau sudah cukup membuat hidupnya kacau, Krisna.” Krisna melangkah maju, jarak di antara mereka semakin kecil. “Kacau? Kau bahkan tidak tahu separuh dari cerita ini, Saga. Jadi jangan bertingkah seperti pahlawan kesiangan.” Saga tidak mundur sedikit pun. “Yang aku tahu, Radha jauh lebih baik tanpa dirimu. Dia tidak butu
last updateHuling Na-update : 2024-11-26
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status