Semua Bab Mempelai Pengganti Tuan Zeroun: Bab 21 - Bab 30

68 Bab

Part 21

Ariana keluar dari kamar mandi dengan mengenakan bathrobe. Rambut basahnya ia bungkus dengan handuk. Ia malas untuk kembali ke dalam kamar dan mencari keberadaan piyamanya. Dan ia juga tidak ingin mengenakan koleksi lingerie yang ada di dalam lemari pakaian Karenina. Sementara ia juga tahu bahwa subuh seperti ini bukan waktunya mengenakan setelan kerja. Karenanya, ia dengan sengaja membuka lemari milik Gerald dan menarik kaus milik pria itu secara sembarangan. Kaus bermerk berwarna hitam yang ia ambil secara acak itu ternyata berukuran super besar hingga hampir menelan tubuhnya dan bagian bawahnya mencapai setengah paha.Ariana kembali mencari bawahan dari dalam lemari Karenina, namun karena tidak menemukan celana pendek ataupun celana olahraga. Ia akhirnya menarik sebuah rok plisket berwarna hitam dan langsung mengenakannya. Saat ia kembali masuk ke kamar untuk melakukan kewajibannya, ia melihat Gerald sudah kembali mengenakan celana dan tampak
Baca selengkapnya

Part 22

"Tidak ada kisah apapun diantara kami di masa lalu." Ucap Gerald  yang muncul tiba-tiba dari belakang. Gerald  berjalan mendekat. Terlihat sudah sangat segar dan tampan. Rambut pria itu terlihat masih basah. Bagian atas tubuhnya terbungkus kemeja hitam dimana dua kancing teratasnya sengaja dibuka. Sementara bagian bawahnya mengenakan celana bahan berwarna hitam yang tersetrika sangat rapi yang disangga oleh ikat pinggang yang Ariana  yakin berharga mahal dan bukan produk lokal. "Dan bukannya aku memintamu untuk membangunkanku, Sayang? Kenapa kamu tidak muncul?" tanyanya tepat di samping Ariana  dan mencium pelipis Ariana  sebelum duduk di sampingnya. Gerald  mengulurkan tangan dan mengambil roti yang ada di atas piring dan mencelupkannya ke dalam mangkuk sup sebelum memasukkannya ke dalam mulut. Persis seperti yang Ava lakukan sebelumnya. Mengamati itu jelas membuat Ariana  mengangkat sebelah alisnya."
Baca selengkapnya

Part 23

Mobil terus melaju melewati gerbang sekolah berlabel "Internasional School". Mobil-mobil mahal lainnya terlihat sudah berjejer di depan mobil Arshaq. Mereka yang hanya menurunkan penumpang akan terus melaju dan berhenti di depan pintu masuk sementara yang lainnya tampak berbelok menuju area parkir yang tidak Ariana lihat. Mungkin setelahnya mereka akan masuk lewat pintu samping atau pintu belakang gedung, Ariana tak tahu.Mobil berhenti tepat di depan pintu masuk dimana beberapa guru berdiri dan menyapa murid serta baby sitter yang membawa anak-anak. Izzan kembali membukakan pintu untuk Ariana dan karena tak mungkin membiarkan Arshaq turun sendirian, Ariana pun turun. Bertepatan dengan pengasuh Arshaq yang datang mendekat dan mengulurkan tangan. Namun Arshaq menolak."Kenapa sayang?" Tanya Ariana bingung. Dia melirik ke sisi kiri dimana antrian mobil sudah cukup panjang."Anterin Asha masuk." Rengek bocah itu yang membuat Ariana terbelalak."Ta-t
Baca selengkapnya

Part 24

Lani meninggalkan Ariana yang masih mematung di ruangannya untuk kembali ke lantai bawah dan bersiap menerima pesanan dari pelanggan. Jelas kedatangan semua orang secara serempak membuat mereka kewalahan.Ariana yang biasanya jarang bergabung dengan tim dapur kini terpaksa turun tangan. Setelah mengunci ruang kerjanya, ia turun dan langsung memakai apronnya dan bersiap untuk membuat hidangan.“Loe yakin mau bantuin masak? Ini gak sedikit loh An.” Lani menunjukkan catatan menu di tangannya.“Gue gak mau dapat nilai buruk dari mereka.” Jawab Ariana singkat dan mulai menyalakan kompor. Lani tidak banyak berkomentar, dia kembali ke bagian depan dan kembali melayani tamu sesekali membawa minuman untuk pelanggan.Dua jam berlalu dengan sangat melelahkan. Ariana, Edwin, Lani, Dini dan anggota tim lainnya akhirnya bisa merebahkan kaki mereka menutup gerbang dan memasang tanda tutup di depan restoran.“Sumpah, ini hari tersibuk
Baca selengkapnya

Part 25

'Apa yang terjadi?' tanya Ariana pada dirinya sendiri. Ariana ingin membuka mata, namun tubuhnya terasa terlalu lelah sehingga untuk melakukannya ia tak sanggup. Kepalanya kembali berdenyut nyeri. Dan dadanya, meskipun tak sesesak dan sesakit sebelumnya, tetap saja membuatnya kesulitan untuk bernapas."Ana?" Suara seseorang yang ia kenal terdengar begitu dekat di telinganya. Ariana membuka mata dan melihat langit-langit di atasnya bukan langit-langit ruangan yang ia kenal. "Ana, kamu bangun?" pertanyaan itu diiringi dengan remasan di jemari tangan kanannya. Ariana menoleh dan melihat mata kebiruan tengah menatapnya dengan cemas sebelum kemudian berubah menjadi senyuman."Ji…" Ariana menyebut nama pria itu, namun ia tidak yakin pria itu mendengarnya atau tidak karena masker oksigen yang terpasang di wajahnya."Hmm… ini aku." Ucap pria itu seraya mengecup punggung tangan kanan Ariana yang digenggam tangan kanannya sementara tang
Baca selengkapnya

Part 26

Gerald mendengar gedoran yang cukup kencang di depan pintu kamarnya."Papa!" teriakan Arshaq yang lantang membuat Gerald yang awalnya hendak marah menjadi diam. Kepalanya berdenyut kencang. Semalam ia menunggu informasi dari orang-orang bayarannya tentang keberadaan Ariana sampai ia kurang tidur, namun sayangnya yang ia dapat dari Izzan malah semakin membuatnya kesal."Nyonya tidak terlihat keluar dari area depan gedung, Tuan. Di area kantor Nyonya tidak dipasang CCTV sehingga kita tidak bisa memantaunya. Dan CCTV bagian belakang restoran sedang dalam perbaikan, Tuan." Itulah kabar yang Gerald dapatkan sehingga ia benar-benar ingin marah mendengarnya."Papa!" teriakan itu membuat Gerald mau tak mau turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju pintu. Ia membuka pintu dan melihat Arshaq yang tengah memberontak dalam dekapan pengasuhnya yang tampak kewalahan karena tenaga Arshaq yang jauh lebih besar meskipun tubuhnya kecil."Apa,
Baca selengkapnya

Part 27

Setelah melewati pagi yang cukup dramatis karena Arshaq yang terus menodong Gerald untuk bisa dipertemukan dengan Ariana, Gerald akhirnya bisa lepas dari bocah tersebut setelah sebelumnya berjanji bahwa ia akan memaksa Ariana  untuk segera menyelesaikan pekerjaannya dan pulang. Namun kini, saat jam makan siang tiba, Gerald masih belum mendengar kabar tentang keberadaan Ariana. Hal itu jelas membuatnya kesal.Kenapa orang-orangnya yang biasanya begitu mudah mendapatkan informasi kini seolah dibuntukan keadaan?Kemana Ariana pergi? Mungkinkah dia disembunyikan seseorang? Apakah ada orang yang menculiknya? Pikiran buruk itu merayap ke benak Gerald begitu saja."Kami sudah memantau CCTV yang berada di sekitaran gedung, Tuan. Dan hasilnya kembali nihil." Lapor Izzan yang membuat Gerald semakin merasa kesal. "Tapi ada kabar lain yang harus Anda tahu." Lanjutnya. "Di hari yang sama, kantor Nyonya Ariana didatangi oleh mertua
Baca selengkapnya

Part 28

Setelah membujuk Aji dan juga dokter yang merawatnya, Ariana pada akhirnya diijinkan untuk pulang dan mengakhiri masa rawatnya."Kondisi kamu belum sepenuhnya fit, An. Minimal tunggu sampai besok." Bujuk Aji saat Ariana meminta pria itu untuk mengurus kepulangannya.Ariana tahu Aji mengkhawatirkannya. Namun Ariana sendiri sudah merasa benar-benar sehat saat ini. Berdiam lebih lama di rumah sakit hanya akan menambah biaya pengobatan dan ia tidak mau semakin membebani Aji meskipun ia tahu pria itu tidak akan mempermasalahkannya.Lagipula tubuhnya tidak terlalu lemas dan kondisi jantungnya sudah lebih baik daripada kemarin. Ariana yakin, selama dia beristirahat cukup dan juga mengendalikan emosinya sesuai dengan saran dokter, ia akan baik-baik saja.Alasan lainnya kenapa ia ingin cepat keluar adalah karena ia ingin mengurangi masalah yang disebabkan oleh Gerald kepada orang-orang terdekatnya.Ya, mantan calon adik iparnya yang sialnya saat ini berstat
Baca selengkapnya

Part 29

Gerald melajukan mobil dalam kecepatan sedang. Ia berkali-kali menarik napas untuk mengendalikan emosinya. Baik dirinya ataupun Ariana tidak banyak bicara. Dan Gerald pun enggan untuk mengakui alasan kenapa ia sampai hilang kendali dan memukuli Aji. Hampir sepuluh menit berlalu dalam hening, Gerald melirik istrinya. Wajah Ariana menghadap pintu mobil dan dahi istrinya itu menempel disana. Gerald tidak menduga kalau istrinya itu tertidur. Saat berada di lampu merah, Gerald mencoba untuk memposisikan kursi supaya istrinya itu berbaring dengan nyaman. Diperhatikannya wajah Ariana yang selalu terlihat cantik dimatanya.Entah dia mengenakan riasan atau tidak, Ariana selalu bisa menarik perhatiannya. Pantas jika Aji pun tertarik padanya, karena ia pun tidak bisa melepaskan pandangannya dari istrinya itu begitu saja. Ariana tidak perlu berusaha keras untuk menggoda pria manapun. Karena dengan sikap ketusnya pun, istrinya itu sudah terlihat mena
Baca selengkapnya

Part 30

Ariana keluar dari walk in closet setelah membersihkan diri dan memperbaiki penampilannya. Ia tidak menduga kalau ternyata Arshaq dan Gerald menungguinya di dalam kamar. Bocah kecil itu tiba-tiba turun dari tempat tidur dan langsung mengulurkan tangannya pada Ariana dan menariknya untuk keluar dari kamar dengan semangat yang menggebu khas seorang bocah kecil. "Arshaq, pelan-pelan." Perintah Gerald yang berjalan tepat di samping Ariana. Merengkuh pinggang Ariana yang menerimanya begitu saja tanpa menjauh. Melihat penerimaan Ariana, membuat Gerald merasa bahwa hubungan mereka sudah selangkah lebih baik daripada sebelumnya. Meskipun sebenarnya urusan mereka belum benar-benar terselesaikan dan Gerald masih harus menanyai Ariana tentang keberadaannya selama ini dan apa hubungan sebenarnya antara Ariana dengan Aji. Memasuki ruang makan, mereka melihat tiga orang sudah duduk mengelilingi meja makan. Nyonya Agatha, Nyonya Hestia dan tentu saja
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status