Semua Bab Mempelai Pengganti Tuan Zeroun: Bab 51 - Bab 60

68 Bab

Part 51

Gerald merasakan ponselnya bergetar. Ia meraih saku jasnya dan melihat nama peneleponnya. Seketika ia mengangkat tangan dan menyuruh Manager Pemasaran yang sedang memberikan laporan untuk berhenti bicara dan menyuruhnya keluar ruangan. Izzan yang mengerti langsung meminta orang-orang untuk meninggalkan ruangan.Gerald tersenyum penuh kemenangan. Akhirnya Ariana menghubunginya lebih dulu, persis seperti yang ia harapkan. Ia menggeser tombol hijau dan menerima panggilan dari wanita yang lebih dari dua minggu ini ia rindukan."Apa aku perlu datang ke persidangan ini?" Tanya Ariana tanpa basa-basi. Hal yang membuat Gerald kesal. Tidak bisakah istrinya itu menanyakan kabar Gerald terlebih dahulu?"Ya. Itu wajib." Jawab Gerald dengan nada yang entah kenapa mendadak ketus."Baiklah. Aku akan datang tepat waktu." Jawab Ariana singkat yang membuat Gerald mengernyit."Hanya itu?" Tanya Gerald tak percaya. Apakah Ariana tidak berniat mengata
Baca selengkapnya

Part 52

Ruang tunggu pengadilan cukup ramai. Orang-orang berseragam berjalan hilir mudik dengan membawa dokumen-dokumen tebal. Begitu juga orang-orang yang terlibat dengan persidangan, entah mereka saksi ataupun sekedar penonton persidangan.Ariana duduk—ditemani Lani yang memaksa untuk ikut menemaninya—di salah satu bangku panjang yang berderet sepanjang lima barisan.Di depan mereka, ada seorang wanita paruh baya, duduk diapit seorang pria yang Ariana duga berusia akhir tiga puluhan dan seorang wanita yang Ariana duga berusia akhir dua puluhan. Kedua orang yang mengapit sang wanita paruh baya itu terdengar berbisik-bisik. Namun suara mereka cukup nyaring untuk Ariana dengar."Mama tahu kita harus menyerahkan hak asuh Arshaq pada mereka. Sekalipun Mama sayang sama dia, tapi kita perlu uang kompensasi dari Gerald. " Ucap si pria dengan dingin.Arshaq. Nama itu jelas bukan nama yang umum dimiliki seorang anak. Dan mengingat keberadaan mereka di waktu y
Baca selengkapnya

Part 53

Mereka tak banyak bicara sepanjang perjalanan. Ariana hanya memperhatikan Gerald diam-diam. Pria itu seringkali mengetatkan rahangnya dan juga mencengkeram setir atau tongkat persneling dengan kuat sehingga buku-buku jarinya memutih.Gerald sedang menahan amarah, itulah yang Ariana tangkap. Tapi pada siapa? Padanya atau pada orang lain?Gerald memarkirkan mobil di basement gedung. Dan selama lift membawa mereka menuju penthouse, mereka masih berdiam diri dan bahkan menjaga jarak. Saat pintu lift terbuka, terlihat Klaled dan juga Kemala menyambut mereka berdua. Ariana hanya menjawab sapaan mereka dengan senyum ringan."Ikuti aku." Jawab Gerald dingin. Dengan dahi berkerut Ariana mengikuti pria yang masih berstatus suaminya itu tanpa curiga.Gerald masuk ke kamar terlebih dahulu, dan setelahnya Ariana. Tak lama setelah Ariana melangkahkan kakinya masuk, pria itu menutup pintu dengan kasar dan menguncinya, membuat Ariana terkejut dan ketaku
Baca selengkapnya

Part 54

Ariana baru saja selesai membersihkan diri setelah percintaan mereka yang cukup panas.Baiklah, dia dan Gerald baru saja menuntaskan rindu mereka yang menggebu-gebu dengan cara yang menurut mereka wajar. Namun yang tidak wajar adalah, rasa sakit di perut yang Ariana rasakan tak lama setelah ia mengenakan bathrobenya.Ariana menelan ludah. Karena gairah yang menggebu ia jadi lupa kalau dirinya saat ini sedang dalam keadaan mengandung dan usia kandungannya itu masih amat sangat muda dan rentan, jadi seharusnya Ariana sangat berhati-hati.Sementara apa yang ia dan Gerald lakukan beberapa waktu yang lalu itu bisa dibilang liar dan sedikit kasar.Ariana memegang perutnya saat rasa sakit itu semakin menguat. Tubuhnya bergetar pelan, bulu-bulu lengannya meremang, bukan karena dingin, namun karena rasa sakit yang mulai tak tertahankan. Belum lagi keringat dingin yang mulai membasahi terasa membasahi dahi dan punggungnya.Dengan satu tangan memegan
Baca selengkapnya

Part 55

Perang dingin antara Ariana dan Gerald terjadi.Kemarahan Ariana karena Gerald menyarankan untuk menggugurkan kandungan membuat wanita itu tak mau bicara dengan Gerald.Gerald pun demikian. Ia kesal karena setiap kali ia bicara hal yang bertentangan dengan keinginan Ariana, istrinya itu akan selalu membawa nama Aji."Apa baiknya laki-laki itu? Kenapa Ariana begitu percaya pada laki-laki sebrengsek Aji Mahesa?” Tanya Gerald pada Izzan dengan nada kesal yang tak ia sembunyikan.Mereka masih berada di rumah sakit karena dokter yang memeriksa Ariana mengatakan kalau Ariana harus beristirahat total selama beberapa hari dan istrinya itu juga tidak diperbolehkan untuk terlalu banyak bergerak.Dan alih-alih bekerja di kantor seperti biasa, Gerald lebih memilih supaya Izzan membawa semua pekerjaan mereka ke rumah sakit.Alasannya sederhana, ia tidak mau lengah. Siapa yang tahu saat ia sibuk bekerja di kantor, Aji malah mencari kesempatan dengan
Baca selengkapnya

Part 56

Gerald memilih untuk bekerja di rumah seperti yang sudah ia katakan pada Ariana dan ia meminta Ariana melakukan hal yang sama meskipun sebenarnya ia dibuat kesal karena istrinya itu selalu saja menolak untuk beristirahat.Hal lain yang membuat Gerald semakin kesal adalah perlakuan Ariana padanya. Wanita itu seolah tak berhenti untuk merasa curiga padanya. Kini, Gerald di mata Ariana, Gerald adalah sosok penjahat karena ia dengan tega ingin menghabisi darah dagingnya sendiri.Entah itu ketakutan atau memang istrinya itu ingin bersikap jahat padanya, Ariana selalu memilih untuk menjaga jarak darinya.Bukan hanya secara fisik saja wanita itu menjauh.Gerald kesal saat tertidur Ariana selalu berada di ujung tempat tidur dan menghindarinya. Meskipun setelah terlelap nantinya tubuh istrinya itu akan tanpa sadar berbalik ke arahnya dan memeluknya lebih dulu. Hal yang tak akan pernah Gerald sia-siakan karena dia rindu pada istrinya yang selalu menjauh saat sedang
Baca selengkapnya

Part 57

Ariana tak bisa berkata-kata saat tiba-tiba Izzan datang menghadapnya, mengatakan bahwa Gerald ingin menggunakan salah satu ruang privat di restorannya untuk menjadi ruang kerjanya. Pria itu bahkan membawa kembali tukang untuk memodifikasi lantai tiga gedung restoran Ariana untuk dijadikan ruang tambahan bagi Gerald dan beberapa timnya."Apa maksudnya?" Tanya Ariana bingung."Tuan Gerald ingin memindahkan kantor sementaranya kesini. Anda tenang saja, proses renovasi gedung ini tidak akan memakan waktu dan tidak akan mempengaruhi kinerja restoran karena kami sudah meminta tim proyek bekerja malam.” Ucap Izzan lagi memberitahu.“Bukan begitu. Maksudku, kamu tahu kan kalau aku menyewa gedung ini. Kamu dan Gerald tidak bisa merenovasi gedung ini seenaknya saja tanpa meminta ijin si pemilik gedung.” Ucap Ariana kesal.“Untuk hal itu, Anda tenang saja. Proses pembelian gedung sudah saya lakukan. Kami hanya perlu menunggu pihak notaris un
Baca selengkapnya

Part 58

Gerald kembali dari lantai bawah setelah meeting yang memakan waktu. Saat pintu lift berdenting terbuka, hal yang sangat ingin dilakukannya adalah mencari Ariana dan mengetahui keberadaannya. Namun tanpa ia repot mencari, wanita itu sudah ada di hadapannya. Tengah berdiri dan memandangnya dengan tatapan curiga. Di belakangnya, berdiri Khaled yang tampak tengah menahan tawa."Darimana saja?" Tanya wanita itu ketusGerald tertegun sejenak sebelum menjawab. "Bekerja." Jawabnya singkat. Inginnya ia mendekati wanita itu. Memeluknya dan menanyakan bagaimana kondisinya setelah seharian ini membuatnya cemas dan kesulitan berkonsentrasi pada pekerjaan.Namun dilihat warna wajahnya, Gerald bisa menyimpulkan kalau kondisi istrinya sudah lebih baik. Dan dari postur tubuhnya, terlihat sekali kalau Ariana sedang tak ingin dia dekati."Bekerja atau bertemu dengan Ava?" Tuduh wanita itu dengan mata memicing curiga yang membuat Gerald bingung.Ava? Ke
Baca selengkapnya

Part 59

Ariana tidak menduga kalau gumaman Gerald di malam pertengkaran mereka tentang Ava—bahwa pria itu akan mengumumkan tentang siapa istrinya—akan menjadi kenyataan.Pasalnya, tidak ada gerak-gerik yang mencurigakan dari pria itu. Semuanya berjalan normal, kegiatan mereka sehari-hari sangatlah normal sehingga Ariana tidak pernah menduga akan terjadi apa-apa.Belum lagi setelah merenovasi lantai tiga dan memindahkan kantornya ke gedung restoran Ariana, pria itu juga berkerja satu ruangan dengannya dan tak pernah pergi meninggalkannya kecuali jika ada rapat yang memang mendesak.Ya. Keesokan harinya, setelah sarapan di Zeroun Tower, Ariana terkejut karena ruang kantornya yang tidak terlalu besar sudah diisi dengan dua meja kerja yang tak lain adalah miliknya dan milik Gerald sementara sofa tamu sudah pekerja pria itu pindahkan sementara ke lantai tiga.Ariana juga terkejut kala pihak pembangun datang dan menunjukkan cetak biru lantai tiga yang akan
Baca selengkapnya

Part 60

Waktu kembali berlalu. Ariana yang kini mulai dikenal sebagai istri sah Gerald jelas mendapatkan perlakuan yang berbeda dari karyawan pria itu. Sekalipun sebenarnya Ariana jarang sekali memunculkan wajahnya karena kesehariannya di dominasi ruang kerjanya dan juga kediaman mereka, namun sesekali ia terpaksa mengikuti Gerald ke Zeroun Tower saat Gerald harus mengikuti rapat umum yang tak bisa dia tinggalkan. Dan saat itu terjadi mereka bersikap amat sangat sopan pada Ariana, tak seperti sikap mereka pada awalnya yang tak acuh.Ariana juga tak bisa memungkiri kalau berkat campur tangan Gerald dan Izzan, restoran mereka kini mendapatkan banyak konsumen. Bukan hanya dari kalangan menengah ke bawah seperti konsumen-konsumen sebelumnya, namun juga klien kalangan menengah keatas yang seringnya menyewa privat room saat melakukan transaksi bisnis di restorannya.Ariana juga tahu kalau sebagian dari konsumen yang datang ke restorannya bukan hanya ingin mencoba masakan yang dibuat
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status