Semua Bab Mempelai Pengganti Tuan Zeroun: Bab 31 - Bab 40

68 Bab

Part 31

“Sudah selesai?” Tanya Ariana pada bocah itu. Arshaq menganggukkan kepala. “Ke kamar yuk?” Ajaknya dan seketika Arshaq mengangguk dan menerima uluran tangan Ariana. Ariana menemani Arshaq menggosok gigi dan mengganti pakaian tidurnya. Setelah bocah itu selesai, Arshaq giliran mengantarkan Ariana ke kamar Gerald  dan menungguinya mengganti pakaian dengan piama dan juga menggosok gigi. Setelahnya mereka kembali ke kamar Arshaq, membaca buku dan bersiap untuk tidur. “Bunda?” Tanya Arshaq saat mereka sudah berbaring di atas tempat tidur. “Ya?” “Bunda gak akan pergi lagi kan?” Tanya bocah itu dengan tatapan penuh harap pada Ariana. Ariana tersenyum, namun tidak memberikan jawaban yang Arshaq inginkan. Ariana pernah menjadi anak yang menaruh harapan pada orang dewasa, dan kala harapan itu tidak menjadi kenyataan, ia tahu rasa sakitnya. Karena itulah, Ariana tid
Baca selengkapnya

Part 32

Ariana melangkahkan kakinya masuk ke ruangannya. Setelah pagi yang cukup melelahkan dimana ia harus menghadapi Arshaq yang manja yang melarangnya pergi ke kantor karena takut Ariana tak kembali dan juga Gerald yang mendukung permintaan Arshaq, akhirnya Ariana menang dengan janji bahwa dia akan kembali ke kediaman Zeroun sebelum makan malam.Ariana membalas sapaan rekan-rekannya dan masuk ke ruangannya. Suara mesin-mesin para tukang yang ada di lantai maupun di lantai bawah sudah tidak terlalu mengganggu karena renovasi kamar dan juga dapurnya sudah mencapai sembilan puluh persen.Mereka kini sedang melakukan finishing yang membuat Ariana terpaksa menutup pintu dan jendela seraya menyalakan AC supaya pendengarannya tidak terlalu terganggu.Ariana harus akui bahwa dia menyukai dapur dan lantai tiga restorannya. Meskipun Lani merengek supaya Ariana mengijinkan Gerald untuk mendekor ruangan secara keseluruhan dan juga mengganti perlengkapan kantor mereka dengan yang
Baca selengkapnya

Part 33

Ariana pikir kehidupannya bisa lebih tenang setelah konfrontasi antara ibunya, Nyonya Hestia dan juga Ava. Dan ia pikir, harinya akan lebih baik setelah ia makan siang bersama Aji. Namun harapannya salah karena saat ia kembali ke ruangannya ia dibuat terkejut dengan kehadiran tamu tak diundang yang tengah duduk dengan anggun, memainkan ponsel mahalnya dengan jemari lentik cantik terawat. Sosok yang membuat Ariana terjebak dalam kondisinya saat ini. Sosok yang beberapa saat lalu menghilang secara tiba-tiba dan Ariana dijadikan tersangka yang menyembunyikan keberadaannya. "Kau sudah kembali?" tanya kembarannya itu dengan santainya. Dengan perlahan gadis itu menunjukkan senyum manis tak bersalahnya pada Ariana. "Bukankah seharusnya pertanyaan itu diajukan untukmu?” Jawab Ariana dengan ketus. “Aku selalu ada disini, di tempatku, dan tidak berniat menghilang tanpa kabar dalam waktu dekat.” Jawabnya ketus.Ia buk
Baca selengkapnya

Part 34

"Loe gak ngisi lemari es?" Keluh Ariana saat dilihatnya lemari es apartemen kosong."Iya, gue lagi males belanja." Jawab Lani dengan nada santainya. Gadis itu tengah berbaring di atas sofa sambil memainkan ponselnya. Ariana menarik napas panjang dan hanya bisa memandang sepupunya itu kesal. “Loe itu ya, kebiasaan.” Ucapnya kesal. Lani malah mengedikkan bahu. “Ngapain juga gue belanja kalo gak ada yang masak. Kan yang suka masak itu loe.” Ucapnya seraya nyengir lebar. “Lagian mana gue tahu kalo loe bakal balik kesini. Gue pikir loe bakal selamanya dirantai di rumahnya si Gerald.” Ucapnya lagi yang membuat Ariana memutar bola matanya. “Eh tapi asli, gue penasaran. Loe kenapa balik? Loe udah dibuang ya sama si Gerald?” Tanyanya antusias yang membuat Ariana memandangnya kesal.“Kalian kenapa? Berantem? Dia udah dapat apa yang dia mau ya, makanya itu dia buang loe?” Tanyanya lagi yang
Baca selengkapnya

Part 35

Ariana mengangkat sudut mulutnya. Menertawakan adik kembarnya dan sifat tak tahu malunya. Jadi adiknya itu benar-benar datang pada Gerald dan mengklaim haknya? Rupanya didikan Mahiswara dan Juliarty sudah menyerap sangat baik pada adiknya itu."Itu sudah haknya." Jawab Ariana ketus. "Jadi, apa masalahnya?"Gerald mengubah posisi duduknya, pria itu memandang Ariana dengan tajam. "Aku tidak suka dengan nada bicaramu." Ucapnya dingin.Ariana turut memutar badannya dan memandang pria itu dengan sama dinginnya."Lalu aku harus bagaimana?" Tanyanya ketus. "Dia kembali untuk menuntut posisinya, itu haknya. Karena kalau kau lupa, kontrak yang kutandatangani dengan Wiryawan dengan jelas mengatakan kalau aku akan mengembalika
Baca selengkapnya

Part 36

Ariana membuka mata dan merasakan lengan Gerald memeluk perutnya. Sial! Mereka kembali melakukannya lagi. Dan Ariana tidak bisa menghitung sudah berapa kali mereka melakukannya. Dan yang lebih sialnya lagi, mereka melakukannya tanpa pengaman.Ariana mencoba melepaskan tangan Gerald yang masih memeluknya dengan perlahan, berharap tindakannya tidak membangunkan pria itu dan setelahnya dengan langkah pelan ia masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri.Ariana tidak terlalu terkejut saat melihat tubuhnya memiliki beberapa bercak kemerahan. Tentu saja ia tahu ini akan terjadi mengingat apa yang Gerald lakukan padanya semalam.Ia menggelengkan kepala, mencoba menjernihkan pikirannya. Berkali-kali dia mengatakan pada dirinya sendiri bahwa apa yang ia lakukan dengan Gerald itu hanya sex semata, namun anehnya, hatinya tidak bisa menerima pernyataan itu begitu saja.Gerald tidak memperlakukannya dengan semena-mena, itu yang pertama. Pria itu dengan sangat jelas m
Baca selengkapnya

Part 37

Ariana hanya terdiam. Seperginya Lani dari kamar ia kembali membaringkan tubuhnya dan menutup mata. "Ambil, pertahankan, perjuangkan." Tiga kata itu terus terulang di kepala Ariana. Bisakah ia melakukannya? Bisakah Ariana bersikap egois seperti yang Lani sarankan padanya. Ariana menarik napas panjang dan menghembuskannya. Ingatannya kembali ke masa-masa yang lalu. Flashback OnAriana kecil berdiri di depan pintu gudang lantai dua rumahnya dan meneliti kardus-kardus yang berisi barang yang sudah tidak keluarganya pakai lagi. Pikirannya memilah kardus mana yang akan dia sortir terlebih dahulu. Ini hari liburnya, dan neneknya memintanya untuk memilah barang-barang yang tidak digunakan namun masih layak pakai untuk mereka sumbangkan pada yang butuh atau nantinya akan mereka jual ke loakan.Tradisi. Itulah kata yang tepat.Tradisi yang selalu keluarga mereka lakukan setiap tahun ajaran berakhir. Dimana Ariana dan
Baca selengkapnya

Part 38

Gerald terbangun dengan kernyitan di dahinya. Siapa orang yang sudah mengganggunya sepagi ini dengan menggedor pintu? Ia membuka mata dan sadar bahwa ia tidak berada di kamarnya. Seulas senyum terbit di wajahnya kala mengingat apa yang sudah dia lakukan sepanjang malam itu. Dan saat melihat sinar matahari dari jendela, ia tahu bahwa ini bukan lagi pagi, namun sudah menjelang siang.Herannya, ia berada disana sendirian, sementara Ariana? Dimana wanitanya itu?Gerald bangkit dari tidurannya dan sadar kalau ia bertelanjang bulat dan tak ada satupun yang bisa ia pakai. Sambil melilitkan selimut tipis di pinggangnya ia berjalan menuju pintu, melihat siapa tamu yang sudah mengganggunya dan kemudian membukanya saat melihat Izzan lah yang ada di depan sana."Anda belum bangun, Tuan. Dan sebentar lagi kita ada meeting penting." Ucap pria itu pada Gerald. Izzan sama sekali tidak bertanya apakah Gerald baik-baik saja atau tidak, dilihat dari kondisinya y
Baca selengkapnya

Part 39

Ariana membuka mata perlahan dan mengerjap. Kembali menutupnya dan membukanya lagi hanya untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa dirinya berada di tempat yang asing.Ariana menoleh dan sadar bahwa dia berbaring di atas tempat tidur super besar nan hangat, berseprai dan berselimut abu. Tapi ruangan ini tak dikenalnya.Kamar ini bukan kamar Gerald yang ia tempati di kediaman Zeroun. Bukan pula kamarnya yang berukuran kecil namun nyaman di apartemennya. Kamar ini luas, dengan sedikit perabotan dan ditata maskulin. Dengan warna hitam, putih dan abu sebagai latar dinding dan perabot.'Rumah kita.' Kalimat itu kembali terngiang di kepala Ariana. Gerald mengatakan kalau pria itu akan membawanya ke 'rumah kita' yang bahkan Ariana sendiri tidak pernah tahu mereka miliki dan tidak ia tahu dimana tempatnya.Dengan tubuh lebih segar daripada sebelumnya, Ariana bangkit dari baringannya. Membuka selimut yang menutup tubuhnya dan sadar bahwa pakaia
Baca selengkapnya

Part 40

"Aku akan memilih Lani." Jawab Ariana beberapa detik kemudian.Gerald mengangkat sebelah alisnya. "Lani tidak ada dalam pilihan yang aku berikan.""Kalian pun tidak pernah termasuk dalam rencana kehidupanku di masa depan. Jadi aku merasa tidak harus memilih salah satu diantara kalian berdua." Jawab Ariana dengan datarnya.Jleb. Gerald terdiam. Lidahnya mendadak kelu dan tak bisa berujar."Jadi berhentilah membuatku kesulitan. Biarkan aku hidup dengan nyaman seperti saat aku belum mengenalmu, keluargamu dan juga masalah yang kau buat untukku."Ariana meletakkan sendoknya hingga menimbulkan bunyi denting yang membuat ngilu telinga. Ia lantas bangkit berdiri dan membiarkan piring kotor di hadapannya tanpa niatan untuk membersihkannya. Kenapa pula ia harus membersihkannya? Ada Kemala dan juga asisten lainnya yang sudah dibayar Gerald untuk melakukan pekerjaan itu kan? Jangan sampai mereka makan gaji buta. Decih Ariana kesal.Tak tahu harus pergi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status