All Chapters of Setelah Berpisah, Dia Terus Mengejarku: Chapter 11 - Chapter 20

43 Chapters

Memamerkan Kemesraan

Arthur tak kalah terkejut dari Irish. Lelaki itu langsung berdiri dan menghampiri Irish yang membeku di ambang pintu. “Kenapa kamu ada di sini? Kamu pemilik butik ini?!” Irish sempat berpikir jika Arthur sengaja datang karena mengetahui dirinya adalah pemilik butik ini. Namun, melihat reaksi lelaki itu saat melihatnya. Ia tahu Arthur juga terkejut. Dari sekian banyak orang yang bisa menjadi customernya, malah Arthur yang mendatangi butiknya. “Butik kami belum buka. Kamu bisa datang lain kali,” usir Irish secara halus. Pantas saja customer yang menunggunya ini sangat tidak sabaran. Bahkan, sudah datang sebelum butiknya buka. Ternyata yang datang adalah mantan suaminya. Sangat khas dengan tabiat lelaki itu yang tak sabaran dan seenaknya sendiri. Irish selalu bersikap ramah pada customernya. Namun, Arthur adalah pengecualian. Ia terlalu malas berurusan dengan lelaki itu. Terlebih, belum tentu juga Arthur benar-benar berminat dengan desain buatannya. Lelaki itu terbiasa menggunakan
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Kamu Tidak Melenyapkan Anakku?

Irish spontan menegakkan tubuhnya. Pening hebat langsung menghantam kepalanya. Mengabaikan rasa tak nyaman itu, ia langsung mencuci mulutnya dan berbalik. Irish telah menutup pintu toilet sebelum memuntahkan isi perutnya dan sekarang Elyza malah masuk tanpa izin. “Aku baik-baik saja,” jawab Irish datar sebelum mengelap mulutnya yang basah menggunakan tisu. Irish lebih khawatir jika Arthur yang memergokinya. Lelaki itu pasti curiga dan itu tidak boleh terjadi. Dan sandiwara yang telah susah payah dirinya lakukan akhirnya akan terbongkar. Melihat hanya Elyza yang datang membuatnya lebih lega. Mual yang Irish rasakan sebelumnya masih terasa. Namun, ia berusaha menetralkan ekspresi juga menegakkan tubuhnya. Irish tak suka melihat cara Elyza menatapnya. Seolah-olah wanita itu sedang menilainya. Sesuatu yang sangat tidak pantas dilakukan. Elyza menatap Irish yang pucat pasi dengan sorot tak terbaca. Wanita itu melangkah maju, mempertipis jaraknya dengan Irish. “Kudengar kamu sempat
last updateLast Updated : 2024-12-19
Read more

Hanya Aku yang Berhak Memutuskan

“Kamu tidak menggugurkannya, ‘kan?! Jawab!” Arthur merangsek maju dan berdiri tepat di belakang Irish. Jantung Irish berdebar dua kali lebih cepat. Wajahnya yang sudah pucat kini semakin pucat pasi. Ia terpaksa berbalik, membalas tatapan Arthur yang menatapnya dengan sorot berkobar. Irish ingin bersikap tenang. Namun, ekspresinya malah sebaliknya. “Apa yang kamu bicarakan? Jangan ngawur! Bukannya kamu sudah melihat buktinya waktu itu?” Meskipun sudah tertangkap basah, Irish masih berusaha beralibi. “Minggir! Aku mau keluar!” Menghindari tatapan Arthur, Irish hanya berani menatap lantai sembari mendorong tubuh lelaki itu yang menghalangi pintu keluar. Namun, tubuh Irish yang masih lemas malah spontan berpegangan pada Arthur alih-alih mendorong lelaki itu. Tampaknya anaknya tak menyetujui kebohongannya karena mualnya kembali datang. Membuat Irish tak bisa mengelak atas tuduhan Arthur. “Sudah seperti ini, masih bisa mengelak?” cerca Arthur lagi. Irish tidak langsung menjawab.
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Aku akan Menemukanmu

Kantuknya menghilang. Irish mengerjapkan mata. Khawatir ada yang salah dengan penglihatannya. Lelaki yang berbaring di sampingnya benar-benar Arthur. Irish spontan menarik tangannya yang sejak kapan bertengger di dada lelaki itu. Arthur masih memakai pakaian yang sama dengan beberapa jam lalu. Namun, hanya kemeja hitam lelaki itu saja yang tersisa. Dengan seluruh kancing yang sengaja dibuka. Dan tadi, tanpa Irish sadari jemarinya malah bertengger di sana. Seakan memeluk tubuh lelaki itu. “Jangan berisik, aku mau tidur.” Arthur malah sengaja memeluk Irish dengan mata yang masih terpejam. Irish langsung memberontak, melepaskan diri dari rengkuhan Arthur. “Apa yang kamu lakukan di sini? Bagaimana bisa kamu masuk ke kamarku?!” Irish ingat betul jika sebelum tidur ia telah mengunci pintu. Entah bagaimana caranya Arthur masuk ke kamarnya. Sepersekian detik kemudian Irish menyadari sesuatu. Ibu atau kakak tirinya pasti sengaja memberikan kunci cadangan kamarnya pada Arthur. “Siapa
last updateLast Updated : 2024-12-20
Read more

Kamu Terlalu Nakal

Cekalan Arthur pada tangan Irish terasa menguat meski tidak menyakiti. Irish menyadari perubahan yang signifikan dari ekspresi lelaki itu. Namun, ia juga tidak berbohong. Semalam, Billy mengajaknya berangkat bersama dan dirinya langsung setuju. “Billy sudah menungguku. Bisa lepas tanganku?” pinta Irish sembari menunjukkan pesan dari Billy yang masuk ke notifikasi ponselnya. Billy berkata sudah sampai dan menunggu Irish di depan. Sebenarnya Irish yang meminta lelaki itu datang lebih awal. Namun, tak berharap keinginan terwujud karena ia baru mengirim pesan pada Billy 30 menit lalu. Ternyata lelaki itu benar-benar datang lebih awal. Untuk beberapa saat, Irish menikmati ekspresi marah Arthur. Ia tak mengerti mengapa lelaki itu harus marah. Padahal selama ini Arthur tidak pernah memedulikan ke mana pun dirinya dan bersama siapa pun itu. Bahkan, di saat Irish meminta izin selalu berakhir diabaikan. “Kamu berangkat bersamaku!” tegas Arthur setelah ekspresinya berubah datar. “Kamu
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Ketika Terjebak di Kamar Hotel

Arthur melepaskan tautan bibir mereka karena Irish terus memukul dadanya. Irish langsung mendorong Arthur setelah lelaki itu sedikit menjauh. Wanita itu mengubah posisi menjadi duduk dan bergegas bersingkut mundur dengan tatapan penuh perhitungan. Jantung Irish berdetak dua kali lebih cepat. Deru napasnya memburu dengan wajah merah padam. Perpaduan antara malu dan kesal. Irish tak menyangka Arthur akan menciumnya. Seharusnya, ia bergerak lebih sigap untuk melindungi dirinya. “Tadi kamu jatuh. Sakit?” tanya Arthur sembari sedikit menyingkap dress yang Irish pakai untuk melihat kaki wanita itu. Irish pikir Arthur akan melanjutkan perbuatan tak senonoh padanya. Tak menyangka Arthur malah memedulikan kakinya yang sebenarnya tidak sakit apalagi terluka. Tadi dirinya hanya terkejut dan tak bisa menjaga keseimbangan hingga terjatuh di ranjang. “Tidak. Aku baik-baik saja.” Irish langsung menarik kakinya dan kembali merapikan dress yang melekat di tubuhnya. Tak ingin membuat Arthur mem
last updateLast Updated : 2024-12-21
Read more

Morning Kiss

Pertanyaannya sangat menyinggung Arthur dan Irish tahu itu. Ia sengaja melakukannya demi menghentikan aksi gila lelaki itu. Sebab, pengendalian dirinya pun masih sangat tipis. Jika tidak dihentikan secepatnya, Irish akan menyesalinya nanti. Seperti yang Irish inginkan, pertanyaannya membuat Arthur berhenti menyentuhnya. Ia memang belum melihat ekspresi Arthur karena posisinya lelaki itu. Namun, Irish tahu Arthur pasti marah besar. Terlebih, lelaki itu menjunjung harga diri di atas segalanya. “Apa maksudmu bertanya begitu?” tanya Arthur pelan, namun penuh penekanan. Setelah Arthur melepas rengkuhan pada perutnya, Irish langsung mengubah posisi menjadi berhadapan dengan lelaki itu. Rahang Arthur mengeras, sorot mata lelaki itu juga berubah tajam. Alih-alih merasa takut, Irish malah menikmatinya. Irish tak bermaksud melakukan ini jika saja Arthur tidak lebih dulu memulainya. Lelaki itu tahu hubungan mereka tak seperti dulu lagi. Di saat Arthur bisa menyentuhnya kapan pun lelaki i
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Kamu Lebih Penting

Melihat nama yang tertera di layar ponsel Arthur membuat Irish spontan mengalihkan pandangan. Berpura-pura tidak melihat nama itu dan kembali melanjutkan kegiatan makannya. Sedangkan Arthur langsung mengambil ponselnya dan mengangkat telepon tersebut. “Cepat sekali,” cibir Irish dalam hati. Irish yakin jika dirinya yang menelepon Arthur, meski dalam keadaan genting sekalipun, lelaki itu tak akan langsung menjawab. Seperti yang biasanya Arthur lakukan. Kalau tidak berujung diabaikan, telepon darinya akan diangkat di detik-detik terakhir sebelum terputus. Namun, itu tidak berlaku pada Elyza. Setiap kali wanita itu menghubungi Arthur, pasti langsung diangkat. Sama seperti di malam anniversary pernikahan Irish dan Arthur. Lelaki itu langsung pergi begitu saja karena Elyza membutuhkan bantuannya. “Ada apa, El?” tanya Arthur setelah mengangkat telepon dari Elyza. Irish mengira Arthur akan pergi. Setidaknya, tidak membuatnya tanpa sengaja menguping pembicaraan mereka. Namun, lelaki
last updateLast Updated : 2024-12-22
Read more

Jauhi Dia!

Irish spontan menoleh dengan mata melebar sempurna. Ia bahkan melupakan jadwal check up nya ke dokter kandungan. Namun, Arthur malah mengetahui dan menyusul kemari. Atau jangan-jangan lelaki itu diam-diam mengikutinya. Arthur menghempas tangan Billy yang hendak menggandeng tangan Irish. Kemudian, langsung menggenggam tangan Irish dan memimpin langkah memasuki ruangan dokter. Ruangan dokter yang sama dengan dokter yang menyatakan Irish tidak hamil sebulan lalu. Melihat kedatangan Arthur, dokter itu tampak salah tingkah. Tak menyangka akan bertemu dengan Arthur lagi. Menyadari itu, Arthur langsung tersenyum sinis. Lelaki itu yakin Billy lah yang membayar dokter ini untuk mengelabuinya. “Kurasa hukum memberikan keterangan palsu di negri ini masih berlaku,” celetuk Arthur datar. “Arthur, stop!” desis Irish penuh penekanan. Jujur saja, Irish merasa malu luar biasa atas terbongkarnya kebohongannya. Ia sudah bersusah payah menyakinkan Arthur, namun belum apa-apa semuanya malah suda
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

Perhatian Tak Terduga

Arthur dengan sigap menahan tubuh Irish sebelum wanita itu terjatuh. “Kamu kenapa?”“Perutku sakit!” jawab Irish sembari mencengkram lengan Arthur. Irish tak mengerti apa yang terjadi. Tiba-tiba nyeri tak tertahankan menghantam perutnya. Perutnya seperti diremas kuat hingga dirinya tak mampu berdiri. Padahal seharian ini ia baik-baik saja, bahkan tak merasa mual sama sekali sejak pagi hari. Kram perut yang sebelumnya pernah Irish rasakan pun tidak sampai seperti ini. Dan jika dirinya mengalami kram, biasanya hanya beberapa detik saja. Namun, sekarang nyeri di perutnya tak kunjung hilang. Malah kian bertambah setiap detiknya. “Ini pasti karena kamu makan sembarangan!” balas Arthur kesal dan khawatir di saat yang sama. Lelaki itu langsung menggendong Irish ala bridal style dan berdiri perlahan sembari menghindari pecahan piring yang menyebar di sekitar nya. “Bereskan semuanya dan bawakan air hangat ke kamarku!” titah lelaki itu pada pelayan sewaannya yang datang karena mendenga
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status