Home / Urban / Pembalasan Tuan Muda Terkuat / Chapter 221 - Chapter 230

All Chapters of Pembalasan Tuan Muda Terkuat: Chapter 221 - Chapter 230

511 Chapters

Bab 221 - Membunuh Dua Grandmaster

"Kau seharusnya tidak memprovokasiku," ujar Ryan dengan nada sedingin es. Matanya memancarkan ketidakpedulian yang mengerikan, seolah sedang memandang seekor serangga yang tak berarti. "Sepertinya keluarga West akan menghilang dari Kota Golden River setelah hari ini." "BERHENTI!" Suara menggelegar Yun Jing memecah ketegangan. Aura membunuh memancar kuat dari tubuhnya saat ia melangkah maju. "Jika kau berani menyakiti orang yang tidak bersalah, aku bersumpah akan membunuhmu dengan tanganku sendiri!" "Orang yang tidak bersalah?" Ryan tertawa keras, suaranya dipenuhi ejekan yang menusuk. Matanya berkilat berbahaya saat menatap Yun Jing. "Apa hakmu untuk menghentikanku membunuh seseorang? Kau bahkan tak pantas berbicara tentang keadilan!" Tanpa peringatan, Ryan mengayunkan lengannya dengan kekuatan penuh. Tubuh Hobbs West terpelanting bagai anak panah, menghantam pilar batu terdekat hingga hancur berkeping-keping. Darah segar membasahi puing-puing yang berserakan. Hobbs West—g
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 222 - Kemarahan Yun Jing

Di arena duel, suasananya sangat berat. Yun Jing benar-benar marah. Dua mayat grandmaster tergeletak di arena—salah satunya bahkan kehilangan kepalanya. Darah segar masih menggenang, menciptakan pemandangan mengerikan yang akan terus menghantui mimpi para penonton. Reputasi dan martabat Yun Jing kini hancur berantakan. Selama puluhan tahun berkarir sebagai wasit arena bela diri, baru kali ini ada yang berani mengabaikan peringatannya secara terang-terangan. Lebih buruk lagi, ini dilakukan oleh seorang pemuda yang bahkan belum genap dua puluh lima tahun! Dengan langkah berat penuh amarah, Yun Jing melangkah maju. Platform arena bergetar setiap kali kakinya menginjak lantai, seolah tak sanggup menahan tekanan energi qi yang menguar dari tubuhnya. Debu-debu beterbangan di udara saat niat membunuh yang pekat menyelimuti Ryan. "Bocah," desis Yun Jing, suaranya sedingin es yang mampu membekukan tulang sumsum, "duel itu sudah selesai, dan kamu telah memenangkannya. Kenapa kau m
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 223 - Menolak Tawaran Gawain

Gawain Wealth hanya mendengus dingin, memilih tak menanggapi provokasi itu. Ia tahu betul situasinya—semakin banyak bicara, semakin besar kemungkinan konflik pecah. "Aku peringatkan Anda," Yun Jing melanjutkan dengan nada mengancam, "jika Anda bersikeras melindungi anak ini, aku akan berbicara dengan Presiden Tang mengenai hal ini." Tatapannya beralih pada Ryan yang masih berdiri dengan sikap santai di belakang Gawain Wealth. "Anak ini tidak ada hubungannya dengan Keluarga Wealth-mu. Kau tidak perlu melindunginya. Siapa peduli jika aku membunuhnya?" Gawain Wealth terdiam beberapa saat, tampak ragu. Ia bisa melihat bakat luar biasa yang dimiliki Ryan—cara pemuda itu mengalahkan dua grandmaster veteran dalam hitungan menit sudah cukup membuktikan potensinya. Sangat disayangkan jika bakat seperti itu harus mati muda. Terlebih lagi, perilaku Yun Jing sebagai wasit memang sudah keterlaluan! Setelah beberapa detik yang terasa seperti selamanya, Gawain Wealth menggertakkan giginya dan
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 224 - Menantang Yun Jing

Ryan sama sekali tidak menghiraukan tatapan orang-orang di sekitarnya. Baginya, pandangan iri, takut, atau bahkan mengasihani itu tak lebih berarti dari debu yang beterbangan di arena. Dengan langkah mantap, ia berjalan ke tengah arena dan menunjuk Yun Jing dengan gerakan menantang. "Yun Jing," suaranya bergema di seluruh arena, tenang namun penuh otoritas, "aku menantangmu untuk duel hidup dan mati. Beranikah kau menerima tantanganku?" Kata-kata itu bagaikan petir di siang bolong. Gawain Wealth yang baru berjalan beberapa langkah nyaris tersandung kakinya sendiri. Ia berbalik dengan gerakan kaku, menatap Ryan seolah pemuda itu baru saja menumbuhkan kepala kedua. 'Apa?' batinnya ngeri. 'Mengapa? Bagaimana mungkin?' Kebingungan memenuhi benaknya. Saat Yun Jing pertama kali mencapai level grandmaster, Ryan bahkan belum lahir! Tingkat kesombongan ini benar-benar melampaui akal sehat! Seluruh arena membeku dalam keterkejutan. Di antara kerumunan, Lancelot, Frederich, Luc
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 225 - Munculnya Luo Yun

"Terima jurus keduaku!" raung Yun Jing murka. Tekanan energi qi yang jauh lebih kuat dari sebelumnya membasahi tubuh Ryan bagai air bah. Kali ini serangan Yun Jing berhasil memaksa Ryan mundur beberapa langkah. Setelah keberhasilan itu, serangannya menjadi semakin ganas dan tak terkendali. "Seharusnya kau lebih bijaksana," ejek Yun Jing dengan seringai kejam. "Mungkin kau akan belajar di akhirat. Langkah ketigaku akan mengirimmu ke neraka untuk bertemu orang tuamu!" Mendengar hinaan terhadap kedua orang tuanya, tatapan Ryan seketika berubah sedingin es. Sebenarnya, serangan pertamanya hanya untuk mengukur kekuatan Yun Jing. Meski agak kewalahan menghadapi serangan kedua, bukan berarti ia takut dengan serangan ketiga! Namun sebelum Ryan sempat melancarkan serangan balasan, sebuah suara misterius bergema dalam benaknya. Suara itu memintanya mengirimkan sedikit energi qi miliknya dan saripati darahnya ke dalam batu giok naga yang selama ini ia bawa. Ryan tertegun—suara ini be
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 226 - Membunuh Yun Jing

Kepanikan sempat menguasainya, namun segera lenyap saat gelombang informasi membanjiri benaknya. Matanya berbinar memahami situasi—sebagai penguasa Kuburan Pedang, ia memiliki otoritas mutlak. Jika ia menginginkannya, Luo Yun akan lenyap seketika dari dunia ini! Dengan kata lain, pihak lain tak akan berani menyakitinya. Ryan tersenyum dalam hati, penasaran ingin melihat seberapa mengerikan kekuatan kultivator legendaris dari Sekte Pedang Iblis ini. Di hadapannya, Yun Jing masih berdiri dengan ekspresi garang, menatapnya bagai predator yang mengintai mangsa. "Nak, lihatlah dunia ini sekali lagi," ejeknya penuh penghinaan. "Jangan bersikap sombong di kehidupanmu selanjutnya! Dunia ini bukanlah sesuatu yang bisa dijalani oleh orang remeh sepertimu!" Baru saja Yun Jing hendak melancarkan serangan, Patrick tiba-tiba melompat ke arena. Tangannya melambai-lambaikan sebuah dokumen dengan panik. "Yun Jing," serunya lantang, "ini adalah dokumen yang disahkan oleh otoritas tertinggi d
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 227 - Mata-Mata

Yun Jing telah tewas! Tidak seorang pun menduga hal-hal akan berkembang seperti ini. Keberadaan yang agung dan perkasa—seorang grandmaster yang pernah menduduki peringkat 400 besar di Nexopolis—dihancurkan dan dibunuh oleh seorang pemuda yang bahkan belum genap seperempat abad! Keheningan mencekam menyelimuti arena, hanya sesekali dipecah oleh suara tertahan ketakutan dan keterkejutan. Para penonton membeku di tempat mereka saat menyaksikan platform arena bela diri runtuh berkeping-keping, menyisakan hanya satu titik yang tak tersentuh—tempat Ryan berdiri dengan tenang seolah tak terjadi apa-apa. "Grandmaster Yun sudah meninggal?" bisik seseorang tak percaya. "Apakah ini benar-benar terjadi?" "Hanya dalam sepuluh menit, tiga grandmaster meninggal... Bagaimana ini bisa terjadi?" "Sepertinya keadaan di Kota Golden River dan Provinsi Riveria akan berubah..." Di tribun penonton, ayah Lucy Jeager bangkit dari kursinya dengan tubuh gemetar. "Bagaimana anak ini melakukannya?" guma
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 228 - Satu Tebasan Pedang

Semua mata tertuju pada Ryan yang masih berdiri dengan tenang di satu-satunya bagian arena yang tersisa, tangannya tetap terlipat di belakang punggung seolah tak terjadi apa-apa. Patrick bergegas maju dengan panik. "Tuan Ryan, saya akan membantu Anda mencegat orang ini!" Namun baru saja ia hendak mengejar, sebuah suara dingin menghentikan langkahnya. "Tidak perlu melakukan itu." "Tetapi..." "Jika aku ingin membunuh seseorang," potong Ryan dengan nada datar namun mengancam, "bahkan jika mereka berada ribuan kilometer jauhnya, tidak ada yang dapat menghentikanku!" Jejak dingin melintas di mata Ryan saat ia membuka telapak tangan kanannya. Energi qi dari dantiannya mengalir deras, berkumpul dalam pusaran energi yang menakjubkan. Seluruh tubuhnya memancarkan aura iblis jahat saat menyerap semua qi spiritual dalam radius sepuluh kilometer. Perlahan namun pasti, pedang ilusi terbentuk di telapak tangannya. Senjata itu terbuat dari energi qi murni yang terpadatkan, bersinar dengan
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 229 - Pelayan

Cahaya hitam kemerahan perlahan memudar, meninggalkan ratusan pasang mata yang berkaca-kaca dan tampak kosong. Hembusan angin lembut menyapu arena, membawa aroma kematian yang masih menguar dari tubuh tak bernyawa Yun Jing, Maxim Shaw, dan Hobbs West. Lancelot, yang masih mempertahankan kesadarannya, mengamati dengan seksama saat Ryan melangkah mendekati Gawain Wealth. Langkahnya tenang namun penuh wibawa—sangat berbeda dengan pembantaian berdarah yang baru saja ia lakukan. 'Ketua Guild memang selalu penuh kejutan,' batin Lancelot takjub. 'Kekuatannya bahkan melampaui ekspektasi terbesarku.' Gawain Wealth sendiri tampak kebingungan saat mendapati rekan wasitnya, Zedd Watt, menatap kosong ke depan seolah jiwa telah meninggalkan raganya. Keringat dingin mengalir di pelipisnya saat menyadari bahwa kekuatan yang baru saja ia saksikan jauh melampaui ranah seni bela diri yang ia kenal. "Grandmaster Zedd?" panggilnya, suaranya sedikit bergetar. Tak ada respon. "Grandmaster Zedd, ba
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more

Bab 230 - Pertanyaan

Ryan menimbang dengan hati-hati. Ada begitu banyak misteri yang ingin ia ungkap, tapi ia harus memilih yang paling penting. "Pertama, mengapa kau terjebak di nisan pedang dan mengapa kau membantuku?" "Itu dua pertanyaan," Luo Yun tersenyum misterius. "Tapi akan kujawab. Pertama, kami tidak terjebak di nisan pedang, tapi di Kuburan Pedang—sebuah artefak kuno yang bahkan usianya lebih tua dari sejarah manusia. Batu giok di tanganmu itu adalah wadah yang menampung Kuburan Pedang." "Kedua, Kuburan Pedang telah memilihmu sebagai tuannya. Kami di sini untuk membantumu menyingkirkan rintangan dan mencapai keabadian." Mata Luo Yun berkilat penuh makna. "Kau masih punya satu pertanyaan tersisa. Pilih dengan bijak." Ryan memikirkan berbagai kemungkinan. Bertanya tentang asal-usul Kuburan Pedang mungkin tak akan memberinya manfaat praktis. Setelah beberapa saat, ia memutuskan, "Bagaimana cara mengaktifkan semua nisan pedang yang tersisa?" "Ada dua cara," jawab Luo Yun. "Pertama, kau membutuhk
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
52
DMCA.com Protection Status