Semua Bab Pembalasan Tuan Muda Terkuat: Bab 161 - Bab 170

506 Bab

Bab 161 - Negosiasi

Lucy mengangguk. "Tentu saja bisa," jawabnya. "Hanya saja aku tidak tahu dari mana kamu mendapatkan pil ini, adik kecil." Mata indahnya melirik Ryan dan mengedip nakal. "Kurasa aku tidak perlu memberitahumu hal itu," jawab Ryan dingin, tidak terpancing oleh godaan Lucy. Lucy sedikit tercengang mendengar jawaban Ryan yang tegas. Namun, dia segera tersenyum dan berkata, "Benar sekali. Aku terlalu cepat berpikir. Adik, berapa banyak pil obat ini yang akan kau lelang?" Ryan mengeluarkan beberapa pil lagi dari sakunya dan meletakkannya di atas meja. "Lima," jawabnya singkat. Meskipun Lucy sudah mempersiapkan diri secara mental, matanya sedikit berkedut saat melihat kelima pil itu tergeletak di hadapannya. "Nona Lucy, menurutmu berapa harga kelima pil ini?" tanya Ryan, nada suaranya penuh rasa ingin tahu. Lucy menelan ludah sebelum menjawab, "Setidaknya 200 miliar Nex." Ia menatap pil-pil itu dengan tatapan lapar. "Namun, semakin langka sesuatu, semakin berharga pula. Jika Anda ingin
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-28
Baca selengkapnya

Bab 162 - Tears of Moon

Ryan memilih untuk tidak menanggapi dan mengalihkan perhatiannya ke panggung. Saat ini, sebuah lukisan terkenal tengah dilelang. Harganya terus meningkat hingga mencapai 400 juta Nex, sebelum akhirnya dimenangkan oleh seorang pria paruh baya berkacamata. "Barang berikutnya adalah barang terakhir dari segmen pertama," suara pembawa acara mengumumkan dengan nada penuh antusiasme. "Namanya adalah Tears of Moon. Ini adalah karya terakhir dari ahli perhiasan Ibu kota Provinsi Riveria, Riverpolis, Leonardo Moretti, sebelum kematiannya." Ryan merasakan tubuh Rindy menegang di sampingnya. Ia melirik gadis itu dan terkejut melihat perubahan drastis pada ekspresinya. Mata Rindy yang biasanya dingin kini berkaca-kaca, memancarkan campuran antara kerinduan dan kesedihan yang mendalam. "Sayangnya, itu hanya produk setengah jadi," lanjut pembawa acara. "Konon, setelah Leonardo Moretti menyelesaikannya, dia akan memberikannya kepada cucunya. Namun, hal itu tidak pernah terjadi, karena dia meni
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 163 - Tungku Seratus Ramuan

Pembawa acara melihat tidak ada yang akan melanjutkan penawaran dan hendak mengakhiri penawaran. Namun, sebelum dia akan mengetuk palu, sebuah suara wanita bergema dari sistem siaran rumah lelang, "Seorang pria yang tidak ingin disebutkan namanya telah menawar sebesar delapan miliar." Seketika, ruangan pelelangan dipenuhi dengan keheningan. Semua mata terbelalak, mulut menganga tak percaya. Delapan miliar Nex untuk sebuah perhiasan yang bahkan belum selesai? Ini bukan lagi kegilaan, ini adalah sesuatu yang melampaui akal sehat. Rindy, yang duduk di samping Ryan, merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak. Matanya yang indah dipenuhi dengan keterkejutan yang tak terbendung. Tanpa sadar, ia menutup mulutnya dengan tangan. Sementara itu, di sudut lain ruangan, wajah Ken Morales, si pemuda kaya yang sebelumnya yakin akan memenangkan lelang, berubah pucat pasi. Keringat dingin mengucur deras di dahinya. Rencananya untuk mendapatkan Tears of Moon dan memenangkan hati Rindy
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 164 - Persaingan Penawaran

Telinga Ryan sudah berdenging karena tawaran terus berdatangan. Hanya dalam lima menit, tawaran tertinggi telah mencapai 20 miliar. Suasana di ruangan pelelangan semakin memanas, udara seolah bergetar dengan antusiasme dan ketegangan yang tak terbendung. Ryan mengamati kerumunan dengan seksama, matanya yang tajam menangkap setiap detail. Ia bisa melihat bahwa sebagian besar orang datang ke sini memang untuk tungku seratus ramuan. Wajah-wajah yang biasanya tenang dan terkendali kini dipenuhi dengan keserakahan dan ambisi yang tak tertutupi. 'Jika bukan karena ada barang yang lebih penting yang akan dilelang nanti, suasana saat ini pasti akan lebih kacau lagi,' pikir Ryan, sedikit geli melihat tingkah laku para tamu undangan yang biasanya angkuh dan berkelas. Matanya sedikit menyipit saat ia meraih ponselnya. Dengan cepat, ia mengirim pesan teks ke Lucy Jeager, memintanya untuk mengajukan tawaran untuk tungku seratus ramuan. Ryan tahu ia harus bertindak cepat jika ingin mend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 165 - Menyinggung Keluarga West

Ancaman itu menggantung di udara, membuat suasana semakin tegang. Jonathan kembali duduk dan berseru, "75 miliar." Namun, seolah menantang ancamannya, sistem penyiaran kembali berbunyi. "Seorang pria yang tidak mau disebutkan namanya telah menawar 95 miliar." Seluruh aula menjadi sunyi senyap. Jonathan West, yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, menghantamkan telapak tangannya ke meja di depannya. Meja kayu jati itu hancur berkeping-keping, menunjukkan betapa mengerikan kekuatannya. Lucy Jeager, yang berada di atas panggung, melirik Ryan yang masih tanpa ekspresi. Ia menggelengkan kepalanya, antara kagum dan tak percaya dengan keberanian pemuda itu. Meski begitu, ia tidak ingin berkutat dengan masalah ini. Dengan suara lantang, ia mengumumkan, "95 miliar, pertama!" "95 miliar, kedua!" "95 miliar, ketiga! Terjual!" Ryan mengepalkan tinjunya dengan gembira, meski ekspresinya tetap tenang. Ia akhirnya mendapatkan tungku itu. Meski ia menyadari ancaman dari Jonathan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 166 - Aksi Jonathan West

Di dalam ruang pengawasan di lantai lima Hotel Century, tiga orang petugas keamanan terlihat tergeletak di lantai. Tubuh mereka yang tak bergerak kontras dengan kerlip layar monitor yang masih menyala, menciptakan bayangan-bayangan aneh di dinding ruangan yang remang-remang. Jonathan West duduk dengan santai di salah satu kursi, kakinya disilangkan dengan angkuh. Di tangannya, ia memegang sebuah kotak kecil dengan hati-hati. Aroma obat yang kuat menguar dari dalam kotak, memenuhi ruangan dengan bau yang tajam namun menyegarkan. "Aku tidak menyangka akan menerima kejutan yang tidak terduga hari ini," ujar Jonathan, matanya terpaku pada pil di dalam kotak. "Aroma obat dari pil ini sangat murni. Jauh berbeda dengan pil-pil dalam koleksi Keluarga West. Ini... agak menarik." Seorang pria tua yang berdiri di sampingnya mengangguk setuju. "Tuan muda, menurut pola pil, pil ini seharusnya telah dibuat dalam sepuluh hari terakhir." Jonathan mengangkat alisnya, ekspresinya campuran antara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 167 - Ke Toilet Lagi

Di pintu masuk Hotel Century, Ryan dan Rindy berjalan beriringan, dengan Angelica mengikuti di belakang dalam diam. Suasana di antara mereka terasa sedikit canggung. Ryan, yang berjalan di depan, tiba-tiba teringat sesuatu. Ia menoleh ke belakang, menatap Angelica. "Kamu pulang menggunakan apa?" tanyanya. "Tuan Ryan, saya akan naik taksi..." jawab Angelica pelan. Ryan mengerutkan keningnya, terkejut dengan jawaban itu. Mengingat latar belakang Keluarga Herbald, seharusnya Angelica memiliki sopir yang selalu siap menunggunya. Fakta bahwa ia harus naik taksi membuat Ryan curiga. 'Mungkinkah sesuatu yang besar benar-benar telah terjadi pada Keluarga Herbald?' pikirnya. Ryan teringat bagaimana Frederich telah banyak membantunya saat ia pertama kali tiba di Kota Golden River. Jika Keluarga Herbald memang dalam kesulitan, ia merasa tidak bisa hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. "Apakah terjadi sesuatu di rumah?" tanya Ryan lagi, nadanya lebih lembut kali ini. "Tuan Ryan, ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 168 - Pertumpahan Darah di Gang Sempit

Jonathan West tanpa sadar menyentuh pipinya dan langsung menemukan sedikit darah. Ekspresinya sedikit berubah. Ia menatap puntung rokok yang kini tergeletak di tanah dengan tatapan tak percaya. 'Bagaimana mungkin sebuah puntung rokok memiliki kekuatan sebesar ini?' pikirnya, campuran antara takjub dan was-was. Ia merasa ada yang tidak beres dengan pemuda di hadapannya. Namun, ego dan kesombongannya sebagai putra Keluarga West membuatnya mengenyahkan perasaan tidak nyaman itu. Ia melangkah masuk lebih dalam ke gang, meski instingnya berteriak untuk mundur. Begitu memasuki area itu, Jonathan merasakan perubahan yang aneh di udara. Atmosfer di sekelilingnya seolah menjadi lebih berat, seolah-olah mereka telah memasuki wilayah kekuasaan Ryan. Bahkan udara yang ia hirup terasa berbeda. 'Tidak, ini konyol,' Jonathan berusaha meyakinkan dirinya sendiri. 'Di Kota Golden River, dalam hal seni bela diri, tidak ada yang bisa menandingi tiga keluarga besar: Jeager, Hao, dan West. Pemud
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 169 - Membunuh Tanpa Ragu

Tanpa gerakan berlebihan, Ryan mengalirkan energi Qi di seluruh meridiannya, memperkuat lengannya, dan melontarkan satu pukulan ke atas. Pukulan itu tampak sederhana, namun menghasilkan ledakan sonik yang membelah udara. Bahkan memberi ilusi seolah langit akan meledak. Matt West, yang tendangannya hampir mencapai sasaran, terlambat menyadari aliran qi yang menyelinuti tangan Ryan. Matanya membelalak ngeri saat mengenali energi itu sebagai qi alami–sesuatu yang seharusnya tidak mungkin dimiliki oleh pemuda seusianya. KRAK! Pukulan dan tendangan beradu. Suara tulang patah menggema di gang itu. Kaki Matt West nyaris putus sepenuhnya, bahkan menghantam wajahnya sendiri dengan sudut yang mengerikan. Namun itu belum semuanya. Gelombang energi dari pukulan Ryan menembus organ dalam Matt West, membuatnya memuntahkan darah segar sebelum tubuhnya terpental dan menghantam dinding dengan keras. Jonathan dan rekannya yang tersisa menatap dengan horor. Matt West, seorang praktisi bela
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya

Bab 170 - Membunuh Tanpa Ragu (II)

Suara tulang patah bergema di gang saat Ryan mematahkan leher Tetua Jorge dengan satu gerakan mulus. Tidak ada keraguan sedikit pun di matanya. Pengalamannya selama lima tahun telah mengajarinya bahwa di dunia ini, kebaikan hati hanya akan membawamu pada kematian. Lima tahun yang lalu, saat pertama kali tiba di 'tempat itu', kebaikan hatinya nyaris membunuhnya. Sejak saat itu, ia mulai memahami bahwa di dunia ini, perasaan romantis itu cepat berlalu, dan niat baik tidak dihargai. Yang ada hanyalah hukum rimba–yang kuat bertahan, yang lemah binasa. Jika kau kuat, ribuan orang akan tunduk padamu. Tapi jika kau menunjukkan kelemahan, bahkan burung pun akan berani menyerangmu. Setelah membereskan Tetua Jorge, Ryan berjalan mendekati Jonathan yang masih tergeletak di tanah. Tubuh Jonathan bergetar hebat saat merasakan kehadiran Ryan di belakangnya. "Kau... Kau tidak bisa membunuhku!" teriak Jonathan panik. "Aku tuan muda ketiga dari Keluarga West! Aku putra Hobbs West! Ayahku men
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
51
DMCA.com Protection Status