Ini adalah bab bonus terakhir hari ini. Selamat bermimpi menjadi Ryan atau menjadi pacar Ryan (≧▽≦) Akumulasi Gem Bab Bonus: 28-10-2024 (malam): 2 Gem yang mau nambahin Gem buat bab bonus besok, waktu dan tempat dipersilahkan (。•̀ᴗ-)✧
Ryan memilih untuk tidak menanggapi dan mengalihkan perhatiannya ke panggung. Saat ini, sebuah lukisan terkenal tengah dilelang. Harganya terus meningkat hingga mencapai 400 juta Nex, sebelum akhirnya dimenangkan oleh seorang pria paruh baya berkacamata. "Barang berikutnya adalah barang terakhir dari segmen pertama," suara pembawa acara mengumumkan dengan nada penuh antusiasme. "Namanya adalah Tears of Moon. Ini adalah karya terakhir dari ahli perhiasan Ibu kota Provinsi Riveria, Riverpolis, Leonardo Moretti, sebelum kematiannya." Ryan merasakan tubuh Rindy menegang di sampingnya. Ia melirik gadis itu dan terkejut melihat perubahan drastis pada ekspresinya. Mata Rindy yang biasanya dingin kini berkaca-kaca, memancarkan campuran antara kerinduan dan kesedihan yang mendalam. "Sayangnya, itu hanya produk setengah jadi," lanjut pembawa acara. "Konon, setelah Leonardo Moretti menyelesaikannya, dia akan memberikannya kepada cucunya. Namun, hal itu tidak pernah terjadi, karena dia meni
Pembawa acara melihat tidak ada yang akan melanjutkan penawaran dan hendak mengakhiri penawaran. Namun, sebelum dia akan mengetuk palu, sebuah suara wanita bergema dari sistem siaran rumah lelang, "Seorang pria yang tidak ingin disebutkan namanya telah menawar sebesar delapan miliar." Seketika, ruangan pelelangan dipenuhi dengan keheningan. Semua mata terbelalak, mulut menganga tak percaya. Delapan miliar Nex untuk sebuah perhiasan yang bahkan belum selesai? Ini bukan lagi kegilaan, ini adalah sesuatu yang melampaui akal sehat. Rindy, yang duduk di samping Ryan, merasakan jantungnya seolah berhenti berdetak. Matanya yang indah dipenuhi dengan keterkejutan yang tak terbendung. Tanpa sadar, ia menutup mulutnya dengan tangan. Sementara itu, di sudut lain ruangan, wajah Ken Morales, si pemuda kaya yang sebelumnya yakin akan memenangkan lelang, berubah pucat pasi. Keringat dingin mengucur deras di dahinya. Rencananya untuk mendapatkan Tears of Moon dan memenangkan hati Rindy
Telinga Ryan sudah berdenging karena tawaran terus berdatangan. Hanya dalam lima menit, tawaran tertinggi telah mencapai 20 miliar. Suasana di ruangan pelelangan semakin memanas, udara seolah bergetar dengan antusiasme dan ketegangan yang tak terbendung. Ryan mengamati kerumunan dengan seksama, matanya yang tajam menangkap setiap detail. Ia bisa melihat bahwa sebagian besar orang datang ke sini memang untuk tungku seratus ramuan. Wajah-wajah yang biasanya tenang dan terkendali kini dipenuhi dengan keserakahan dan ambisi yang tak tertutupi. 'Jika bukan karena ada barang yang lebih penting yang akan dilelang nanti, suasana saat ini pasti akan lebih kacau lagi,' pikir Ryan, sedikit geli melihat tingkah laku para tamu undangan yang biasanya angkuh dan berkelas. Matanya sedikit menyipit saat ia meraih ponselnya. Dengan cepat, ia mengirim pesan teks ke Lucy Jeager, memintanya untuk mengajukan tawaran untuk tungku seratus ramuan. Ryan tahu ia harus bertindak cepat jika ingin mend
Ancaman itu menggantung di udara, membuat suasana semakin tegang. Jonathan kembali duduk dan berseru, "75 miliar." Namun, seolah menantang ancamannya, sistem penyiaran kembali berbunyi. "Seorang pria yang tidak mau disebutkan namanya telah menawar 95 miliar." Seluruh aula menjadi sunyi senyap. Jonathan West, yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi, menghantamkan telapak tangannya ke meja di depannya. Meja kayu jati itu hancur berkeping-keping, menunjukkan betapa mengerikan kekuatannya. Lucy Jeager, yang berada di atas panggung, melirik Ryan yang masih tanpa ekspresi. Ia menggelengkan kepalanya, antara kagum dan tak percaya dengan keberanian pemuda itu. Meski begitu, ia tidak ingin berkutat dengan masalah ini. Dengan suara lantang, ia mengumumkan, "95 miliar, pertama!" "95 miliar, kedua!" "95 miliar, ketiga! Terjual!" Ryan mengepalkan tinjunya dengan gembira, meski ekspresinya tetap tenang. Ia akhirnya mendapatkan tungku itu. Meski ia menyadari ancaman dari Jonathan
Di dalam ruang pengawasan di lantai lima Hotel Century, tiga orang petugas keamanan terlihat tergeletak di lantai. Tubuh mereka yang tak bergerak kontras dengan kerlip layar monitor yang masih menyala, menciptakan bayangan-bayangan aneh di dinding ruangan yang remang-remang. Jonathan West duduk dengan santai di salah satu kursi, kakinya disilangkan dengan angkuh. Di tangannya, ia memegang sebuah kotak kecil dengan hati-hati. Aroma obat yang kuat menguar dari dalam kotak, memenuhi ruangan dengan bau yang tajam namun menyegarkan. "Aku tidak menyangka akan menerima kejutan yang tidak terduga hari ini," ujar Jonathan, matanya terpaku pada pil di dalam kotak. "Aroma obat dari pil ini sangat murni. Jauh berbeda dengan pil-pil dalam koleksi Keluarga West. Ini... agak menarik." Seorang pria tua yang berdiri di sampingnya mengangguk setuju. "Tuan muda, menurut pola pil, pil ini seharusnya telah dibuat dalam sepuluh hari terakhir." Jonathan mengangkat alisnya, ekspresinya campuran antara
Di pintu masuk Hotel Century, Ryan dan Rindy berjalan beriringan, dengan Angelica mengikuti di belakang dalam diam. Suasana di antara mereka terasa sedikit canggung. Ryan, yang berjalan di depan, tiba-tiba teringat sesuatu. Ia menoleh ke belakang, menatap Angelica. "Kamu pulang menggunakan apa?" tanyanya. "Tuan Ryan, saya akan naik taksi..." jawab Angelica pelan. Ryan mengerutkan keningnya, terkejut dengan jawaban itu. Mengingat latar belakang Keluarga Herbald, seharusnya Angelica memiliki sopir yang selalu siap menunggunya. Fakta bahwa ia harus naik taksi membuat Ryan curiga. 'Mungkinkah sesuatu yang besar benar-benar telah terjadi pada Keluarga Herbald?' pikirnya. Ryan teringat bagaimana Frederich telah banyak membantunya saat ia pertama kali tiba di Kota Golden River. Jika Keluarga Herbald memang dalam kesulitan, ia merasa tidak bisa hanya diam dan tidak melakukan apa-apa. "Apakah terjadi sesuatu di rumah?" tanya Ryan lagi, nadanya lebih lembut kali ini. "Tuan Ryan, ti
Jonathan West tanpa sadar menyentuh pipinya dan langsung menemukan sedikit darah. Ekspresinya sedikit berubah. Ia menatap puntung rokok yang kini tergeletak di tanah dengan tatapan tak percaya. 'Bagaimana mungkin sebuah puntung rokok memiliki kekuatan sebesar ini?' pikirnya, campuran antara takjub dan was-was. Ia merasa ada yang tidak beres dengan pemuda di hadapannya. Namun, ego dan kesombongannya sebagai putra Keluarga West membuatnya mengenyahkan perasaan tidak nyaman itu. Ia melangkah masuk lebih dalam ke gang, meski instingnya berteriak untuk mundur. Begitu memasuki area itu, Jonathan merasakan perubahan yang aneh di udara. Atmosfer di sekelilingnya seolah menjadi lebih berat, seolah-olah mereka telah memasuki wilayah kekuasaan Ryan. Bahkan udara yang ia hirup terasa berbeda. 'Tidak, ini konyol,' Jonathan berusaha meyakinkan dirinya sendiri. 'Di Kota Golden River, dalam hal seni bela diri, tidak ada yang bisa menandingi tiga keluarga besar: Jeager, Hao, dan West. Pemud
Tanpa gerakan berlebihan, Ryan mengalirkan energi Qi di seluruh meridiannya, memperkuat lengannya, dan melontarkan satu pukulan ke atas. Pukulan itu tampak sederhana, namun menghasilkan ledakan sonik yang membelah udara. Bahkan memberi ilusi seolah langit akan meledak. Matt West, yang tendangannya hampir mencapai sasaran, terlambat menyadari aliran qi yang menyelinuti tangan Ryan. Matanya membelalak ngeri saat mengenali energi itu sebagai qi alami–sesuatu yang seharusnya tidak mungkin dimiliki oleh pemuda seusianya. KRAK! Pukulan dan tendangan beradu. Suara tulang patah menggema di gang itu. Kaki Matt West nyaris putus sepenuhnya, bahkan menghantam wajahnya sendiri dengan sudut yang mengerikan. Namun itu belum semuanya. Gelombang energi dari pukulan Ryan menembus organ dalam Matt West, membuatnya memuntahkan darah segar sebelum tubuhnya terpental dan menghantam dinding dengan keras. Jonathan dan rekannya yang tersisa menatap dengan horor. Matt West, seorang praktisi bela
Gas hitam itu berinteligensi, terkekeh puas merasakan energi dalam dantian Xiao Yan telah habis. Kini ia menemukan inang baru yang lebih kuat—Ryan Pendragon!Ryan merasakan sakit luar biasa saat gas hitam itu bergerak menuju pikirannya, menghancurkan setiap pertahanan mental yang dibangunnya.Di saat kritis, dia bertanya-tanya mengapa Lin Qingxun tidak membantunya.'Mungkinkah dia akan membiarkanku menjadi boneka?' pikir Ryan putus asa.Tepat ketika gas hitam hampir mencapai pikiran Ryan, sebuah mata misterius tiba-tiba muncul di kesadarannya. Mata yang tertutup namun memancarkan tekanan mengerikan, menghentikan pergerakan gas hitam.Gas hitam itu merasakan ancaman dan hendak melarikan diri, namun terlambat. Mata misterius itu terbuka, menampakkan pupil iblis yang dipenuhi energi jahat dan kehausan darah."Sepotong sampah berani datang ke sini? Mati kau!" Suara dingin bergema dari mata itu.Pikiran Ryan seketika dipenuhi kekuatan dahsyat. Energi darah memenuhi udara, dan gas hitam
"Kamu mungkin anak buahku, tapi saya tidak pernah menoleransi sampah!"Slaughter Lord mengayunkan telapak tangannya dengan ganas, menghancurkan kepala penjaga bermata satu dalam sekejap. Darah dan daging berhamburan di udara, menciptakan pemandangan mengerikan yang membuat para penjaga lain gemetar ketakutan."Semua ini karena ketidakbecusan kalian!" geram Slaughter Lord. Tatapan membunuhnya beralih pada penjaga lain yang masih hidup. "Aku ingin kalian semua mencari Arthur Pendragon sampai ketemu. Jika tidak, nasib kalian akan sama dengan dia!"Tanpa menunggu jawaban, dia melesat ke arah pilar cahaya hijau. Tubuhnya berubah menjadi kilatan cahaya yang melesat membelah udara. Di tengah perjalanan, dia menyalurkan Energi Qinya ke dalam suara."Semuanya, menuju pilar cahaya hijau dengan kecepatan penuh!"Suaranya bergema di seluruh Slaughter Land, mencapai telinga setiap pengikutnya. Amarah meluap dalam dadanya. Seluruh rencananya kini berantakan karena seorang pemuda dari Gunung La
"Muridku, jangan khawatir tentang fenomena aneh di luar sana," suara Lin Qingxun terdengar lagi. "Kendalikan tetesan hijau dan kirimkan ke dantian Xiao Yan! Aku harus mengandalkanmu selanjutnya.""Oke!" Ryan tidak ragu lagi. Dengan konsentrasi penuh, dia mengulurkan tangannya dan meraih tetesan hijau yang melayang, lalu mengarahkannya ke dantian Xiao Yan!Rune hitam di dalam dantian gurunya tampaknya telah merasakan ancaman. Dalam sekejap, rune itu berubah bentuk, membentuk tangan hitam besar untuk menghentikan serangan Ryan.BOOM!Tetesan hijau itu tiba-tiba melesat keluar dari kendali Ryan dan terbang langsung menuju tangan hitam tersebut! Ketika keduanya bertabrakan, terjadi ledakan energi yang memekakkan telinga.Tetesan hijau itu ternyata jauh lebih kuat—ia merobek tangan hitam itu sepenuhnya dengan mudah, lalu melanjutkan perjalanannya untuk menghantam rune hitam!Gelombang kejut energi tak kasat mata me
Di luar kuali, Ryan berdiri dengan tegap, keringat membasahi dahinya saat energi luar biasa mengalir melalui telapak tangannya ke kuali. Tiba-tiba, dia merasakan arus informasi luar biasa mengalir ke dalam pikirannya, membanjiri kesadarannya dengan pengetahuan kuno tentang cara memecahkan segel.Visualisasi kompleks tentang jaringan meridian, formasi segel, dan titik-titik vital bermunculan di benaknya. Di antara semua itu, metode untuk memecahkan segel jahat yang mengunci dantian gurunya menjadi semakin jelas. Pengetahuan dari Lin Qingxun mengalir bagaikan air terjun yang deras, langsung menghantam kesadarannya.Sepuluh detik kemudian, Ryan tiba-tiba mengulurkan tangannya dan membukanya lebar-lebar, jari-jarinya tersebar dalam pola yang tampak acak namun sebenarnya diperhitungkan dengan cermat."Datanglah!" bisiknya.Lebih dari seratus ramuan obat melayang dari kuburan pedanh, berputar-putar di udara seperti konstelasi bintang
Melihat tekad kuat di mata muridnya, Xiao Yan tidak lagi ragu. Dia telah kehilangan segalanya—apa lagi yang perlu dia takutkan?"Bagus!"Dengan satu kata itu, Xiao Yan tidak ragu-ragu lagi. Dia melangkah mendekati kuali dan dengan hati-hati naik ke dalamnya, duduk bersila di tengah."Guru, tutup matamu dan tetaplah duduk bersila. Pertahankan kondisi kultivasimu setiap saat!" instruksi Ryan dengan suara tenang namun tegas. "Bahkan jika Energi Qi dalam dantianmu menghilang, jangan panik."Karena Xiao Yan sudah berada dalam kuali, tentu saja dia melakukan apa yang diperintahkan. Dia memejamkan mata dan memasuki kondisi meditatif, menstabilkan napasnya dan mencoba mengalirkan Energi Qi yang tersisa ke dantiannya yang rusak.Setelah yakin gurunya telah memasuki tahap kultivasi yang stabil, Ryan berkomunikasi dengan Kuburan Pedang. Dalam sekejap, suara Lin Qingxun terpancar ke dalam pikiran Ryan."Jika kau ingin ini berhasil, kau harus tetap berkonsentrasi penuh," perintah Lin Qingxun den
Harimau hitam bergerak cepat melalui hutan lebat. Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, Ryan dan kedua saudari Walker telah tiba di pintu masuk gua tempat Xiao Yan beristirahat. Raja Harimau Hitam masih setia berjaga di depan, tak bergeming sedikitpun meski melihat kedatangan mereka.Ryan melangkah maju dan membelai kepala Raja Harimau Hitam dengan lembut. "Performamu patut dipuji," pujinya dengan senyum hangat. "Aku akan menghadiahimu sosis ham nanti."Harimau raksasa itu mendengkur senang mendengar janji ini, menggesekkan kepalanya ke telapak tangan Ryan.Shina Walker dan Tirst Walker terdiam menyaksikan interaksi ini, masih belum terbiasa dengan kemampuan Ryan mengendalikan binatang buas yang menggetarkan Slaughter Land.Tanpa membuang waktu, Ryan langsung masuk ke dalam gua, meninggalkan kedua saudari untuk beristirahat di luar. Di dalam, dia menemukan gurunya sedang berkultivasi. Meski Ryan telah pergi selama hampir sehari, Xiao Yan masih belum berhasil mengumpulkan banyak e
Sebelum Ryan sempat membuka mulut, Jamie Leon sudah berdiri di depannya, menghalangi pandangan penjaga."Sepertinya pelajaran kemarin belum cukup?" desis Jamie Leon berbahaya.Matanya berkilat penuh ancaman saat melanjutkan, "Kau merusak hubungan baik kita kemarin, dan sekarang kau berani mengatakan untuk menunjukkannya di depan umum?""Jika ada rumor yang menyebar ke keluarga, kau akan bertanggung jawab!"Saat itulah pemahaman melintas di wajah penjaga. Mata tunggalnya melebar saat dia menyadari bahwa pria tampan di belakang Jamie Leon sebenarnya adalah orang yang bersamanya di kamar tadi malam—laki-laki yang dia lihat sepintas sebelum pintu ditutup.'Tampaknya Nona Jamie berencana membawa kekasihnya kembali ke keluarga,' batin penjaga bermata satu itu.Dia merasakan sedikit kecemburuan. Kultivasi pria tampan di belakang Jamie Leon memang tidak terlihat tinggi, tetapi dengan wajahnya yang rupawan dan dukungan Keluarga Leon, masa depannya pasti cerah.'Begitu dia memasuki Keluarga L
Tubuh penjaga itu bergetar. Dia segera berbalik dan mencoba tersenyum, meski senyumnya terlihat kaku dan dipaksakan. "Nona Jamie, sungguh suatu kebetulan!" "Hmph!" Jamie Leon mendengus dingin. "Aku tidak tahu apakah ini kebetulan atau tidak, tapi sungguh kebetulan kau menerobos masuk ke kamarku tadi malam." Mendengar ini, wajah penjaga itu menjadi pucat. Setelah ragu-ragu selama beberapa detik, dia tetap mencoba bersikap sopan. "Nona Jamie, Slaughter Lord telah meminta maaf kepada Anda atas apa yang terjadi kemarin. Anda tidak datang ke sini hari ini untuk menyalahkan saya, bukan?" Ryan mengamati interaksi ini dengan saksama dari belakang Jamie Leon. Dia mengagumi cara gadis itu mengendalikan situasi, menggunakan status dan reputasi Keluarga Leon untuk membuat penjaga itu gentar. Jamie Leon menggelengkan kepalanya. "Jangan khawatir. Aku tidak akan mempersulitmu lagi karena aku sudah menerima hadiah permintaan maafnya." Suaranya berubah serius saat melanjutkan, "Namun, aku har
Penjaga itu semakin bersikap berani di depan Slaughter Lord. "Lagipula, dia memiliki kekuatan seperti itu di usia yang masih muda, dan berani masuk ke rumah besar Travis Hayes di saat yang kritis seperti ini. Kelompok di belakangnya pasti luar biasa!" Ia menatap Slaughter Lord dengan hati-hati, tidak ingin membuatnya marah namun merasa perlu menyampaikan kesimpulannya. "Bagaimana jika ada faksi papan atas di belakangnya? Jika kita terus-menerus memprovokasi dia, bukankah itu akan merugikan Anda, Tuanku?" Mendengar ini, Slaughter Lord melangkah maju dengan kecepatan yang hampir tak terlihat. Dalam sekejap, sebuah tamparan keras mendarat tanpa ampun di wajah penjaga yang berbicara itu, membuatnya melayang bagaikan layang-layang yang talinya putus! "Apakah kamu meragukanku?" Slaughter Lord berteriak murka, auranya meledak hingga membuat pohon-pohon di sekitar melayu seketika. "Memangnya kenapa kalau Arthur Pendragon punya kekuatan hebat yang mendukungnya? Dia menyentuh milikku, jadi