Semua Bab Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood: Bab 111 - Bab 120

126 Bab

Bab 111 Dalam Dekapannya

“Karena Victoria,” jawab Lidya tanpa ragu. Dia bahkan tak berkedip saat memandang Elena. "Aku menemukan fakta kalau Victoria punya hubungan lama dengan keluarga Ellehart. Victoria tahu betul siapa Sabrina dan memanfaatkannya untuk satu tujuan—menghancurkanmu dan membuat Alex meninggalkanmu," terang Lidya.Elena terdiam, mencoba mencerna informasi itu. Dia mengingat kembali kejadian aneh yang dilakukan Sabrina tengah malam di mansion. Lalu mengaitkannya dengan informasi yang berhasil dikumpulkan Lidya.“Aku juga menemukan rekaman panggilan telepon Sabrina dengan seseorang dari keluarganya. Dalam percakapan itu, dia mengatakan kalau ini adalah kesempatan sempurna untuk menyusup ke keluarga Blackwood, dan jika rencananya berhasil, Ellehart bisa memanfaatkan posisi Alex untuk keuntungan bisnis mereka,” lanjut Lidya.“Jadi dia tidak hanya ingin merebut Alex, tapi juga menghancurkan Blackwood?” tebak Elena.“Benar,” jawab Lidya. "Dan aku yakin Victoria tahu semua ini, tapi dia tidak peduli.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-05
Baca selengkapnya

Bab 112 Kebahagiaan Lain

Pintu utama mansion dibuka dengan keras, membuat beberapa pelayan yang masih berjaga terkejut. Sabrina dengan wajah merah padam dan langkah tergesa-gesa, masuk ke dalam mansion dengan aura kemarahan yang begitu mengusik atmosfer di sekitarnya.“Dasar pria sombong! Beraninya dia memperlakukan aku seperti itu!” umpat Sabrina sambil melemparkan tas tangan mahalnya ke sofa ruang tamu. Napasnya memburu, dan mata birunya menyala penuh emosi.Sabrina berjalan mondar-mandir, tidak memedulikan beberapa pelayan yang memandangnya dengan bingung. Dia menggerutu tanpa henti ketika mengingat sikap Alex padanya.“Aku sudah melakukan segalanya! Aku bahkan merendahkan diriku untuk pria itu, dan apa yang kudapat?” maki Sabrina. “Dasar brengsek!” Dia mengumpat makin keras.Salah satu pelayan dengan gugup mencoba mendekati Sabrina. “Miss, apakah Anda baik-baik saja? Mungkin saya bisa—”“Diam! Pergi dari hadapanku sekarang juga!” bentak Sabrina dengan nada tajam, membuat pelayan itu mundur ketakutan.Teri
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 113 Lebih Dari Dugaan

Keesokan paginya, para pelayan bergerak sibuk mempersiapkan sarapan pagi dengan penuh hati-hati. Sabrina melangkah masuk ke dapur dengan anggun, memerintah para pelayan sana-sini agar penyajian sarapan tetap sempurna. “Bagaimana dengan menu pagi ini?” tanyanya kepada salah satu pelayan.“Semua sudah disiapkan, Miss. Ada omelet keju, croissant, dan jus segar,” jawab pelayan dengan nada patuh.“Bagus,” ucap Sabrina sambil memeriksa setumpuk piring yang baru saja disusun. “Pastikan semuanya sempurna. Oh, dan tambahkan sedikit garnish di omelet. Penampilan makanan sangat penting,”Pelayan hanya mengangguk, terbiasa dengan permintaan mendadak Sabrina. Wanita itu kemudian meninggalkan dapur, menuju ruang makan. Di sana, dia memastikan bahwa meja makan telah ditata dengan sempurna.Ketika Alex dan Elena turun dari tangga, Sabrina sudah berdiri di dekat meja seolah menunggu mereka. Dia menyapa mereka dengan senyum ramah yang terlihat palsu di mata Elena.“Selamat pagi, Tuan Alex dan Nyonya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-06
Baca selengkapnya

Bab 114 Anak Kami

Sabrina melangkah masuk ke mansion Blackwood dengan wajah tegang. Langkahnya cepat dan penuh kemarahan. Suara hak tingginya berderap keras di lantai marmer, memecahkan keheningan yang biasa menyelimuti mansion. Dalam pikirannya kini hanya ada percakapan dengan David. Membuat Sabrina semakin terbakar amarah.Bagaimana mungkin seorang putri dari konglomerat besar, dipermalukan sedemikian rupa oleh seorang pria yang bahkan bukan Alex? Pikiran itu terus terngiang-ngiang di benak Sabrina. David telah menghancurkan rasa percaya dirinya dalam sekejap dan Sabrina merasa dirinya seperti singa terluka. Berbahaya dan penuh dendam.Ketika melewati ruang tengah, Sabrina melihat Sophia, yang sedang duduk di sofa sambil bermain dengan bonekanya. Melihat Sophia hanya membuat Sabrina semakin kesal.“Ah, Bibi Sabrina!” Sophia menyambut dengan senyum polos. “Aku lapar. Bisakah kau menyiapkan makan siang untukku?”Permintaan sederhana itu seharusnya tidak menjadi masalah. Tetapi dalam kondisi Sabrina yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-07
Baca selengkapnya

Bab 115 Anak Kami

Elena mengambil napas dalam, mencoba menjaga ketenangan. Berbicara dengan Victoria selalu tidak pernah mudah untuknya. “Aku ingin memberi tahu Mama sesuatu,” kata Elena. Suaranya stabil meskipun hatinya berdegup kencang. “Aku hamil,”Victoria mendadak terpaku di tempat. Mata birunya membesar, menatap Elena dengan ekspresi yang sulit diartikan. “Hamil?” ulang Victoria dengan nada yang sedikit bergetar. “Maksudmu kau sedang mengandung anak Alex?”Elena mengangguk perlahan, memperhatikan setiap perubahan di wajah Victoria. “Ya. Aku sudah memeriksanya ke dokter, dan hasilnya positif,”Ruangan itu tiba-tiba terasa lebih sunyi dari sebelumnya. Victoria bersandar ke belakang, tangannya mencengkeram pegangan kursi. Sementara matanya tetap tertuju pada Elena.Ini adalah berita yang seharusnya menjadi kabar baik. Pewaris keluarga Blackwood berikutnya, darah daging Alex. Sesuatu yang sangat penting bagi keluarga ini. Namun, fakta bahwa kehamilan itu berasal dari Elena—wanita yang selalu diangg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-08
Baca selengkapnya

Bab 116 Membantumu

Di sebuah kantor hukum di pusat kota Riverton, Tabitha duduk di balik meja kaca yang dipenuhi berkas-berkas. Wajahnya serius, tatapannya tajam saat dia membaca ulang dokumen yang baru saja disusun oleh pengacaranya. Jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh pagi, tetapi bagi Tabitha ini adalah awal dari hari yang penuh dengan strategi dan rencana."Apakah semua bukti ini sudah cukup kuat?" tanyanya sambil menatap tajam ke arah pria paruh baya dengan setelan jas rapi di depannya."Sudah cukup kuat, tapi kita masih butuh saksi tambahan untuk memperkuat klaim Anda bahwa lingkungan di mansion Blackwood tidak kondusif untuk Sophia," jawab pengacara itu, seorang pria dengan rambut beruban yang dikenal sebagai salah satu pengacara keluarga terbaik di Riverton.Tabitha mengangguk perlahan. Matanya kembali tertuju pada tumpukan kertas di depannya. Di antara kertas-kertas itu terdapat laporan keuangan Alex, catatan medis Sophia dan bahkan foto-foto aktivitas di mansion. Semua itu adalah bagian d
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 117 Dipisahkan

Alex duduk di belakang meja kerjanya di mansion, dengan mata terpaku pada sebuah amplop resmi dengan cap hukum yang mencolok. Di tangannya tergenggam surat yang baru saja dia baca. Tangan itu mengepal kuat, hampir meremas kertas tersebut.Elena masuk ke dalam ruangan dengan secangkir teh di tangan. Senyumnya melemah saat melihat raut wajah Alex yang tegang. "Ada apa? Kau terlihat seperti baru saja mendengar berita buruk," tanya Elena.Alex mengangkat pandangan. Tatapannya penuh dengan kemarahan. Dia meletakkan surat itu di atas meja dengan gerakan lambat, lalu memijat pelipisnya. "Aku baru saja menerima ini," katanya sambil menunjuk surat itu.Elena meletakkan cangkir teh di meja dan mengambil surat tersebut. Alisnya terangkat saat membaca isinya. "Ini ... surat perebutan hak asuh?" Suaranya hampir bergetar."Ya," jawab Alex, nadanya dingin. "Tabitha menggugatku untuk merebut hak asuh Sophia,"Elena menatap Alex, lalu kembali membaca surat itu dengan lebih teliti. Setiap kata di ata
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-09
Baca selengkapnya

Bab 118 Peringatanku

Hari persidangan kedua pun dimulai. Kali ini, ruang sidang dipenuhi oleh awak media yang ingin meliput perkembangan terbaru kasus perebutan hak asuh Sophia. Berita tentang perseteruan keluarga Blackwood—keluarga terpandang dan kaya raya seantero Riverton telah menyebar luas, membuat kasus ini menjadi perhatian publik. Sidang dibuka dengan Tabitha yang dipanggil untuk memberikan kesaksian. Pengacaranya memimpin sesi dengan pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menggiring opini."Ibu Hill," Harold, pengacara Tabitha, memulai dengan nada penuh empati. "Dapatkah Anda menjelaskan kepada Yang Mulia apa yang sebenarnya terjadi selama bertahun-tahun Anda dipisahkan dari Sophia?"Tabitha menatap hakim dengan mata yang tampak berkilat oleh emosi yang dalam. Dia mengambil napas panjang sebelum berbicara."Yang Mulia," sapa Tabitha. Suaranya gemetar. "Saya adalah seorang ibu yang mencintai anaknya lebih dari apa pun di dunia ini. Namun, saya tidak pernah diberi kesempatan untuk menjadi bagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-10
Baca selengkapnya

Bab 119 Wanita Cerdik

Tabitha dan Sophia duduk di salah satu restoran mewah di Riverton. Meja mereka terletak di dekat jendela besar, memberikan pemandangan indah kota yang berkilauan. Suasana di antara mereka awalnya hangat. Sophia tampak menikmati hidangan penutup favoritnya, sementara Tabitha memandangi putrinya dengan senyuman penuh kasih."Ma, aku senang kita bisa jalan-jalan seperti ini," kata Sophia ceria. Dia mengangkat wajahnya dari es krim coklat di depannya.Tabitha tersenyum. "Mama juga senang, sayang. Mama ingin kita punya lebih banyak waktu bersama seperti ini,"Sophia mengangguk kecil, tetapi tatapannya berubah serius. Dia meletakkan sendoknya dan menatap ibunya dengan ragu. "Ma, aku mau tanya sesuatu,” Mata Sophia tak berkedip saat memandang Tabitha. “Kenapa Mama ingin aku tinggal sama Mama, bukan Papa?"Pertanyaan itu jatuh bagai palu di hati Tabitha. Tangannya sedikit gemetar, tetapi dia segera mengendalikan diri. "Sayang, Mama hanya ingin yang terbaik untukmu. Mama ingin memastikan kamu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-11
Baca selengkapnya

Bab 120 Selangkah Lagi

Lidya baru saja selesai menata dokumen pekerjaannya ketika Adrian datang membawa sebuah amplop besar. Lidya langsung berhenti dan mendekati Adrian. Ekspresinya terus terpaku pada amplop besar itu."Ini dari Tabitha," kata Adrian, menyerahkan amplop itu pada Lidya.Lidya menatap amplop itu dengan penuh tanda tanya. "Apa ini? Kenapa dia memberikannya padamu?"Adrian duduk di sofa, terlihat lelah. "Dia bilang ini penting. Katanya, isinya adalah kunci untuk menghancurkan Tuan Thompson,"Mendengar nama itu, Lidya membeku sejenak. Tuan Thompson adalah salah satu alasan utama Lidya pernah terjebak dalam situasi rumit yang nyaris menghancurkan hidupnya. Dan Lidya memang pernah bilang pada Adrian kalau dia tidak mau menikah selama Adrian masih berhubungan dengan pria tua itu."Dia percaya kamu bisa memecahkannya," lanjut Adrian, menatap Lidya dengan tatapan bangga. "Tabitha juga bilang kamu adalah wanita yang cerdas dan gigih. Kalau ada yang bisa mengungkap rahasia ini, kamulah orangnya,"Deng
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status