Semua Bab Terjebak Pernikahan Kontrak Tuan Blackwood: Bab 101 - Bab 110

126 Bab

Bab 101 Wanita Gila

James duduk gelisah di dalam mobilnya yang diparkir di dekat gedung milik Thompson Group. Tangannya menggenggam ponsel dengan erat, berkali-kali mengusap wajahnya yang penuh keringat dingin. Setelah beberapa saat berpikir, dia akhirnya memutuskan untuk menelepon Tuan Thompson.Panggilan itu terhubung setelah beberapa nada dering."James, apa yang kau inginkan? Aku sedang sibuk," James menelan ludah, mencoba mengendalikan kegugupannya. "Tuan Thompson, kita punya masalah besar. Alex dan orang-orangnya mulai mendekati tempat Elena disembunyikan. Aku yakin mereka akan segera menemukannya. Aku butuh bantuanmu. Aku butuh perlindungan,""James, kau membuat kesalahan besar. Menculik Elena tidak pernah menjadi bagian dari rencana kita. Aku hanya ingin menjatuhkan Alex secara profesional, bukan menciptakan skandal kriminal. Tindakanmu itu bodoh dan gegabah,” maki Tuan Thompson dengan nada datar.James meremas ponselnya, suaranya penuh kepanikan. "Tuan Thompson, aku melakukannya demi kita! Jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-28
Baca selengkapnya

Bab 102 Hukuman

Elena terbaring lemas di sudut ruangan yang gelap dan pengap. Tubuhnya terasa begitu ringan seperti tidak lagi memiliki tenaga. Sudah empat hari berlalu sejak James mengurungnya di tempat ini tanpa memberinya makanan apa pun. Perutnya perih dan rasa haus yang tidak tertahankan membuatnya semakin menderita. Setiap gerakan kecil menguras sisa energinya yang hampir habis. Membuatnya hanya bisa memejamkan mata, berharap keajaiban datang sebelum semuanya terlambat.“Alex … “ Elena menggumamkan nama Alex sambil memeluk lututnya. “Selamatkan aku … “ Dia memejamkan mata sambil menangis. Tangisan singkat, karena sudah tidak ada sisa air di tubuhnya.Brak!!Tiba-tiba pintu depan didobrak. James berdiri di depan pintu dengan sorot mata gelap. Dia tampak membawa sesuatu di tangan kanannya. Elena tahu dia sudah tidak punya daya, namun tidak ingin tampak lemah di depan James. Maka dia pun mencoba berdiri.“Mau apa kau?” sentak Elena. Suaranya sumbang dan lemah.Tapi pertahanan itu tidak berlangsung
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 103 Terima Kasih

Alex memimpin rombongan yang terdiri dari David, Adrian, beberapa anak buah David, dan polisi. Mereka menuju sebuah perumahan tua yang terlantar di pinggir kota. Malam itu begitu gelap, hanya diterangi lampu-lampu jalan yang samar, menambah suasana tegang yang menyelimuti atmosfer sekitar. Detak jantung Alex berdentum keras. Setiap langkah menuju lokasi terasa seperti perjalanan tak berujung. Yang ada di pelupuk matanya kini hanyalah bayangannya yang tengah menghabisi James. Hingga menjadi debu.Saat mereka tiba di depan rumah yang dituju, polisi segera mengepung tempat itu. Untuk memastikan tidak ada celah bagi siapa pun bisa melarikan diri. Rumah itu tampak menyeramkan, dengan cat yang terkelupas. Menambah kesan bahwa tempat ini sudah lama ditinggalkan.David memberi aba-aba kepada timnya untuk masuk. Mereka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-29
Baca selengkapnya

Bab 104 Senyum Puas

Alex membuka pintu perlahan, berusaha tidak membuat suara yang bisa mengganggu tidur Elena. Langkahnya ragu-ragu, namun begitu pandangannya jatuh pada sosok wanita yang terbaring di atas ranjang, dia lega. Elena tampak lebih baik dibanding saat ditemukan. Meskipun wajahnya masih pucat dan tubuhnya tampak lemah. Selang infus yang terhubung pada tangannya membuat Alex merasa getir.“Elena … ” bisiknya, suara itu hampir tidak terdengar. Dia mengulurkan tangan, menggenggam lembut tangan Elena yang terkulai di atas seprai putih.Elena perlahan membuka matanya. Dia melihat ke arah Alex, dan untuk beberapa detik mereka hanya saling menatap tanpa kata. Alex tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan emosi yang bergejolak di dalam dirinya.“Kau sudah sadar,” kata Alex pelan.“Alex … “ Suara Elena terdengar serak.“Jangan terlalu memaksakan diri,” sela Alex. Dia mendekatkan tubuhnya sedikit ke arah Elena. “Kau masih perlu istirahat,”“A-aku kira … aku tidak akan bisa keluar dari sana … “ ucap Elen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-30
Baca selengkapnya

Bab 105 Punya Hak

Sinar matahari yang lembut menerangi ruang perawatan rumah sakit tempat Elena dirawat. Dia perlahan membuka mata. Kepala Elena masih terasa sedikit berat, tetapi yang pertama kali dia lihat adalah Alex. Pria itu duduk di kursi di samping tempat tidurnya.Alex tertidur sambil memegang erat tangan Elena, dengan kepalanya sedikit terkulai ke samping. Wajahnya tampak kelelahan, dengan lingkaran gelap di bawah mata. Tangannya tidak pernah melepaskan genggaman dari tangan Elena.Tanpa sadar, Elena tersenyum. Meski senyum itu masih membuatnya lemas. Perlahan dia mencoba menggerakkan jari-jarinya, yang ternyata cukup untuk membangunkan Alex.Alex membuka matanya dengan cepat. Ketika melihat Elena telah sadar, wajahnya yang penuh kekhawatiran berubah menjadi ekspresi lega.“Elena,” katanya pelan. Suara Alex serak karena kurang tidur. Dia langsung menunduk, memeriksa wajah Elena untuk memastikan bahwa istrinya baik-baik saja. "Kamu sudah bangun. Syukurlah ... syukurlah," Alex mengulang kata-kat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 106 Kepala Pelayan Baru

Kata-kata itu membuat semua orang di ruangan terdiam. Lidya tampak ingin protes, namun menahan diri saat melihat tatapan serius Elena. Sophia hanya melirik ibunya sekilas, lalu kembali menunduk.Tabitha berjalan mendekat dan meletakkan buket bunga di meja samping tempat tidur. "Aku tidak melakukan ini untuk menarik simpati anakku," katanya pelan, suaranya terdengar lebih rapuh. "Aku hanya ingin memastikan kamu selamat, Elena. Itu saja,"Alex mengepalkan tangan, jelas masih tidak senang dengan kehadiran Tabitha. Namun dia memilih untuk diam demi Elena.Tabitha melirik Sophia, yang masih menolak menatapnya. Dia ingin bicara dengan putrinya, tapi tahu ini bukan saat yang tepat. "Aku akan pergi sekarang," katanya akhirnya. Menghindari pandangan Alex yang masih tajam. "Cepat sembuh, Elena,"Setelah Tabitha meninggalkan ruangan, keheningan kembali melanda. Tidak ada yang membuka suara. Semua hanya saling tatap. Bahkan Adrian yang sempat hampir bekerja sama dengan Tabitha, juga tidak mengat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-02
Baca selengkapnya

Bab 107 Baru Saja Dimulai

Di ruang utama, Victoria sudah berdiri dengan senyum hangat menghias wajahnya. Dia sengaja ingin menyambut kepulangan Elena ke mansion. "Elena, sayangku," Victoria berkata dengan nada ramah. Perlahan dia mendekati Elena. "Akhirnya kau kembali. Aku sangat senang mendengar kabar bahwa kau sudah pulih,"Elena terdiam sesaat, berusaha membaca ekspresi di wajah Victoria. Wanita itu memang tampak ramah, tapi ada sesuatu yang terasa tidak tulus di balik senyuman itu.“Terima kasih, Mom. Aku juga senang akhirnya bisa pulang,” balas Elena, mencoba untuk tetap ramah.Victoria meraih tangan Elena dengan lembut, menggenggamnya seolah-olah dia benar-benar peduli. "Kau pasti sangat lelah. Tapi jangan khawatir, aku sudah menyiapkan segalanya untuk menyambutmu. Kau adalah bagian penting dari keluarga ini, dan aku ingin memastikan kau merasa nyaman,"Alex berdiri di samping Elena, memperhatikan interaksi itu dengan tatapan datar. Meski dia menghormati ibunya, Alex tahu Victoria sering memiliki agend
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 108 Situasi yang Salah

Elena menahan napas, tubuhnya membeku mendengar pengakuan itu. Dia semakin menunduk karena Sabrina mulai mengedarkan pandangannya ke sekililing. Sabrina tertawa kecil sebelum melanjutkan, suaranya sedikit keras. Seakan tidak peduli ada anggota keluarga Blackwood yang mendengar.“Victoria pikir aku di sini untuk membantunya. Bodoh sekali. Begitu aku mendapatkan apa yang kuinginkan, aku tidak akan meninggalkan apa pun untuknya,” ucap Sabrina.Elena merasa darahnya mendidih. Dia mengepalkan tangan, mencoba menahan diri untuk tidak langsung mengkonfrontasi Sabrina di tempat itu.Jadi ini semua rencana Victoria? batin Elena murka.Sabrina masih berbicara di telepon, suaranya lebih pelan sekarang. “Aku akan membuat Alex jatuh cinta padaku. Tidak sulit, karena tidak ada pria yang bisa menolak pesonaku. Elena itu hanya penghalang sementara. Dia tidak akan bertahan lama,”Elena memutuskan untuk pergi sebelum Sabrina menyadari kehadirannya. Dia melangkah mundur dengan hati-hati, napasnya tercek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-03
Baca selengkapnya

Bab 109 Peringatan

Alex tiba di kamar pengantin dan Elena menyambut kedatangannya dengan senyum lebar. Wanita itu mengenakan gaun malam berbahan satin berwarna merah marun, begitu memukau. Alex sedikit memiringkan kepalanya saat melihat Elena yang begitu cantik malam ini.“Jadi … kamu menungguku pulang?” tanya Alex, setengah menggoda.Alex berjalan menghampiri Elena, hendak mengecup keningnya. Namun Elena tiba-tiba mundur dengan dua tangan ke depan, menghadang Alex.“Ups, mandi dulu,” tukas Elena dengan senyum nakal.Alex terkekeh. Tidak menyangka Elena bisa mengerjainya seperti ini. “Aku akan memakanmu setelah aku mandi,” ucap Alex, melotot tajam. Meski Elena tahu ancaman itu justru membuat hatinya berdesir.Elena menunggu dengan sabar saat Alex tengah mandi. Dia memutuskan untuk mencari udara segar di balkon kamar, menarik napas panjang sambil memejamkan mata. Udara malam ini tidak terlalu dingin, meski dia harus mengenakan cardigan untuk menutupi tubuh.Dari kejauhan Elena melihat sosok Sabrina yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya

Bab 110 Skandal

"Berapa kali aku harus bilang kalau aku tidak mau teh ini dingin?!" Suara Sabrina yang melengking menggema, penuh amarah. "Apa kalian semua tidak bisa melakukan pekerjaan sederhana ini dengan benar?!"Seorang pelayan muda yang baru bekerja di mansion itu menunduk. Wajahnya merah padam karena malu. "Maafkan saya, Nona Sabrina. Saya akan segera menggantinya,"Sabrina mendengus, matanya menyipit makin kesal. "Kalian ini benar-benar tidak becus! Aku ingin semuanya sempurna. Apa kalian tidak mengerti bagaimana standar di mansion ini? Kalau tidak, aku harus berbicara dengan Nyonya Victoria untuk memecat kalian semua,"Para pelayan lain saling bertukar pandang, tidak berani membalas. Mereka hanya melanjutkan pekerjaan dengan lebih cepat, berharap amarah Sabrina mereda. Namun, Sabrina belum selesai. Dia mengambil cangkir teh di depannya dan membantingnya ke meja. Bunyi nyaringnya membuat semua orang terkejut."Dan piring ini!" katanya, menunjuk dengan tajam. "Ini tidak cocok dengan napkin yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status