“Apakah kau sudah siap, Sayang?”Ana menatap putrinya yang terlihat tegang. Hari ini mereka akan menghadiri acara sidang pertama. Embun tidak banyak bicara namun wajahnya kentara memperlihatkan raut cemas yang luar biasa. Ada banyak begitu kekhawatiran dalam benaknya. Ia takut jika ia kehilangan Sagara. Embun menoleh dengan netra yang sudah berkaca-kaca. Bulir keringat menetes tanpa disadari.“Tenanglah, Nak! Semua akan berjalan lancar.”Ana menepuk-nepuk punggung tangan putrinya yang ditaruh di atas pahanya. Mereka duduk di bangku ke dua mobil mewah milik Ana. Di depan, Pasha duduk bersama Rosa yang menyetir.“Jeena, adekku! Semangat! Tenang saja, kita pasti menang.”Pasha pun terus menyemangati adiknya. “Jika si brengsek tidak hadir pas mediasi, kita lanjut sidang ke dua!”Satu jam kemudian, mereka tiba di gedung bertingkat dua itu. Rupanya, mobil yang berisi rombongan Ali sudah lebih dulu tiba di sana. Saudara kembar Ana, Ali pun ikut hadir menyaksikan sidang pertama. Mereka hadir
Last Updated : 2024-11-01 Read more