Share

Bab 101

Author: Piemar
last update Last Updated: 2024-11-01 14:04:54

Sepulang dari pantai, Embun terlihat murung namun kepalanya berputar-putar seperti gasing. Bayang-bayang pertemuan dengan Yasmin mengusik ketenangan jiwanya. Bagaimana Yasmin tak pernah berhenti membully-nya sejak mereka masih tinggal bersama.

Terbesit dalam kepalanya, ia ingin sekali memberikan pelajaran padanya agar tahu diri. Tidak hanya pada dirinya, Yasmin juga acapkali melakukan pembullyan pada setiap orang yang dianggapnya lebih rendah dan lemah dari dirinya.

“Jeena, bagaimana kabarmu sekarang? Kata Pasha kemarin kau masuk angin.”

Ana bertanya pada putrinya yang kedapatan diam siang itu. Mereka baru saja menyantap makan siang. Kebetulan Ana memiliki jadwal ke sekolah sekitar pukul dua siang. Sebelum pergi biasanya Ana menghabiskan waktunya sejenak untuk membaca buku dan mengobrol bersama Embun.

Embun mengerjapkan matanya sekali kemudian menoleh pada ibunya. Alih-alih menjawab pertanyaan ibunya, ia bertanya hal lain. “Mami, apa kau kenal dengan pihak advertising agency?”

Ana men
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yuli Faith
kenapa dokter zain g pernah muncul.....
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 102

    “Apakah kau sudah siap, Sayang?”Ana menatap putrinya yang terlihat tegang. Hari ini mereka akan menghadiri acara sidang pertama. Embun tidak banyak bicara namun wajahnya kentara memperlihatkan raut cemas yang luar biasa. Ada banyak begitu kekhawatiran dalam benaknya. Ia takut jika ia kehilangan Sagara. Embun menoleh dengan netra yang sudah berkaca-kaca. Bulir keringat menetes tanpa disadari.“Tenanglah, Nak! Semua akan berjalan lancar.”Ana menepuk-nepuk punggung tangan putrinya yang ditaruh di atas pahanya. Mereka duduk di bangku ke dua mobil mewah milik Ana. Di depan, Pasha duduk bersama Rosa yang menyetir.“Jeena, adekku! Semangat! Tenang saja, kita pasti menang.”Pasha pun terus menyemangati adiknya. “Jika si brengsek tidak hadir pas mediasi, kita lanjut sidang ke dua!”Satu jam kemudian, mereka tiba di gedung bertingkat dua itu. Rupanya, mobil yang berisi rombongan Ali sudah lebih dulu tiba di sana. Saudara kembar Ana, Ali pun ikut hadir menyaksikan sidang pertama. Mereka hadir

    Last Updated : 2024-11-01
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 103

    Pihak keluarga tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Danar Yudistira mengatakan ingin berdamai dengan pihak Embun Ganita. Mereka pun melakukan perjanjian damai, hingga membuat Akta Perdamaian (Acta Van Dading) dengan berisi poin-poin kesepakatan bersama dalam mengurus dan merawat Sagara.Saat acara sidang selesai, Danar pun menghampiri Embun yang bersiap-siap akan pulang bersama keluarganya.“Embun, tunggu!” imbuh Danar dengan langkah tergesa-gesa. Embun menoleh pada Danar dengan tatapan memicing dan terlihat dingin. Bahkan Danar merasa sudah tidak mengenalinya lagi. Embun benar-benar terlihat berbeda sekarang. Apalagi, ia ternyata bukan orang sembarangan. Keluarganya ialah konglomerat, tak beda jauh dengannya. Kini mereka berada di level yang sama.“Bisakah kita benar-benar berdamai? Bukan sebatas perjanjian damai di atas kertas? Kita berdamai demi anak kita,”Danar mengulurkan tangannya pada Embun—mengajaknya bersalaman. Embun ingin tertawa mendengar perkataan Danar. Setela

    Last Updated : 2024-11-02
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 104

    Keesokan harinya,Pihak keluarga Basalamah langsung menjemput Sagara dari kediaman Danar Yudistira. Mereka terdiri dari Embun, Sulis dan Ali serta seorang psikolog anak. Sementara itu, Ana, Pasha dan dr Zain memilih menunggu di rumah Ana. Ana bahkan tak sudi menginjakan kakinya di rumah mantan suami anaknya. Wanita berhidung bangir itu muak melihat pria–yang sudah menyakiti hati putrinya. Di sidang pengadilan saja, ia hanya menatapnya sekali. Beruntung, di usianya yang sudah mulai senja, Ana bisa mengendalikan emosinya. Saat muda ia memiliki temperamen yang tinggi dan cenderung menderita bipolar. Ketika ia marah, ia bisa dengan begitu mudah meluapkan segala kemarahannya itu. Tanpa pandang bulu dan kapanpun sekehendaknya. Beruntungnya, ke dua anak kembarnya mewarisi sifat penyabar dan lembut ayah mereka–dr Zain.Saat menjemput Sagara sempat terjadi drama kisuh misuh yang tak bisa dihindarkan. Sagara sempat syok saat diambil secara tiba-tiba dari keluarga ayahnya. Ia menangis histeri

    Last Updated : 2024-11-03
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 105

    Suasana kediaman Ana sangat ramai. Kehadiran Sagara dan Embun memberi warna baru dalam kehidupan Ana yang selama ini sepi dan hampa. Keluarga Basalamah bergantian mengajak anak lelaki tampan itu bermain. Embun sangat bersyukur akan hal itu.Hingga tak terasa malam menyambut. Anggota keluarga satu per satu pulang. Kini di kediaman mewah Ana yang tersisa adalah dr Zain dan ke dua anak kembarnya; Pasha dan Embun serta baby Sagara.Pasha sudah lebih dulu tidur. Besok ia harus pergi ke kampus. Begitupula dengan dr Zain. Sebelum pergi ke sana, menghadiri sidang mediasi putrinya, sebelumnya ia sudah melakukan operasi beberapa pasien di rumah sakit sehingga tubuhnya terasa sangat letih. Malam itu tinggal Ana dan Embun yang tengah mengasuh Sagara. Sudah pukul setengah sebelas malam, Sagara belum bisa tidur. Matanya masih terlihat berbinar terang. Ia masih asik berjalan mondar-mandir di playground yang sudah disiapkan Ana beberapa hari sebelum kedatangannya.Anak lelaki itu sedang asik menyusu

    Last Updated : 2024-11-03
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 106

    Cuaca ibukota terlihat cerah. Langit tampak biru nan indah. Awan cirrus pun berjejer tampak rapi dan memanjakan mata. Semilir angin terasa sepoi-sepoi menggelitik bulu roma. Beberapa kali Embun Ganita memperbaiki pasmina berwarna marun yang dikenakannya. Dersik angin setidaknya memainkan kain penutup kepala itu dengan isengnya.Sagara kecil tertawa saat ujung pashmina menutup wajahnya akibat ulah angin nakal itu. Seakan-akan mengajaknya bermain cilukba. Anak kecil dalam gendongan depan ibunya itu memperlihatkan giginya yang baru tumbuh sebagian dengan menutupi wajah imutnya dengan kain itu. Dan, benar saja, Pasha tengah mengajak main cilukba anak lelaki tampan itu.“Ci-luk-ba!” ujar Pasha menatap keponakannya dengan wajah ceria. “Ba-ba-ba!” jawab Sagara dengan tawa yang renyah. “Lucunya, anak Papa Pasha.”Pasha memanggil dirinya papa di depan Sagara. Baginya, anak adiknya berarti anak dirinya. Embun tak menolak permintàan Pasha, asalkan Pasha bahagia. Tak lama kemudian Ana bergabun

    Last Updated : 2024-11-03
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 107

    Yasmin tersedu sedan saat melihat brankar yang keluar dari ruangan di mana ayahnya dirawat. Ia sudah tidak bisa menahan kesedihannya lagi. Ayahnya pergi meninggalkannya. “A-Ayah, jangan pergi dulu! Yasmin butuh Ayah,”Gadis cantik berambut panjang itu menghadang jalan ke dua perawat pria yang tengah mendorong brankar itu. Ke dua perawat itu sampai terhenyak akan kedatangan Yasmin. Mereka saling lirik dan merasa simpatik. Namun tindakannya yang impulsif tak bisa ditolerir. Mereka harus segera membawa pasien yang sudah meninggal itu ke kamar jenazah.“Mbak, sabar ya! Maaf, Mbak jangan halangi jalan kami.”Salah satu perawat pria angkat suara. Bagaimanapun, mereka harus segera menyelesaikan urusan mereka. Jika Yasmin terus meratap dan menangis–memeluk pria yang sudah tidak bernafas itu, secara tidak langsung ia mengganggu tugas mereka.Yasmin menangis meraung-raung hingga mencuri atensi penghuni rumah sakit lainnya. Sebagian orang merasa simpatik pada Yasmin. Namun, sebagian yang lain j

    Last Updated : 2024-11-04
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 108

    “Sudah, jangan nangis! Manggala juga gak kenapa-kenapa.”Dengan lembut Pasha mengusap kepala adiknya. Embun merasa sangat malu saat ia kembali melakukan hal yang konyol. Ia sangat antusias pergi ke kebun binatang. Maksud hati ia menarik tangan Pasha. Namun entah mengapa ia malah menarik tangan pemuda yang tampan nan karismatik itu.Jangan silahkan dirinya! Salahkan tangannya saja yang tidak tahu diri!Rasanya, Embun ingin menggali lubang bunker untuk sembunyi. Manggala juga malah diam. Kenapa ia tidak mengingatkannya. Barangkali pemuda itu juga kaget dan mengikuti kemana Embun menarik tangannya. Atau, jangan-jangan dia malah mengambil kesempatan?Awalnya Embun meringis, kemudian ia tertawa dan akhirnya menangis karena merasa sangat malu. Ia menangis di sudut yang tak terlihat hingga Pasha menghampirinya. “Aku malu, Sha. Aku kadang kurang fokus. Sebelumnya, aku juga pernah salah masuk mobil. Waktu aku ketemuan dengan ayahnya Gara, aku pulang langsung naik taksi. Tahu-tahu, aku malah n

    Last Updated : 2024-11-04
  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 109

    “Di mana Jeena?” tanya Pasha panik saat baru sàdar jika Embun kini tak lagi bersamanya. Di sampingnya hanya ada Beryl dan Alby. Manggala juga tidak ada di sana. Namun ia masih ingat kalau Manggala pergi menjauh dari mereka, karena menerima telepon dari ibunya.“Lah, lo nanya gua? Tadi kan sama lo?” jawab Beryl dengan mengedikkan pundaknya. Meskipun terlihat cuek, namun raut wajah Beryl juga panik karena ia khawatir jika Embun tersesat di sana. Baru pertama kalinya Embun mengunjungi taman Safari.Mendengar percakapan mereka, Alby yang sedang asik memotret beraneka ragam binatang yang ia temui menoleh ke arah mereka. “Telepon Sha!”Tak ingin mengambil tempo, Pasha pun mengambil ponselnya dan menekan nomor adiknya. “Itu nada deringnya!” seru Beryl saat mendengar nada dering ponsel Embun yang nyaring. Sebuah lagu Sia berjudul the courage to change terdengar. Mereka pun mengedarkan pandangan mereka mencari sosok Embun. Hanya nada dering yang terdengar namun batang hidungnya tidak kelihata

    Last Updated : 2024-11-05

Latest chapter

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 344

    Beryl turun dari mobil dengan hati berdebar. Sudah sekian lama ia menunggu saat ini—bertemu Laila lagi, setelah semua kejadian yang menimpa mereka. Sengaja, ia tidak memberikan kabar padanya. Ia ingin memberikan kejutan.Meninggalkan Alby yang masih berada di luar, Beryl melangkah masuk ke rumah mewah itu dengan napas yang sedikit tertahan, seperti anak kecil yang hendak membuka hadiah ulang tahun.Pintu rumah mewah itu terbuka, matanya langsung tertuju pada sosok yang begitu dirindukannya. Laila, dalam balutan gamis berwarna merah muda sedang berjuang berdiri tegak di ruang tamu yang luas. Perawat Febi dengan sabar menopangnya, sementara Laila berkali-kali menggerutu, “Aku bisa sendiri! Jangan perlakukan aku seperti anak kecil!”Laila kembali cerewet, pertanda ia mulai sembuh. Namun, belum sampai tiga detik, tubuhnya oleng ke samping.“Ya Allah, Nona! Jangan maksa!” pekik Febi panik, buru-buru menangkapnya agar tidak jatuh.Namun Laila yang gigih tidak akan menyerah begitu saja. Ia

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 343

    Hujan turun deras malam itu, menambah suasana kelam di kediaman Rahes. Serina duduk di ruang tamu dengan wajah tegang, masih tidak percaya bahwa ayahnya benar-benar akan menghukumnya. Di depannya, Rahes berdiri tegap, matanya dingin menatap putrinya yang selama ini begitu ia manja. Rahes bukan menutup mata dengan apa yang terjadi. Selama ini ia mengamati putrinya dari Laura itu diam-diam. Laporan dari Sulis, bukti-bukti kejahatan yang sudah dilakukannya, laporan dari para art dan perawat Febi sudah cukup menjadikan sebuah pertimbangan di mana ia harus segera bertindak. Ternyata, semakin dibiarkan Serina semakin menjadi. “Kamu akan pulang ke Indonesia,” kata Rahes tanpa basa-basi. Serina menatapnya dengan mata melebar. “Apa?”Rahes menekan pelipisnya, mencoba meredam amarah yang masih tersisa. “Kamu akan tinggal bersama Rosalinda. Dia akan mengajarkanmu bagaimana menjadi manusia yang lebih baik.”Serina bangkit dari sofa, tangannya mengepal. “Ayah tidak bisa melakukan ini padaku! A

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 342

    Serina mendekat, menarik lengan Laila yang kurus, dan membuka tutup jarum suntik dengan jari-jari gemetar. Ini adalah usaha yang sudah kelewat batas! Tak peduli, amarah dan dendamnya berhasil merobohkan nuraninya. Malam itu ia berniat akan menghukum Laila dengan hukuman yang takkan pernah terlupakan olehnya.Laila pasti akan menyerah setelah ini!Obat-obatan akan meninggalkan jejak seperti waktu itu. Oleh karena itu, kini Serina menggunakan jarum suntik untuk membuat Laila semakin menderita. Setelah itu, Laila pasti akan minta pulang kembali ke keluarganya dulu.Namun, tepat saat jarum hampir menyentuh kulit Laila …“Angel!”Suara menggelegar membuat Serina tersentak kaget, tangannya gemetar hingga jarum suntik jatuh ke lantai. Ia menoleh cepat dengan mata yang membelalak saat melihat sosok pria berjas berdiri di ambang pintu dengan wajah merah padam. Rahes, sang ayah sudah pulang ke rumah. Ia menyalakan lampu dan bisa melihat apa yang dilakukan oleh Serina secara jelas. Jarum suntik

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 341

    Kursi roda Laila berdecit pelan saat ia mendorong dirinya ke halaman belakang rumah. Kecelakaan itu memang telah merenggut kemampuannya untuk berjalan, tapi ia tidak akan membiarkan hal itu merenggut martabatnya juga. Laila tetap berusaha keras untuk sembuh dan menjalani kehidupan seperti orang normal pada umumnya.Di teras, Serina duduk santai dengan secangkir kopi, senyum liciknya tidak pernah berubah sejak hari pertama Laila datang ke rumah ini. Gadis itu menatap Laila seolah dirinya masih menjadi penguasa rumah ini yang tak tergoyahkan. “Bagaimana kabarmu, adik kecil?” Serina menyapa dengan nada pura-pura ramah. Ia menatap Laila dengan tatapan cemooh.Dari sini Laila bisa melihat jika selama ini Serina pandai menyembunyikan sifat aslinya. Dulu ia tampak seperti gadis yang rapuh dan patut dikasihani. Laila merasa iba padanya hingga menjalin persahabatan dengannya.Waktu terasa begitu cepat berlalu, hingga menampakan sisi lain dari dirinya. Ternyata, Serina memiliki kepribadian g

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 340

    Pasha menatap layar monitor di ruang konsultasi dengan mata setengah merem. Sudah hampir delapan jam ia berjaga di rumah sakit, tapi pikirannya melayang entah ke mana. Bukan ke pasien, bukan ke laporan medis, tapi ke seseorang yang sudah lama menghilang dari hidupnya—Rosa. Meskipun mereka tinggal satu kota, namun mereka kini seperti orang asing.Seperti halnya Beryl yang merindukan Laila, Pasha pun merindukan kehadiran Rosa di sisinya. Sayangnya, mereka saling menyukai namun Rosa menolaknya hanya karena perbedaan status sosial. “Dok, pasiennya dari tadi nunggu, loh.”Perawat Dini menepuk bahunya pelan, membuat Pasha tersentak. Dia segera berdehem, merapikan jas dokternya yang sudah kusut, dan menatap pasien di depannya—seorang pria paruh baya yang mengeluhkan sakit perut. “Baik, Pak. Mari kita periksa.”Tapi alih-alih bertanya tentang keluhan pasien, Pasha malah tanpa sadar bergumam, “Rosa... kamu di mana sekarang?”Belakangan ia sering mampir ke kosan Rosa, namun sialnya, menurut p

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 339

    Jeena melangkah ringan memasuki kampusnya, sesekali menoleh ke belakang dan tersenyum pada Manggala yang masih berdiri di dekat mobil. Suaminya yang tampan dan penuh perhatian itu tidak hanya mengantarnya, tetapi juga berjanji akan menunggunya hingga kuliah selesai. Di kejauhan, Dion memperhatikan pemandangan itu dengan ekspresi datar. Ada sedikit rasa sesak di dadanya, tapi kali ini ia tidak lagi berusaha menutupi perasaannya dengan pura-pura santai atau bercanda dengan teman-temannya. Ia sadar, Jeena bukan lagi seseorang yang bisa ia dekati seperti dulu. Jeena kini adalah istri orang lain. Ia sudah menikah.Ia melihat bagaimana Manggala menunggu di sana, matanya terus mengikuti Jeena hingga ia menghilang di balik pintu gedung kampus. Itu bukan sekadar pengantaran biasa. Itu adalah bentuk cinta, sesuatu yang Dion tak mungkin bisa berikan kepada Jeena karena selama ini ia hanya berdiri di pinggir tanpa berani melangkah lebih jauh. Hati Jeena sudah lebih dulu dimiliki oleh pemuda be

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 338

    Di sebuah pagi yang cerah, Beryl duduk di kantor dengan wajah muram. Sejak Laila ikut ayahnya ke Malaysia, hidupnya terasa hampa. Kangen berat. Rasa rindu itu sampai menyelinap ke alam bawah sadarnya.“Pak, ini dokumen yang harus Anda tanda—”Juna membawa berkas dokumen ke atas meja Beryl untuk ditandatangani olehnya.“Laila, tolong taruh di meja saja,” potong Beryl tanpa melihat ke arah sekretarisnya.Juna, sekretaris baru Beryl, berhenti di tempat dengan wajah yang mengernyit. “Pak Beryl, saya Juna.”Beryl menatap Juna, seolah baru sadar. “Oh, iya. Maaf, Jun— eh, Laila!”Juna menghela napas panjang. Ini bukan pertama kalinya Beryl salah panggil. Sejak beberapa hari lalu, nama Laila seakan jadi mantra yang keluar dari mulut bosnya. Ingin tertawa takut kualat, eh, dipecat.Entah mengapa Beryl tak bisa mengontrol dirinya. Nama yang keluar dari bibirnya Laila dan Laila.Tak cukup di kantor, masalah ini berlanjut ke acara kumpul keluarga. Saat semua sedang menikmati hidangan makan malam,

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 337

    Saat Laila tengah menikmati helaian buku yang diberikan oleh kakak penyelamatnya, suara Serina menyambarnya seperti cambuk. “Wow, akhirnya si anak hilang datang juga.” Laila menoleh dan menemukan Serina berada di ambang pintu, mengenakan maxi dress sutra berwarna merah darah yang kontras dengan kulitnya yang pucat. Rambut brunettenya tergerai sempurna, dan bibirnya melengkung dalam senyum penuh ejekan. Sesuai pikirannya, Serina tidak akan pernah berubah, ia datang bukan untuk melihat kondisinya. Namun ia ingin berusaha menyingkirkannya dari kehidupan ayah mereka. Namun kini Laila tidak akan terprovokasi oleh perkataannya yang toxic.Hari-hari berikutnya Laila mulai merasa ketenangannya diusik oleh Serina. Gadis itu benar-benar mengujinya. Apalagi Rahes sangat sibuk dengan pekerjaannya. Ia selalu pulang malam, bahkan kadang tidak pulang.Setiap kali Laila mulai membuka diri, berbicara dengan Rahes, Serina selalu muncul di antara mereka, mengalihkan perhatian ayah mereka dengan kel

  • Dicampakkan Setelah Melahirkan   Bab 336

    Pada suatu sore, saat Laila sedang duduk di ruang tamu menikmati udara segar yang masuk lewat jendela, seorang gadis muda menghampirinya. Gadis itu mengenakan balutan setelan kasual, kemeja dan celana jeans berwarna biru senada dengan senyum yang ramah. “Halo, sepupu! Aku Nadia,” kata gadis itu, memperkenalkan dirinya. Laila pikir, gadis yang datang ialah kakak seayahnya, Serina. Menurut Rahes, Serina tinggal di Indonesia untuk sementara. Namun ia akan pergi menjenguknya nanti. “Kamu pasti Laila, kan? Aku sepupumu. Anak dari kakaknya Om Rahes.”Nadia memperlihatkan dua lesung pipi di wajahnya. Gadis itu terlihat memiliki pembawaan yang dewasa, cerdas dan tenang.Laila terkejut mendengar kata 'sepupu', namun dengan cepat ia tersenyum. “Iya, aku Laila,” jawabnya dengan suara lembut. Di dalam rumah Laila tidak mengenakan cadarnya. Hanya ada pelayan perempuan wara wiri di sana. Para pelayan pria berada di luar rumah.Nadia duduk di samping Laila, menawarkan secangkir teh hangat yang suda

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status