Semua Bab Hanya Wanita Pengganti : Bab 51 - Bab 60

195 Bab

Bab 51. I Need You

Mata Miracle berkaca-kaca mendengar pengakuan Mateo. Bagai sebilah pisau yang tertancap di hatinya. Begitu menyakitkan. Bahkan rasanya Miracle tidak mampu lagi menahan air matanya. "Jadi kau menjemputku hanya ingin mengatakan kau memilih Heera?" tanyanya dengan bulir air mata yang mulai menetes membasahi pipinya."Miracle dengarkan aku." Mateo hendak melangkah mendekat ke arah Miracle, namun Miracle langsung mundur menghindar darinya."Jangan mendekat!" Miracle mulai terisak. Dia mati-matian menahan tangisnya, tapi nyatanya dia tetap lemah."Bisakah kau mendengarku lebih dulu?" Mateo berseru dengan nada yang sedikit tinggi dan tersirat penuh ketegasan."Apa lagi yang kau ingin katakan? Bukankah sudah jelas kau tidak bisa hidup tanpa bayang-bayang mantan kekasihmu itu?" jawab Miracle dengan nada bergetar. Menahan isak tangisnya. Napasnya memburu. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya."Tapi aku tidak bisa kehilanganmu! Berhenti membahas tentang Heera!" balas Mateo menegaskan."B
Baca selengkapnya

Bab 52. Merindukanmu

Mateo menatap Miracle yang tengah tertidur pulas dalam dekapannya. Dia melihat mata Miracle yang sembab. Hati Mateo benar-benar terasa sakit melihat mata Miracle yang sembab akibat menangis karena dirinya. Harusnya dia selalu memberikan kebahagiaan untuk Miracle, tapi dia malah melukai hati sang istri. Sungguh, dia benar-benar menyesal. Jika saja sejak dulu dia menyadari perasaanya, dia tidak akan memberikan luka yang mendalam pada istrinya itu.Kini Mateo membawa tangannya mengelus pipi Miracle. Tiga hari mereka tidak bertemu, terlihat begitu jelas pipi Miracle begitu tirus. Dia yakin Miracle pasti tidak makan yang benar. Mateo memejamkan mata sesaat merutuki kebodohannya. Seharusnya dia tahu betapa beruntungnya telah memiki istri seperti Miracle. Andai waktu bisa diputar, Mateo tidak akan pernah membuat kesepakatan itu."Hmmm...." Miracle menggeliat saat dia membuka matanya, dia merasakan ada yang menyentuh wajahnya. Perlahan Miracle mulai membuka matanya. Senyum di bibir Miracle t
Baca selengkapnya

Bab 53. Memulai Baru

Miracle mematut cermin dengan wajah yang kesal. Tubuhnya terasa begitu remuk. Berada di kamar mandi hampir satu jam tentu membuatnya kelelahan. Bagaimana tidak? Akibat percintaan panas mereka, membuat Miracle benar-benar lelah. Hal yang menyebalkan ketika Mateo terus memintanya lagi dan lagi. Entah apa yang dipikirkan suaminya itu. Mungkin tiga hari mereka tidak bertemu, membuatnya menjadi seperti orang yang kelaparan.Mateo berdiri di ambang pintu, menatap Miracle yang tengah berias. Seketika senyum di bibir Mateo terukir melihat wajah sang istri yang terlihat cemberut. Kini Mateo mendekat, dia langsung memeluk Miracle dari belakang seraya mengecup bahu sang istri.Miracle mendesah pelan. Tadinya dia sedikit terkejut kala ada yang memeluknya dari belakang. Namun keterkejutannya sirna ketika dia melihat Mateo yang memeluknya dari pantulan cermin."Jangan cemberut, aku tidak suka melihat wajahmu tertekuk," bisik Mateo di telinga sang istri.Miracle berbalik, dia menghadap Mateo sembari
Baca selengkapnya

Bab 54 - Bertemu Lea

Keesokan hari Miracle sudah disibukan dengan memilih beberapa design yang baru saja dikirimkan oleh arsitek untuk rumah barunya. Terlihat Miracle yang tampak begitu antusias. Sejak dulu Mircle menyukai tinggal di rumah dengan design yang telah dia pilih.Suara ketukan pintu terdengar, Miracle yang tengah fokus pada iPad di tangannya langsung mengalihkan pandangannya ke pintu dan menginterupsi untuk masuk."Nyonya," Seorang pelayan membawakan nampan yang berisikan orange juice dan pasta untuk Miracle."Ya? Ada apa?" tanya Miracle sambil menatap sang pelayan yang berdiri di hadapannya."Nyonya, Tuan Mateo meminta anda untuk sarapan." Sang pelayan menghidangkan makanan yang dia bawa ke atas meja.Miracle mengangguk. "Nanti aku akan makan. Apa kau melihat di mana Mateo?""Tuan Mateo sedang menerima telepon, Nyonya," jawab sang pelayan memberitahu.Miracle mendesah pelan. "Yasudah, biarkan saja. Apa kau sudah mengemasi barang-barang yang akan dipindahkan ke penthouse?""Sudah, Nyonya. Semu
Baca selengkapnya

Bab 55. Selena?

"Kau siapa?" tanya Miracle dengan raut wajah yang terlihat begitu bingung."Miracle, ini aku. Tapi aku mohon, jika kau sedang bersama dengan seseorang, menjauhlah. Jangan sampai ada orang yang tahu aku menghubungimu." Suara seorang wanita mulai terdengar begitu jelas dari seberang sana."K-Kau-" Miracle mengentikan ucapannya kala menyadari di hadapannya ada Lea.Kening Lea berkerut, menatap bingung Miracle. Terlebih wajah Miracle tampak begitu terkejut menerima panggilan itu."Ka Lea, aku ke toilet sebentar," ucap Miracle terburu-buru.Lea mengangguk. Kemudian Miracle langsung berjalan meninggalkan Lea, menuju toilet yang letaknya sedikit jauh dari tempat duduknya."Hallo?" Miracle menjawab telepon itu lagi kala dirinya sudah menjauh dari Lea."Miracle? Maafkan aku.." Suara seorang wanita dari seberang line terdengar begitu menyesal."K-Kau, Ka Selena?" Miracle menyebutkan nama saudara kembarnya terbata-bata. Jantungnya berdegup kencang kala menyebut nama saudara kembarnya."Iya, ini
Baca selengkapnya

Bab 56. Akhirnya Bertemu

Miracle menatap cemas ponsel di tanganna. Saat pagi menyapa Miracle terus menunggu kamar dari Selena. Namun hingga detik ini saudara kembarnya itu tak kunjung menghubunginya. Miracle berusaha menghubungi nomor ponsel Selena. Dan hasilnya, ponsel Selena masih tidak aktif.Suara ketukan pintu terdengar Miracle yang tengah gelisah, dia langsung mengalihkan pandangannya ke arah pintu dan menginterupsi untuk masuk. Tak berselang lama seorang pelayan, melangkah menkdeta ke arah Miracle."Selamat pagi, Nyonya," sapa sang pelayan dengan ramah seraya menundukan kepalanya kala tiba di hadapan Miracle."Ada apa?" tanya Miracel dingin pada sang pelayan."Maaf, Nyonya. Saya hanya ingin memberitahu Tuan Regan dan Nyonya Lea sudah datang. Mereka menunggu di bawah," jawab sang pelayan yang sontak membuat Miracle terkejut."Ka Lea dan suaminya sudah datang?" tanya Miracle memastikan."Benar, Nyonya. Mereka sudah datang," jawab sang pelayan itu lagi.Miracle memejamkan mata sesaat. Dia lupa bahwa hari
Baca selengkapnya

Bab 57. Alasan Selena

"K-Kak Selena? Ini benar dirimu, kan?" Miracle menatap tak percaya sosok wanita cantik yang berdiri di hadapannya."Ini aku." Wanita itu tersenyum lalu membuka selendang yang menutupi wajahnya. Tatapannya menghangat menatap Miracle. Sedangkan Miracle yang melihat Selena berada di hadapannya, dengan cepat dia langsung memeluk erat tubuh saudara kembarnya itu. Selena pun membalas pelukan Miracle, dia mengusap pelan punggung sang adik. Mereka begitu saling merindukan. Bahkan terlihat air mata Miracle mulai menetes karena akhirnya bisa melihat saudara kembarnya."Jangan menangis, Miracle. Aku baik-baik saja." Selena mengurai pelukannya, dan menatap lembut Miracle."Kau kemana saja? Semua orang mencarimu tapi kami tidak pernah bisa menemukanmu! Harusnya kau mengatakan jika memiliki masalah. Bukankah kau selalu mengatakan padaku, untuk selalu jujur satu sama lain jika memiliki masalah?" Miracle menghela napas dalam. Raut wajahnya tersirat menunjukan kekecewaan mendalam. Selama ini Miracle s
Baca selengkapnya

Bab 58. Amarah William

Tanpa terasa pernikahan Mateo dan Miracle sudah berjalan tiga bulan. Setiap harinya hubungan mereka begitu dekat. Hampir setiap harinya mereka saling belajar memahami satu sama lain. Jika sebelumnya Mateo begitu egois, kini Mateo mulai jauh lebih pengertian pada Miracle.Miracle tengah mematut cermin, dia memoles wajahnya dengan make up yang sedikit tebal namun tidak berlebihan. Pagi ini Miracle memilih memakai dress berwarna merah yang sama dengan warna lipstik yang di pakainya. Setelah selesai berias, Miracle melangkah meninggalkan walk-in closetnya menghampiri Mateo yang pasti sudah menunggunya.Saat Miracle baru saja melangkahkan kakinya keluar. Mateo yang tengah membaca koran, dia langsung mengalihkan pandangannya kala mendengar suara ketukan heels Miracle. Satu Alis Mateo terangkat, melihat dari atas hingga ke bawah penampilan Miracle yang sangat cantik. Warna merah memang selalu menjadi warna yang menggoda."Mateo? Kenapa kau akh-" Miracle memekik terkejut kala Mateo tiba-tiba
Baca selengkapnya

Bab 59. Aku Mencintainya

"Kenapa kau berani menyembunyikan sesuatu dariku, Miracle?" William menghunuskan tatapan tajamnya. Sedangkan Miracle memilih menunduk, dan tidak berani melihat sang ayah."Maaf, Daddy..." Miracle memilih mengalah dan meminta maaf."Miracle memiliki alasan sendiri untuk menyembunyikannya. Selena adalah saudara kembarnya. Dia tidak mungkin mengkhianati saudaranya yang mempercayainya," Mateo bersuara membela Miracle dengan tegas."Tapi itu bukan alasan! Miracle tahu berapa banyak usahaku agar menemukan Selena. Harusnya dia tidak hanya diam!" seru William yang masih tidak terima."Tenangkan dirimu, William. Selena juga pernah menghubungiku! Meski aku tidak tahu keberadaannya, tapi dia memberi kabar dia baik-baik saja. Bukan hanya Miracle yang menyembunyikannya darimu. Tapi aku juga menyembunyikanya," ujar Marsha dengan wajah bersalah."Marsha!" William mengepalkan tangannya, dia hendak meluapkan emosinya. Namun, dia tidak ingin melukai sang istri. Hingga kemudian dia memilih mengendalikan
Baca selengkapnya

Bab 60. Harus Membawa Pasangan

"Mateo, tunggu.." Miracle menahan lengan Mateo, kala dia dan sang suami baru saja tiba di rumah mereka. Sepulangnya dari rumah orang tuanya Miracle memang langsung pulang ke rumah. Tentu saja ini karena Mateo masih tidak mau bicara padanya.Bahkan sepanjang jalan tadi, Mateo hanya fokus mengemudikan mobil. Setiap kali Miracle ingin membuka percakapan, dia selalu mengurungkan niatnya karena melihat wajah dingin Mateo yang tampak tidak ingin di ganggu. Tapi sekarang saat dia dan Mateo sudah tiba di rumah, Miracle sudah tidak lagi bisa menahan diri."Istirahatlah ini sudah malam." Mateo melepaskan tangan Miracle yang menyentuh lengannya.Miracle mendesah pelan. "Jangan mendiamkan aku seperti ini, Mateo. Tadi aku sudah meminta maaf padamu, bukan? Tapi kenapa kau masih mediamkanku," ucapnya seraya mengerutkan bibirnya."Kenapa kau harus membohongiku, Miracle?" Mateo bertanya dengan suara begitu dingin. Tatapannya menatap sang istri dengan lekat."Aku tidak bermakud membohongimu, Mateo." Mi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
20
DMCA.com Protection Status