Home / Pernikahan / Hanya Wanita Pengganti / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Hanya Wanita Pengganti : Chapter 71 - Chapter 80

195 Chapters

Bab 71 - Laporan Gustav

Mateo menyandarkan punggungnya di kursi kebesarannya seraya menyandarkan memejamkan mata lelah. Sudah dua hari dia tidak banyak bicara dengan Miracle. Setiap kali dia mengajak berbicara, istrinya itu akan selalu menghindar darinya.Sejak kemunculan Heera, Miracle lebih banyak diam. Meski dia pernah berusaha menjelaskan tidak ada yang terjadi di antara dirinya dan Heera, tapi tetap saja Mirale tidak mau mendengarnya.Jujur, Mateo hanya ingin bertanggung jawab atas kesalahannya di masa lalu. Namun, dia tidak pernah sedikitpun berpikir untuk kembali pada Heera. Dia memang bahagia saat Heera masih hidup. Dia ingin Heera mendaaptkan pria yang terbaik di hidupnya.Suara ketukan pintu terdengar. Mateo yang tengah melamum langsung mengalihkan pandangannya ke arah pntu dan menginterupsi untuk masuk."Tuan Mateo," Gustav melangkah mendekat ke arah Mateo seraya menundukan kepalanya."Ada apa?" tanya Mateo dingin kala Gustav berdiri di hadapannya. "Apa kau ingin melaporkan tentang Heera?" tebaknya
Read more

Bab 72. Memilih Dihentikan

Suara detuman musik memekak telinga. Mateo menegak vodka di tangannya hingga tandas. Entah sudah gelas ke berapa, dia terus meminum vodka di tangannya. Para wanita seksi berkali-kali menggoda Mateo, namun dia langsung meminta para penjaga mengusir para wanita yang terus mengganggunya."Mateo, kau ini kenapa? Apa kau memiliki masalah?" Arsen yang duduk di samping Mateo, dia menyesap wine di tangannya. Jika Mateo menolak para wanita yang mengganggunya. Berbeda dengan Arsen yang memilih meladeni sebentar wanita-wanita yang mengganggunya."Apa kau sudah tahu Heera masih hidup?" Mateo mengambil rokoknya, menghidupkannya dan menghisapnya perlahan.Arsen membuang napas kasar. "Jadi rumor yang aku dengar itu benar? Heera masih hidup?" tanyanya dengan serius."Ya, dia masih hidup," jawab Mateo dengan pandangannya lurus ke depan dan pikiran yang menawarang."Jangan katakan kau akan memilih Heera dan meninggalkan Miracle," tukas Arsen dengan tatapan penuh peringatan pada Mateo."Jaga bicaramu. A
Read more

Bab 73. Miracle Vs Heera

"Mateo, aku memesankan steak untukmu. Kalau kau tidak suka, kau bisa memilih yang lain." Heera berucap kala steak yang dia pesan sudah dihidangkan ke atas meja. Dia terus mengulas senyuman hangat di wajahnya ke arah Mateo."Tidak perlu. Ini sudah cukup," jawab Mateo dingin dengan raut wajah datar.Heera mengangguk. Kemudian dia dan Mateo mulai menikmati makan siang mereka. Suasana restoran yang tidak terlalu ramai. Serta design khas Italia yang lembut membuat Heera sejak tadi terlihat begitu menikmati restoran tempat di mana dia dan Mateo bertemu."Heera," panggil Mateo dengan raut wajah yang begitu serius."Ya?" Heera menjawab seraya menatap Mateo."Aku membaca dokumen kerja samaku dengan temanmu itu. Apa kau bisa meminta Miya untuk datang? Aku tidak suka meeting dengan wakil dari perusahaan. Aku lebih menyukai meeting langsung dengan pemilik." Mateo meletakan pisau dan garpunya ke atas meja. Lalu dia mengambil wine yang baru saja dituangkan oleh pelayan dan disesapnya perlahan."Ah
Read more

Bab 74. Aku Hanya Mencintaimu

Miracle turun dari mobil, dia membanting kasar pintu mobilnya. Dia melangkah masuk ke penthousenya. Raut wajah dingin dan menahan amarahnya sudah sejak tadi tidak bisa tertahan. Ingin sekali tadi dia meluapkan amarahnya. Tapi dia tidak mungkin melakukan itu. Miracle tidak bisa meluapkan amarahnya ketika berada di publik seperti ini. Semarah dan sebenci apapun dirinya, dia tidak bisa mempertaruhkan nama baik keluarganya.Seketika langkah Miracle terhenti kala dia berpapasan dengan Mateo yang juga baru saja tiba di penthouse mereka. Dan saat Miracle melihat Mateo, dengan cepat Miracle langsung meninggalkan Mateo. Namun, tiba-tiba Mateo menarik tangan Miracle, membawanya masuk ke dalam kamar."Lepas!" Miracle menghentakan tangan Mateo yang mencengkram pergelangan tangannya."Tadi kau kemana? Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau ke luar kantor?" tanya Mateo dengan tatapan yang begitu lekat pada Miracle.Miracle membuang napas kasar mendengar pertanyaan Mateo. Ya, sepulang dari makan s
Read more

Bab 75. Kekacauan

Mateo menatap Miracle yang tengah tertidur pulas di sampingnya. Tadi malam Miracle menuruti perkataan Mateo yang memintanya tidur di ranjang yang sama. Sudah cukup Mateo tersika tidur di ranjang yang terpisah. Beruntung tadi malam Miracle tidak berontak seperti biasa. Mateo tahu istrinya itu begitu lelah jika terus membahas tentang masalah mereka."Maafkan aku, Miracle." Mateo membawa tangannya mengelus lembut pipi Miracle. Sungguh, dia tidak bisa melihat mata Miracle yang sembab.Suara dering ponsel terdengar. Mateo langsung mengalihkan pandangannya pada ponsel yang terus berdering itu. Dia mengambil ponselnya, dan menatap ke layar. Seketika kening Mateo berkerut, kala melihat nomor Gustav yang muncul di layar ponselnya. Awalnya Mateo tidak ingin menjawab. Namun dering ponsel yang tak kunjung berhenti, membuat Mateo memilih untuk menggeser tombol hijau, untuk menjawab panggilan tersebut."Ada apa kau menghubungiku sepagi ini, Gustav!" Mateo menjawab begitu dingin saat panggilan terhu
Read more

Bab 76. Panik

"Tuan Mateo..."Mateo yang hendak menuju parkiran mobil, langkahnya terhenti kala mendengar ada yang memanggilnya. Kini dia berbalik, dan mengalihkan pandangannya menatap ke sumber suara yang memanggilnya."Gustav? Ada apa?" Mateo menatap dingin assistantnya yang berdiri di hadapannya. Sesaat Mateo mengerutkan keningnya, menatap Gustav yang tampak begitu cemas."Сэр, мы не можем здесь разговаривать. В компании есть злоумышленники. Хочу рассказать о падении акций De Luca Group," Gustav berucap dalam bahasa Russia dengan pelan. Wajahnya terlihat tenang saat mengatakan itu.(Tuan Kita tidak bisa bicara di sini. Ada penyusup di perusahaan. Saya ingin memberitahu tentang penurunan saham di De Luca Group.)Mateo terdiam sesaat kala mendengar Gustav berbicara bahasa Russia yang mereka gunakan jika tengah membicarakan sesuatu rahasia. Sesaat Mateo menatap sekelilingnya dengan sudut matanya. Meski dia melihat ke sekitarnya, Mateo tetap menunjukan wajah tenang seperti biasa. Dia tidah terlihat
Read more

Bab 77. Sebuah Pilihan

Selena meringkuk. Di memeluk lututnya dan terus menangis. Sedangkan Heera yang duduk tidak jauh dari Selena, menatap malas sejak tadi Selena tidak henti menangis."Apa kau bisa berhenti menangis? Kepalaku pusing melihatmu menangis!" seru Heera yang sudah habis kesabaran."Kau ini sebenarnya siapa? Aku tidak asing dengan wajahmu." Selena menghapus sisa air matanya. Dia menatap ke arah wanita yang duduk tidak jauh darinya. Sesaat Selena terdiam berusaha mengingat wanita itu. Pasalnya dia seperti pernah melihat wanita itu."Aku rasa kau mengenaliku," jawab Heera dingin dengan nada angkuhnya.Selena kembali terdiam. Dia tampak berpikir. Namun tiba-tiba saat sesuatu muncul dalam ingatan Selena. Raut wajah Selena berubah menjadi pucat. "K-Kau, Heera Amico. T-Tidak mungkin. Bukannya kau-""Aku masih hidup. Aku adalah kekasih Mateo. Aku yakin Mateo datang menyelamatkanku. Dan aku pastikan kau dan adikmu mati membusuk di tempat ini," tukas Heera dengan tatapan tajam ke arah Selena."Tidak mung
Read more

Bab 78. Pretending

Flashback on#"Tuan Mateo..."Langkah Mateo terhenti kala dia mendengar ada yang memanggilnya. Dia melirik sekilas ke samping—menatap Gustav berdiri tidak jauh darinya. Mateo tidak menjawab, dia hanya menggerakan kepalanya memberi isyarat agar Gustav masuk ke dalam ruang kerjanya. Gustav mengangguk, dia melangkah mengkuti Mateo masuk ke dalam ruang kerjanya."Ada apa?" Mateo duduk di kursi kebesarannya. Tatapannya kini teralih pada Gustav yang berdiri di hadapannya."Maaf, Tuan. Jika saja bertanya lagi. Tapi kenapa anda meminta saya menghentikan pencarian tentang Nona Heera? Banyak hal yang menurut saja aneh, Tuan. Ada wanita yang tiba-tiba datang mengaku sebagai Nona Heera dan ketika saya mencari tahu, banyak yang belum terungkap. Jika wanita itu memiliki kalung yang sama dengan Nona Heera, itu tidak bisa langsung disimpulkan dia adalah Nona Heera Amico." Gustav berucap tentang apa yang dia pikirkan selama ini. Ada kejanggalan dalam hatinya. Dia yakin ada sesuatu dibalik semua ini."
Read more

Bab 79. Sebuah Kenyataan

"Mateo, kau mau membawaku kemana?" tanya Heera seraya menatap Mateo yang terus fokus melajukan mobilnya. Dia sedikit bingung karena Mateo membawanya masuk ke dalam sebuah hutan. Sedangkan harusnya mereka menuju kota."Nanti kau akan tahu," jawab Mateo dingin tanpa mengalihkan pandangannya pada Heera.Heera mengerutken keningnya. Dia hendak kembali bertanya. Namun, dia memilih mengurungkan niatnya. Kini dia bersandar di lengan kekar Mateo. Sudah sejak tadi dia ingin berada dalam dekapan Mateo. Mateo pun hanya diam kala Heera menyandarkan kepalanya di lengannya.Tak berselang lama, mobil Mateo berhenti di tengah hutan yang gelap. Heera langsung menatap ke sekelilingnya, melihat dirinya dan Mateo berada di sebuah hutan. Raut wajah Heera sedikit bingung. Pasalnya, hutan ini banyak pohon besar dan suara-suara aneh yang membuat hutan ini terlihat begitu seram. Namun Heera memilih untuk bersikap tenang. Karena dia tahu Mateo pasti akan melindunginya."Turunlah," ucap Mateo dingin."Mateo, ke
Read more

Bab 80. Karena Aku Mencintamu Meski Kau Tidak Memilihku

Denis melangkahkan kakinya mendekat ke arah Miracle dan Selena. Tatapannya begitu tajam dan lekat menatap wanita cantik yang berada di hadapannya. Selena yang sejak tadi memeluk lengan Miracle dengan kuat. Sedangkan Miracle terlihat begitu tenang kala Denis mendekat ke arahnya."Mirace Geovan, bagaimana perasaanmu ketika suamimu memilih kekasihnya dari pada kau?" Denis menyeringai menatap Miracle dan mengatakan itu dengan penuh ejekan."Jika suamiku memih kekasihnya. Lalu apa urusannya denganmu?" Miracle mengangkat wajahnya, menantang Denis yang berani mengejeknya itu."Well, kau rupanya begitu sombong, Miracle." Denis mendekat, dia menarik kasar dagu Miracle. "Bagaimana kalau aku melenyapkan kesombonganmu? Aku memberikanmu dua pilihan. Kau ingin aku lebih dulu mencicipi kulit mulusmu atau kau ingin aku lebih dulu mencicipi kulit mulus kakakmu?"Miracle tersenyum sinis. "Kau pikir kau bisa dengan mudah menyentuhku dan kakakku? Kau tidak mengenal diriku dengan baik."Denis mengangkat s
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status