Semua Bab Hanya Wanita Pengganti : Bab 61 - Bab 70

195 Bab

Bab 61. Berpamitan

Mateo melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang, memasuki gedung apartemen tempat dimana dia dan Miracle tinggal. Setelah memarkirkan mobil, Mateo dan Miracle turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam lobby apartemen."Mateo, acara jamuan makan malamnya jam berapa?" tanya Miracle sambil memeluk lengan Mateo saat memasuki lobby apartemen."Jam tujuh malam," jawab Mateo."Kalau begitu aku harus segera memilih gaun yang akan aku pakai malam ini," balas Miracle sembari memikirkan gaun apa yang akan dia pakai malam ini."Miracle," Suara bariton memanggil nama Miracle cukup keras, membuat Miracle dan Mateo langsung mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu.Seketika kening Miracle berkerut, menatap sosok pria yang melangkah mendekat. Sedangkan Mateo, menghunuskan tatapan tajam kala melihat sosok pria itu. Kini Mateo menarik tangan Miracle, merapat ketubuhnya. Dia seolah menunjukan Miracle hanya miliknya."Apa kabar, Miracle?" tanya pria itu dengan ramah seraya menatap lembut M
Baca selengkapnya

Bab 62. Apa kita Pernah Bertemu Sebelumnya?

Mobil yang membawa Mateo dan Miracle mulai memasuki lobby hotel, tempat di mana undangan makan malam. Mateo lebih dulu turun dari mobil, dia membukakan pintu mobil untuk Miracle. Miracle pun menyambut tangan Mateo. Kilatan kamera memenuhi area lobby. Sejak tadi para wartawan terus mengambil gambar Miracle dan Mateo yang tampak begitu mesra dan serasi.Tak berselang lama, sebuah mobil memasuki area lobby. Mateo dan Miracle mengalihkan pandangan mereka ke arah mobil itu. Seketika senyum di bibir Miracle terukir melihat Selena dan Charlotte turun dari mobil. Dia sudah menduga Selena juga akan datang. Sebelumnya Charlotte datang karena Miracle yang menghubungi sepupunya itu. Biasanya jika ada jamuan makan malam seperti ini, Charlotte lebih memilih untuk tinggal di rumah. Kini beberapa wartawan mengarahkan kameranya ke arah Selena dan Charlotte. Mereka terus tersenyum kala wartawan mengambil gambar."Mateo... Miracle..." Selena dan Charlotte melangkah menghampiri Mateo dan Miracle."Ka, di
Baca selengkapnya

Bab 63. Dia...

"Miracle..." Suara bariton memanggil nama Miracle dengan sedikit keras, membuat Miracle langsung mengalihkan pandangannya pada sumber suara itu."Mateo? Kau di sini?" Miracle menatap Mateo yang melangkah mendekat ke arahnya."Kau kemana saja? Aku mencarimu." Mateo membawa tangannya mengelus lembut pipi Miracle."Mateo, tadi aku menabrak seseorang. Pakaiannya tertumpah wine. Aku harus menggantinya, Mateo," ujar Miracle memberitahu."Seseorang?" Kening Mateo berkerut, menatap bingung Miracle. "Siapa yang kau tabrak?""Nona itu-" Baru saja Miracle menunjuk tempat di mana wanita yang dia tabrak berdiri, tapi dia mendapati wanita itu sudah tidak ada. Miracle mengedarkan pandangannya, mencari wanita yang dia tabrak tadi. Namun nyatanya, wanita itu benar-benar sudah tidak ada di sana."Kemana wanita itu?" gumam Miracle. Padahal dia belum mengganti rugi gaun yang tertumpah wine akibat kecerobohannya."Miracle? Kau mencari siapa?" tanya Mateo dengan tatapan lekat pada Miracle."Mateo, tadi ak
Baca selengkapnya

Bab 64. Aku Kembali

"Kau?" Mateo mengeluarkan suaranya, dia menatap tak percaya dengan apa yang dia lihat. Mateo beranjak berdiri, dia hendak mendekat tapi entah kenapa langkah kakinya terasa begitu berat.Wanita itu masih diam, dia tidak bergeming dari tempatnya dan terus menatap iris mata coklat Mateo. Gustav yang masih ada di sana, langsung undur diri kala dia melihat Mateo mematung melihat wanita itu."Aku kembali, Mateo." Suara wanita itu terdengar begitu lembut. Tatapannya menatap Mateo penuh kasih sayang dan kerinduan mendalam. Sedangkan Mateo, dia masih bungkam dan tidak percaya."Kau siapa?" Mateo bertanya dengan raut wajah yang begitu dingin. Pikiranya meyakinkan apa yang dia lihat ini bukanlah orang yang sangat dia kenal.Namun tiba-tiba, wanita itu berlari dan menghamburkan pelukannya pada Mateo. Dia menangis kencang kala berada dalam pelukan Mateo. Mateo masih diam, dia tidak bergerak atau pun membalas pelukan wanita itu."Aku merindukanmu! Aku tersiksa! Apa kau tahu?" Wanita itu kian terisa
Baca selengkapnya

Bab 65. Semua Tidak Lagi Sama

"Heera-""Aku tahu kau tidak pernah mencintai istrimu. Aku tahu pemberitaan di media adalah omong kosong. Kau tidak mungkin semudah itu melupakanku. Aku mengenal dengan baik siapa pria yang aku cintai. Istrimu hanya menggantikan kakaknya yang melarikan diri di hari pernikahan. Kau dan dia bahkan tidak mengenal satu sama lain. Di hatimu akan tetap ada diriku." Heera berujar dengan penuh keyakinan. Sedangkan Mateo masih bungkam tanpa mengatakan sepatah katapun.Mateo menghembuskan napas kasar. "Heera, banyak hal yang kau tidak mengerti." Tidak ada pilihan lain, Mateo tidak mungkin membohongi Heera. Karena jika dia membohongi Heera dengan apa yang terjadi, bukan hanya Heera yang terluka. Namun, Miracle, istrinya akan lebih terluka."Apa yang aku tidak mengerti, Mateo?" tanya Heera seraya melangkah semakin mendekat ke arah Mateo. Tatapannya menatap Mateo penuh dengan kelembutan."Heera, aku sudah menikah," jawab Mateo."Aku tahu." Heera menjeda. "Tapi aku juga tahu kau tidak mencintai ist
Baca selengkapnya

Bab 66. Terpaksa Berbohong

Miracle menatap kesal ponselnya. Dia sudah berkali-kali menghubungi Mateo tapi tetap tidak ada jawaban. Awalnya ponsel suaminya itu aktif, namun sekarang ponselnya tidak aktif. Dia pun sudah menghubungi Gustav, assistant suaminya itu mengatakan Mateo sedang meeting. Walau sebenarnya Miracle benar-benar kesal, tapi mau tidak mau dia harus mengerti keadaan sang suami yang tengah sibuk bekerja.Suara dering ponsel terdengar, Miracle dengan cepat mengalihkan pandangannya ke layar. Namun, dia langsung membuang napas kasar ketika bukan nomor Mateo yang muncul di layar. Melainkan nomor Sean, kakak laki-laki pertamanya yang tengah menghubunginya. Kini Miracle menggeser tombol merah untuk menerima panggilan, sebelum meletakan ke telinganya."Hallo, ka?" jawab Miracle saat panggilanya terhubung."Miracle, kau di mana?" tanya Sean dari seberang line."Aku di rumah, ka. Apa kakak masih di Moscow?""Masih, minggu depan aku baru kembali ke Milan.""Ah, begitu. Nanti kalau kakak sudah pulang, aku ak
Baca selengkapnya

Bab 67. Kecurigaan

"Mateo, hari ini aku ke kantor saja. Aku sudah jauh lebih baik. Lagi pula aku juga meminta assistantku membawakan sample parfume tradisional asli China. Aku bosan di rumah. Jadi aku bekerja saja denganmu." Miracle melangkahkan kakinya, menghampiri Mateo yang tengah fokus pada iPad di tangannya. "Apa kau sibuk sampai kau tidak mendengar ucapanku?" tanyanya kesal seraya menjatuhkan tubuhnya duduk di sofa."Hm, tadi kau bilang apa?" Mateo sedikit terkejut melihat Miracle sudah duduk di sampingnya. Sebenarnya meski Mateo tengah fokus pada pekerjannya, tapi pikirannya terus memikirkan tentang Heera. Tidak bisa dipungkiri sejak tadi malam Mateo tidak bisa tidur tenang. Dia terus memikirkan Heera. Kemunculan Heera tentu tidak pernah dia sangka."Kau itu bekerja atau melamun? Kenapa kau tidak mendengar perkataanku?" Miracle kembali bertanya seraya mengerutkan bibirnya."Maaf, sayang." Mateo meletakan iPad di tangannya ke atas meja. Kemdian menarik tangan Miracle masuk ke dalam pelukannya. "Ta
Baca selengkapnya

Bab 68. Mateo Hanya Milikku!

Miracle memijat pelan pelipisnya, dia sedikit kelelahan membaca dokumen yang diberikan oleh Jordan, assistantnya. Bukan hanya dokumen yang dia periksa tapi beberapa sample parfume yang dia pesan dari China harus dia pelajari. Walau dia sedikit mual mencium aroma-aroma parfume itu. Namun mau tidak mau Miracle harus tetap memilih mana aroma yang paling menjual untuk bisa diproduksi."Jordan, bawakan aku segelas kopi susu hangat. Aroma parfume membuatku sakit kepala," ujar Miracle pada Jordan yang berdiri di hadapannya."Baik, Nona." Jordan menunduk, dan langsung membuatkan kopi susu yang diminta Miracle.Tak berselang lama, Jordan membawakan secangkir kopi susu hangat yang diminta oleh Miracle. Miracle pun langsung meminumnya saat Jordan memberikannya. Terlalu banyak aroma parfume membuat kepalanya sedikit pusing dan mual."Jordan, apa kau sudah membawakan semua sample parfume yang aku minta? Jika masih ada yang belum, kau tolong berikan aku aroma parfume yang lebih soft. Aku sedikit mu
Baca selengkapnya

Bab 69. I Need Space

"Miracle, tunggu. Shit!" Mateo berteriak memanggil istrinya di area lobby. Namun terlambat karena Miracle sudah lebih dulu masuk ke dalam taksi. Dengan cepat Mateo langsung berlari masuk ke dalam mobilnya, mengejar taksi yang membawa istrinya itu. Mateo tidak mempedulikan banyak mata yang menatap dirinya yang mengejar sang istri.Disisi lain, tangis Miracle tumpah di dalam taksi. Dia tidak mampu lagi menahan air matanya. Hatinya begitu sakit dan terluka dengan semua kenyataan ini. Dia tidak menyangka Mateo akan membohongi dirinya. Hal yang membuat Miracle tidak menyangka adalah ternyata Heera masih hidup. Wanita yang begitu Mateo cintai ternyata masih hidup.Bahkan mereka kehilangan bayi mereka saat kecelakaan itu. Sungguh, itu adalah hal yang paling menyakitkan bagi Miracle. Selama ini Miracle berusaha jujur dengan semuanya. Tapi kenapa harus Mateo membohongi dirinya?"Nona, dibelakang ada mobil yang mengikuti kita," ujar sang sopir taksi seraya melirik ke arah spion mobil, memberita
Baca selengkapnya

Bab 70. Kau Hanya Masa Lalu

Suara dering ponsel terdengar. Miracle yang tengah tertidur pulas harus terbangun karena dering ponselnya yang tak kunjung berhenti. Miracle membuka mata, dia mengerjap beberapa kali. Matanya masih sembab akibat semalaman dia menangis.Tatapan Miracle teralih pada ponselnya yang terletak di atas nakas. Dia mengambil ponsel itu dan menatapnya ke layar. Seketika kening Miracle berkerut, menatap nomor telepon rumah lamanya. Tidak biasanya ada telepon dari rumah lamanya. Miracle menggeser tombol hijau untuk menerima panggilan, sebelum kemudian meletakan ke telinganya."Ya," jawab Miracle saat panggilan terhubung."Selamat pagi, Nyonya Miracle. Maaf memgganggu anda, Nyonya," ujar sang pelayan dari seberang line."Ada apa?" tanya Miracle langsung."Begini, Nyonya. Ada seorang wanita yang memilki wajah begitu mirip dengan Nona Heera datang. Dia ingin mengambil barang-barang miliknya yang ada telah saya letakan ke gudang. Jujur saya tidak mengerti, Nyonya. Apa wanita ini kembaran Nona Heera?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status