Miracle menatap kesal ponselnya. Dia sudah berkali-kali menghubungi Mateo tapi tetap tidak ada jawaban. Awalnya ponsel suaminya itu aktif, namun sekarang ponselnya tidak aktif. Dia pun sudah menghubungi Gustav, assistant suaminya itu mengatakan Mateo sedang meeting. Walau sebenarnya Miracle benar-benar kesal, tapi mau tidak mau dia harus mengerti keadaan sang suami yang tengah sibuk bekerja.Suara dering ponsel terdengar, Miracle dengan cepat mengalihkan pandangannya ke layar. Namun, dia langsung membuang napas kasar ketika bukan nomor Mateo yang muncul di layar. Melainkan nomor Sean, kakak laki-laki pertamanya yang tengah menghubunginya. Kini Miracle menggeser tombol merah untuk menerima panggilan, sebelum meletakan ke telinganya."Hallo, ka?" jawab Miracle saat panggilanya terhubung."Miracle, kau di mana?" tanya Sean dari seberang line."Aku di rumah, ka. Apa kakak masih di Moscow?""Masih, minggu depan aku baru kembali ke Milan.""Ah, begitu. Nanti kalau kakak sudah pulang, aku ak
Baca selengkapnya