Di rumah Jia. Dia baru saja menemani Anya gosok gigi, lalu mengajak putrinya itu untuk tidur.“Sudah gosok gigi, sekarang berdoa dulu, lalu tidur,” ucap Jia seraya menarik selimut untuk menutupi kaki Anya.Anya mengikuti apa yang dikatakan Jia. Dia berdoa lalu setelahnya menatap Jia lagi.“Mama, janji kita bakal balik ke sini lagi, kan?” tanya Anya seraya memegang ujung selimutnya.Jia menanggapi ucapan Anya hanya dengan seulas senyum.“Mama, Anya suka Paman Daniel. Dia baik, perhatian, sayang Anya juga. Kenapa papanya Anya nggak seperti Paman Daniel?”Jia terdiam mendengar ucapan Anya karena terkejut, tetapi setelahnya dia mencoba tersenyum.“Anya jangan membandingkan, ya. Setiap orang punya karakter sendiri-sendiri, jadi anggap saja memang Anya belum dapat papa terbaik seperti teman Anya yang lain,” ujar Jia mencoba memberi pengertian sebisanya.Anya memejamkan mata, tetapi bibirnya masih berucap, “Kalau boleh minta sama Tuhan, Anya mau papa seperti Paman Daniel, ya. Atau seperti pa
Terakhir Diperbarui : 2025-01-12 Baca selengkapnya