Home / CEO / Gadis Malam Penakluk CEO Dingin / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Gadis Malam Penakluk CEO Dingin: Chapter 31 - Chapter 40

70 Chapters

Bab 31. Perang Dimulai

"Kau masih mabuk, Jonas. Sebaiknya kembalilah beristirahat.""Elora, aku menginginkanmu...""Jonas, ini bukan dikamar," jawab Elora menahan tangan Jonas yang mulai menjelajah tubuhnya dan meraba-raba di setiap bagian sensitifnya."Tapi, aku sudah tidak tahan..."Plak! Plak!Sektika tamparan keras Rini mendarat di pipi Elora yang sedang duduk di samping Jonas dan berusaha menyadarkan Jonas. Wajah Elora terhenyak, bukan hanya karena rasa sakit fisik, tetapi juga karena keterkejutan dan rasa tidak percaya. Di sampingnya, Jonas masih setengah mabuk, terhuyung di sofa, tidak sepenuhnya menyadari apa yang baru saja terjadi."Dasar jalang! Lihatlah apa yang kau ajarkan kepada anakku! Pelacur sialan!"Elora masih diam, dia tidak bisa konsen dengan semuanya. Tamparan Rini itu sangat mengejutkan."Kau! Kau yang membuat anakku seperti ini!" teriak Rini, matanya penuh amarah. "Kau perusak! Kau yang membuat Jonas kehilangan kendali!"Elora tidak memberikan perlawanan. Dia hanya diam, menatap lant
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 32. Jembatan Antara Kita

Di kantor EL Company...Jonas melangkah keluar dari kantornya di EL Company dengan perasaan puas. Perusahaan yang ia pimpin perlahan-lahan mulai berkembang, berkat produk yang dikembangkan bersama Anthony Cess, investor dari Cess Company. Produk mereka telah sukses di pasar dan mulai menyaingi Zein Company."Ternyata Elora cukup hebat. Dia bisa menarik investor yang tepat," ujar Jonas sambil tersenyum."Sekarang Papi bisa melihat bagaimana perjuanganku."Di dalam hatinya, ada perasaan yang semakin kuat—cintanya kepada Elora, istrinya. Hubungan mereka awalnya penuh tantangan, tetapi semakin hari, Jonas semakin yakin bahwa Elora adalah orang yang tepat untuk mendampinginya, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam bisnis.Jonas tidak pernah peduli seperti apa masa lalu Elora.Pada saat itu...Di ruang tamu rumah besar keluarga Zein, Rini duduk dengan wajah penuh kekhawatiran. Pikirannya terus dipenuhi bayangan buruk tentang Elora."Jonas, kita perlu bicara," ujar Rini ketika putranya
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Bab 33. Terlalu Cemen

"Apa kau mulai menyadarinya, Matheo?"Elora berdiri di depan cermin, mematut dirinya dengan teliti sambil tersenyum.Sebuah pesan dari Matheo Zein, Matheo meminta pertemuan di sebuah tempat rahasia, dan meski hati kecilnya merasakan bahaya, ia tak bisa mengabaikan undangan itu begitu saja. Sementara itu, suasana rumah semakin tegang sejak pagi. Rini, ibu mertuanya, sudah mencium ada yang tidak beres. Setiap gerak-gerik Elora tak pernah luput dari tatapan tajam Rini, yang sejak awal tidak menyukai kehadirannya dalam keluarga Jonas.“Jonas takkan tahu soal ini,” pikir Elora, mencoba meyakinkan dirinya sendiri.Namun, ketika ia melangkah ke ruang tamu, siap untuk keluar rumah, Rini yang duduk di sofa langsung menatapnya dengan sorot mata penuh kecurigaan. Wanita paruh baya itu meletakkan buku yang sedang dibacanya dan melipat tangannya di dada."Kau mau pergi ke mana, Jalang?" tanya Rini dengan nada mencurigakan.Elora mencoba tersenyum, menjaga sikap tetap tenang. "Ada urusan di luar,
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more

Bab 34. Aku Tidak Takut!

Di jalan sepi itu, Elora berusaha menenangkan dirinya. Pikirannya kalut, namun wajahnya tetap memperlihatkan keteguhan yang tegar. Ia memandang Matheo, ayah mertuanya, yang tampak tersenyum tipis dengan pandangan yang tak biasa.“Aku memang sengaja menghentikan mobilmu seperti ini,” ujar Matheo dengan santai, sementara matanya memperhatikan setiap gerak-gerik Elora. “Hanya ingin menguji seberapa berani kau, Elora. Tampaknya, kau tak takut, ya?”Elora mengangkat dagunya, meskipun hatinya terasa sedikit cemas. “Tidak ada yang perlu ditakutkan, Papi Mertua. Anda mungkin ayah dari suamiku, tapi itu bukan alasan untuk menghentikan mobilku secara mendadak di jalan sepi seperti ini.” Ia menekankan setiap kata dengan suara mantap, mencoba memberi batas jelas pada situasi.Matheo mendekatkan dirinya hingga jarak di antara mereka hanya tinggal beberapa inci. Elora merasakan desahan napas pria tua itu di belakang telinganya, membuat bulu kuduknya meremang. "Jonas beruntung memiliki wanita sepert
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 35. Kancing Baju

Matheo hanya terdiam sesaat, tampak terkejut dengan keteguhan Elora. Setelah beberapa detik yang terasa seperti seumur hidup, akhirnya ia mengendurkan genggamannya dan mendesah. "Baiklah, Elora. Kau menang untuk kali ini."Dengan kasar, Matheo membuka pintu mobil dan membiarkan Elora keluar. "Tapi ingat, Elora, ini belum selesai. Kau akan menyesal menolakku."Elora turun dari mobil tanpa sepatah kata pun. Ia menatap Matheo sekali lagi, lalu melangkah menjauh dengan cepat. Ia merasa marah dan terluka, tetapi juga lega karena berhasil keluar dari situasi mengerikan itu.Elora melangkah menjauh dari mobil, mencoba mengatur nafas yang masih tersengal akibat kejadian tadi. Tubuhnya masih bergetar, campuran antara amarah, ketakutan, dan keteguhan hati yang menyelimutinya. Dia mengulurkan tangannya, menyentuh lehernya yang terasa kaku, seolah ingin menghapus sisa-sisa perasaan tak nyaman yang ditinggalkan oleh Matheo. Langkah-langkahnya mantap, meski jantungnya masih berdebar kencang.Malam
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 36. Provokasi Matheo

"Terserah, siapa yang kau percaya!"Elora duduk di sofa dengan wajah yang lelah, memijat pelipisnya perlahan. Dia baru saja mengalami hari yang buruk. Dan sekarang harus berhadapan dengan Jonas dan Rini."Benarkah yang dikatakan Mami? Kau kembali… melayani pelanggan?" tanya Jonas dengan nada penuh keraguan. Matanya terfokus pada Elora, seolah mencari jawaban di dalam tatapan istrinya. Meskipun dia ingin abai dan tidak peduli, tapi nyatanya dia merasa tidak rela kalau tubuh Elora di jamah orang lain.Elora mendesah panjang, menatap Jonas tanpa mengalihkan pandangan. "Jonas, kalau kau tidak mempercayai aku, itu hak kau. Tapi yang harus kau tahu, aku tidak kembali menjadi wanita malam. Aku ada keperluan pergi hari ini," katanya tegas, meskipun nada suaranya terdengar letih.Jonas terdiam. Matanya berkaca-kaca seakan terjebak di antara kepercayaan dan kecurigaan. Di sebelah mereka, Rini menyilangkan tangan di dada dengan ekspresi penuh kemenangan."Elora, anak muda sepertimu tidak pantas
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 37. Saat Cinta Mulai Tumbuh

Elora sedang menyiram bunga di halaman belakang rumah ketika Jonas datang menghampirinya. Sejak percakapan panjang mereka beberapa hari lalu, Jonas memang berubah. Setiap saat, dia selalu berusaha menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya kepada Elora"Elora, sudah sarapan?" tanya Jonas sambil tersenyum lebar, tangannya membawa segelas jus jeruk.Elora tersenyum tipis. "Sudah. Kau sendiri? Biasanya kamu buru-buru ke kantor." Elora juga berusaha menyeimbangkan perhatian Jonas.Jonas menggeleng. "Hari ini aku mau habiskan pagi sama kau dulu. Sudah terlalu lama aku sibuk dan aku akan memulai pernikahan ini secara sungguhan.""Ada apa?" tanya Elora."Gak ada. Aku hanya ingin pernikahan yang sempurna.""Bukankah kita memiliki perjanjian?" "Lupakan itu.""Gimana EL Company? Perusahaannya semakin maju." Elora mengalihkan pembicaraan.Jonas mengangguk bangga. "Ya, sejak beberapa bulan terakhir, perkembangan EL Company cukup pesat. Bahkan, kita sudah hampir mengalahkan Zein Company."Elora t
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Bab 38. Langkah Pertama Sukses

"Aku tidak memiliki maksud apa-apa, Jonas.""Haruskah aku percaya?" tanya Jonas."Itu hak mu."Hingga mereka pulang dari EL Company, tidak ada lagi pembicaraan antara keduanya.Malam harinya...Di dalam kamar, suasana terasa tegang. Jonas dan Elora duduk berhadapan, tapi mata mereka tak pernah saling bertemu. Elora menatap lantai, sementara Jonas memandangi tangan yang ia genggam erat di pangkuannya, bingung harus berkata apa. Rasanya semua sangat mendadak. Kala dia dengan keyakinan penuh mengajak Elora memulai kehidupan yang baru, saat itu dia mengetahui hal yang benar-benar diluar kuasanya.Jonas menjadi bimbang, hubungannya dengan Elora tidak akan berjalan mulus. Diantara mereka akan ada saling kecurigaan.“Elora,” suara Jonas akhirnya memecah keheningan. “Aku... aku benar-benar tidak tahu harus berpikir apa sekarang.”Elora menghela nafas panjang. “Aku tahu, Jonas. Mungkin ini semua terasa sulit dimengerti. Aku bisa merasakannya. Tapi... aku tidak pernah berniat menyakitimu.”"Ki
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 39. Sandiwara Elora

Keesokan harinya...Elora duduk di pinggir ranjang, menatap lantai dengan tatapan kosong. Saat itu juga, Jonas masuk ke kamar, langkahnya terdengar berat dan ragu.“Elora...” panggilnya pelan.Elora menoleh, berusaha tersenyum meski matanya terlihat lelah. “Ada apa, Jonas?”Jonas mengusap tengkuknya, tampak sedikit bingung. “Aku cuma... ingin bicara lagi.”Elora menghela napas, menepuk kursi di sampingnya sebagai isyarat agar Jonas duduk. “Baiklah, kita bicara lagi.”Setelah duduk, Jonas terdiam sejenak. Akhirnya ia berkata, “Aku masih merasa aneh, Elora. Kenapa semua hal tentang keluargamu terasa seperti misteri?”Elora menggigit bibirnya, tampak bingung mencari kata-kata yang tepat. “Aku tidak pernah bermaksud menyembunyikan apa pun, Jonas. Aku hanya... aku tidak ingin masa laluku menjadi beban di hidup kita.”“Tapi bagaimana jika itu berhubungan langsung dengan keluargaku?” Jonas menatapnya tajam, masih ada kecurigaan di matanya. “Bukankah seharusnya aku tahu? Aku berhak tahu!”“Jo
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 40. Diikuti

Elora duduk di keluarga tamu rumah keluarga Zein, tersenyum manis kepada Rini, ibu mertuanya yang selalu menatapnya dengan kecurigaan. Dalam hati, Elora menahan senyum penuh kepuasan. Rini tak pernah menyukai kehadirannya, dan itu membuat Elora semakin menikmati peran yang ia mainkan.“Elora, kau pasti tahu, kan, keluarga Zein ini punya standar yang tinggi. Kau... kau yakin bisa menyesuaikan diri?” tanya Rini dengan nada tajam.Elora tersenyum lembut, berusaha terlihat tulus. “Mami, aku hanya ingin menjadi istri yang baik untuk Jonas. Aku ingin hidup tenang tanpa masalah. Masa laluku, sudah aku tinggalkan.”Rini mendengus, matanya masih menyipit, menilai. “Kau bilang begitu, tapi entah kenapa aku tidak pernah bisa percaya. Aku selalu merasa kau menyembunyikan sesuatu.”Elora menghela napas, berpura-pura terluka. “Aku mengerti kalau Mami sulit menerimaku. Aku memang datang dari latar belakang yang berbeda, tapi aku sudah berusaha keras untuk berubah. Aku hanya ingin diterima sebagai b
last updateLast Updated : 2024-11-07
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status