All Chapters of Kembalilah Nyonya! Tuan Presdir Sangat Menyesal: Chapter 291 - Chapter 300

470 Chapters

291. Pria Sempurna

Suasana ballroom hotel Bintang lima yang sudah didekorasi dengan nuansa klasik memancarkan kemewahan nan elegan. Lampu kristal besar bergantung megah di langit-langit, memantulkan cahaya lembut yang membuat ruangan terlihat berkilauan.Dekorasi bunga mawar putih dan lilac menghiasi setiap sudut, memberi sentuhan elegan yang tak terbantahkan. Kursi-kursi tamu berjajar rapi, dilapisi kain satin putih dengan pita ungu muda yang serasi.Di tengah suasana khidmat itu, suara lantang penghulu memecah keheningan.“Sah?” tanyanya dengan tegas. Serentak para saksi menjawab, “Sah!” Suara itu menggema, membawa kelegaan dan kebahagiaan yang seolah memenuhi seluruh ruangan.Tak lama, seluruh tamu serempak mengucapkan “Amin,” diiringi senyum dan tepukan tangan yang hangat. Nadya, yang kini resmi menjadi istri Rangga, menundukkan kepala, matanya berkaca-kaca menahan haru. Rangga, duduk di sampingnya, tampak lega dan tersenyum bangga.Momen itu menjadi awal dari kehidupan baru bagi Rangga dan Nadya, d
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

292. Bulan Madu Kedua

Delisa berdiri di sudut ruangan, terpesona oleh sosok Sean yang tengah berbicara dengan Rangga sambil menggendong Brilian. Sean tampak begitu gagah dalam stelan jasnya, dengan senyum hangat yang sesekali menghiasi wajahnya saat Brilian menggeliat di pelukannya.Sean tampak seperti pria sempurna, sosok suami dan ayah yang diimpikan banyak wanita.Tatap mata Delisa tersita pada Sean, membayangkan betapa beruntungnya sang kakak memiliki pria seperti itu di sisinya. Namun, lamunannya tiba-tiba buyar ketika Lila menghampirinya dari arah belakang.“Lisa!” seru Lila dengan antusias, langsung memeluk adiknya.Delisa terkejut namun segera membalas pelukan itu dengan hangat. Lila menatap wajah Delisa penuh kekaguman, lalu berkata dengan nada menggoda.“Kamu cantik banget malam ini. Pasti bakal banyak pria yang tergoda.”Delisa tersipu dan tersenyum kecil mendengar pujian dari sang kakak. Belum sempat Delisa mengeluarkan kata-kata, Lila kembali melanjutkan kalimatnya dengan nada serius.“Tapi in
last updateLast Updated : 2025-01-20
Read more

293. Kamu?

Di belahan bumi lain, Rina duduk di sudut sebuah kafe, laptop terbuka di depannya. Jarinya sibuk mengetik, menyelesaikan proyek terbaru yang memberinya penghasilan cukup besar.Tidak mudah bagi Rina untuk bangkit, kasus yang sempat membelitnya membuatnya kesulitan mendapatkan pekerjaan. Tetapi karena tekad dan skil yang dia miliki akhirnya dia mendapatkan pekerjaan secara remote dari luar negeri.Meski kehidupannya mulai pulih, ada kehampaan yang tak bisa ia abaikan. Hidup sendirian di kota asing membuat setiap detik terasa lebih sunyi.Ia mengambil jeda sejenak, menyeruput kopi yang mulai dingin. Rina membuka media sosial, berharap ada kabar yang bisa menghangatkan hatinya. Tak disangka, sebuah postingan dari akun salah satu kenalan lamanya muncul di linimasa.Foto pernikahan Nadya dan Rangga terpampang jelas. Nadya terlihat anggun dalam balutan gaun putih, sementara Rangga tampak gagah dalam jas formal. Di samping mereka, Sean dan Lila berdiri dengan senyum lebar, mendampingi kedua
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

294. Antara Benci dan Iba

Rina berdiri terpaku, masih gemetar akibat kejadian tadi. Namun, gemetar itu berubah menjadi rasa campur aduk ketika pria berambut gondrong di hadapannya menyebutkan namanya dengan lembut.“Rina, ini benar-benar kamu?”Rina memandang wajah pria itu dengan saksama, dan sebuah nama terlintas di pikirannya. Ryan. Mantan atasannya di Mahendra Securitas, sosok yang dulu begitu ia hormati sebelum akhirnya menjadi sumber malapetaka dalam hidupnya.“Kamu?” ujar Rina dengan suara bergetar, setengah tidak percaya.Ryan tersenyum kaku, matanya dipenuhi rasa bersalah. “Iya, ini aku.”Ryan mengalihkan pandangannya, dia sedang mencari tempat yang lebih nyaman untuk berbicara berdua, selama Rina menenangkan dirinya.“Kita bisa duduk di sana sebentar.” Ryan menunjuk ke sebuah halte. “Kau bisa menenangkan dirimu dulu sebelum pulang.”Sebelum melangkah, terdengar suara notifikasi pesan dari ponsel Rina. Ternyata sopir taksi online membatalkan pesanannya. Mungkin karena dia tadi sempat menghubungi berul
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

295. Merasa Tidak Pantas

Motor matic Ryan berhenti perlahan di depan sebuah tempat kos mewah berlantai tiga. Rina segera turun, merapikan jaketnya, lalu menatap Ryan. Sebelum ia sempat mengucapkan terima kasih, Ryan berbicara lebih dulu.“Sudah malam, cepat masuk! Aku tidak akan pergi sebelum kamu menghubungiku kalau kamu sudah sampai di kamar dengan selamat," ucap Ryan serius.Rina mengerutkan dahi, merasa sedikit tidak percaya dengan perhatian yang diberikan pria itu. Dia tahu Ryan dulu tidak pernah bersikap seperti ini.“Apa perlu segitunya?” gumamnya, setengah bercanda, tapi Ryan hanya membalas dengan tatapan mantap.“Perlu,” jawab Ryan singkat sambil menggerakkan dagunya seolah menyuruh Rina segera pergi.Rina mendesah kecil, kemudian tanpa banyak bicara lagi, ia melangkah masuk ke dalam tempat kosnya. Kakinya bergegas menaiki tangga, tapi pikirannya masih memikirkan sikap Ryan. Ia tidak tahu harus merasa jengkel atau terharu.Setelah tiba di kamar, Rina meletakkan tasnya dan berjalan ke arah jendela. Di
last updateLast Updated : 2025-01-21
Read more

296. Di Tengah Kesibukan

Sean membuka pintu rumah dengan langkah berat, wajahnya terlihat lelah. Hari-hari ini terasa sangat panjang sejak Rangga memutuskan cuti untuk bulan madu. Semua pekerjaan menumpuk di pundaknya, memaksanya pulang larut hampir setiap malam.Di ruang tamu, Lila duduk di sofa dengan buku di tangan, mencoba mengusir kantuk sambil menunggu suaminya. Begitu mendengar suara pintu, ia langsung menoleh dan tersenyum lembut.“Kamu belum tidur?” tanya Sean sambil melepas jasnya dengan gerakan lamban.“Belum,” jawab Lila. “Aku mau pastikan kamu makan malam dan istirahat dulu.” Lila merasa tidak tenang jika Sean belum tiba di rumah.Sean tersenyum tipis. “Kamu harusnya tidur saja. Jangan terlalu memikirkan aku,” katanya, mendekat dan mengecup kening Lila dengan lembut. “Seharusnya kamu istirahat, bagaimana kalau nanti malam Brili bangun, dan kamu belum sempat tidur?”“Aku bisa menyusuinya sambil tiduran,” jawab Lila sekenanya.Sean tersenyum jahil. “Bagaimana kalau malam ini papanya juga minta disu
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

297. Di Kantor Sean

Lila turun dari lift dengan langkah tenang, mendorong kereta bayi Brilian, tampak bayi itu asik bermain sendiri di di sana. Satu tangannya mendorong kereta bayi Brilian, sementara yang satunya membawa Tas berisi makan siang untuk Sean.Begitu tiba di lobi kantor Sean, resepsionis muda dengan senyum ramah segera menyambutnya.“Selamat siang, Ibu Lila. Pak Sean sudah memberi tahu kami bahwa Ibu akan datang. Mari, saya antar ke ruangannya,” kata resepsionis itu sambil menganggukkan kepala.“Terima kasih,” jawab Lila lembut, membalas keramahan perempuan itu.Resepsionis itu mengambil alih stroller karena melihat Lila yang tampak kerepotan. Lalu mereka berjalan menuju ruangan Sean.Ketika tiba di depan pintu, resepsionis itu memberi tahu, “Maaf, Ibu, Pak Sean sedang ada rapat. Tapi sepertinya tidak akan lama. Ibu bisa menunggu di dalam.”Lila mengangguk. “Tidak apa-apa, terima kasih sudah mengantar.”Sebelum resepsionis itu pergi, Lila menyodorkan sebungkus makanan ringan dari tasnya. “Ini
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

298. Mbak Lila Bahagia?

“Nanti pulang malam lagi?” tanya Lila sambil merapikan pakaiannya.Sean langsung memeluk Lila dari belakang dan melabuhkan kecupan di leher jenjang istrinya. “Pengennya pulang lebih awal, bisa main bareng Brilian lebih lama, dan malamnya bisa memberi nafkah mamanya sepuasnya.”Lila tertawa renyah mendengar ucapan Sean. Lalu dia membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan sang suami.“Kalau main buru-buru, pusingnya saja yang sembuh, kangennya belum.” Sean semakin mengeratkan pelukannya. Ucapan Sean terdengar seperti anak manja yang sedang mengadu kepada ibunya.“Aku akan sabar menunggumu di rumah.” Lila melabuhkan kecupan lembut di bibir Sean.“Mau lebih lama lagi,” ucap Sean dengan suara yang terdengar serak.Sean seperti tidak rela melepas bibir Lila. Tetapi saat dia kembali ingin mencium istrinya, terdengar suara ketukan pintu.Sean menghembuskan napas kasar, lalu melangkah melangkah ke kursinya dengan santai, tetapi sorot matanya memperhatikan pintu yang baru saja diketuk."Masu
last updateLast Updated : 2025-01-22
Read more

299. Di Balik Topeng Delisa

Di sela makan siang di salah satu restoran favorit Delisa, Lila mulai bercerita tentang perjalanan pernikahannya dengan Sean. Delisa, yang awalnya asyik menikmati makanannya, menatap kakaknya dengan penuh perhatian."Pernikahan itu nggak selalu mulus, Lis," Lila memulai. "Aku dan Sean juga pernah melewati masa-masa sulit. Kau pasti sudah dengar dari bapak dan ibu, kalau kami bahkan sempat terpisah karena perceraian."Delisa mengangkat alis, sedikit terkejut. "Tapi sekarang kalian baik-baik saja, kan, Mbak?"Lila tersenyum tipis, matanya terlihat sendu. "Iya, sekarang kami sedang berusaha memperbaiki semuanya. Tapi itu nggak mudah. Ada ego kami yang merasa yang merasa paling benar, masalah dengan orang-orang di sekitar yang mungkin memiliki kepentingan lain."Delisa mengangguk pelan, mencoba memahami. "Apa yang bikin kalian memutuskan untuk kembali bersama?""Brilian," jawab Lila tanpa ragu sambil melirik putranya yang tidur pulas di stroller. “Saat Sean mengetahui aku hamil dia langs
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more

300. Antara Tanggung Jawab dan Luka Lama

Sekar memasuki rumah Sean dengan senyum hangat yang langsung disambut oleh Lila. Di ruang keluarga, Sekar menemukan cucunya, Brilian, yang sedang bermain di bouncer.Wajah Sekar terlihat berseri-seri saat dia mendekati Brilian, mengangkatnya, dan mencium pipinya dengan penuh kasih. "Cucu nenek makin ganteng saja," ujarnya lembut sambil menggendong Brilian.Tak lama kemudian, Sean pulang. Dia menyapa ibunya dengan pelukan hangat. "Mama kelihatan bahagia sekali hari ini," kata Sean. Namun, Sekar hanya tersenyum dan berbisik pelan di telinganya, "Ada yang ingin Mama bicarakan nanti."Setelah makan malam bersama, Sekar mengajak Lila dan Sean berbicara di ruang kerja. Kebetulan, Brilian sudah tertidur lelap di kamar. Suasana mendadak menjadi serius, membuat Sean dan Lila saling bertukar pandang dengan penuh tanya.Sekar memulai pembicaraan dengan nada lembut, tetapi jelas ada sesuatu yang mengganjal dalam pikirannya."Lila, Mama ingin tahu bagaimana kesehatanmu sekarang. Kamu terlihat lebi
last updateLast Updated : 2025-01-23
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
47
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status