All Chapters of KETIKA ART-KU DIPANGGIL MAMA OLEH ANAKKU: Chapter 21 - Chapter 30

50 Chapters

BAB 21

FLASH BACK! Megan sedikit mendekat ke arah satpam yang baru kali pertama dia temui. "Bapak mau duit satu juta dengan cara cepat tanpa capek-capek, gak?" "Ya jelaslah, Mbak! Memang kerjaan apa itu yang gak capek dapat satu juta?" tanggap satpam itu dengan serius, seperti tidak mau percaya. "Bapak kenal Pak Danang? Manager di sini?" Seketika pria di depannya itu mengangguk makin penasaran. Megan pun mengatakan bahwa Danang memiliki ponsel rahasia di dalam ruangannya yang selalu disimpan di dalam laci. Itu yang pernah dia dengar. Ia menawarkan satpam itu untuk meletakkan ponsel itu di dalam tas Danang tanpa sepengetahuan pria itu. "Jadi gimana, Pak? Setuju?" "Hmmm ... tambah lagi lah, Mbak. Pasalnya saya tidak pernah masuk ruangan kerja. Akan sangat mencurigakan jika sa
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

BAB 22

Nyeeees hati Safira. Wanita itu merasa kepalanya terasa seperti sudah tidak di tempatnya. Sesuatu yang berusaha dia sangkal ternyata benar-benar terjadi. Suaminya sudah menggadaikan kesucian pernikahan mereka. Janji suci mereka telah luntur dan habis. "Maafkan aku, Bunda," lirih Rio menatap tanpa kedip pada ibunya. Safira mengangguk sembari mengusap pipi putranya. "Tidak apa-apa, Nak. Tidak apa-apa." "Aku gak mau Bunda sedih." Safira menanggapi putranya dengan berusaha tersenyum. "Aku gak mau Bunda bertengkar dengan Papa." Safira menggeleng. "Tidak. Kami tidak akan bertengkar. Bunda pastikan itu," lirih Safira terus mengelus pipi Rio. Bukan waktunya dia menjadi lemah dan meratap terus. 'Kalian berdua tel
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

BAB 23

Uuuppps! Safira menutup mulutnya seolah kaget ponselnya jatuh. Secepat kilat dia langsung memungut benda pipih itu. Tak luput, Danang juga refleks bergerak akan meraih hpnya namun Safira tentu saja lebih dulu berhasil. "Maaf, Mas! Hp rahasiamu sampai jatuh begini." "Bagaimana bisa hp itu ada di tanganmu, Fir?" Safira mencebik mengejek, menutupi sakit hatinya. Begitu sangat panik, sampai-sampai pria itu menyebut namanya langsung. Sesuatu yang jarang sekali dia dengar dari mulut suaminya. "Loh kenapa? Kan suamiku juga yang punya." Safira pura-pura mengaktifkan layar ponsel itu. Untung saja tidak menggunakan kunci jadi mudah dia mengaksesnya. Seperti kilat, Danang langsung mencoba merampasnya namun Safira tentu saja tidak membiarkan itu dengan mudah. "Berikan hp itu!" "Tidak," jawab Safira menatap tajam. "Safira!" Danang mengangkat tangannya seperti akan menampar wanita itu. Safira justru menengadahkan wajah seperti menantang. Pak Rahmat dan Bu Andin tegang luar biasa. Se
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

BAB 24

"Megan adalah istriku dan dia berhak menjadi bagian dari keluarga ini. Jadi kalian harus menerimanya jadi menantu juga. Aku sudah menikahinya bukan menzinahinya seperti yang kalian duga. Aku bukan pezina!" "Danang!" teriak Pak Rahmat benar-benar marah. "Ooh ya Allah. Anakku sudah gila," jerit Bu Andin memukul dadanya. Pak Rahmat panik melihat istrinya drop. Ia langsung mendekati Bu Andin dan merangkulnya. Tiba-tiba terdengar suara teriakan Rio memanggil ibunya. "Bunda!" "Den! Den Rio! Jangan Den!" seru Mimi mencoba mengejar Rio yang mendekati ibunya. Amira juga sedang digendongnya. Namun langkah Mimi terhenti dan dia terpaksa menjauh dari arena itu. Rio sudah sampai pada ibunya. "Bunda, jangan nangis, Bunda. Jangan cerai, Bunda," ucap Rio menghambur memeluk Safira. Anak laki-laki itu sesegukan. Tangis Safira makin pecah. Sekarang rumah tangganya di ambang kehancuran dan tentu saj
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

BAB 25

"Bun, aku minta maaf. Tolong lihat sisi lainnya jangan hanya sisi yang membuat kamu merasa tersakiti." Safira melototkan matanya saat Danang mencoba meraih lengannya. Keduanya berhenti di garasi mobil mereka yang cukup luas, yang diisi dengan tiga mobil. Mobil Danang, Safira dan satu mobil fasilitas kantor untuk Danang. "Aku tidak sampai berzina, Bun. Aku menempuhnya dengan cara halal." "Halal katamu, Mas? Dengan menyembunyikan pernikahanmu di belakangku, menikah tanpa meminta izinku. Masih bisa dikatakan halal? Kamu sudah zolim padaku, Mas!" "Oke, aku minta maaf tapi kalau aku izin pun, kamu pasti tidak akan memberikan izin." "Kamu laki-laki memuakkan, Mas. Jijik aku sama kamu." "Bun .... ayolah. Aku janji akan lebih mementingkan kamu daripada Megan. Aku minta maaf banget lo!" Danang mencoba mengiba. M
last updateLast Updated : 2025-02-23
Read more

BAB 26

Belum sempat Megan berteriak, tubuhnya yang sudah tersudutkan di dinding kos-kosan itu sudah lebih dulu ditangkap Pak Burhan. Sekuat tenaga, Megan berusaha memberontak. Mulutnya ingin berteriak keras namun sudah tak mampu. Pria itu langsung menutup mulut Megan dengan sapu tangan yang dia punya bahkan tak segan dia memukul kepala Megan hingga wanita itu lemas tak berdaya untuk memberontak. Dengan cepat, kedua tangan Megan diplintir ke belakang lalu diikat dengan kain panjang tipis yang sudah disiapkan. "Andai aku bisa mengulang waktu, aku akan membunuhmu sebelum kamu menjadi dewasa seperti ini. Ternyata anak yang selalu menjadi alasan Mar mendapatkan belas kasihanku justru menggerogoti kebahagiaan putriku sendiri. Memang kurang ajar kamu, Megan." "Akkkh! Akkkkh!" Hanya suara erangan yang keluar dari mulut Megan. Wanita itu berusaha memberontak sekuat tenaga. Megan pasrah saat tubuhnya diseret mendek
last updateLast Updated : 2025-02-24
Read more

BAB 27

"Pak Burhan! Lepaskan istrinya Mas Danang!" Pak Burhan gelagapan. "Cepat, Pak!" lanjut Safira. Pak Burhan langsung mendekati Megan dan melepaskan ikatan di tangan juga kain di mulut wanita itu. Megan berusaha berdiri namun pandangannya bukan hanya buram tapi gelap bersamaan dengan telinganya terasa berdenging hebat. Megan ambruk. Ia tak sadarkan diri. "Megan!" seru Danang langsung menepis tangan Safira lalu mendekati istri keduanya itu. Danang panik luar biasa melihat darah yang terus mengucur di hidung Megan. Ia mengangkat kepala wanita itu lalu mengusap wajah Megan dengan kasar. "Megan! Megan! Bangun! Aku sudah datang!" Mendapati istri keduanya tidak merespon, Danang langsung memapahnya keluar. Pak Burhan refleks mengikuti mereka dan membuka pintu mobil Danang. Setelah meletakkan Megan di belakang, Danang menoleh pada mertua dan istrinya. "Kalau sampai terjadi apa-apa dengannya, aku akan membawa ini ke ranah hukum. Ini adalah tindakan kriminal." Bu Sartini hanya
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

BAB 28

Satu Minggu Megan dirawat, kondisinya jauh membaik. Ia semakin manja dan tak mau jauh dari suaminya. Danang full menginap menemani Megan. Sama sekali dia tak pulang ke rumah. Di kantor pun dia hanya sebentar lalu kembali ke rumah sakit karena Megan selalu mengeluh sakit. "Mas, janji sama aku, kamu gakkan meninggalkanku." "Iya, Sayang. Sekali lagi, Maaf, kemarin aku datang terlambat." "Gak apa-apa, Mas. Aku seneng kamu datang. Ikatan batin kita ternyata kuat. Aku bahagia." "Ibu mertuaku kelewatan. Rasanya ingin kubawa saja ini ke pengadilan," ujar Danang memburu. "Jangan, Mas. Aku dan anak kita baik-baik saja. Kuanggap ini sebagai resikoku merebut menantunya," ujar Megan. Sebenarnya ia pun ingin melaporkan Bu Sartini ke polisi tapi dia takut, justru akan menyulut emosi ibunya. Mbok Mar sudah memperingatinya dan memintanya untuk bersabar. **"
last updateLast Updated : 2025-02-27
Read more

BAB 29

Flash Back Chat via WA [Tolong aku, Cit. Aku benar-benar butuh bantuanmu. Apa pun resikonya, aku tanggung. Ini demi anak-anakku.] Safira [Ini beresiko, Fir. Aku gak berani] [Aku akan bayar kamu, Cit. 10 juta.] Cukup lama tak ada balasan dari Citra dan itu membuat Safira mondar mandir, menarik napasnya tak lega. Ia harus bisa mengalihkan isi rekening Danang ke rekeningnya. Meskipun dengan cara yang culas. Yah, seperti dia menganggap pria itu sudah mati dan meninggalkan warisan. Sejauh itu Safira berani bertindak. Tiba-tiba ponselnya bergetar. [Asal kamu bisa menyiapkan semua berkasnya. Aku siap, Fir.] Citra [Oke. Kirimkan saja berkas apa saja yang dibutuhkan.] balas Safira dengan penuh semangat. Ia tahu, Citra akan sulit menolak tawarannya. [KTP ahli waris dan KTP pemilik rekening, buku tabungan, surat kematian, dan surat keterangan ahli waris.] Citra Safira mengangguk-angguk membaca berkas-berkas yang dia butuhkan untuk memindahkan isi rekening suaminya ke rekeningnya. Ta
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more

BAB 30

"Mana ini, dimana buku itu?" tanya Danang pada dirinya sendiri. Dia tahu, Safira belum pulang. Kedua anaknya pasti di rumah nenek mereka. Ia melihat jam tangannya. Sudah jam dua siang. Bank tutup biasanya jam 4 sore. Tanpa buku rekening, ia tidak akan bisa mengadukan keluhan. Semua isi laci dihamburkan oleh Danang, tumpukan buku, pernak pernik bahkan di setiap kantung tas ranselnya ia cek, namun nihil. Dingin kulit tubuh Danang membayangkan uang hampir setengah milyar miliknya tak bisa diakses. "Dimana buku rekeningku?" Tiba-tiba ia mengingat sesuatu. Seharusnya di laci ini, memang ada buku rekeningnya dan .... "Rekening Safira. Dimana? Dimana rekening Safira? Apa itu artinya ...?" Danang berpikiran cepat tapi ia menyangkal. Safira tidak akan bisa melakukan apa pun dengan buku rekeningnya. Namun terlepas dari itu, ia harus memastikannya. Segera Danang menelpon nomor istrinya itu. Be
last updateLast Updated : 2025-03-03
Read more
PREV
12345
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status