"Oh iya, Pak Juna. Ini bunga pesanan ..., eh, maaf. Aku salah lagi.""Astaga, kau ini!" Juna mengusap rambutnya kasar."Maaf, tapi sepertinya aku nggak pantas kalau panggil hanya dengan nama aja." "Kalau begitu panggil aku dengan sebutan, Mas!" perintahnya sambil bersedekap tangan.Matanya kini begitu tajam memandang wanita yang hanya menunduk tanpa berani memandang wajahnya."Hah, Ma_Mas?" Rasanya kaku untuk mengucap panggilan itu, pasalnya baru kali ini Naura memanggil sebutan itu pada seseorang."Iya, Mas Juna. Kenapa? Kamu keberatan?" Naura menggeleng cepat."Ya sudah, masuklah. Berikan bunga itu pada pegawai saya.""Ba_baik. Permisi."Tanpa ragu Naura masuk ke dalam, rumah itu terlihat bersih dan mewah, namun ada yang membuat dirinya tercengang yaitu para pekerja sedang melakukan tugasnya di halaman belakang."Astagfirullah hal adzim! Kalau tau gini, aku tadi lewat pintu belakang aja," gu
Read more