Home / Romansa / Mendadak Dilamar Kakak Mantan / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Mendadak Dilamar Kakak Mantan: Chapter 71 - Chapter 80

94 Chapters

71. Rekan Kerja (?)

"Kaira?!"Suara cempreng itu berhasil menghentikan langkah Kaira yang tadinya hendak buru-buru menuju lift untuk naik ke ruangan Davian. Wanita itu memutar tubuhnya perlahan dan mengernyit saat menemukan siapa yang memanggilnya.Seorang wanita dengan rok span selutut dan rambut tatanan bergelombang beserta senyuman liciknya. Tidak, Kaira tidak buta apalagi lupa ingatan. Dia tahu dan ingat jelas siapa wanita yang kini setengah berlari menghampirinya dengan heels 12 sentinya itu. "Benar kamu ternyata!" Wanita itu kembali bersuara dengan sangat riang. Seolah dia menemukan mainan paling menyenangkan yang dapat dia mainkan untuk waktu yang lama.Kaira memutar bola matanya malas, sama sekali tidak berniat menanggapi tapi jika dia pergi begitu saja mungkin akan membuatnya kelihatan seperti menghindar dari sumber masalah. Dia tidak perlu upaya ekstra untuk menemukan gumpalan gempal nan botak yang berjalan dibelakang wanita tadi. Dengan kumis menyebalkannya turut tersenyum miring kearah Kair
last updateLast Updated : 2024-11-12
Read more

72. Davian 'Posesif" Rajendra

Kaira dan Aldo berada dalam lift, menuju lantai teratas perusahaan ini untuk masuk ruangan Davian. Kaira yang sejak tadi berusaha mati-matian menahan emosinya kini menghela nafas beberapa kali. Berusaha membuang setiap emosi buruk yang bersarang dalam dirinya akibat pertemuan dengan dua makhluk tidak tahu malu tersebut. "Apa Bu Kaira ingin saya melakukan sesuatu untuk memberi pelajaran dua orang kurang ajar tadi?" Aldo bersuara meskipun dia berada di belakang tubuh Kaira. Laki- laki itu tidak tuli, dia bisa mendengar nada-nada meremehkan yang dua orang tadi lontarkan pada Kaira. Dia yakin, jika Davian yang mendengarnya pria itu pasti akan lebih murka. "Mereka dari Suditra, kan? Kita memang sedang membuka kesempatan kerja sama dan Hanan Suditra sudah sejak lama menawarkan kerja sama dengan kita. Tapi Pak Davian belum pernah menerimanya," jelas Aldo yang justru menimbulkan tanda tanya di benak Kaira.Memang, seingatnya dulu dia tidak pernah ditugaskan untuk mendekati perusahaan arsite
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

73. Stolen Kiss

Kaira mengerutkan kening lalu mulai mempersiapkan baranh yang turut perlu diboyongnya ke ruang rapat. Hari ini agenda rapatnya adalah mendengarkan presentasi dari beberapa perusahaan rekanan yang menawarkan diri untuk bergabung dengan salah satu mega proyek besutan Davian. Tentu mereka ingin bergabung, ada nama-nama besar terpampang disana yang akan sangat valuable bagi perkembangan bisnis mereka masing-masing.Sebagai seorang asisten pribadi, Kaira wajib mengekori aktivitas Davian dan menyiapkan segala keperluannya. Sebenarnya semua sudah siap sebab Kaira selalu berusaha menyiapkannya minimal H-1. Kalaupun ada yang perlu dia lengkapi lagi di hari final, Kaira tidak akan terlau kewalahan. “Ayo, Pak, mereka pasti sudah menunggu bapak di ruang rapat,” Kaira tersenyum tipis lalu langsung membuang muka. Berjalan mendahului lantas membukakan pintu untuk Davian. Suami sekaligus bosnya itu masih cukup kesal terhadap respon Kaira. Semakin lama mengenal, Kaira rasa suaminya yang dahulu dia a
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

74. Denial

Kaira baru keluar dari ruangan setelah pengumuman projek berakhir. Seluruh peserta sudah keluar dari ruangan. Begitu pula Davian dan Aldo yang masih menjamu pemenang tender yakni Adisaka Corporation yang kedepannya akan bekerjasama dengan mereka dalam mega proyek salah satu konglomerat kelas dunia. Ada beberapa hal yang harus Kaira benahi sebelum dia keluar dari ruangan rapat, itulah mengapa wanita itu keluar ruangan paling akhir. Dia bersiap melangkah membawa catatannya saat secara tiba-tiba seseorang berteriak memanggil namanya. "Kaira!"Tidak perlu mendengar dua kali ataupun bertanya-tanya untuk mengetahui spesies mana yang berteriak macam orang gila. Kaira sebenarnya sudah menduga hal ini akan terjadi, hanya saja tidak menyangka bahwa manusia-manusia memalukan itu masih punya nyali untuk bahkan mencoba merundungnya di tempat yang bahkan bukan kandang mereka. Mau apa lagi mereka berdua? Bahkan cukup niat untuk menunggunya disini selama kurang lebih lima belas menit? "Oh, Bapak
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

75. Kaira dan Atasannya

"Apa seharusnya kamu mengganti pakaianmu?"Davian mengutarakan sebuah pertanyaan yang hampir mirip seperti perintah setelah keduanya sudah berada di pintu masuk pesta. Mereka memang masih berada di dalam mobil, tapi sudah terlambat untuk kembali ke rumah mengganti pakaian atau melakukan hal yang semacamnya."Kalau anda lupa, anda sendiri yang memilihkan gaun ini untuk saya kenakan, Pak Davian," tekan Kaira dengan sebuah senyuman palsu yang menyiratkan kekesalannya. Pasalnya, sudah tidak ada waktu untuk melakukan sesuatu terhadap pakaiannya. Lagipula, pakaian ini tidak salah apa-apa sehingga harus diganti begitu saja, menurutnya.Davian melirik sang istri yang duduk di sebelahnya dengan cermat. Terang saja Kaira nampak cantik. Sialnya, Kaira nampak terlalu cantik yang hampir membuatnya kehilangan ketenangan diri dan merasa tidak nyaman jika laki-laki lain di dalam sana melirik istrinya.Supir telah menghentikan mobil, dan keduanya tinggal turun saja sekarang. Tapi perdebatan kecil itu
last updateLast Updated : 2024-11-22
Read more

76. Menghadapi Hanan Suditra

"Oh, sepertinya kita pernah bertemu, ya?"Kaira berusaha keras untuk tidak memutar bola matanya atau terlihat kesal sedikitpun meski sebenarnya dalam hati dia benar-benar merutuk sebal. Mengapa dunia jadi begitu sempit? Dia yakin ini bukan sebuah kebetulan."Pak Hanan, dia Kaira mantan karyawan kita sebelumnya," ujar Aldo tua yang nampak seolah dirinya berada diatas angin karena mengekori bos besarnya sampai disini. Bertemu dengan dua orang yang sempat membuatnya malu pula. Berharap bisa membalaskan sakit hatinya tempo hari.Hanan Suditra, mantan bos Kaira memicingkan matanya, wajar baginya bila tidak mengingat seluruh karyawan sebab ada terlalu banyak disana. Apalagi Kaira yang notabene hanya karyawan biasa, bukan seseorang yang sering menghadap langsung padanya. Tapi mendengar laporan dari Aldo sebelumnya tentu membuatnya penasaran. Seberpengaruh apa mantan karyawannya sehingga bisa turut mempengaruhi keputusan Davian Rajendra?"Oh ya?" Ada jenis tatapan meremehkan disana. Tapi tent
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

77. Reveal

"Davian!"Keluar kandang singa, masuk kandang buaya.Mungkin itulah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan situasi antara Kaira dan Davian malam ini. Entah bagaimana, namun detik-detik terakhir sebelum mereka bisa keluar dari pesta, keduanya harus berhadapan dengan manusia-manusia yang paling ingin mereka hindari. Pertama drama dengan Hanan Suditra. Sekarang apa lagi? Apa yang akan Tara lakukan setelah memanggil Davian dengan sapaan santai tanpa embel-embel 'pak' di keramaian begini? Apalagi beberapa pandangan serta bisikan dengan mudah jadi terarah pada mereka. Kaira melirik suaminya yang sudah lebih dulu memenangkan kembali ketenangan di wajahnya. Davian nampak tak menunjukkan ekspresi berarti."Aku pikir kamu tidak akan datang!" Tara mendekat dengan senyum dan sapaannya. Netranya berbinar menatap Davian yang masih berdiri di tempatnya. Sementara sedetik kemudian ia langsung melirik Kaira dengan senyumnya yang masih sama."Ah, Mbak Kaira juga ada disini? Apa kamu yang mendapat t
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

78. Sesi Singkat

"Bukankah tadi itu sebuah langkah yang cukup agresif?"Kaira dan Davian berhasil berjalan keluar gedung setelah bertemu sangat banyak orang di dalam pesta. Sebuah pertemuan yang melelahkan yang berhasil menyerap energi bagi dua orang manusia dengan kecenderungan kepribadian 'I" itu. Syukurnya mereka berdua bisa menjaga ekspresi dan tingkah mereka selama berinteraksi dengan beragam jenis orang di dalam acara. Keduanya kini berada di lorong, memperlambat langkah mereka sebab hanya berdua disana. Sebenarnya ada jalan keluar lain yang bisa dengan cepat membawa mereka ke lobby. Hanya saja, Davian untuk beberapa alasan tertentu memilih untuk keluar dari jalan yang satu ini.Pertama karena tidak ingin perjalanan pulangnya tersendat karena bertemu dengan orang yang terpaksa harus disapa. Kedua, dia hanya ingin lebih banyak menghabiskan waktu berdua bersama Kaira. Meskipun sebenarnya mereka bisa punya waktu berduaan setelah sampai rumah. "Aku tidak bisa membiarkan dia membicarakan hal buruk
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

79. Pembalasan (+)

"Lain kali aku akan melarangmu memakai pakaian jenis ini!" Davian meremas pinggang istrinya, memberi sedikit dorongan agar wanitanya tersebut menuju kamar mereka. Mengeluh sepanjang perjalanan sebab malam ini Kaira terlalu cantik dan dia memiliki waktu yang sulit untuk menahan diri. Selain juga menahan diri untuk tidak mencolok satu per satu mata lelaki yang secara terang-terangan menatapi Kaira selama di pesta. Kaira berusaha membendung senyuman tipisnya. Tidak menanggapi sebab dia telah mengatakannya berulang kali bahwa Davian sendiri yang memilih pakaiannya untuk malam ini. Jadi mengapa dia kesal sendiri?Davian menghempaskan tubuh istrinya diatas ranjang mereka berdua. Segera setelah sampai rumah, Davian tidak bisa menahan diri untuk menyerang Kaira. Dia telah menahannya semalaman dan kini tidak ada lagi yang bisa menghentikannya—termasuk Kaira.Tangan besar Davian dengan cepat meloloskan tali gaun istrinya, membuat Kaira terbalut hanya terbalut dalaman dalam sekejap. Matanya t
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

80. Skandal

Ada yang berbeda ketika Kaira datang ke kantor pagi ini. Dia melintas seperti biasa dari pintu depan hingga hendak masuk ruang kerja Davian. Tempat dimana sebentar lagi suaminya itu akan sampai juga sebab mereka berangkat secara terpisah. Namun, Kaira cukup peka untuk menyadari bahwa banyak staf yang melemparkan pandangan aneh ke arahnya sepanjang jalan. Kaira mengernyitkan dahinya bingung. Bahkan selama berada di lift tadi, dia dengan jelas mendengar beberapa orang berbisik menyebut namanya meskipun tidak menjelaskan duduk permasalahan. Menjauhinya dengan raut-raut yang tidak enak. Ada apa? Apa ada sesuatu yang salah di wajahnya atau penampilannya hari ini?Bergegas Kaira sampai di depan pintu ruangan kerja Davian dan meraih compact powder bawaannya, memeriksa penampilannya pagi ini. Tidak menor dan masih seperti makeup biasanya. Ia juga mencium lengan pakaiannya, tidak ada aroma-aroma mengganggu. Sejauh ini sepertinya tidak ada yang aneh, jadi kenapa?Sebagai seorang overthinker,
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status