Home / Romansa / Mendadak Dilamar Kakak Mantan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Mendadak Dilamar Kakak Mantan: Chapter 91 - Chapter 100

104 Chapters

91. Suami Bicara

Kemunculan ayah dan ibu Kaira jelas mengejutkan bagi mereka. Pertama, kasus Aidan ini sebenarnya tengah berusaha ditutupi oleh Bude Mita. Itu sebabnya hanya dia dan Kaira yang tahu tentang ini. Bude Mita memaksa Kaira untuk datang sebab dia yakin Kaira pasti bisa mengurus surat-surat untuk Aidan. Biasanya, Kaira juga tidak akan melibatkan kedua orang tuanya sebab dia tidak pernah ingin menyusahkan mereka.Bude Mita memanfaatkan sikap Kaira yang satu itu untuk diam-diam mendapatkan keuntungannya sendiri.Tapi siapa yang menyangka bahwa seluruh keluarga akan berkumpul disini sekarang? Mendengarkan apa yang seharusnya masih tersembunyi dibawah tangan.Sebelum-sebelumnya, ayah dan ibu Kaira memang tahu bahwa putri mereka turut memberikan uang kepada keluarga budenya itu. Tapi mereka tidak tahu bahwa nominal dan bahkan kejadian semacam ini sampai terjadi. "Kamu sudah tua, tapi masih bersikap tidak tahu malu seperti ini? Kamu benar-benar tidak menganggap kakakmu sendiri, huh?!" Ayah Kaira
last updateLast Updated : 2024-12-14
Read more

92. Diterima Tanpa Syarat

Di dalam mobil yang melaju tenang di bawah langit malam, suasana terasa begitu sunyi. Hanya deru mesin dan desahan napas yang terdengar. Kaira duduk di kursi penumpang, menunduk sambil memeluk tas kecilnya dengan erat. Matanya menerawang kosong, tetapi bibirnya bergetar seperti menahan emosi yang sudah lama membuncah.Davian meliriknya sesekali dari kursi pengemudi. Tangannya yang kuat menggenggam setir dengan tenang, tetapi hatinya gelisah. Ia tahu betul badai yang berkecamuk di dalam hati istrinya. Kejadian di kantor polisi tadi cukup untuk membuat siapa pun terpukul.Dia menyadari seberapa keras Kaira berjuang selama ini. Sayangnya, dia menutup mata tentang apa yang ada dibelakangnya. Bahwa selama ini Kaira masih berjuang untuk keluarganya, bukan sekedar untuk egonya sendiri. Namun justru seperti tidak dihargai?Sejujurnya, Davian pun turut menyalahkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia menjadi suami yang tidak peka terhadap penderitaan istrinya selama ini?“Kaira,” panggil Davian
last updateLast Updated : 2024-12-15
Read more

93. Menginap

Hujan deras mengguyur tanpa henti, menutupi pandangan jalan di depan mereka. Petir sesekali menyambar, disusul oleh gemuruh yang mengguncang udara. Di dalam mobil, Kaira duduk dengan cemas sambil memegang ponsel, mencoba mencari informasi tentang kondisi jalan. Davian, di sisi lain, memegang setir dengan penuh perhatian, memastikan kendaraan mereka tetap aman meski jalanan licin.Saat melewati tikungan tajam, lampu mobil menerangi pemandangan yang membuat mereka terdiam sejenak. Sebuah pohon besar tumbang, melintang di tengah jalan, menghalangi sepenuhnya jalur menuju kota.Davian menghela napas panjang dan menginjak rem, menghentikan mobil dengan hati-hati. Ia menatap Kaira, yang kini menatap balik dengan ekspresi khawatir."Ada jalur alternatif lain, tapi kita harus putar balik cukup jauh," ujar Kaira sembari menggigiti kuku jarinya. "—Apa sebaiknya kita menunggu hujannya reda dulu? Aku khawatir mas akan sangat kesulitan dengan jarak pandang terbatas seperti ini," sambung Kaira kha
last updateLast Updated : 2024-12-16
Read more

94. Makan Tengah Malam

Kaira membalut rambut panjangnya yang basah dengan handuk. Wanita itu keluar dari kamar mandi dan langsung menemukan aroma lezat menguar di seluruh kamar. Di meja, terlihat Davian tengah sibuk merapikan teko listrik yang mungkin sudah sempat pria itu gunakan. Kaira mendekat sebab aromanya berhasil memancing indra penciumannya yang mengirimkan sinyal ke tubuhnya bahwa dia sudah benar-benar lapar sekarang.Davian tersenyum menemukan istrinya berdiri tidak jauh dengan wajah excited. Dia tidak bisa memesan makanan secara room service disini karena ada batasan waktu yang ditetapkan oleh hotel. Untung saja tadi dirinya membelia dua cup mie dan juga beberapa makanan ringan pendamping yang setidaknya bisa mereka makan malam ini. "Ayo makan! Kita belum makan malam tadi," ajak Davian yang kini sudah merapikan dan menyiapkan makanan malam mereka. Meskipun hanya dua cup mie, tapi makanan tambahannya cukup banyak dan Kaira rasa sepertinya cukup bagi mereka. Uap panas mengepul dari cup itu, memenu
last updateLast Updated : 2024-12-17
Read more

95. Warm Night (+)

Kaira terkesiap karena pada saat itu juga Davian mendorongnya hingga bersandar pada dinding. Sementara kaki Kaira dibiarkan menggantung diantara tubuh Davian yang menyelinap di tengah. Malam itu dingin, tapi keberadaan Davian cukup mengirimkan kehangatan yang membuat Kaira semakin nyaman.Davian mencengkram tengkuknya, mendekatkan wajah sebelum mencium Kaira dengan amat intens dan mahir. Memberikan beberapa tarikan bibir yang seolah menantang jiwa jalang Kaira untuk ikut menampakkan diri.Kecap bibir keduanya terdengar memenuhi kamar mandi yang memang tidak terlalu luas. Hampir mengalahkan badai diluar yang seolah mendukung pasangan suami istri itu untuk bercinta.Kaira mengalungkan lengannya, membiarkan Davian terus menggerogotinya. Tentu dengan Kaira yang sama berhasratnya. Saling membelit dan seolah tak ada yang mau mengalah sama sekali. Kepala Kaira ikut miring ketika Davian bergerak mendesaknya. Wanita itu melepaskan suara lenguhannya untuk kesekian kalinya ketika merasakan tang
last updateLast Updated : 2024-12-23
Read more

96. Hadiah Kaira

Davian tertawa saat melihat istrinya keluar dari kamar mandi dengan cara berjalan yang terlihat aneh. Wanita itu sudah kembali mengenakan pakaiannya semalam, rapi dengan makeup seadanya namun tetap cantik. Yang lucu hanya satu, bibirnya yang terus manyun sebab melihat sang suami tengah jelas-jelas menahan tawa kencang saat melihatnya."Ini juga gara-gara kamu, mas!" Sebalnya. Kaira duduk diatas kursi—tentunya setelah susah payah berjalan bahkan tanpa bantuan suaminya. Tapi lelaki yang beberapa tahun lebih tua darinya itu justru menertawakannya. Davian berusaha menghentikan tawanya, pria itu harus menggunakan akal sehatnya untuk sekarang. Tadi dia bablas tertawa namun akhirnya sadar bahwa itu mungkin tidak akan menguntungkannya sama sekali.Maksudnya, ini bahkan bukan kali pertama, kedua, ataupun ketiga, tapi Kaira masih sama seperti biasa. Paham maksudnya, kan?Sebenarnya, salah siapa? Davian memang tidak bisa menahan diri ketika melihat istrinya. Apalagi saat semalam Kaira berinisi
last updateLast Updated : 2024-12-25
Read more

97. Ibu Kos

Kaira mengerjapkan matanya tidak percaya. Dia tidak salah dengar, kan?Lahan Madika yang merupakan salah satu proyek mereka, ternyata justru Davian siapkan untuk dimiliki atas nama Kaira. Wanita itu bahkan tidak punya sedikitpun clue mengenai hal ini sebelumnya. Davian memberikan kumpulan kunci, membiarkan Kaira menggenggamnya dengan bingung melongo. Masih tidak seratus persen percaya dengan apa yang ada di tangannya dan juga perkataan Davian tadi. Untuknya? Yang benar saja?Melihat Kaira yang masih mematung, Davian dengan gemas menariknya. Pria itu mengarahkan Kaira untuk mengamati lebih dekat kepemilikan barunya. Lelaki itu membuka pintunya dan membawa Kaira masuk untuk memeriksa semuanya secara lebih dekat."Ini tempat yang aku siapkan buat kamu. Kamu pernah bilang ingin punya tempat usaha sendiri, kan? Jadi aku pikir, kenapa nggak aku wujudkan? Ini kos-kosan milikmu sekarang."Kaira terdiam, matanya berkeliling menatap setiap sudut ruangan. Interiornya telah diatur sedemikian rup
last updateLast Updated : 2024-12-29
Read more

98. Saudara Ipar

Ada banyak hal yang terjadi belakangan. Waktu rasanya berjalan begitu cepat dengan beragam kejadian dan plot twist tak terduga yang menyerang kehidupan. Tapi begitulah, namanya juga hidup.Hingga hari ini, Kaira tak pernah mendapatkan panggilan secara personal dari sang bude. Entah apa yang terjadi disana, tapi Kaira yakin ayahnya masih cukup bijak dan tidak akan membiarkan adik semata wayangnya itu hidup susah juga. Jadi, Kaira punya sedikit keyakinan bahwa semuanya baik-baik saja. Hari ini Kaira nampak cantik mengenakan kebaya seragaman yang senada dengan ibu mertuanya. Rambutnya disanggul sederhana dengan makeup yang membuat fitur wajahnya semakin ayu. Gelaran pernikahan hari ini dilangsungkan secara privat, hanya keluarga kedua mempelai dan kerabat dekat saja yang diundang.Yap, sat-set, pernikahan Alvero dan Cindy berjalan mulus sesuai rencana. Suara musik lembut mengisi ruangan resepsi yang dipenuhi dekorasi bunga putih dan emas. Cindy dan Alvero berdiri di pelaminan, tersenyum
last updateLast Updated : 2025-01-01
Read more

99. After Party

Pernikahan siapa, yang lelah siapa. Meskipun Kaira tak banyak bergerak di pesta pernikahan 'adik iparnya' itu, dia tetap merasakan kelelahan super. Wanita yang tengah melepas cepolan rambutnya itu meluruskan kedua kakinya yang lelah setelah turut seharian berdiri mengenakan heels. Kaira belum mengganti kebaya setelan keluarganya, namun rasanya dia hampir tak punya tenaga untuk bahkan membersihkan diri sebelum tidur. Kaira kembali ke kamar hotel bersama dengan sang suami. Memang malam ini keluarga mereka masih stay di hotel sebab acara berlangsung seharian sejak pagi hingga malam. Ini pukul 11 malam—ketika pada akhirnya Kaira bisa kembali ke kamar untuk beristirahat. Sebagai seorang introvert, Kaira rasa energi dirinya tersedot maksimal selama acara. Itu jauh lebih melelahkan daripada aktivitas fisik baginya. Apalagi, statusnya sebagai menantu sulung di keluarga Rajendra membuatnya harus mau tidak mau mempertahankan senyuman di wajah dan turut serta menyapa tamu-tamu keluarga. Bagian
last updateLast Updated : 2025-01-07
Read more

100. Insiden

Suara bel lift berbunyi saat pintu terbuka. Kaira melangkah masuk, menatap lurus ke depan sambil sesekali memeriksa ponselnya. Langkahnya terhenti ketika dia mendapati Cindy sudah berdiri di dalam lift, masih mengenakan pakaian kasual tapi tetap elegan, sisa kemewahan pernikahannya semalam seolah masih terasa.Kaira menarik napas pelan, menyadari situasi ini tak akan mudah. Namun, dia mencoba tersenyum kecil, memecah kecanggungan."Kemana?" Tanyanya sebelum memencet tombol. Cindy bersidekap membuang muka, "Lobi," ujarnya singkat. Kaira mengangguk lantas menekan tombol tujuan mereka yang ternyata sama. Tidak mengherankan sebab pagi ini mereka memang sama-sama harus checkout dari kamar hotel dan menuju kediaman utama. Kaira turun ke lobi lebih lambat daripada suaminya sebab katanya ada yang harus Davian urus lebih dulu. Mungkin juga Cindy memiliki case yang sama sepertinya.Kedua makhluk cantik itu saling membuang muka, hening di dalam ruang tertutup yang entah mengapa terasa sangat l
last updateLast Updated : 2025-01-10
Read more
PREV
1
...
67891011
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status