Home / Romansa / Mendadak Dilamar Kakak Mantan / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Mendadak Dilamar Kakak Mantan: Chapter 81 - Chapter 90

94 Chapters

81. Membuka Status

Davian tengah mengendarai mobilnya saat panggilan dari Aldo masuk. Lelaki itu mengernyit saat mendengarkan laporan dari kaki tangannya itu yang menyebutkan bahwa gosip tentangnya dan Kaira sudah merebak bak jamur di musim hujan. Postingan mengenai ciuman mereka semalam mendapatkan ratusan komentar dari manusia-manusia sok tahu yang cenderung menyudutkan Kaira.Sesuatu yang menurutnya sangat aneh di negeri ini. Ketika ada skandal semacam ini, mengapa orang-orang itu cenderung hanya menyalahkan si pihak perempuan saja?Ada yang menyebut Kaira sebagai pelakor, asisten genit, dan beragam hujatan-hujatan kasar lainnya. Aldo hampir membacakan semuanya dan itu membuat emosi Davian hampir meledak.Bisa-bisanya dia dikabarkan selingkuh dengan istrinya sendiri. Berita konyol macam apa itu?Davian tak memberikan titah apapun pada Aldo untuk meredam berita tersebut. Apa yang selanjutnya dia pinta untuk Aldo lakukan adalah menyelidiki asal postingan dan juga menyimpan username dan bukti komentar-k
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

82. Permainan Tidak Rapi

Ruangan kerja Davian terasa lebih sunyi dari biasanya, meski biasanya selalu dipenuhi suasana tenang. Kaira duduk di seberang meja suaminya, menggenggam sebuah tablet dengan wajah datar. Foto pernikahan mereka terpampang di layar, lengkap dengan caption yang dibuat oleh Alvero."Aku tidak percaya pada akhirnya berkesempatan memposting foto ini di feed instagramku. Sebuah pesta dua bulan lalu yang kegembiraannya masih bergema hingga sekarang. Biar kabar burung selesai sampai di sini, ya!"Kaira mendongak, menatap Davian yang terlihat tenang sambil memeriksa dokumen. Namun, ketegangan di wajah pria itu tak sepenuhnya tersembunyi.“Jadi... sekarang semua orang tahu,” ujar Kaira pelan.Davian meletakkan pena di atas meja, mengangguk, tatapannya lembut namun tegas. “Dan itu hal yang baik. Biarkan mereka tahu kebenarannya, Kaira. Aku tak ingin ada rumor konyol seperti tadi dan berpotensi mencoreng namamu.”Kaira menggigit bibirnya, masih canggung dengan situasi ini. “Tapi sekarang... bagaim
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

83. Karma

"Kenapa jadi begini?"Vania menatap layar ponselnya dengan napas tercekat. Notifikasi terus berdatangan, ratusan komentar dari netizen yang kini beralih menyerangnya. Awalnya, ia merasa puas saat unggahannya mengenai “perselingkuhan” Kaira dan Davian mulai viral. Foto yang ia ambil secara diam-diam di pesta pengusaha semalam itu diiringi narasi pedas “CEO kaya raya menggandeng asisten pribadinya dibalik punggung sang istri. Dunia perkantoran makin penuh drama!”Upayanya menempeli Pak Aldo membuahkan hasil. Buktinya Vania bisa mendapatkan akses masuk untuk setidaknya mencari mangsa-mangsa baru dari kalangan pengusaha muda disana. Namun konsentrasinya buyar ketika menemukan Kaira dan Davian di keramaian. Keinginannya untuk menggaet eksmud ditelan oleh rasa irinya ketika melihat Kaira bisa menjadi seorang asisten langsung dibawah CEO. Memang apa istimewanya Kaira sampai bisa mendapatkan pekerjaan seperti itu?Dengan mata penuh rasa iri, Vania justru mendedikasikan dirinya untuk membuntut
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more

84. Everyone Knows

Hari itu, suasana di perusahaan jelas terasa berbeda. Setelah terungkapnya kenyataan bahwa Kaira dan Davian berstatus sebagai sebagai pasangan suami istri, sentimen karyawan terhadap Kaira jadi berubah. Mereka yang sebelumnya mencurigai dan bahkan secara terang-terangan menggunjing Kaira tentang posisinya yang mendadak jadi asisten pribadi bahkan tanpa ada info lowongan hanya bisa salah tingkah saat melihat keduanya kini berjalan berdampingan keluar dari kantor—meskipun ya tetap saja menjaga jarak.Terjawab sudah rasa penasaran mereka yang sejak lama ingin mengetahui siapa istri dari Davian Rajendra. Wanita yang berhasil membuat Davian senyum-senyum dan mengendalikan emosinya sedikit lebih baik. Wanita yang ternyata selama ini berada di sekitar mereka dan justru dituduh menjadi 'pelakor'. Wanita yang mereka gunjing ternyata merupakan wanita yang sama yang tidak sedikit dari mereka agung-agungkan meskipun tidak pernah melihat sosoknya sama sekali.Apalagi, ibu suri alias mama Davian da
last updateLast Updated : 2024-12-05
Read more

85. Restu Bersyarat

"Pasti menyenangkan sekali bisa dibela seluruh keluarga dan mendapatkan perhatian besar, bukan?"Cindy melontarkan pernyataan sinis yang tentu saja dia arahkan pada Kaira. Kedua tangannya terlipat di depan dada, kakinya menyilang dan dagu terangkat tinggi. Duduk berdua di rumah keluarga Rajendra nampaknya sama sekali tidak membuat jiwa sinisnya terhadap Kaira itu berkurang. Kaira dan Davian menyambangi kediaman keluarga besar Rajendra malam ini—tepat setelah kegemparan besar yang melibatkan mereka. Hanya saja, Kaira tidak menyangka akan menemukan Cindy di rumah ini juga di waktu yang bersamaan. Dengan hanya mereka berdua saja yang berada disini.Davian tengah mengurus beberapa hal yang membuatnya terpaksa hanya bisa drop off Kaira untuk sementara waktu di rumah keluarganya. Dia berjanji akan kembali dalam tiga puluh menit dan Kaira hanya bisa mengiyakan. Saat ini ibu mertuanya sedang mandi. Alvero juga belum sampai rumah sehingga Kaira hanya bisa menunggu di ruang keluarga sembari m
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

86. Tantrum Kecil

Di dalam mobil yang melaju perlahan menembus jalanan malam, suasana terasa sunyi. Hanya suara lembut dari mesin mobil yang mengisi kekosongan di antara mereka. Davian duduk di kursi pengemudi, kedua tangannya memegang setir dengan erat, matanya fokus menatap jalan. Sementara itu, Kaira duduk di sampingnya, termenung sambil memandang ke luar jendela.Kaira menghela napas panjang, membiarkan pikirannya kembali pada kejadian di rumah keluarga Rajendra. Keputusan Mama Rajendra untuk merestui hubungan Alvero dan Cindy tadi benar-benar mengejutkannya. Namun, syarat yang menyertainya—agar pasangan itu tetap tinggal di Indonesia—telah memicu reaksi yang tidak biasa dari Alvero.Kaira berbicara pelan, "Alvero terlihat... sangat kesal tadi. Apa menurut mas itu karena syarat Mama?"Davian tidak langsung menjawab. Ia mengubah posisi duduknya sedikit, mencoba mengendurkan ketegangan di bahunya. Setelah beberapa detik, ia akhirnya berbicara dengan nada rendah, "Iya, mungkin."Kaira menoleh, memanda
last updateLast Updated : 2024-12-07
Read more

87. Bukankah Tidak Apa?

"Sudahlah, yang terpenting mamamu benar-benar merestui kita, kan?"Cindy memainkan kancing kemeja Alvero yang kini tengah bersandar di ranjang dashboard kamar apartemennya. Kepalanya bersandar pada dada bidang Alvero sembari menikmati kebersamaan mereka yang belakangan ini sudah sangat jarang dia dapatkan begini. Alvero hanya memandang satu titik gelap di dinding. Nampak tak tergoyahkan meskipun sejak tadi Cindy memberikan kode-kode menggoda dengan memainkan jemari dan bibirnya di dada Alvero. Sudah hampir tiga puluh menit berada di ranjang kamar Cindy, dan mereka benar-benar hanya tiduran tanpa banyak bicara serius setelah pengumuman keputusan Mama Rajendra petang tadi. Cindy hanya bisa diam saat mendengar wanita yang selama ini menghalangi pernikahannya dengan Alvero pada akhirnya memberikan restu bersyarat. Berbeda dengan Alvero yang nampak tidak puas dan bahkan sampai berani setengah membentak mamanya sendiri. Sejujurnya, Cindy sudah cukup bersyukur dengan keputusan itu. Setida
last updateLast Updated : 2024-12-10
Read more

88. Celotehan Tak Masuk Akal

Bude Mita Calling...Kaira memilih mendiamkan panggilan dari budenya itu. Ini entah sudah keberapa kalinya hari ini wanita itu menghubunginya sejak pagi, bahkan tanpa peduli bahwa Kaira saat ini tengah dalam jam kerja.Sebuah bentuk profesionalitas. Sekalipun perusahaan tempatnya bekerja sekarang adalah milik suaminya dan semua karyawan telah mengetahui pasal itu, Kaira tidak bisa seenaknya. Ralat, dia tidak mau bersikap seenaknya. Bekerja tetaplah bekerja. Kaira membalikkan ponselnya sehingga tak lagi melihat layarnya bercahaya akibat panggilan terus menerus yang Bude Mita alamatkan padanya. Serius! Kaira tidak paham lagi dengan isi kepala bibinya satu itu! Belakangan ini dia terus menerus meminta uang pada Kaira entah untuk apa. Masalahnya, Kaira ingat bahwa dia telah memberikan uang bulanan pada Budenya tersebut seminggu lalu dengan nominal yang bahkan tiga kali lipat dari yang bisa dia beri biasanya. Belum lagi untuk adik-adiknya, Kaira sudah melipatgandakan jumlahnya. "Buat apa
last updateLast Updated : 2024-12-12
Read more

89. Kantor Polisi

Sore itu, hujan rintik-rintik menyelimuti kota, namun hati Kaira jauh lebih bergemuruh daripada cuaca di luar. Napasnya memburu ketika ia turun dari mobil dan berlari menembus jalanan menuju kantor polisi. Meninggalkan sang suami yang terus berteriak memanggil namanya khawatir sementara saat ini Davian masih harus memarkirkan mobilnya.Telepon dari seorang petugas barusan membuat dunia Kaira runtuh—Aidan yang selama ini dia usahakan untuk penuhi kebutuhannya, justru diselidiki atas dugaan keterlibatan dalam jaringan judi online.Kaira menahan gemuruh amarah dan kecewa dalam dirinya. Apa yang sebenarnya Aidan lakukan? Apa yang anak itu butuhkan sampai dia harus menempuh dan berada disini? Apa uang yang selama ini dia kirimkan masih kurang?Begitu tiba, Kaira melangkah masuk ke ruang interogasi, dan di sana, ia menemukan Aidan duduk dengan wajah penuh penyesalan namun tak berdaya. Adik sepupunya itu bahkan masih menggunakan seragam sekolahnya. Entah apa yang dia lakukan dan bagaimana di
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more

90. Perdebatan

Mata Bude Mita membelalak tidak percaya. Kali ini sebab mendengar dari mulut putra kesayangannya sendiri bagaimana tiba-tiba pria muda itu balik menyalahkannya."Kamu ini gimana sih, Aidan? Kamu mau sok membela kakak sepupu kamu yang pelit dan gak berguna ini?" Kesalnya.Aidan memejamkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya dengan amarah. Kali ini mungkin sudah habis batas kesabarannya. Pria muda itu menjambak rambutnya keras lalu kembali menatap mama dan kakak sepupunya itu secara bergantian. "Mbak Kaira sudah membantu kita selama ini. Jumlahnya cukup untuk biaya sekolah! Aku bahkan tidak pernah kekurangan uang jajan sebab Mbak Kaira selalu memberi lebih, belum lagi uang bulanan yang masih aku terima dari Pakde. Uang untuk mama dan Aira pun terpisah. Bukankah kita sudah hidup sangat senang dan nyaman disana, ma? Jadi mengapa mama balik menyalahkan Mbak Kaira untuk hal ini?" Tanya Aidan panjang. Aidan melanjutkan bicaranya, "Mama mau tahu kenapa aku melakukan ini, kan?"Dia menat
last updateLast Updated : 2024-12-13
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status