Beranda / Romansa / Mendadak Dilamar Kakak Mantan / 87. Bukankah Tidak Apa?

Share

87. Bukankah Tidak Apa?

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-10 23:40:11

"Sudahlah, yang terpenting mamamu benar-benar merestui kita, kan?"

Cindy memainkan kancing kemeja Alvero yang kini tengah bersandar di ranjang dashboard kamar apartemennya. Kepalanya bersandar pada dada bidang Alvero sembari menikmati kebersamaan mereka yang belakangan ini sudah sangat jarang dia dapatkan begini.

Alvero hanya memandang satu titik gelap di dinding. Nampak tak tergoyahkan meskipun sejak tadi Cindy memberikan kode-kode menggoda dengan memainkan jemari dan bibirnya di dada Alvero.

Sudah hampir tiga puluh menit berada di ranjang kamar Cindy, dan mereka benar-benar hanya tiduran tanpa banyak bicara serius setelah pengumuman keputusan Mama Rajendra petang tadi. Cindy hanya bisa diam saat mendengar wanita yang selama ini menghalangi pernikahannya dengan Alvero pada akhirnya memberikan restu bersyarat. Berbeda dengan Alvero yang nampak tidak puas dan bahkan sampai berani setengah membentak mamanya sendiri.

Sejujurnya, Cindy sudah cukup bersyukur dengan keputusan itu. Setida
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   88. Celotehan Tak Masuk Akal

    Tante Mita Calling...Kaira memilih mendiamkan panggilan dari tantenya itu. Ini entah sudah keberapa kalinya hari ini wanita itu menghubunginya sejak pagi, bahkan tanpa peduli bahwa Kaira saat ini tengah dalam jam kerja.Sebuah bentuk profesionalitas. Sekalipun perusahaan tempatnya bekerja sekarang adalah milik suaminya dan semua karyawan telah mengetahui pasal itu, Kaira tidak bisa seenaknya. Ralat, dia tidak mau bersikap seenaknya. Bekerja tetaplah bekerja. Kaira membalikkan ponselnya sehingga tak lagi melihat layarnya bercahaya akibat panggilan terus menerus yang Tante Mita alamatkan padanya. Serius! Kaira tidak paham lagi dengan isi kepala bibinya satu itu! Belakangan ini dia terus menerus meminta uang pada Kaira entah untuk apa. Masalahnya, Kaira ingat bahwa dia telah memberikan uang bulanan pada tantenya tersebut seminggu lalu dengan nominal yang bahkan tiga kali lipat dari yang bisa dia beri biasanya. Belum lagi untuk adik-adiknya, Kaira sudah melipatgandakan jumlahnya. "Buat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   89. Kantor Polisi

    Sore itu, hujan rintik-rintik menyelimuti kota, namun hati Kaira jauh lebih bergemuruh daripada cuaca di luar. Napasnya memburu ketika ia turun dari mobil dan berlari menembus jalanan menuju kantor polisi. Meninggalkan sang suami yang terus berteriak memanggil namanya khawatir sementara saat ini Davian masih harus memarkirkan mobilnya. Telepon dari seorang petugas barusan membuat dunia Kaira runtuh—Aidan yang selama ini dia usahakan untuk penuhi kebutuhannya, justru diselidiki atas dugaan keterlibatan dalam jaringan judi online. Kaira menahan gemuruh amarah dan kecewa dalam dirinya. Apa yang sebenarnya Aidan lakukan? Apa yang anak itu butuhkan sampai dia harus menempuh dan berada disini? Apa uang yang selama ini dia kirimkan masih kurang? Begitu tiba, Kaira melangkah masuk ke ruang interogasi, dan di sana, ia menemukan Aidan duduk dengan wajah penuh penyesalan namun tak berdaya. Adik sepupunya itu bahkan masih menggunakan seragam sekolahnya. Entah apa yang dia lakukan dan bagaimana

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   90. Perdebatan

    Mata Tante Mita membelalak tidak percaya. Kali ini sebab mendengar dari mulut putra kesayangannya sendiri bagaimana tiba-tiba pria muda itu balik menyalahkannya."Kamu ini gimana sih, Aidan? Kamu mau sok membela kakak sepupu kamu yang pelit dan gak berguna ini?" Kesalnya.Aidan memejamkan matanya dan mengepalkan kedua tangannya dengan amarah. Kali ini mungkin sudah habis batas kesabarannya. Pria muda itu menjambak rambutnya keras lalu kembali menatap mama dan kakak sepupunya itu secara bergantian. "Mbak Kaira sudah membantu kita selama ini. Jumlahnya cukup untuk biaya sekolah! Aku bahkan tidak pernah kekurangan uang jajan sebab Mbak Kaira selalu memberi lebih, belum lagi uang bulanan yang masih aku terima dari Pakde. Uang untuk mama dan Aira pun terpisah. Bukankah kita sudah hidup sangat senang dan nyaman disana, ma? Jadi mengapa mama balik menyalahkan Mbak Kaira untuk hal ini?" Tanya Aidan panjang. Aidan melanjutkan bicaranya, "Mama mau tahu kenapa aku melakukan ini, kan?"Dia menat

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   91. Suami Bicara

    Kemunculan ayah dan ibu Kaira jelas mengejutkan bagi mereka. Pertama, kasus Aidan ini sebenarnya tengah berusaha ditutupi oleh Tante Mita. Itu sebabnya hanya dia dan Kaira yang tahu tentang ini. Tante Mita memaksa Kaira untuk datang sebab dia yakin Kaira pasti bisa mengurus surat-surat untuk Aidan. Biasanya, Kaira juga tidak akan melibatkan kedua orang tuanya sebab dia tidak pernah ingin menyusahkan mereka. Tante Mita memanfaatkan sikap Kaira yang satu itu untuk diam-diam mendapatkan keuntungannya sendiri. Tapi siapa yang menyangka bahwa seluruh keluarga akan berkumpul disini sekarang? Mendengarkan apa yang seharusnya masih tersembunyi dibawah tangan. Sebelum-sebelumnya, ayah dan ibu Kaira memang tahu bahwa putri mereka turut memberikan uang kepada keluarga tantenya itu. Tapi mereka tidak tahu bahwa nominal dan bahkan kejadian semacam ini sampai terjadi. "Kamu sudah tua, tapi masih bersikap tidak tahu malu seperti ini? Kamu benar-benar tidak menganggap kakakmu sendiri, huh?!" Ayah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-14
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   92. Diterima Tanpa Syarat

    Di dalam mobil yang melaju tenang di bawah langit malam, suasana terasa begitu sunyi. Hanya deru mesin dan desahan napas yang terdengar. Kaira duduk di kursi penumpang, menunduk sambil memeluk tas kecilnya dengan erat. Matanya menerawang kosong, tetapi bibirnya bergetar seperti menahan emosi yang sudah lama membuncah.Davian meliriknya sesekali dari kursi pengemudi. Tangannya yang kuat menggenggam setir dengan tenang, tetapi hatinya gelisah. Ia tahu betul badai yang berkecamuk di dalam hati istrinya. Kejadian di kantor polisi tadi cukup untuk membuat siapa pun terpukul.Dia menyadari seberapa keras Kaira berjuang selama ini. Sayangnya, dia menutup mata tentang apa yang ada dibelakangnya. Bahwa selama ini Kaira masih berjuang untuk keluarganya, bukan sekedar untuk egonya sendiri. Namun justru seperti tidak dihargai?Sejujurnya, Davian pun turut menyalahkan dirinya sendiri. Bagaimana bisa dia menjadi suami yang tidak peka terhadap penderitaan istrinya selama ini?“Kaira,” panggil Davian

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-15
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   93. Menginap

    Hujan deras mengguyur tanpa henti, menutupi pandangan jalan di depan mereka. Petir sesekali menyambar, disusul oleh gemuruh yang mengguncang udara. Di dalam mobil, Kaira duduk dengan cemas sambil memegang ponsel, mencoba mencari informasi tentang kondisi jalan. Davian, di sisi lain, memegang setir dengan penuh perhatian, memastikan kendaraan mereka tetap aman meski jalanan licin.Saat melewati tikungan tajam, lampu mobil menerangi pemandangan yang membuat mereka terdiam sejenak. Sebuah pohon besar tumbang, melintang di tengah jalan, menghalangi sepenuhnya jalur menuju kota.Davian menghela napas panjang dan menginjak rem, menghentikan mobil dengan hati-hati. Ia menatap Kaira, yang kini menatap balik dengan ekspresi khawatir."Ada jalur alternatif lain, tapi kita harus putar balik cukup jauh," ujar Kaira sembari menggigiti kuku jarinya. "—Apa sebaiknya kita menunggu hujannya reda dulu? Aku khawatir mas akan sangat kesulitan dengan jarak pandang terbatas seperti ini," sambung Kaira kha

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-16
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   94. Makan Tengah Malam

    Kaira membalut rambut panjangnya yang basah dengan handuk. Wanita itu keluar dari kamar mandi dan langsung menemukan aroma lezat menguar di seluruh kamar. Di meja, terlihat Davian tengah sibuk merapikan teko listrik yang mungkin sudah sempat pria itu gunakan. Kaira mendekat sebab aromanya berhasil memancing indra penciumannya yang mengirimkan sinyal ke tubuhnya bahwa dia sudah benar-benar lapar sekarang.Davian tersenyum menemukan istrinya berdiri tidak jauh dengan wajah excited. Dia tidak bisa memesan makanan secara room service disini karena ada batasan waktu yang ditetapkan oleh hotel. Untung saja tadi dirinya membelia dua cup mie dan juga beberapa makanan ringan pendamping yang setidaknya bisa mereka makan malam ini. "Ayo makan! Kita belum makan malam tadi," ajak Davian yang kini sudah merapikan dan menyiapkan makanan malam mereka. Meskipun hanya dua cup mie, tapi makanan tambahannya cukup banyak dan Kaira rasa sepertinya cukup bagi mereka. Uap panas mengepul dari cup itu, memenu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-17
  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   95. Warm Night (+)

    Kaira terkesiap karena pada saat itu juga Davian mendorongnya hingga bersandar pada dinding. Sementara kaki Kaira dibiarkan menggantung diantara tubuh Davian yang menyelinap di tengah. Malam itu dingin, tapi keberadaan Davian cukup mengirimkan kehangatan yang membuat Kaira semakin nyaman.Davian mencengkram tengkuknya, mendekatkan wajah sebelum mencium Kaira dengan amat intens dan mahir. Memberikan beberapa tarikan bibir yang seolah menantang jiwa jalang Kaira untuk ikut menampakkan diri.Kecap bibir keduanya terdengar memenuhi kamar mandi yang memang tidak terlalu luas. Hampir mengalahkan badai diluar yang seolah mendukung pasangan suami istri itu untuk bercinta.Kaira mengalungkan lengannya, membiarkan Davian terus menggerogotinya. Tentu dengan Kaira yang sama berhasratnya. Saling membelit dan seolah tak ada yang mau mengalah sama sekali. Kepala Kaira ikut miring ketika Davian bergerak mendesaknya. Wanita itu melepaskan suara lenguhannya untuk kesekian kalinya ketika merasakan tang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23

Bab terbaru

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   133. One Day

    Langit sore tampak cerah, seolah turut merayakan momen spesial di perhelatan sederhana namun meriah keluarga bahagia tersebut. Siapapun bisa dengan mudah melihat dan merasakan binar yang terpancar, terutama dari Kaira dan Davian.Ketika mereka menikah sekitar dua tahun lalu, mungkin tak pernah sepasang insan itu sangka bahwa mereka akan ada di titik seperti sekarang ini. Tersenyum bahagia dengan mata penuh cinta. Pernikahan yang awalnya digagas penuh intrik oleh adik Davian sekaligus juga mantan Kaira—Alvero. Pernikahan yang awalnya dilaksanakan dengan prinsip hanya untuk sekadar "menikah". Pernikahan yang mungkin tidak didasari cinta tapi tetap dengan komitmen bahwa menikah hanya sekali seumur hidup. Kalau bukan karena kekuatan mereka berdua yang menjalani didalamnya, tentu semua tidak akan seperti ini, kan?Hari ini adalah ulang tahun pertama Arsandi Rajendra—putra kecil mereka yang telah membawa begitu banyak kebahagiaan dalam keluarga. Ruang tamu dan halaman belakang rumah didekora

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   132. Si Kecil

    Mobil yang dikendarai Davian melaju dengan kecepatan stabil, membawa mereka pulang dengan anggota keluarga baru yang mungil dan berharga. Di kursi belakang, Kaira duduk dengan hati-hati, memastikan bayi mereka tetap nyaman dalam gendongannya. Sesekali, ia menatap wajah mungil itu dengan mata berbinar, seolah masih sulit percaya bahwa mereka akhirnya bisa membawa pulang buah hati mereka setelah seminggu di NICU.Kaira sudah diperbolehkan pulang lebih dulu sekitar tiga hari lalu. Selama itu juga dia bolak-balik rumah sakit untuk menengok putranya sekaligus memberikan ASI. Setelah perjuangan tersebut, akhirnya pagi ini bayi mereka diperbolehkan untuk dibawa pulang. Berat dan kadar bilirubinnya dikatakan sudah normal sehingga kondisinya sudah memungkinkan untuk pulang ke rumah."Dia tidur nyenyak sekali," bisik Kaira, menatap wajah bayi mereka yang tenang dalam balutan selimut lembut.Davian melirik melalui kaca spion tengah, senyum tak pernah lepas dari wajahnya. "Akhirnya kita pulang be

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   131. Surat Untuk Kaira

    Teruntuk Kaira—Kakak Iparku.Ketika kamu membaca ini, aku mungkin sedang tidak dalam keadaan yang baik-baik saja atau bahkan sudah tak bernafas di lingkup yang sama denganmu. Aku nggak berharap kamu membaca ini pada akhirnya, tapi sebagai manusia aku tidak pernah tahu apa yang akan terjadi kedepannya atau bagaimana Tuhan menggagalkan aneka rancangan rencanaku. Aku pasrah.Tapi satu yang pasti. Ketika kamu membaca surat ini, aku yakin kamu sudah berbahagia dengan laki-laki yang kamu cintai dan bisa mencintai kamu sama atau bahkan lebih besar. Dan itu..tentu saja kakak kebangganku—Davian Rajendra. Aku nggak bohong saat mengatakan bahwa Davian adalah lelaki terbaik yang bisa menemani kamu. Begitupula untuk Davian, aku yakin kamu adalah pilihan terbaik untuknya. Aku sangat mengenal bagaimana kalian berdua. Itulah mengapa aku berjuang menjodohkan kalian dan syukurnya aku berhasil, kan? Lihat bagaimana Davian menatapmu penuh dengan cinta. Juga kamu yang selalu tanpa sadar tersenyum bahag

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   130. Membuka Kebenaran

    Lorong ruang tunggu ICU terasa amat sangat dingin. Kaira masih duduk di kursi roda, berdampingan dengan Cindy yang duduk di kursi ruang tunggu sembari memandang kosong tembok yang ada dihadapannya. Suasana terasa lebih sunyi dan mencekam setelah Kaira pada akhirnya mengetahui fakta baru. Alvero kritis karena kanker?"Maaf, aku dan Alvero belum bisa menepati janji kami untuk menemani persalinanmu," buka Cindy setelah lama menutup mulutnya. Bahkan ketika Davian menitipkan Kaira padanya untuk membiarkan mereka bicara, Cindy baru bersuara selang tiga menit lamanya.Dalam selang waktu tersebut juga Kaira tidak bersuara sama sekali. Dia hanya mendengar sedikit dari Davian, selebihnya Davian bilang Kaira harus mendengarnya dari Cindy langsung. Tapi jujur saja, apa yang bisa Kaira tampilkan selain keterkejutan yang mendalam? Kaira bergeming, wajahnya terlalu datar dan tidak memberikan jawaban apapun pada Cindy. Kali ini dia hanya akan fokus mendengarkan. "Aku...aku nggak tahu harus mulai da

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   129. Reality hit

    Kaira menggenggam erat tangan Davian saat mereka berdiri di depan ruang NICU. Hatinya bergetar melihat bayi mungil mereka yang terbaring di dalam inkubator, tubuhnya yang kecil masih dipenuhi selang dan monitor yang berbunyi lembut. Meski dokter sudah menjelaskan bahwa putra mereka harus mendapat perawatan intensif karena lahir prematur di usia kandungan 34 minggu, tetap saja sulit bagi Kaira untuk menahan air matanya.Davian melingkarkan lengannya di bahu sang istri, menguatkannya. "Dia kuat, Sayang. Lihat, dia bahkan sudah mulai menggenggam jari perawat tadi." Suaranya lembut, namun ada kebanggaan dan kasih sayang yang begitu dalam di matanya.Mata Kaira terus memandangi buah hati mereka, dadanya sesak oleh campuran emosi. "Dia masih begitu kecil..." bisiknya, suaranya nyaris patah. "Aku ingin memeluknya, Mas. Aku ingin menghangatkannya di dekapanku."Davian menenangkan dengan mengusap punggung istrinya. "Sebentar lagi, Sayang. Dokter bilang kondisinya sudah terus membaik. Dia hanya

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   128. Hai Tante Mita

    Kaira membuka matanya perlahan, cahaya lampu kamar rumah sakit terasa sedikit menyilaukan setelah ia tak sadarkan diri entah berapa lama. Ada rasa lelah yang masih melekat di sekujur tubuhnya, tapi itu semua langsung tergantikan oleh kehangatan yang menjalar di hatinya saat melihat sosok suaminya, Davian, duduk di samping ranjangnya. Pria itu tampak begitu lelah, lingkaran hitam menghiasi bawah matanya, tetapi senyum lega yang menghiasi wajahnya saat melihat Kaira sadar membuatnya terlihat lebih lembut dari biasanya. "Kaira..." Suaranya terdengar serak, seperti seseorang yang hampir tak berani berharap. Kaira mengerjap pelan, mencoba mengumpulkan kesadarannya. Bibirnya merekah dalam senyum kecil. "Hei..." Seolah tak mampu menahan diri lebih lama, Davian langsung menggenggam tangannya, mengecupnya lembut. "Kamu baik-baik saja?" Kaira mengangguk, meski tubuhnya masih terasa lemah. "Bayinya?" "Dia masih harus berada di ruang NICU, tapi tidak akan lama lagi dia bisa berkumpul bersama

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   127. Persalinan

    Dokter telah menjelaskan semuanya—Kaira mengalami placenta previa, kondisi di mana plasenta menutupi jalan lahir, menyebabkan pendarahan hebat dan berisiko bagi ibu dan bayi. Tidak ada pilihan lain selain operasi caesar darurat.Sejujurnya Davian tidak sepenuhnya kaget akan terjadinya Placenta Previa. Memang di beberapa pemeriksaan, indikasi sebab plasenta tidak bergerak naik dengan posisi janin juga menjadi kekhawatiran mereka. Kaira pun sempat stres, namun Davian menjadi suami yang berupaya untuk menjaga pikiran sang istri. Mengafirmasi bahwa mereka akan baik-baik saja. Tapi tetap saja, ketika ini sudah di depan mata, Davian tidak bisa tidak ikut panik. Melihat raut dan suara istrinya yang tengah kesakitan sudah jelas membuatnya kalut. Tak ada hal lain yang bisa dia lakukan selain memanjatkan doa berkali-kali dan berharap bahwa baik istri dan anaknya akan keluar dari ruang operasi dengan kondisi yang baik. Belum lagi, Alvero yang tadi secara tiba-tiba tidak sadarkan diri membuat p

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   126. Tiba-Tiba Saja...

    Apa yang lebih membahagiakan dari berkumpulnya seluruh keluarga dengan penuh riuh canda tawa? Tania Rajendra, di usianya yang jelas tak muda lagi, satu-satunya yang paling dia inginkan adalah menemani dan menyaksikan anak-anaknya dengan kebahagiaan mereka. Putra-putranya yang sudah menghadapi asam garam kehidupan bersamanya meskipun mereka terlahir dari keluarga berada. Saling menguatkan ketika dihantam cobaan saat harus merelakan suami dan ayah tercinta berpulang lebih dulu. Berjuang dengan keras untuk mempertahankan semua yang mereka miliki atas nama keluarga Rajendra. Sekarang, melihat bagaimana Davian dan Alvero tersenyum cerah sembari tertawa dalam suasana hangat yang melingkupi, membuatnya merasa sangat bahagia.Malam itu, suasana rumah keluarga Rajendra dipenuhi gelak tawa dan kehangatan. Setelah sekian lama, akhirnya mereka kembali berkumpul lengkap. Mama Tania Rajendra jelas tampak begitu bahagia melihat anak-anaknya duduk mengelilingi meja makan, menikmati hidangan yang te

  • Mendadak Dilamar Kakak Mantan   125. Menjelang Hari-H

    Kata orang, kalau sedang berbahagia, maka waktu jadi terasa berlalu begitu cepat. Mungkin itu juga yang dirasakan oleh pasangan yang tengah menanti kehadiran buah hati mereka—Davian dan Kaira. Sepasang insan yang tak sabar menunggu peran baru keduanya. Menginjak bulan kedelapan usia kehamilan, Kaira pada akhirnya diminta untuk rehat di rumah. Kaira menurut saja. Lagipula, dia masih bisa melakukan banyak aktivitas di rumah seperti menulis dan bahkan turut menghandle pekerjaan kantor secara remote. Kaira tidak akan bosan sebab Davian benar-benar menyediakan semua yang dia perlukan. Dia bahkan mengganti tv lama mereka dengan layar yang lebih besar hanya untuk membuat aktivitas menonton Kaira jadi lebih nyaman. Rumah mereka semakin dipenuhi kehangatan. Setiap sudutnya terasa lebih hidup dengan keberadaan Kaira yang kini tengah mengandung buah hati mereka. Davian, yang biasanya sibuk dengan pekerjaan, semakin sering menyempatkan diri untuk pulang lebih awal, hanya untuk menemani istriny

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status