Home / Fantasi / Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Chapter 61 - Chapter 70

148 Chapters

Bab 61

Renhad mendengus dengan tatapan galak. "Kamu mau buat keuntungan Safira Farma naik 10 kali lipat dalam 2 bulan? Jangan mimpi di siang bolong deh! Felicia, kamu bukan cuma bakal gagal, tapi perusahaan bakal rugi besar!"Kemudian, Renhad menghubungi sebuah nomor. Patut diketahui bahwa dulu orang yang mengurus Safira Farma adalah Renhad.Sebagai keturunan resmi generasi kedua yang telah mengelola perusahaan selama bertahun-tahun, tentu banyak staf yang mendengar instruksinya. Apalagi, Renhad melakukan semua ini atas nama Nyonya Tua Keluarga Safira. Demi melawan Felicia, dia tidak peduli pada keuntungan Safira Farma.Sementara itu, Afkar mengemudikan mobil mengantar Felicia ke perusahaan. Di tengah jalan, Felicia ditelepon Dara.Begitu menjawab panggilan, ekspresi Felicia menjadi sangat masam. Pagi ini, banyak petinggi perusahaan tiba-tiba mengundurkan diri atau meminta cuti dengan berbagai alasan. Dia tahu ini adalah perbuatan paman keduanya."Ada apa?" tanya Afkar. Ketika melihat ekspres
Read more

Bab 62

Felicia membuka matanya. Tebersit senyuman mencela pada ekspresinya. Dia merasa makin gusar."Kamu mau bicara dengan mereka? Mereka semua bawahan paman keduaku. Mereka saja menolak mendengarku, apalagi kamu. Kamu kira kamu siapa? Sudahlah, jangan memperkeruh suasana, Afkar," ucap Felicia dengan kesal.Karena suasana hatinya sedang sangat buruk, Felicia tak kuasa melampiaskan amarahnya pada Afkar. Ketika bicara, air matanya pun mengalir.Afkar terkekeh-kekeh, lalu menggenggam tangan Felicia dengan makin erat dan bertanya, "Percaya padaku ya?"Afkar bisa memahami suasana hati Felicia, makanya tidak bersikap perhitungan padanya. Di sisi lain, entah mengapa, Felicia merasa lebih tenang melihat senyuman lembut Afkar.Felicia melampiaskan amarahnya pada Afkar bukan karena dia meremehkan Afkar, melainkan karena benar-benar butuh pelampiasan.Setelah suasana hatinya stabil, Felicia cukup terkejut dengan sikapnya tadi. Selama ini, Felicia selalu bersikap dingin dan tenang. Tidak peduli semarah
Read more

Bab 63

"Serahkan saja semua kepadaku. Kalian keluar dulu. Suruh Bu Golda masuk," ucap Afkar sambil melambaikan tangan setelah melihat data sesaat.Afkar tidak ingin Felicia melihat cara apa yang digunakannya. Felicia mengerlingkan mata, merasa dirinya seperti menjadi bawahan Afkar.Namun, Felicia tidak akan meragukan Afkar karena telah memilih untuk memercayainya. Dia pun memberi isyarat mata kepada Dara. Keduanya keluar, lalu memanggil wanita paruh baya memesona itu, "Bu Golda, masuklah.""Hah? Maksudnya?" Golda tampak kebingungan. Felicia jelas-jelas keluar. Untuk apa dirinya masuk?"Kamu ingin mengundurkan diri, 'kan? Urus prosedurnya di dalam," timpal Felicia dengan ekspresi datar. Kemudian, dia duduk di kursi koridor, bersikap seolah-olah tidak peduli.Meskipun memercayai Afkar, faktanya Felicia tidak menaruh harapan tinggi. Dia pasrah dengan apa yang akan terjadi.'Oke, mari kita lihat trik apa yang dimainkan Bu Felicia ini,' batin Golda. Meskipun kebingungan, dia tetap membuka pintu da
Read more

Bab 64

Tatapan Golda dipenuhi ketakutan. Ketika melihat sorot mata Afkar, Golda merasa dirinya sedang telanjang bulat. Afkar seolah-olah bisa melihat semua yang ada dalam dirinya. Perasaan seperti ini sungguh mengerikan!"Oke, oke. Tentu saja boleh. Perusahaan pasti akan melindungi privasi karyawan. Ini juga keputusan yang bijaksana. Asal kamu tahu, perusahaan akan mendapat pesanan besar dalam waktu dekat ini.""Keuntungannya setidaknya mencapai ratusan miliar. Sebagai petinggi, kamu bakal mendapat bonus besar. Jadi, nggak usah pikir yang aneh-aneh. Bekerja saja dengan baik." Afkar mengangguk sambil tersenyum polos.Afkar sangat pintar memainkan metode ini. Dengan memegang aib seseorang, kerja sama ini akan menjadi makin kuat.Pintu ruang kantor dibuka. Golda berjalan keluar dengan wajah pucat. Kini, dia tidak terlihat arogan seperti sebelumnya lagi."Pak Samson, giliranmu," ujar Golda kepada seorang pria."Bu Golda, kamu sudah selesai mengurus prosedurmu?" tanya seseorang."A ... aku nggak j
Read more

Bab 65

Sekelompok orang yang awalnya bersikap angkuh dan semena-mena, seketika menjadi sopan dan berwaspada. Mereka juga menyatakan ketulusan mereka kepada Felicia.Pada akhirnya, setelah manajer departemen pemasaran keluar, kekacauan pun berakhir. Semuanya kembali bekerja dengan baik.Felicia mengembuskan napas panjang. Wajah cantiknya menunjukkan senyuman lega dan manis. Presdir wanita yang selalu mandiri dan mendominasi ini seketika merasa jauh lebih rileks.Ternyata ketika dirinya bertemu masalah, ada yang bersedia membantunya, bahkan membalikkan keadaan untuknya. Perasaan ini sungguh menyenangkan!Tiba-tiba, Felicia tak kuasa melirik Dara yang berdiri di sebelahnya. Sebagai sekretaris pribadi Felicia, Dara benar-benar tulus dan setia. Dia merasa senang untuk Felicia. "Bu, syukurlah! Sudah kubilang, Pak Afkar pasti bisa mengatasinya!"Ketika melihat Dara begitu gembira, Felicia hanya tersenyum dan tidak bicara lagi.Sementara itu, di sebuah vila, Renhad sekeluarga sedang menunggu kabar. M
Read more

Bab 66

Setelah menghubungi orang terakhir, wajah Renhad menjadi sangat suram. Semua bawahan lamanya ini memilih untuk tetap bekerja di Safira Farma. Bahkan, ada yang tidak menjawab panggilannya."Sayang, apa yang terjadi? Apa ada masalah?" tanya Jesslyn dengan gugup."Ini semua gara-gara Afkar! Mereka semua berubah pikiran setelah mengobrol dengan Afkar!" seru Renhad dengan ekspresi galak."Hah? Maksudmu pecundang yang mengikuti Felicia? Kok bisa? Dia cuma pecundang. Memangnya bisa apa?" Viola memelotot dengan tidak percaya."Siapa tahu? Lucunya, dia bilang Safira Farma akan mendapat pesanan senilai ratusan miliar dalam waktu dekat ini. Apa mungkin karena ini? Semua bawahan bodohku itu percaya padanya?" Ekspresi Renhad terlihat tak karuan sejak tadi.Para petinggi itu tentu tidak akan membocorkan aib masing-masing. Jadi, mereka memanfaatkan bujukan Afkar sebagai alasan."Hah? Ratusan miliar? Afkar ini memang badut. Beraninya dia bicara begitu. Apa para petinggi itu bodoh? Masa main percaya be
Read more

Bab 67

"Oh, aku lupa, di sini cuma ada kita berdua." Afkar mengelus hidungnya, lalu bertanya dengan canggung, "Bu, kalau nggak ada urusan lagi, aku pergi ya?"Begitu mendengarnya, Felicia yang merasa kesal sekaligus senang, sontak terlihat dingin. Dia pun memelotot dan membalas, "Pergi sana. Kalau melihatmu, aku tambah kesal!"Afkar berkeringat melihatnya. Sepertinya emosi wanita ini tidak stabil? Wanita memang sulit untuk dipahami!Setelah meninggalkan perusahaan, Afkar pergi membeli sejumlah besar bahan obat. Karena sudah bertekad akan membantu Felicia, dia harus mulai mengambil tindakan.Afkar memilih empat formula dan akan mengembangkannya. Formula untuk menghilangkan bekas luka dan menumbuhkan rambut, serta formula untuk hemostasis dan penyembuhan leukemia. Dia akan mengurangi khasiat pada dua resep pertama.Afkar mengganti beberapa bahan obat mahal dengan yang lebih murah. Dengan begitu, modalnya tidak akan terlalu besar dan bisa diproduksi banyak.Tentunya, meskipun khasiatnya berkuran
Read more

Bab 68

Setelah panggilan berakhir, Daru mengernyit dengan ekspresi kecewa. Gwen mencebik sambil berkata, "Kukira dia memang pria hebat, tapi rupanya punya motif lain. Kalian baru kenal, tapi dia sudah minta bantuanmu untuk menghasilkan uang. Mengecewakan sekali."Gwen menggeleng dan terdengar meremehkan Afkar. Kesan Daru terhadap Afkar menjadi buruk. "Hais ... aku juga nggak nyangka dia ingin memanfaatkanku untuk memperluas obat hemostatik.""Ayah, jangan bantu dia! Huh!" Gwen memanyunkan bibirnya dengan kesal."Kita lihat saja nanti. Dia bilang akan memberiku sampel, 'kan? Kalau hasilnya biasa-biasa saja, aku bakal langsung tolak. Kalau hasilnya bagus, aku bakal bantu sedikit," sahut Daru dengan murung."Ya, kita bahas lagi nanti. Aku nggak percaya obat buatannya lebih hebat daripada obat yang ada di kemiliteran." Nada bicara Gwen dipenuhi ketidakpercayaan.Di sisi lain, Afkar bisa merasakan perubahan sikap Daru. Dia mengedikkan bahu sambil bergumam dengan tidak acuh, "Ternyata budi makin ng
Read more

Bab 69

Baik itu ilmu medis ataupun ilmu bela diri, semua membutuhkan waktu bertahun-tahun sebelum mencapai kesuksesan. Afkar masih muda, tetapi ilmu medisnya begitu hebat. Dia pasti fokus belajar ilmu medis selama ini, jadi tidak mungkin sempat belajar ilmu lain.Ketika melihat ekspresi Karen yang meremehkannya, Afkar tidak peduli dan hanya tersenyum. Entah apa yang dipikirkan Karen. Wajahnya tiba-tiba merona.Setelah ragu-ragu sejenak, Karen mencoba bertanya, "Oh ya, Afkar, ilmu medismu begitu hebat. Apa kamu bisa ... mengobati itu?""Mengobati apa?" tanya Afkar dengan heran."Itu lho! Aduh ...." Karen malu hingga mengentakkan kakinya.Afkar menatapnya dengan bingung. Kemudian, dia berkata, "Kamu sangat sehat. Kamu nggak punya penyakit seksual.""Bukan aku! Bukan penyakit seksual juga! Aku punya kakak sepupu. Dulu itunya pernah cedera saat kecil. Kamu ... bisa mengobatinya nggak?" tanya Karen sambil menggigit bibirnya dengan malu."Begitu ya. Seharusnya bukan masalah," sahut Afkar."Oke. Nan
Read more

Bab 70

Rico memegang wajahnya sambil bangkit dari lantai. Tubuhnya sempoyongan. Tamparan Afkar membuat kepalanya pusing. Setengah wajahnya bahkan bengkak.Seketika, tatapan Rico dipenuhi kekesalan dan kebencian. Para bawahannya yang berdiri di sebelah pun tercengang melihat situasi ini. Siapa sangka, di seluruh Kota Nubes, ada seseorang yang berani menyerang bos mereka!"Hajar dia! Lumpuhkan dia!" pekik Rico."Baik!" Para bawahan segera mengiakan dan menyerbu ke arah Afkar. Tanpa berbasa-basi, mereka langsung menyerang dengan ganas."Apa yang kalian lakukan?" Karen sontak maju untuk mengadang di hadapan Afkar. Afkar kemari karena dipanggil Karen, juga terkena masalah karena dirinya. Karen tidak mungkin berpangku tangan.Detik berikutnya, terjadi pertarungan antara seorang wanita cantik yang terlihat lembut dengan sekelompok pria kekar."Hajar! Hajar mereka berdua!" Ketika melihat Karen melindungi Afkar, Rico tidak peduli lagi. Dia langsung berteriak kepada bawahannya. Lagi pula, di matanya, w
Read more
PREV
1
...
56789
...
15
DMCA.com Protection Status