Raijin hampir saja menampar dirinya sendiri dengan keras. Dalam hati, dia mengutuk mulut sialannya sendiri.Tadi setelah menyebut nama Afkar, pihak lawan jelas menunjukkan tanda-tanda gentar. Namun, Raijin sendiri yang hampir membongkar kebohongannya dan membuat lawan menyadari kegugupannya.Mulut Raijin benar-benar usil. Kenapa tadi dia harus mengatakan bahwa Afkar akan segera datang? Jangankan hubungan mereka yang sebenarnya tidak ada, sekalipun ada, mana mungkin Afkar bisa tiba di sini dari Kota Nubes dalam waktu singkat?Di momen genting itu, baik Raijin, Oloan, maupun Dabir, tiba-tiba merasa pandangan mereka berkabut. Saat berikutnya, suara dingin yang mengandung ejekan terdengar. "Oh? Jadi, sekarang ini sudah nggak mempan lagi ya?"Seseorang tiba-tiba muncul di antara Raijin, Oloan, dan Dabir. Melihat orang ini, Dabir yang tadinya sudah bersiap untuk menyerang langsung terhenti. Sesaat kemudian, ekspresi wajahnya berubah menjadi ketakutan. Dia bertanya, "Ka ... kamu Afkar?""Ya,
อ่านเพิ่มเติม