Home / Romansa / Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia / Chapter 131 - Chapter 140

All Chapters of Istri Yang Kau Hina, Incaran Mafia: Chapter 131 - Chapter 140

195 Chapters

Bab 131

Malam itu, sebuah jamuan mewah diadakan di salah satu hotel bintang lima milik Morreti Club. Ruang makan pribadi di lantai tertinggi hotel itu didekorasi dengan elegan—lampu kristal yang menggantung di langit-langit, lilin-lilin kecil di atas meja panjang, serta alunan musik klasik yang mengalir lembut di latar belakang.Lorenzo Morreti, Elena, Roberto, Giulia, dan seluruh anggota keluarga Morreti hadir. Di antara mereka, Salvatore duduk di samping Valeria, tangannya memegang gelas anggur dengan ekspresi santai, tetapi tetap berwibawa.Pelayan datang membawa hidangan utama—steak wagyu dengan saus truffle, disajikan bersama kentang panggang dan asparagus. Saat makanan mulai disantap, percakapan ringan pun mengalir di antara mereka."Akhirnya, kita bisa duduk bersama seperti ini lagi," ujar Giulia, bibi Valeria, sambil tersenyum hangat. "Sudah lama sejak terakhir kali keluarga kita berkumpul tanpa ada tekanan bisnis atau masalah di luar.""Dan kali ini, dengan tambahan anggota baru," ta
last updateLast Updated : 2025-01-31
Read more

Bab 132

Salvatore tidak ingin menunda lebih lama lagi. Setelah semua yang mereka lalui, dia ingin segera menikahi Valeria dalam kurun waktu satu bulan. Persiapan pernikahan pun dimulai dengan cepat. Valeria sibuk mengurus banyak hal bersama Anna, keponakannya sekaligus sahabat terdekatnya.Valeria melangkah dengan ringan di trotoar bersama Anna, senyum kecil terukir di wajahnya saat mereka berbincang tentang dekorasi pernikahan yang hampir rampung. Sore itu terasa begitu tenang, udara Milan sejuk, dan sinar matahari keemasan menyelimuti jalanan kota.Saat mereka tiba di depan kafe, Valeria baru saja mengulurkan tangan untuk membuka pintu ketika-BRAK!Tubuhnya terdorong ke belakang dengan kasar, kepalanya tersentak ke belakang, dan rasa nyeri tiba-tiba menjalar di kulitkepalanya. Valeria mengerang pelan, tangannya refleks mencengkeramrambutnya yang ditarik dengan brutal."Kau wanita jalang!" Sebuah suara melengking terdengar, penuh kemarahan dan kebencian.Anna yang berada di sampingnya mem
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 133

Di sebuah lorong parkiran bawah tanah yang sepi, langkah sepatu hak tinggi Amara menggema di antara dinding beton. Dia berjalan dengan tergesa-gesa, matanya tajam mengawasi sosok pria yang baru saja keluar dari mobil hitamnya."Salvatore!" suaranya melengking, menggema di ruangan yang lengang.Salvatore berhenti di tengah langkahnya. Rahangnya mengeras, dan kedua tangannya mengepal. Dia sudah tahu apa yang akan terjadi, dan dia tidak berniat meladeni ini lebih lama.Amara berdiri di hadapannya, wajahnya dipenuhi amarah bercampur dengan keputusasaan. "Kenapa?" Dia menatap pria itu dengan mata yang berkilat penuh emosi. "Kenapa kau terburu-buru menikahi Valeria? Apa kau benar-benar mencintainya?!"Baru juga beberapa waktu yang lalu Amara melihat Salvatore melamar Valeria di depan banyak orang, kini dia mendengar berita pernkahan mereka berdua. Menurutnya, ini sangat tergesa-gesa.Salvatore mendesah panjang, menahan gejolak di dadanya. Dia menatap Amara dengan dingin, tatapan yang cukup
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 134

Senja mulai turun ketika Valeria keluar dari mobilnya. Udara sore di Milan terasa sejuk, langit berwarna jingga keemasan, dan angin bertiup lembut menerpa wajahnya. Dia berjalan menuju butik tempatnya akan melakukan fitting gaun pengantin, tetapi langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok yang berdiri di kejauhan.Julian.Pria itu berdiri di seberang jalan, mengenakan kemeja biru tua yang sedikit kusut dan celana bahan hitam. Ekspresinya sendu, matanya menatap Valeria dengan perasaan yang sulit ditebak. Saat mata mereka bertemu, Julian melangkah mendekat."Valeria," suaranya terdengar lirih namun tetap jelas.Valeria menatapnya tanpa ekspresi, tidak ada kebencian, tetapi juga tidak ada kehangatan. "Ada apa?" tanyanya dengan nada netral.Julian menelan ludah, lalu melirik ke kafe kecil yang ada di sudut jalan. "Bisakah kita bicara sebentar? Hanya beberapa menit."Valeria menimbang sejenak. Salvatore masih dalam perjalanan, dan entah kenapa, ada sesuatu di mata Julian yang membu
last updateLast Updated : 2025-02-01
Read more

Bab 135

Di dalam penjara yang suram dan berbau lembap, Sofia terduduk di sudut selnya. Wajahnya lebam, bibirnya pecah, dan beberapa luka kecil menghiasi lengannya. Tangannya gemetar saat menyentuh bekas luka di pelipisnya, sisa dari pemukulan brutal yang baru saja dia terima dari para tahanan lain.Matanya yang dulu penuh dengan kesombongan kini menyiratkan kebencian yang mendalam. Dia tidak bisa menerima ini-tidak bisa menerima kenyataan bahwa dia, Sofia Ricci, pewaris keluarga Ricci yang kaya dan terhormat, sekarang diperlakukan seperti sampah di tempatyang menjijikkan ini.Sejak hari pertama dia masuk ke penjara, Sofia sudah menunjukkan arogansinya. Dia memandang rendah para tahanan lain, menganggap mereka tidak lebih dari orang-orang hina yang tak berarti. Tapi justru itulah yang membuat mereka semakin bernafsu untuk menghancurkannya."Kau pikir kau siapa, hah?!" Seorang wanita dengan tato di lengannya menendang perut Sofia dengan keras, membuatnya meringkuk kesakitan. "Di sini, kau buka
last updateLast Updated : 2025-02-02
Read more

Bab 136

Malam itu, angin berhembus lembut di balkon kamar mereka. Salvatore memasukkan ponselnya ke dalam saku celana piyamanya setelah menyelesaikan panggilan. Wajahnya tetap tenang, tetapi sorot matanya menyimpan sesuatu yang tak bisa ditebak.Valeria baru saja keluar dari kamar mandi. Bathrobe putih membalut tubuhnya, sementara tangannya dengan santai mengeringkan rambut basahnya menggunakan handuk. Aroma sampo yang segar memenuhi ruangan, bercampur dengan udara malam yang masuk dari pintu balkon yang terbuka.Dia berjalan mendekat dengan mata penuh rasa ingin tahu. "Kau sedang menelepon siapa?" tanyanya santai, tapi ada sedikit nada curiga dalam suaranya.Salvatore menoleh, menatapnya sebentar sebelum tersenyum kecil. "Bukan siapa-siapa," jawabnya ringan, seolah itu bukan sesuatu yang penting.Valeria menatapnya lebih lama, mencari kejujuran dalam sorot mata pria itu. Namun, sebelum dia bisa berkata apa-apa lagi, Salvatore menarik pinggangnya dengan lembut, mendekapnya erat. Dia membenamk
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 137

Salvatore meremas kedua buah dada milik Valeria. Membuat wanita itu melengkungkan tubuhnya di atas pangkuan Salvatore.Bathrobe yang masih menempel di tubuh Valeria pun langsung ditarik Salvatore dan dia buang ke lantai. Salvatore dengan sangat kasar meremas kedua buah dada Valeria dari belakang sambil mengigit bahunya."Ah! Salvatore, kau kasar sekali," pekik Valeria."Kau suka, huh?" bisik Salvatore dengan suara parau.Valeria tak menjawab. Dia mengigit bibirnya, menutup matanya dan mendongak ke atas. Sentuhan Salvatore membuat dirinya terpancing dalam kenikmatan.Dengan cepat, tubuh Valeria sudah berbaring di kasur. Kakinya di tarik Salvatore sampai tubuh bagian bawahnya berada di pinggir ranjang.Mata Salvatore terlihat tajam namun tetap tak bisa menyembunyikan kilatan nafsu di matanya saat melihat milik Valeria yang terbuka lebar di depannya. Salvatore mencium bibir Valeria dengan rakus dengan tangannya meremas paha dalam Valeria dengan kuat.Erangan kecil terlontar dari bibir Va
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 138

Valeria baru saja kembali dari memeriksa pesanan catering untuk acara 3 hari kedepan. Salvatore sudah menentukan gedung mana yang akan mereka pakai sejak sebulan yang lalu, sisanya Valeria sendiri yang ingin mengurusnya, karena dia ingin pernikahannya dengan Salvatore menjadi pernikahan yang paling dia ingat sepanjang hidupnya."Menurutmu sudah semuanya?" tanya Morgan."Ya, hanya beberapa dessert perlu ditambah, tapi itu bukan hal penting," balas Valeria."Oke."Setelah keluar dari tempat catering bersama Morgan, Valeria mampir ke supermarket karena dia tiba-tiba saja mengidam puding rasa strawberry. Dia dan morgan berpisah di dalam supermarket karena Morgan ingin mencari sesuatu juga."Aku cuma sebentar, hubungi aku jika perlu sesuatu," ujar Morgan."Jangan seperti orang tua, cerewet sekali. Pergi sana," usir Valeria.Morgan segera berbalik dan pergi ke tempat lain. Valeria pergi ke deretan makanan yang tertata di sana.Saat Valeria sedang memilah-milah puding, tiba-tiba sebuah tanga
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 139

Sore itu, langit berwarna jingga keemasan saat Valeria melangkah masuk ke dalam mansion Salvatore. Udara di luar cukup sejuk, tetapi kelelahan terasa jelas di wajahnya setelah seharian mengurus catering untuk pernikahan mereka.Salvatore yang sedang duduk di ruang makan langsung bangkit begitu melihatnya. Tanpa bertanya, dia menggenggam tangan Valeria dan membimbingnya ke sofa."Duduk di sini, aku akan membuatkan sesuatu untukmu," katanya lembut.Valeria tersenyum kecil, menyandarkan tubuhnya ke sofa. "Aku hanya butuh sedikit istirahat," gumamnya sambil melepas sepatu hak tinggi.Salvatore tak mendengarkannya. Dia berjalan ke dapur dan mulai mengeluarkan bahan-bahan untuk membuat salad buah, sesuatu yang ringan dan menyegarkan. Sementara itu, Valeria menyalakan televisi, mencari hiburan setelah hari yang panjang.Layar TV menampilkan berita terbaru—tentang keluarga Ricci yang kini mengalami kemunduran drastis. Valeria menyilangkan kakinya dan tersenyum tipis saat melihat rekaman warta
last updateLast Updated : 2025-02-03
Read more

Bab 140

Hari itu, langit cerah, seolah memberkati pernikahan dua insan yang telah melewati begitu banyak rintangan. Di dalam gereja yang dihiasi dengan bunga putih dan lilin-lilin yang berkelap-kelip, para tamu berdiri dengan penuh kekaguman saat Valeria melangkah masuk, diiringi lantunan musik lembut yang menggema di seluruh ruangan.Valeria terlihat begitu menawan dalam gaun putih panjang yang membalut tubuhnya dengan sempurna. Mahkota kecil berkilauan di atas kepalanya, dan veil tipis menjuntai hingga ke lantai. Wajahnya cantik, tetapi air matanya hampir jatuh karena emosinya yang meluap-luap. Dia tidak menyangka akan sampai ke hari ini, setelah semua yang terjadi.Di sampingnya, Lorenzo Moretti berdiri tegak dengan ekspresi penuh kebanggaan dan kasih sayang. Tangannya yang kuat menggenggam lengan Valeria dengan lembut, seolah ingin memastikan bahwa putrinya baik-baik saja.Tak bisa dipungkiri jika hato Lorenzo juga sedang berdegup kencang. Ini adalah pertama kalinya dia mengantarkan putri
last updateLast Updated : 2025-02-04
Read more
PREV
1
...
1213141516
...
20
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status